/0/7157/coverbig.jpg?v=bcab5337cc770d266e5095fa6e38c6a6)
Vorrelix. Mendengar namanya saja sudah membuatku sangat muak. Mereka yang menghancurkan keluargaku hingga membuat kedua orang terkasihku meninggal. Rasa amarah yang terpendam selama bertahun-tahun akhirnya dapat aku balaskan. Menikahi salah seorang dari mereka membuatku semakin bersemangat untuk mengobrak-abrik keluarga tersebut. Akan aku buat mereka merasakan rasa sakit kehilangan orang yang berarti di mata mereka. Tanpa terkecuali. Namun, melihat laki-laki yang merupakan suamiku menatapku dengan manik ketakutan, membuatku ragu. Dia memohon ampun kepadaku seolah nyawanya ada di tanganku. Mengatakan betapa dia mencintaiku dan rela mengorbankan apapun untukku, termasuk merelakan perusahaan yang ia bangun sendiri. Aku terpaku sesaat menatapnya yang duduk terikat bersimbah darah. Wajah tampannya selalu membuatku terpana melihatnya. Lantas aku mulai mengingat betapa perhatiannya dia kepadaku. Bekerja begitu keras dan melindungiku dari dunia luar yang kejam. Dia menyayangiku seperti aku adalah seorang yang baik. Lantas, aku harus apa?
Danial seorang putra kedua keluarga Vorrelix. Dia bukan seorang pewaris utama bahkan tidak akan mendapat apapun dari perusahaan orang tuanya. Sejak kecil dia tumbuh menjadi seorang tanpa kasih sayang dan selalu terkalahkan oleh kakaknya. Kakaknya –Dave– berusia empat tahun lebih tua darinya. Meski begitu, entah mengapa kedua orang tuanya memperlakukannya begitu berbeda dengan kakaknya.
Dia memiliki seorang adik. Adiknya terbebas dari semua kekangan keluarga mereka. Namun, bukan hal yang bagus bagi si bungsu. Nyatanya kehidupannya selalu terabaikan cenderung tidak dianggap. Dia berbeda. Keberadaannya hanyalah sebuah kesalahan kedua orang tuanya.
Andy.
Begitu nama sang bungsu. Manusia malang yang berusaha menjalani kehidupan bebasnya. Namanya tidak pernah tercantum di bawah nama keluarganya di media manapun. Membuatnya tak pernah terekspose ke media layaknya kedua saudaranya yang lain.
Kehidupan suramnya itu sesekali diberi setitik harapan oleh Danial. Membuat hubungan kakak beradik itu cukup dekat. Tidak seperti si sulung yang angkuh, si tengah justru bersikap cukup rendah diri dan terkesan hangat untuk si malang Andy.
Namun, harapannya hilang. Saat pertemuan keluarga malam itu mengumumkan perjodohan Danial dengan seorang gadis kolongmerat. Andy tidak bisa menerima itu, apalagi Danial. Perdebatan sempat terjadi malam itu tapi, tidak berarti apa-apa karena malam ini ... telah dilangsungkan pesta pernikahan megah.
Andy duduk seorang diri menatap kakaknya yang begitu sibuk mengobrol dengan tamu undangan didampingi seorang gadis yang sudah resmi menjadi kakak iparnya. Andy mengembuskan napasnya berkali-kali. Dia merasa hidupnya telah berakhir begitu Danial pergi dari rumah dan tinggal dengan keluarga barunya.
Tidak akan ada yang datang menonton perlombaan yang ia ikuti. Atau tidak ada yang menemaninya bermain game di dalam kamar. Dia memiliki hubungan yang canggung dengan Dave. Itu karena kakak sulungnya itu selalu memakinya dengan sumpah serapah yang menyakiti hatinya. Lebih baik menghindari si pewaris utama yang begitu dielu-elukan keluarganya, daripada harus berhadapan dengan iblis berbentuk manusia itu.
"Kamu menikmati pesta ini?"
Sebuah suara menyadarkan Andy dari lamunanya. Dia menoleh melihat pengantin pria malam ini yang berdiri di sebelahnya. Tampak gurat lelah terpancar sekilas dari netra obsidian. Andy menahan diri untuk tidak mengeluh, karena kakaknya pasti menahan derita yang lebih sulit darinya.
"Tentu, ini pernikahan kakak terbaikku," jawab Andy dengan senyumannya. Remaja 16 tahun itu menatap sekitar dengan harap kakaknya segera pergi dari mejanya. Dia hanya merasa orang-orang di sekitarnya menatapnya penuh tanya. Mungkin mempertanyakan siapa dirinya yang berwajah asing ini. Dia menunduk merasa betapa buruk keluarganya yang enggan menganggapnya, bahkan hanya sekedar memperkenalkan dirinya sebagai putra bungsu mereka.
"Kamu bisa pulang lebih awal, ini sudah larut malam," suara kakaknya yang masih ada di sebelahnya mengalun membuat dadanya menghangat. Sungguh dia sudah tidak tahan untuk mengatakan dia masih ingin diperhatikan seperti ini lagi. Tidak peduli apakah terlalu kekanakan atau berlebihan, dia hanya ingin sebuah perhatian dari seseorang dan satu-satunya orang baik yang ia kenal adalah Danial.
"Bisakah kamu tetap tinggal di rumah?" tanya Andy. Danial mengernyitkan alisnya mendengar pertanyaan itu.
"Aku akan tinggal di mension pribadiku. Ada apa?" tanya Danial. Kedua orang tuanya telah menyediakan mension untuk ia tempati setelah menikah, jadi malam ini dia mulai tinggal di sana bersama sang istri.
"A-aku hanya merasa kesepian," jawab Andy menunduk menyembunyikan wajah menyedihkannya. Dia selalu lemah begitu bersama sang kakak. Terlalu dimanja oleh kehadiran kakak membuatnya menjadi laki-laki lemah yang selalu butuh perlindungan.
"Aku akan sering datang ke sana menemuimu. Kamu juga bisa datang ke rumahku sekedar bermain," jelas sang kakak mengelus rambut kecokelatan adiknya.
Danial tidak mengerti alasan Andy selalu menempel kepadanya. Padahal jelas dia orang yang cukup kejam. Selain memiliki wajah yang galak, sikapnya juga terlampau cuek dan tidak pernah ramah pada siapapun.
"Kakak akan sibuk kerja, mana mungkin bisa bertemu," gumam Andy masih bertahan dengan wajah murung. Danial tersenyum mendengar itu. Benar, dia akan mulai mengelola perusahaannya sendiri mulai bulan depan. Dia telah lulus kuliah dan tidak ada harapan di perusahaan orang tuanya. Jadi, dia akan memilih merintis perusahaan sendiri dari hasil kerjanya menjadi seorang musisi.
"Danial!" panggilan itu membuat Danial tidak bisa melanjutkan pembicaraannya dengan sang adik. Dia melihat ayahnya memandangnya, menyuruhnya segera datang ke hadapannya.
"Kamu tidak boleh meninggalkan istrimu sedirian, apalagi hanya untuk menemui bocah itu!"
Begitu peringatan yang ia dapat. Bagi Danial keluarganya memang iblis. Termasuk dia. Maka, dengan tidak sopan dia melengos pergi membiarkan tua bangka yang angkuh itu menggeram. Di belakangnya seorang gadis tergopoh-gopoh berjalan guna mengikutinya. Danial berbalik membuat sang gadis dengan gaun putihnya menabrak dada bidang berbalut tuxedo putihnya.
"Menjauh dariku, jalang!"
Begitu dingin suara itu terdengar. Membuat sang gadis beringsut mundur dan menatap takut pada mata elang sang lelaki yang kini menjadi suaminya. Dia menelan ludahnya saat matanya menangkap bibir Danial. Bibir yang beberapa saat lalu memangut bibirnya seusai mengatakan janji hidup mereka.
"Kamu tidak boleh memanggilku seperti itu! Bahkan sekalipun kamu membenciku atas perjodohan ini, kamu tidak berhak mengganti namaku. Namaku Ashila!"
Gadis itu berseru galak. Tampak mata bulat yang beberapa detik lalu tersentak kaget itu kini berganti menjadi pancar galak. Mungkin merasa tersinggung karena panggilan yang diberikan oleh Danial. Ia tidak peduli, sejak awal dia tidak suka gadis pendek dengan mata bulat itu.
"Terserah siapa namamu, kamu jalang di mataku," putus Danial dan berbalik kembali melangkah pergi menuju keluar area pernikahan. Dia ingin segera pulang dan Shila tidak menyia-nyiakan waktunya diam menatap kepergian Danial. Gadis berusia 19 tahun itu berlari mengejar agar tak tertinggal tumpangan suaminya. Shila belum tahu rumah baru yang akan ia tempati, jadi jangan sampai tertinggal.
Di dalam mobil keduanya hanya diam. Shila bukan seorang gadis pendiam atau introvert dia terkesan seorang gadis ceria dan suka banyak bicara. Sebenarnya itu semua untuk menutup sifat asli dirinya yang begitu suram. Hidup menjadi seorang putri tunggal keluarga kaya raya bukan sebuah kebahagiaan. Dia dipaksa menjadi sempurna, dijadikan boneka oleh para sepupu dan teman-temannya. Jadi, dia selalu tersenyum dan tertawa keras menyembunyikan tangisnya.
"Rumahnya masih jauh?"
Hampir setengah jam dan mobil yang ia tumpangi ini seperti tak kunjung memiliki tanda-tanda akan berhenti. Danial di kursi kemudi tidak menjawab pertanyaan dari gadis di sebelahnya. Lebih memilih hanyut pada pikirannya sendiri. Ada banyak hal yang seketika hadir dalam pikirannya, membuatnya membisu sepanjang perjalanan.
Tentang adiknya, tentang kakaknya, tentang dia, atau bahkan tentang gadis di sebelahnya. Bukankah mereka semua malang? Hidup tanpa rasa bahagia yang sesungguhnya dan hanya mendapat wajah kebahagiaan palsu.
Kakaknya pasti tak jauh berbeda dengan dia yang tertekan. Lelaki itu baru berusia 26 tahun tapi harus menerima kenyataan dia akan menghuni perusahaan sampai muncul keturunannya. Bahkan melihat adiknya menikah lebih awal. Pasti itu melukai harga dirinya.
Atau adiknya yang hidup bebas. Nyatanya kebebasan itu tak pernah dinikmati oleh Andy. Remaja yang belum tamat sekolah itu tak pernah mendapat kesempatan berbahagia bersama keluarganya. Selalu sendirian. Bahkan dalam suatu acara pemotretan keluarga, dia hanya duduk sendirian dengan hodie putih dan senyum sendunya. menatap keluarganya berfoto bersama.
Gadis di sebelahnya, juga nampak bukan gadis yang terlihat baik-baik saja. Pada awal pertemuannya memang dia tidak terlalu menghiraukan keberadaannya, itu karena dia masih menolak perjodohan bahkan sampai sekarang dia menolaknya. Tapi, satu hal yang ia ingat saat pertemuan pertamanya adalah sebuah luka di pergelangan tangan sang gadis. Dia kira itu luka gores biasa. Namun, sekarang dia mulai menyadari sesuatu. Luka itu sengaja ditutup dan tampak tak sesederhana yang ia lihat.
Rahasia apa yang tengah disembunyikan gadis di sebelahnya?
Maaf. Aku sungguh menyesalinya. Semua yang aku lakukan kepadamu benar-benar membuatku mengutuk diriku sendiri. Beri aku sedikit waktu untuk menebus semua kesalahanku. Berikan aku kemampuan untuk mengembalikan waktu. Aku tahu ini sebuah kalimat klasik dari seorang pengecut yang tidak berani melangkah maju. Tapi, keterpurukan atas kehilanganmu berhasil membuatku menjadi seorang pengecut seutuhnya. Andai kala itu aku bisa berdamai dengan diriku sendiri dan melapangkan dada. Mungkin saja saat ini rasa penyesalan tak sesakit ini. Atau mungkin kamu sengaja membiarkanku terpuruk dan merasakan sakit yang selalu kutorehkan padamu? Berapa lama rasa sakit ini akan pulih? Berapa lama aku harus menebus kesalahanku? Atau tidak bisakah waktu kembali pada saat aku mulai membencimu? Aku adalah kakak terburuk bagimu. Mungkin Tuhan begitu menyayangimu sampai menjauhkanmu dari sebuah kesialan. Yaitu aku.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Arga adalah seorang dokter muda yang menikahi istrinya yang juga merupakan seorang dokter. Mereka berdua sudah berpacaran sejak masih mahasiswa kedokteran dan akhirnya menikah dan bekerja di rumah sakit yang sama. Namun, tiba-tiba Arga mulai merasa jenuh dan bosan dengan istrinya yang sudah lama dikenalnya. Ketika berhubungan badan, dia seperti merasa tidak ada rasa dan tidak bisa memuaskan istrinya itu. Di saat Arga merasa frustrasi, dia tiba-tiba menemukan rangsangan yang bisa membangkitkan gairahnya, yaitu dengan tukar pasangan. Yang menjadi masalahnya, apakah istrinya, yang merupakan seorang dokter, wanita terpandang, dan memiliki harga diri yang tinggi, mau melakukan kegiatan itu?
Pelan tapi pasti Wiwik pun segera kupeluk dengan lembut dan ternyata hanya diam saja. "Di mana Om.. ?" Kembali dia bertanya "Di sini.." jawabku sambil terus mempererat pelukanku kepadanya. "Ahh.. Om.. nakal..!" Perlahan-lahan dia menikmati juga kehangatan pelukanku.. bahkan membalas dengan pelukan yang tak kalah erat. Peluk dan terus peluk.. kehangatan pun terus mengalir dan kuberanikan diri untuk mencium pipinya.. lalu mencium bibirnya. Dia ternyata menerima dan membalas ciumanku dengan hangat. "Oh.. Om.." desahnya pelan.
Sebuah cerita yang berkisah keluarga yang terpisah karena perceraian yang menyisakan duka buat anaknya karena tidak mengerti dengan kondisi orang tuanya. Hingga suatu saat terjadilah malam jahanam yang tidak disengaja dan tidak direncanakan. Aku tidak menyangka kalau semuanya ini bakal terjadi. Aku memang sering mengkhayalkannya. Tapi tidak pernah merencanakannya. Dan begitulah, kehidupanku jadi banyak liku - likunya. Liku - liku yang indah mau pun yang jahanam. Tapi aku harus mengakuinya, bahwa semua itu jahanam tapi indah… indah sekali.