"Keluargamu menyerahkanmu sebagai pengganti kakakmu yang melarikan diri karena tidak ingin menikah denganku! Aku tidak akan mentolerir penghinaan di masa depan meskipun kau sudah menjadi istriku, Nona Anna!" Ujar pria itu penuh penekanan. "Ya, Tuan muda," balas Anna lemas. Anna, si Nona muda yang telah lama terbuang dari keluarga dan menjalani kehidupan mandiri selama ini kembali masuk dalam jebakan licik keluarganya. Menjadi pengantin seoarang Tuan muda yang mempunyai wajah tampan namun perilaku yang sangat dingin. Sayangnya Tuan muda itu duduk di sebuah kursi roda. Pria itu memegang dagu Anna, dan berbisik lembut. "Kalau kau bersikap baik selama menjadi istriku. Aku juga akan memperlakukanmu dengan baik! Dan ya, panggil aku Zain! Dan ingat, Zain SUAMIMU!" ***
Suasana pagi yang tak kalah sibuk seperti kehidupan orang -orang lainnya. Begitu juga dengan suasan rumah mewah di mana para maid berlalu lalang mengerjakan semua pekerjaan mereka masing-masing.
Suasana dapur yang juga tampak heboh karena sedang menyiapkan sarapan untuk Tuan muda yang mereka sayangi.
Kehebohan itu tak luput dari pantauan seorang pria yang baru saja keluar dari lift rumah mewah berlantai tiga itu. Dia menghampiri seorang bibi, kepala pelayan rumah itu dan berkata padanya. "Bibi!Kenapa kalian heboh sekali? Tuan bilang dia tidak turun sarapan hari ini!" ujar suara itu menghentikan kegiatan para maid.
Wanita paruh baya yang bertugas sebagai kepala pelayan menatap ke arahanya dan bertanya, dengan raut wajah yang cemas. "Apa Tuan muda baik-baik saja, Eiden?"
Pria bernama Eiden itu mengangguk sopan padanya, "Iya. Dia baik-baik saja. Anda tidak perlu mengkhawatirkannya Bibi May. "
"Apa Tuan muda mengkhawatirkan sesuatu? "
Eiden mengangguk singkat. "Ya, mungkin saja. " Eiden berjalan menuju dapur yang sangat luas itu, dia mengambil sebotol air dingin dari dalam kulkas dan meneguknya.
"Apa dia mengkhawatirkan pertemuan dengan calon istrinya hari ini? "
Pffftttt.....
Air menyembur dari mulut Eiden karena terkejut dengan suara Bibi May di belakangnya. Padahal dialah yang tidak menyadari bahwa wanita itu mengikutinya sejak tadi.
"Astaga, Bibi! Kau suka sekali mengagetkanku! "tegurnya.
"Tidak, aku tidak mengagetkanmu!"Protes Bibi May tak terima.
Eiden sedikit berdecak, "Lalu kenapa bibi bisa tiba-tiba di belakangku? "
"Aku mengikutimu sejak tadi! Kau saja yang tidak sadar! "
"Benarkah? Apa bibi bisa melayang di udara makanya aku tidak bisa mendengar langkah kakimu! "
Pletakk...
"Aduhh! Kenapa bibi memukulku!" ringisnya Eiden ketika mendapatkan pukulan cukup keras di bahunya dari sang bibi.
"Kau pikir aku hantu, hah! Nanti ketika aku sudah mati aku akan melayang dan menghantuimu! "sunggut Bibi May, galak.
"Ya ampun Bibi May, aku hanya bercanda! Horor banget pagi-pagi udah bahas hantu!"
Eiden melahap sepotong roti gandum di meja makan, "Seperti yang bibi katakan tadi. Hari inikan Tuan Muda akan bertemu dengan calon istrinya. Dia kelihatan tidak senang,"
"Kenapa bisa begitu? Bibi dengar dia nona dari keluarga Fadekya,bukan? Para pelayan lain bilang dia wanita yang sangat cantik karena seorang model terkenal! " timpal Bibi.
"Ya, memang. Memang sangat cantik, Bi. Tuan muda sedang melihat foto wanita itu di kamar. Tapi dia langsung mencampakan majalah model wanita itu setelah melihatnya,"
"Huhh? Kenapa bisa? "
Eiden mengedikan bahunya, "Ntah! Bibi tahu apa yang Tuan Muda katakan ketika dia baru melihat lembaran pertama majalah itu, "
"Apa?" jiwa kepo Bi May mulai meronta-ronta.
"Dia bilang, 'Wanita murahan! Berani sekali mereka menikahkanku dengan wanita sepertinya! ' Begitu dia bilang!" ujar Eiden dengan memperagakan gaya bicara tuanya yang datar.
Bibi May sampai meringis mendengarnya,"Apa Tuan Muda harus tetap mengikuti pernikahan ini, Eid? Aku tidak tega melihatnya. Jelas sekali Tuan Muda tidak menyukai wanita itu,"
Eiden mengangguk, setuju. "Tapi Bi, kalau Tuan Muda menolak pernikahan ini maka akan menjadi malapetaka besar antara Tuan Muda dan Tuan Besar, Bi! "
"Kau benar. " Bi May tertunduk sedih, "Aku hanya bisa berdoa semoga dia bisa segera mendapatkan kebahagiaannya. "
"Aamiin, Bi. Kita sama-sama ingin yang terbaik untuk Tuan Muda. " Eiden tersenyum padanya.
"Aku harus kembali ke atas. Tuan Muda ingin pergi ke suatu tempat sebelum malam nanti bertemu dengan calonnya dan aku harus mengantarnya."
"Ya. Pergilah! Jaga dia baik-baik"
"Pasti! " sahut Eiden.
Pria kembali memasuki lift dengan sebotol jus jeruk dan sandwich di tangannya.
Bagaimanapun dia harus memaksa Tuan Mudanya itu agar memakan sesuatu.
Eiden mengetuk pintu lebih dahulu, dan menunggu orang di dalam meyahutnya.
"Tuan, anda harus makan sesuatu sebelum keluar." kata Eiden setelah pria itu mengizinkannya masuk.
"Jangan mengaturku!" sahut seseorang yang duduk menghadap keluar balkon kamar dengan nada datar.
"Tuan muda, anda harus menjaga pola makan anda." ujar Eiden yang masih kekeuh membujuknya.
"Setelah melihat hal yang menjijikan tadi, aku tidak berselera makan!" ketus Tuan muda.
"Astaga! Sebegitunya kah Tuan muda tidak menyukai calon istrinya. Bagaimana sekarang? Haizz... Tuan besar akan semakin melupakan Tuan muda jika dia menolak pernikahan ini!"
Eiden bingung harus melakukan apa. Posisi anak pertama yang ditempati oleh Tuan Mudanya. Yang awalnya selalu di elu-elukan dan dia yang selalu sukses dalam karir sampai memiliki banyak perusahaan.
`Namun sekarang Tuan mudanya itu harus terus bersembunyi dari orang-orang. Karena dia merasa malu dengan kondisinya saat ini.
Tepat ketika dia berusia 24 tahun 3 tahun yang lalu. Seseorang mensabotase mobilnya dan menyebabkan Tuan Muda kecelakaan besar. Juga membuat semua hal dalam hidupnya berubah sejak saat itu.
Pria yang awalnya sudah dingin. Kini menjadi semakin dingin dan tak ingin bertemu dengan siapapun kecuali penghuni dalam istana mewahnya itu.
Dia tidak menerima orang luar masuk bahkan jika itu orang tua dan juga adik laki-lakinya. Dia menjadi pria yang penyendiri, egois dan merasa berkuasa dengan apa yang masih dia punya. Yaitu harta dan kekuasaan yang dia miliki sebagai direktur utama dari 10 perusahaan besar yang telah dirintisnya selama ini.
Memang dengan semua harta dan kekuasaan yang dia miliki dia bisa melakukan apapun tapi, ada kalangan orang yang berani menghinanya karena kondisinya dan tentu saja mendapatkan hukuman yang mengerikan darinya.
Eiden menghela pelan, "Tuan muda ini memang cukup mengerikan. Tapi aku tahu dia Juga mempunyai banyak hal baik dalam dirinya," bisik Eiden dalam hatinya. "Anda ingin berangkat sekarang Tuan?" ujar pria itu tersenyum melihat Tuan Mudanya.
Dia tidak menyesal melayani Tuan Muda yang dingin, dan terkadang menjadi sangat menyebalkan. Karena bagi Eiden, jika sampai saat ini dirinya masih hidup. Semua itu karena kebaikan Tuan Mudanya selama ini.
"Ya."jawab Tuan Muda dengan jawaban yang sangat singkat sekali membuat Eiden selalu menahan gemas kepada Tuan Mudanya itu.
"Baiklah, Tuan. "dia membungkuk hormat, dan mulai mendekati Tuan Mudanya itu. "Saya akan menemani anda."
Dan Eiden mulai menarik mundur kursi roda itu. Juga mendorongnya dengan hati -hati demi kenyamanan Tuan Mudanya yang mengalami kelumpuhan di kakinya.
Dialah Sang Tuan Muda Zain Abraham Fadekya.
***
Di sisi lain, seorang wanita muda kini tengah berjalan di pinggir trotoar setelah mobil yang dicintainya mogok di jalan.
Wanita itu menyeka keringat di keningnya. Panas terik mata hari membuatnya sangat kelelahan.Dia berteduh sejenak di bawah pohon rindang, lalu mengambil ponsel dari tasnya untuk menghubungi seseorang.
"Beb, mobil aku mogok! Huaaaa, jemput plis!" adunya pada seseorang yang di teleponnya.
"Ya ampun Anna! Ini udah jam berapa. Kamu mau mangkir rapat hari ini lagi? Haizz... Pusing tahu aku yang terus handel rapat beginian?!"
Wanita itu meringis ketika mendengar omelan dari asisten sekaligus sahabatnya itu, "Kan udah aku bilang si Pawpaw mogok lagi!"
"Kan udah aku bilang juga kamu harusnya udah beli mobil baru pengganti si pawpaw! Cihh, mobil kesayangan kamu itu udah nggak berfungsi dengan baik, tahu! "
"Tap-tapi! "
"Udahlah! Nggak mau tahu, pokoknya sekarang aku jemput kamu. Klien kita udah mau datang! Share locknya cepetan?! "
Tringg...
Notif pesan muncul di layar ponsel Anna. Membuat wanita itu semakin meringis, meratapi nasibnya. "An-anu. Kayaknya paketan aku udah mau habis deh, eh...bukan. Malah udah habis beb. Aku udah dapat suarat cinta dari profaider!"
"ASTAGA ANNA?! KEBANGETAN YA KAMU! "
Anna menjauhkan ponselnya ketika suara melengking Clara mulai beraksi. "Maafin, Beb. Plis hari ini kamu yang handel ya! Kalau nunggu aku bakal telat banget ini. Nyari taksi juga nggak ada yang lewat. Aku pas lagi ada di jalan daerah itu."
"Tahu ah! Bodo amat, amat Bodo! Urus sendiri, nggak peduli! " ketus Clara.
Yah. Dia ngambek. Batin Anna meringis.
"Ayolah. Plis banget, aku juga lagi butuh refresing hari ini."keluh Anna.
"Kenapa lagi?""tanya Clara.
#Bersambung
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
Selama dua tahun, Brian hanya melihat Evelyn sebagai asisten. Evelyn membutuhkan uang untuk perawatan ibunya, dan dia kira wanita tersebut tidak akan pernah pergi karena itu. Baginya, tampaknya adil untuk menawarkan bantuan keuangan dengan imbalan seks. Namun, Brian tidak menyangka akan jatuh cinta padanya. Evelyn mengonfrontasinya, "Kamu mencintai orang lain, tapi kamu selalu tidur denganku? Kamu tercela!" Saat Evelyn membanting perjanjian perceraian, Brian menyadari bahwa Evelyn adalah istri misterius yang dinikahinya enam tahun lalu. Bertekad untuk memenangkannya kembali, Brian melimpahinya dengan kasih sayang. Ketika orang lain mengejek asal-usul Evelyn, Brian memberinya semua kekayaannya, senang menjadi suami yang mendukung. Sekarang seorang CEO terkenal, Evelyn memiliki segalanya, tetapi Brian mendapati dirinya tersesat dalam angin puyuh lain ....
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
BERISI ADEGAN HOT++ Seorang duda sekaligus seorang guru, demi menyalurkan hasratnya pak Bowo merayu murid-muridnya yang cantik dan menurutnya menggoda, untuk bisa menjadi budak seksual. Jangan lama-lama lagi. BACA SAMPAI SELESAI!!
21++ Bocil dilarang mampir Kumpululan Kisah Panas Nan Nakal, dengan berbagai Cerita yang membuat pembaca panas dingin