/0/12725/coverbig.jpg?v=93c57cb5939ca95380c574b7c20ad7e4)
Mimpi buruk yang sama terus menghantui Daren nyaris setiap malam. Hal itu berdampak pada kehidupan dan percintaannya dengan sang istri, Carolina. Suatu hari, datang seorang pembantu baru yang penuh kejutan. Daren dibuat jatuh pada pesona wanita itu, tetapi di saat yang sama kelebat mimpi dan kilas memori asing mulai menghujani ingatannya tanpa henti. Di lain sisi, Eliana datang membawa dendam masa lalu untuk keluarga kecil Daren. Menggoda dan menyenangkan pria itu adalah misinya sebelum akhirnya ia hempaskan dengan mengenaskan. Namun, seiring waktu berjalan, satu per satu rahasia terkuak, pesona sang majikan pun mulai tidak terelakkan hingga melemahkan hati Eliana. Mampukah wanita itu menepis hambatan dan menuntaskan misi balas dendamnya?
Daren menendang pintu di belakangnya sambil terus memandang Eliana yang berada dibuaiannya. Pria yang notabene adalah majikan Eliana itu lantas membawa tubuh mungil wanita itu ke atas meja rias yang telah ia singkirkan segala macam benda di atasnya.
"El...kenapa aku seperti pernah menyentuhmu?" gumam Daren dengan napas yang terputus-putus.
Eliana memegangi wajah Daren penuh senyuman puas di bibirnya --
**** BEBERAPA BULAN SEBELUMNYA ****
Mansion keluarga Daren Smith & Carolina Smith 01.30 am
Peluh terlihat jelas di pelipis Daren Smith. Pria dengan brewok tipis itu terus menerus menggeliat gelisah dalam tidurnya. Tangannya terkepal erat di sprei putihnya. Sesekali ia melenguh lalu bergumam pelan seolah takut akan sesuatu terjadi padanya. Lama kelamaan gumaman itu semakin keras hingga membuatnya tersentak bangun.
Napas Daren memburu, seperti tengah berlari kencang di dalam mimpinya. Perasaan ganjil kembali muncul saat selimutnya membentuk gundukan besar di area kakinya. Daren menyingkap selimutnya lalu bertemu mata dengan Carolina – istrinya, yang ternyata tengah sibuk menservice dirinya saat tengah bermimpi buruk tadi.
Daren kembali ambruk ke belakang karena ketakutannya ternyata tak terbukti. Carol terkekeh melihat ekspresi Daren yang ketakutan itu.
"Apa aku membangunkanmu?"
Carol sibuk menyapu sudut bibirnya sendiri setelah selesai dengan urusannya. Wanita tanpa busana itu lantas merangkak naik ke tubuh suaminya yang masih lemas.
Lemas antara pencapaiannya terjadi atau karena mimpi buruk yang barusan ia dapatkan tadi.
"Maaf Carol. Aku malah ketiduran. Aku bermimpi buruk lagi."
Carol seperti menganggap enteng hal itu. Ia tetap melanjutkan niatnya untuk memposisikan diri berada di tengah tubuh suaminya itu. Saat ia kembali duduk, Carol sudah mulai bekerja kembali dengan penuh gairah. Tapi sayangnya hal itu tidak dirasakan sama oleh Daren yang masih linglung atas mimpi berulang yang terus ia alami belakangan ini.
"Nevermind Daren, itu cuma mimpi buruk," ucap Carol semakin mempercepat gerakannya.
Mau tak mau Daren membantu istrinya yang sepertinya sedang berada di puncak nafsu tengah malam itu. Maklum saja, karena sudah seminggu mereka berpisah karena pekerjaan Carol yang menumpuk setelah perayaan anniversary pernikahan mereka yang keempat.
Tapi sayangnya setelah perayaan itu, perasaan Daren kian kusut. Mimpi yang sama terus menemaninya beberapa kali. Mimpi tentang kecelakaan beruntun yang ia dapati dengan seorang wanita dan anak kecil di dalamnya. Daren tak bisa melihat jelas siapa wanita dan anak kecil tersebut. Setelah mencoba metode hipnotis pun, Daren tetap tak bisa melihat wajahnya. Membuat Daren kian frustrasi karena memikirkan apakah mimpi itu sebagai pertanda di masa depan, atau ingatannya yang lain.
Carol mulai bergerak lebih liar. Ia minta berganti posisi di saat Daren tidak terlalu bernafsu untuk berhubungan badan. Tapi karena 'bendanya' sudah terlanjur berdiri tegak, Daren pun mengabulkan permintaan Carol yang ingin berada pada posisi doggy style itu.
Desahan Carol kian menggila. Nama Daren terus ia sebutkan tapi sayangnya ekspresi Daren tampak biasa saja. Daren menarik rambut istrinya hingga wanita itu mendongak ke atas. Memasukkan tiga jarinya ke mulut wanita itu lalu menjilatnya seperti es krim. Carol kian bergetar. Pencapaiannya akan segera datang. Tapi tidak dengan Daren yang terus saja memikirkan mimpinya itu.
"Dareen! Owh!"
Carol tersungkur lemas. Daren lantas menarik selimut untuk menutupi tubuh mulus istrinya itu. Mendekatinya kemudian mengecup singkat puncak kepala istrinya itu.
"Goodnite," ucapnya. Lembut.
Malam itu, Daren tak bisa lagi memejamkan matanya hingga pagi menjelang.
**
Tiga buah piring berisi sarapan sudah tersaji di atas meja makan. Carol turun lebih lambat untuk sarapan karena ia baru saja bangun beberapa menit yang lalu.
Daren sendiri sedang bersiap dengan stelan jasnya untuk bekerja lagi setelah liburan panjangnya. Begitu pula dengan putri mereka – Belle yang baru menginjak usia empat tahun itu – tampak sudah cantik di kursinya menyantap roti keju kesukaannya sebelum nantinya berangkat ke sekolah dininya beberapa menit lagi.
"Kamu benar-benar akan ke kantor hari ini?"
Daren mengangguk pelan dengan masih tetap fokus pada koran yang tengah ia baca. Pekerjaannya tidaklah terlalu sibuk. Sebagai pewaris perusahaan Smith, harusnya Daren bisa lebih santai saja. Tapi Daren tak benar-benar bisa bersantai karena merasa tidak betah di rumah. Kegiatan melukisnya juga sekarang mulai ia tinggalkan karena bosan. Karena itu, untuk mengusir segala pikiran buruk itu, Daren memutuskan untuk bekerja walaupun dia juga tak yakin apakah ini bisa menghilangkan kebosanannya.
"Entahlah. Aku harus cari kesibukan sebelum aku menjadi tua dan tak melakukan apa pun."
Carol terkekeh. Terkadang candaan Daren terlalu tua untuk didengarkan.
"Oh ayolah sayang. Kamu masih tiga puluh dua tahun. Masih banyak yang bisa kamu lakukan."
Carol meraih tangan suaminya itu lalu menciumnya. Daren terkesan hingga akhirnya ia melipat korannya dan memilih fokus berbincang dengan istri tercintanya itu.
"Aku tidak melihat asisten Belle. ke mana dia?"
Carol yang baru selesai menyantap rotinya sedikit tertegun dengan pertanyaan suaminya. Mau tidak mau dia harus menjelaskan apa yang terjadi dengan pengasuh Belle itu.
"Dia sakit. Jadi aku –"
Daren memicingkan matanya curiga. "Ini bukan alasanmu saja kan?"
"Oh tidak sayang. Ini sungguhan. Melanie mengidap penyakit tbc."
"What?"
"I'm seriously Honey. Jadi aku sudah mencari pengasuh baru dan sore nanti akan tiba."
"Secepat itu?"
Carol mengenakan syalnya untuk segera kabur dari kursinya. Pasalnya masalah gonta-ganti asisten rumah memang kerap dilakukan Carolina. Entah yang sudah keberapa kalinya. Setiap pergantian selalu saja ada alasan dibaliknya. Terakhir kali mereka mengganti asisten rumah mereka karena Carol tidak suka melihat asistennya itu suka mengenakan cat kuku. Alasan yang sama sekali tidak dimengerti oleh Daren. Tapi karena mereka semua dibayar oleh Carol sendiri, akhirnya Daren memutuskan untuk tidak mau ikut campur lagi.
"Ya. Belle tidak ada yang mengasuh, sayang. Jadi aku harus cepat cari penggantinya. Kali ini lebih sehat, bersih dan terampil. Aku yakin itu."
Darel menghela napas panjang. Padahal asisten yang Carol pecat itu sudah mengasuh Belle sejak putrinya masih berusia dua tahun. Tapi kalau itu benar terjadi, maka akan berbahaya pula bagi Belle jika berdekatan dengan orang yang terkena penyakit. Belle tidak boleh sakit karena kondisi tubuhnya yang memang lemah. putri kesayangan Daren itu adalah segalanya baginya. Karena itu mereka berkompromi untuk serius menjaga kesehatannya.
"Oke, terserah kamu saja. Kalau begitu kita berangkat sekarang?" tukas Daren mengajak putrinya segera untuk berada dalam buaiannya itu.
Carol menyusul setelah membawa perlengkapannya untuk bekerja.
"Aku pergi sendiri saja. Karena ada yang harus aku lakukan."
Daren yang baru saja meletakkan Belle ke kursi penumpang sedikit heran dengan permintaan istrinya. "Ke mana?"
"Mengurus asisten baru lalu ke rumah papa sebentar."
"Ada urusan?"
Carol mengangguk. Daren kehilangan pertanyaannya sehingga yang ia lakukan hanya mengedikkan bahu lalu meninggalkan istrinya itu. Mereka pun mengendarai mobil masing-masing menuju ke urusan masing-masing pula.
Sampai di persimpangan, Carol memilih putar balik. Ia tak mengarah ke tempat yang ia sebutkan tadi. Carol malah tengah menjemput seseorang yang sudah menunggu di tempatnya. Carol menurunkan kaca mobilnya lalu menerima sesuatu dari pria yang ia jemput itu.
"Ini obat baru?"
"Ya. Cukup ampuh untuk langsung membuat beruang madu langsung tertidur nyenyak. Apa Daren masih bermimpi buruk?" tanya pria bermantel cokelat itu.
Carol mengangguk sambil menghela napas berat. "Ya. Itu mengganggu pikiranku. Apa satu saat nanti Daren akan mengingat semuanya?"
"Bawa dia padaku lagi. Aku akan buat dia melupakannya kembali."
Carol tersenyum tenang. Puas dengan rencana yang pria itu katakan padanya. Ia menyimpan obat tersebut lalu melajukan mobilnya pergi menuju padatnya jalanan kota di pagi hari ini.
Dikhianati suami membawa Jessica pergi ke sebuah club malam. Jessica hampir dilecehkan, ia meminta bantuan seseorang untuk membawanya pergi dari sana. Tapi siapa sangka, kepergiannya justru membawa Jessica berakhir di sebuah ranjang dengan pria asing yang sudah menolongnya. Apa yang akan terjadi setelahnya? Apa Jessica akan menyesalinya? Atau ia akan melanjutkan perbuatan yang sudah dilakukannya ini?
Bertemu di sebuah club lalu berakhir di ranjang karena mabuk. Dan berujung di sebuah pernikahan karena terpaksa. Akankah membuat Arion dan Quin bisa menjadi satu? Dua karakter yang berbeda membuat Arion dan Quin sering sekali bertengkar. Membuat Arion selalu saja merasa frustasi jika harus menghadapi istrinya yang keras kepala. Akankah mereka berdua bertemu pada titik yang tenang dan damai? Mampukan keduanya membuka hati yang masih sama-sama beku itu? Follow Instagram author @natalia_theresyana87
Megan dipaksa menggantikan kakak tirinya untuk menikah dengan seorang pria yang tanpa uang. Mengingat bahwa suaminya hanyalah seorang pria miskin, dia pikir dia harus menjalani sisa hidupnya dengan rendah hati. Dia tidak tahu bahwa suaminya, Zayden Wilgunadi, sebenarnya adalah taipan bisnis yang paling berkuasa dan misterius di kota. Begitu dia mendengar desas-desus tentang hal ini, Meagan berlari ke apartemen sewaannya dan melemparkan diri ke dalam pelukan suaminya. "Mereka semua bilang kamu adalah Tuan Fabrizio yang berkuasa. Apakah itu benar?" Sang pria membelai rambutnya dengan lembut. "Orang-orang hanya berbicara omong kosong. Pria itu hanya memiliki penampilan yang mirip denganku." Megan menggerutu, "Tapi pria itu brengsek! Dia bahkan memanggilku istrinya! Sayang, kamu harus memberinya pelajaran!" Keesokan harinya, Tuan Fabrizio muncul di perusahaannya dengan memar-memar di wajahnya. Semua orang tercengang. Apa yang telah terjadi pada CEO mereka? Sang CEO tersenyum. "Istriku yang memerintahkannya, aku tidak punya pilihan lain selain mematuhinya."
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?
Novel Ena-Ena 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti CEO, Janda, Duda, Mertua, Menantu, Satpam, Tentara, Dokter, Pengusaha dan lain-lain. Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"
"Jang, kamu sudah gak sabar ya?." tanya Mbak Wati setelah mantra selesai kami ucapkan dan melihat mataku yang tidak berkedip. Mbak Wati tiba tiba mendorongku jatuh terlentang. Jantungku berdegup sangat kencang, inilah saat yang aku tunggu, detik detik keperjakaanku menjadi tumbal Ritual di Gunung Keramat. Tumbal yang tidak akan pernah kusesali. Tumbal kenikmatan yang akan membuka pintu surga dunia. Mbak Wati tersenyum menggodaku yang sangat tegang menanti apa yang akan dilakukannya. Seperti seorang wanita nakal, Mbak Wati merangkak di atas tubuhku...