/0/7222/coverbig.jpg?v=fa840bf8f80501551acf4848587246b5)
Bertemu di sebuah club lalu berakhir di ranjang karena mabuk. Dan berujung di sebuah pernikahan karena terpaksa. Akankah membuat Arion dan Quin bisa menjadi satu? Dua karakter yang berbeda membuat Arion dan Quin sering sekali bertengkar. Membuat Arion selalu saja merasa frustasi jika harus menghadapi istrinya yang keras kepala. Akankah mereka berdua bertemu pada titik yang tenang dan damai? Mampukan keduanya membuka hati yang masih sama-sama beku itu? Follow Instagram author @natalia_theresyana87
Dentuman music DJ dan kepulan asap rokok mulai memenuhi ruangan ini. Alunan musiknya membuat para pengunjung mulai menggerakkan tubuh mereka.
Malam ini Arion sedang mengunjungi club malam milik sahabatnya yang juga ia pegang. Pria tampan itu mengunjungi tempat ini seperti biasanya. Ia pun ikut menikmati alunan music disco di dalam sana.
Arion suka minum. Tapi ia masih bisa mengontrolnya. Menurutnya terlalu banyak juga tidak baik untuk kesehatannya. Ia tidak ingin mati muda.
Arion duduk di depan meja bar. Ia memesan minuman beralkohol. Arion akan melihat wanita malam yang akan menari dengan pakaian seksinya.
Di sebelah Arion terlihat wanita yang baru saja datang dengan wajah yang kusut. Ia mengabaikannya. Arion akan membuat kesenangan sendiri tanpa merugikan orang lain.
Beberapa wanita yang bekerja di sana tidak berani menyapa Arion. Atau mereka akan menyesal sendiri jika berani menggodanya. Arion tidak akan sungkan menegurnya jika wanita itu kegatelan terhadap dirinya.
Wanita yang berada di samping Arion memesan minuman beralkohol. Kelihatannya wanita itu sedang frustasi. Sesekali, wanita cantik itu menjambak rambutnya sendiri.
Semakin larut membuat suasana di tempat ini semakin ramai. Alunan music semakin menjadi-jadi dan para wanita-wanita seksi mulai menampilkan keahlian mereka dalam menari. Dan beberapa pelanggan banyak yang mulai tergoda dengan kemolekan tubuh penari itu.
Arion hanya suka melihatnya, tapi tidak pernah tertarik dengan para wanita malam itu. Menurutnya, wanita itu tidak layak untuk menjadi pendamping hidupnya. Menyantuhnya saja ia tidak mau, merasa jijik karena bekas disentuh banyak orang.
"Dasaaarrr brengseekkkk!!!" umpat wanita yang ada di samping Arion, ia menoleh ke arah wanita itu.
Arion bisa mendengarnya dengan jelas. Tapi ia memilih mengabaikannya saja. Lagi pula ia tak mengenal wanita itu.
Tapi tak lama wanita itu muntah. Muntahannya terkena pakaian yang Arion kenakan.
Arion jadi murka. "Apa kau sudah gila? Apa kau tahu harga jaketku?" sahut Arion ketus.
Wanita itu tidak peduli, ia langsung memeluk Arion dengan erat.
"Aku mohon, jangan tinggalkan aku," rancau wanita itu.
"Apa wanita ini sering datang ke sini?" tanya Arion ke salah satu bartender.
"Tidak, sepertinya dia baru pertama kali datang ke sini Pak," jawab bartender itu.
"Menyusahkan saja," ucap Arion yang sudah melihat wanita itu telah pingsan di dalam dekapannya.
Arion bingung mau membawanya ke mana. Jika ke hotel nanti wanita itu bisa mengamuk. Jika ke apartemennya. Ia tidak suka membawa wanita ke apartemennya. Lalu kalau dibawa pulang ke rumah orang tuanya, akan ada banyak pertanyaan yang harus ia jawab.
"Kenapa kau sok-sok'an sekali. Tidak bisa mabuk saja berlagak minum alcohol," gerutu Arion yang tak henti-hentinya mengoceh. Kenapa malam ini ia sangat sial sekali.
Arion membawa wanita itu masuk ke dalam mobilnya. Ia merasa jijik dengan bau muntahan yang ada di jaket dan celananya. Arion membuka jaketnya lalu ia bergegas mengemudikan mobilnya. Mau tak mau Arion terpaksa membawa wanita itu ke apartemennya.
Arion membuang nafasnya dengan kasar. Ia mengemudikan mobilnya dengan sangat kencang sekali.
Sesampainya di apartemen. Arion menggendong wanita itu dengan malas. Rasanya ia ingin sekali menggendong wanita itu ala karung beras saja. Tapi nanti jika di lihat orang. Ia malah di sangka sedang membawa mayat lagi.
Arion membawanya masuk ke dalam kamarnya. Ia menidurkan wanita yang memiliki tubuh mungil itu ke atas ranjang tidurnya. Ia membuka high heels yang wanita itu kenakan lalu menyelimuti tubuh wanita itu yang sudah terasa sangat dingin.
"Kau adalah wanita kedua yang meniduri ranjang tidurku setelah Mama dan adikku. Aku akan membuat perhitungan dengan kamu besok!" ucap Arion ketus sambil menatap wajah cantik wanita itu. Wajah yang penuh dengan kesedihan.
Tiba-tiba wanita itu terbangun, ia menarik krah baju pria itu lalu menciumnya dengan lembut. Arion yang mendapatkan serangan tiba-tiba pun merasa kaget. Tangan pria itu mencoba mendorong wanita yang ada di hadapannya itu.
Sayangnya, entah dari mana Quin memiliki tenaga ekstra. Ia langsung menjatuhkan tubuh Arion ke sampingnya lalu menduduki tubuh kekar itu.
Pandangan sayu terlihat dengan jelas di wajah cantik itu. Arion merasa ada yang tidak beres. Tapi, biar bagaimana pun ia adalah pria normal. Jadi mau tidak mau, ia tidak bisa menolak apa yang membuatnya merasa untung.
Quin kembali mencecap bibir Arion, menikmati benda kenyal itu dengan gairah yang semakin bergelora.
Wanita itu terlihat sangat liar, ia begitu lihai memainkan bibir dan jari jemarinya. Membuat Arion mengeluarkan suara erangan yang semakin bergelora.
Hening ... Suhu udara yang tadi terasa dingin, kini terasa sangat panas saat buliran peluh mulai memenuhi tubuh mereka berdua. Entah sejak kapan pakaian yang mereka kenakan sudah berserakan di lantai.
Arion yang sudah terbawa suasana pun tidak bisa menolak apa yang diinginkan wanita yang sudah membuat gejolak di tubuhnya semakin memuncak. Pria mana yang tidak senang jika dikasih makanan yang begitu nikmat.
Arion begitu menikmati tubuh indah wanita yang ada di bawahnya. Mencecap setiap inci tubuh indah wanita itu. Sangat seksi, semua tubuh yang dimiliki wanita ini masih sangat kencang, sepertinya dia menjaga tubuhnya dengan baik.
Dan entah sejak kapan tubuh Arion sudah berada di atas tubuh wanita itu. Mereka pun melakukan pergulatan panas yang tidak akan pernah terlupakan.
Semakin lama suasana semakin memanas, suara erangan dan desahan terdengar saling bersahutan. Arion sudah lama tidak melakukan hal seperti ini. Dan ini jelas membuat hasrat yang selama ini terpendam pun akhirnya bisa tersalurkan.
***
Arion menatap wanita yang sudah ia renggut keperawanannya, terlihat kedua sudut bibirnya terangkat dengan indah. Pria itu benar-benar tersenyum, ada rasa bangga karena sudah menjadi yang pertama untuk wanita yang tidak ia kenal itu. Terlihat dari bercak darah yang ada di atas sprei miliknya, ia pun memutuskan untuk membersihkan diri.
Arion membuang nafasnya dengan kasar saat ia melihat ranjang tidurnya ditempati oleh wanita yang tidak ia kenal. Arion langsung memakai pakaiannya lalu ia keluar dari kamarnya. Arion akan tidur di ruang tamu saja.
Esok hari.
Wanita itu mulai membuka kedua matanya. Kepalanya terasa sangat sakit sekali. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi tadi malam. Tapi ia sama sekali tak bisa mengingatnya.
Wanita itu kaget saat mendengar suara pintu yang terbuka. Ia langsung berteriak histeris saat melihat pria yang bertelanjang dada ada di hadapannya.
Arion langsung membulatkan kedua matanya. Ia baru saja habis mandi dan hanya memakai balutan handuk yang melingkar di bagian pinggangnya.
"Aaaaaaaa ..., siapa kamu? Kenapa ka-" wanita itu tidak melanjutkan ucapannya lagi, ia langsung mengecek pakaiannya yang ternyata tidak ada satu pun di tubuhnya.
"Cih, kau pikir aku nafsu melihat wanita mabuk? Lalu memanfaatkan mabukmu untuk menidurimu? Jika kau berpikir kalau aku pria brengsek! Maka kau salah! Justru kau yang mendiruiku, itu ulah kau sendiri yang memaksa aku untuk mau memuaskan hasratmu itu!" ujar Arion yang langsung mengambil pakaiannya dan ia malah sengaja memakai pakaiannya di hadapan wanita itu.
Wanita itu kembali berteriak. "Aaaaaa, apa kau tidak bisa mengganti pakaianmu di dalam kamar mandi?"
Arion berdecak dan dengan santainya memakai celana miliknya.
"Ini kamarku, jadi kau tidak punya hak untuk melarang apa yang ingin aku lakukan di dalam kamar ini, kau sendiri yang membuat aku harus membawa kau ke sini," ucap Arion nadanya terdengar sangat angkuh. Wanita itu bisa menebak jika pria ini pasti sangat menyebalkan sekali.
Arion mengambil handuk. Ia menaruhnya ke atas ranjang tidur.
"Jika ingin mandi gunakan saja ini. Tapi aku tidak memiliki pakaian wanita!" ucap Arion ketus.
Arion keluar dari kamarnya. Ia meninggalkan wanita itu yang masih bingung dengan keadaannya kenapa ia bisa di apartemen seorang pria yang tak dikenalinya.
Wanita itu turun dari ranjang tidurnya begitu melihat Arion keluar dari kamar. Ia merasakan sakit di bagian area kewanitaannya. Ia mengambil handuk itu lalu menuju kamar mandi.
"Shittt, apa yang sudah aku lakukan?" gerutu Quin sambil memijat kepalanya yang terasa sakit. Sial! Apa yang dia ucapkan benar? Ini pasti karena aku sudah mabuk tadi malam, batin Quin.
Arion mendengkus dengan kesal. Melihat wanita itu ia sebenarnya sangat kesal. Tapi ia masih memiliki rasa kasihan terhadap wanita itu. Arion pun langsung membuat roti panggang dan susu untuk dirinya dan wanita itu.
Usai membersihkan diri. Wanita itu terlihat mencari sesuatu. Tapi ia tidak menemukannya sama sekali.
"Di mana tasku?" gumam wanita itu.
Wanita itu mencari di balik selimut tapi tidak menemukannya sama sekali. Tapi ia bisa melihat ada bercak darah di sana. Quin pun kembali mengumpat.
"Tidak ada, apa pria itu menyembunyikannya?" gumam wanita itu yang langsung keluar dari kamar Arion.
Wanita itu menuruni anak tangga. Apartemen Arion memiliki dua lantai. Cukup luas tapi hanya memiliki dua kamar, satu kamar miliknya dan satu lagi kamar untuk asisten rumah tangga.
Kamar Arion terlihat sangat luas dan mewah. Mungkin karena ia tinggal sendiri. Jadi ia tidak ingin memiliki banyak kamar.
Wanita itu mencium aroma roti panggang yang lezat. Perutnya langsung bernyanyi di dalam sana. Wanita itu memegang perut ratanya.
Arion bisa melihat ada bayang-bayang wanita yang menuruni anak tangga. Ia masih fokus dengan roti panggangnya.
Arion menyiapkan susunya lalu meletakkannya di atas meja makan yang bisa di duduki oleh empat orang saja.
"Sarapan dulu, jangan sampai kau pingsan di jalan lalu menyusahkanku lagi," ujar Arion yang masih kesal jika mengingat kejadian tadi malam.
Arion membawa roti panggang yang sudah matang itu ke meja makan. Ia meletakkannya lalu memakannya dengan santai.
Wanita itu masih mengabaikan Arion. Ia menatap sekeliling ruangan yang cukup besar ini. Di mana tasnya?
Arion mengernyit. "Apa yang kau cari?"
"Di mana tasku?" ujar wanita itu lalu ia memberanikan diri untuk menatap pria dingin yang ada di hadapannya itu.
Arion mengernyit. "Aku tidak melihatnya. Apa mungkin terjatuh di mobilku?"
Wanita itu mengangguk. "Bisa jadi, bisa kita mengambilnya?" ucap wanita itu sambil memperlihatkan wajah memohon.
"Aku lapar dan aku bukan pembantumu yang bisa kau suruh sesuka hatimu!" jawab Arion ketus hingga membuat wanita yang ada di hadapannya itu semakin kesal padanya.
Bersambung
Mimpi buruk yang sama terus menghantui Daren nyaris setiap malam. Hal itu berdampak pada kehidupan dan percintaannya dengan sang istri, Carolina. Suatu hari, datang seorang pembantu baru yang penuh kejutan. Daren dibuat jatuh pada pesona wanita itu, tetapi di saat yang sama kelebat mimpi dan kilas memori asing mulai menghujani ingatannya tanpa henti. Di lain sisi, Eliana datang membawa dendam masa lalu untuk keluarga kecil Daren. Menggoda dan menyenangkan pria itu adalah misinya sebelum akhirnya ia hempaskan dengan mengenaskan. Namun, seiring waktu berjalan, satu per satu rahasia terkuak, pesona sang majikan pun mulai tidak terelakkan hingga melemahkan hati Eliana. Mampukah wanita itu menepis hambatan dan menuntaskan misi balas dendamnya?
Dikhianati suami membawa Jessica pergi ke sebuah club malam. Jessica hampir dilecehkan, ia meminta bantuan seseorang untuk membawanya pergi dari sana. Tapi siapa sangka, kepergiannya justru membawa Jessica berakhir di sebuah ranjang dengan pria asing yang sudah menolongnya. Apa yang akan terjadi setelahnya? Apa Jessica akan menyesalinya? Atau ia akan melanjutkan perbuatan yang sudah dilakukannya ini?
Kedua orang yang memegangi ku tak mau tinggal diam saja. Mereka ingin ikut pula mencicipi kemolekan dan kehangatan tubuhku. Pak Karmin berpindah posisi, tadinya hendak menjamah leher namun ia sedikit turun ke bawah menuju bagian dadaku. Pak Darmaji sambil memegangi kedua tanganku. Mendekatkan wajahnya tepat di depan hidungku. Tanpa rasa jijik mencium bibir yang telah basah oleh liur temannya. Melakukan aksi yang hampir sama di lakukan oleh pak Karmin yaitu melumat bibir, namun ia tak sekedar menciumi saja. Mulutnya memaksaku untuk menjulurkan lidah, lalu ia memagut dan menghisapnya kuat-kuat. "Hhss aahh." Hisapannya begitu kuat, membuat lidah ku kelu. Wajahnya semakin terbenam menciumi leher jenjangku. Beberapa kecupan dan sesekali menghisap sampai menggigit kecil permukaan leher. Hingga berbekas meninggalkan beberapa tanda merah di leher. Tanganku telentang di atas kepala memamerkan bagian ketiak putih mulus tanpa sehelai bulu. Aku sering merawat dan mencukur habis bulu ketiak ku seminggu sekali. Ia menempelkan bibirnya di permukaan ketiak, mencium aroma wangi tubuhku yang berasal dari sana. Bulu kudukku sampai berdiri menerima perlakuannya. Lidahnya sudah menjulur di bagian paling putih dan terdapat garis-garis di permukaan ketiak. Lidah itu terasa sangat licin dan hangat. Tanpa ragu ia menjilatinya bergantian di kiri dan kanan. Sesekali kembali menciumi leher, dan balik lagi ke bagian paling putih tersebut. Aku sangat tak tahan merasakan kegelian yang teramat sangat. Teriakan keras yang tadi selalu aku lakukan, kini berganti dengan erangan-erangan kecil yang membuat mereka semakin bergairah mengundang birahiku untuk cepat naik. Pak Karmin yang berpindah posisi, nampak asyik memijat dua gundukan di depannya. Dua gundukan indah itu masih terhalang oleh kaos yang aku kenakan. Tangannya perlahan menyusup ke balik kaos putih. Meraih dua buah bukit kembarnya yang terhimpit oleh bh sempit yang masih ku kenakan. .. Sementara itu pak Arga yang merupakan bos ku, sudah beres dengan kegiatan meeting nya. Ia nampak duduk termenung sembari memainkan bolpoin di tangannya. Pikirannya menerawang pada paras ku. Lebih tepatnya kemolekan dan kehangatan tubuhku. Belum pernah ia mendapati kenikmatan yang sesungguhnya dari istrinya sendiri. Kenikmatan itu justru datang dari orang yang tidak di duga-duga, namun sayangnya orang tersebut hanyalah seorang pembantu di rumahnya. Di pikirannya terlintas bagaimana ia bisa lebih leluasa untuk menggauli pembantunya. Tanpa ada rasa khawatir dan membuat curiga istrinya. "Ah bagaimana kalau aku ambil cuti, terus pergi ke suatu tempat dengan dirinya." Otaknya terus berputar mencari cara agar bisa membawaku pergi bersamanya. Hingga ia terpikirkan suatu cara sebagai solusi dari permasalahannya. "Ha ha, masuk akal juga. Dan pasti istriku takkan menyadarinya." Bergumam dalam hati sembari tersenyum jahat. ... Pak Karmin meremas buah kembar dari balik baju. "Ja.. jangan.. ja. Ngan pak.!" Ucapan terbata-bata keluar dari mulut, sembari merasakan geli di ketiakku. "Ha ha, tenang dek bapak gak bakalan ragu buat ngemut punyamu" tangan sembari memelintir dua ujung mungil di puncak keindahan atas dadaku. "Aaahh, " geli dan sakit yang terasa di ujung buah kembarku di pelintir lalu di tarik oleh jemarinya. Pak Karmin menyingkap baju yang ku kenakan dan melorotkan bh sedikit kebawah. Sayangnya ia tidak bisa melihat bentuk keindahan yang ada di genggaman. Kondisi disini masih gelap, hanya terdengar suara suara yang mereka bicarakan. Tangan kanan meremas dan memelintir bagian kanan, sedang tangan kiri asyik menekan kuat buah ranum dan kenyal lalu memainkan ujungnya dengan lidah lembut yang liar. Mulutnya silih berganti ke bagian kanan kiri memagut dan mengemut ujung kecil mungil berwarna merah muda jika di tempat yang terang. "Aahh aahh ahh," nafasku mulai tersengal memburu. Detak jantungku berdebar kencang. Kenikmatan menjalar ke seluruh tubuh, mendapatkan rangsangan yang mereka lakukan. Tapi itu belum cukup, Pak Doyo lebih beruntung daripada mereka. Ia memegangi kakiku, lidahnya sudah bergerak liar menjelajahi setiap inci paha mulus hingga ke ujung selangkangan putih. Beberapa kali ia mengecup bagian paha dalamku. Juga sesekali menghisapnya kadang menggigit. Lidahnya sangat bersemangat menelisik menjilati organ kewanitaanku yang masih tertutup celana pendek yang ia naikkan ke atas hingga selangkangan. Ujung lidahnya terasa licin dan basah begitu mengenai permukaan kulit dan bulu halusku, yang tumbuhnya masih jarang di atas bibir kewanitaan. Lidahnya tak terasa terganggu oleh bulu-bulu hitam halus yang sebagian mengintip dari celah cd yang ku kenakan. "Aahh,, eemmhh.. " aku sampai bergidik memejam keenakan merasakan sensasi sentuhan lidah di berbagai area sensitif. Terutama lidah pak Doyo yang mulai berani melorotkan celana pendek, beserta dalaman nya. Kini lidah itu menari-nari di ujung kacang kecil yang menguntit dari dalam. "Eemmhh,, aahh" aku meracau kecil. Tubuhku men
"Usir wanita ini keluar!" "Lempar wanita ini ke laut!" Saat dia tidak mengetahui identitas Dewi Nayaka yang sebenarnya, Kusuma Hadi mengabaikan wanita tersebut. Sekretaris Kusuma mengingatkan"Tuan Hadi, wanita itu adalah istri Anda,". Mendengar hal itu, Kusuma memberinya tatapan dingin dan mengeluh, "Kenapa tidak memberitahuku sebelumnya?" Sejak saat itu, Kusuma sangat memanjakannya. Semua orang tidak menyangka bahwa mereka akan bercerai.
Blurb : Adult 21+ Orang bilang cinta itu indah tetapi akankah tetap indah kalau merasakan cinta terhadap milik orang lain. Milik seseorang yang kita sayangi
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?
Yolanda mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Setelah mengetahui taktik mereka untuk memperdagangkannya sebagai pion dalam kesepakatan bisnis, dia dikirim ke tempat kelahirannya yang tandus. Di sana, dia menemukan asal usulnya yang sebenarnya, seorang keturunan keluarga kaya yang bersejarah. Keluarga aslinya menghujaninya dengan cinta dan kekaguman. Dalam menghadapi rasa iri adik perempuannya, Yolanda menaklukkan setiap kesulitan dan membalas dendam, sambil menunjukkan bakatnya. Dia segera menarik perhatian bujangan paling memenuhi syarat di kota itu. Sang pria menyudutkan Yolanda dan menjepitnya ke dinding. "Sudah waktunya untuk mengungkapkan identitas aslimu, Sayang."