tama kelua
pondok kecil yang ada di halaman belakanga ruma
kahan ini?" tanya Luisa. Pria yang berstatus suaminya
bagaimana,
dress biru muda yang melekat di tubuhnya. "Ya, maksduku. Apa ini tidak terburu
idup bebas dengan pilihannya sendiri. Sampai akhirnya dia terlalu ceroboh dan m
untuk kita jadikan menantu. Selain putrinya yang cantik dan mandiri,
ntang Zain. Aku yakin dia pasti bisa sembuh Mas! Zain hanya perlu perawatan dan terapi,
sulit untuk akur. Selalu saja bertengkar dan sal
us mengajaknya untuk terapi, tapi hasilanya nihil kan?" sindir Viktor. "Itu karena kamu terlalu memanjakan putramu yang keras kepala itu!
sudah memiliki nama di dunia bisnis." ujar Luisa kekuh membela putranya. Memang k
tahu setiap aku menghadiri pertemuan bisnis, para rekan bisnis selalu bertanya tentang dia
sentak Luisa. Wanita itu sudah tak tahan la
aku. Mungkin Zoe adalah putraku yang terbaik karena dia selalu menuruti kemauanku." Pria
yang sudah menghilang dari padangannya. "Astagfiru
penyayang yang dulu di kenalnya. Namun kini pria itu sangat egois
kaitan kalung itu dan menatap kalung yang sudah ada di telapak tangannya. Sebuah kalu
yang sama seperti tempatnya ynag berbentuk love. Di
menatap foto itu. "Tidak bisakah kita seperti dulu? Menjadi keluarga
kehancuran dalam keluarga kecil mereka. Zain yang sangat kece
dan rasa sakit yang sudah di pastikan akan dia alami. Luisa merasa menja
uanya saat ini. Bahkan dia tidak bisa menetang keinginan sang suami
... Per
p air matanya. Wanita itu menatap ke samping pa
ya
ar ini pada Nyonya." Tutur pelayan itu. Luisa me
-itu
an jelas, jangan takut
nelepon Tuan besar tadi. Bahkan mereka mengatakan Tuan muda tidak datang untuk melamar, namun hanya mengi
uh benarkah kabar ini, Bi?" wanita itu meremas
Nyonyanya dan kemudian menunduk kembali. "Kalau begitu
ga Nyonya dan Tuan muda Zain di berikan lebi
dah mengurus rumah utama keluarga Fadekya. Bisa d
edihan yang semua penghuni rumah itu alami dia juga ikut merasakan sedihnya.
lami. Semua perubahan yang terjadi pada Viktor merubah juga k
a ini sudah berlalu bertahun-tahun. Dia hanya bisa terus berharap agar s
*
memutuskan untuk pergi ke Rumah Zain untuk menanyakan tentang kebenara
idak menerima pernikahan ini. Mama tidak mau kamu membuat ke
yang menetes. Dia berusaha untuk fokus menge
di pintu gerbang utama rumah Zain. Wanita itu membunyik
pat sang satpam membuka pagar dengan
ya melintas. Luisa dengan cepat turun dari m
rang yang ada di dalam rumah mewah nan meg
yang juga panik karena mendengar
na Zai
ke arah lift. Yang tepatnya mengarahkan kepa
itu untuk segera menemui sang putra. Hat
ng
na sebuah pintu dengan ukuiran kayu menghiasinya. Luisa menekan tombol bel kamar i
a suara itu d
buka pintunya.
anyanya m
Mam
Kemudian terdengar Zain berkata. "Pergilah, Ma! Zain tid
k, jangan begini. Kita perlu bicara!
tulah kenyataannya. Pergilah,
ng mama lakukan dulu. Kamu tidak akan bahagia jika
alat yang menghubungkannya dengan interkom di luar. "Jika Mama tidak bisa memba
samb