21+ area dewasa di bawah umur menyingkir Kinan berhasil diterima kerja sebagai sekretaris presiden direktur di perusahaan Accor Group. Kinan meresa senang akhirnya ia bisa bekerja lagi setelah ia resign dari pekerjaan yang lama. Namun dukungan itu tidak terbalas, karena Febian tidak menyukai profesinya menjadi sekretaris. Baginya citra sekretaris diidentik dengan berpakaian minim, tingkah laku yang menggoda dan menjadi selingkuhan boss. Walaupun Febian tidak suka dengan profesinya Kinan tetap mengambil pekerjaan itu, ia tidak peduli dengan perdebatan panjang Febian. Kinan membuktikan kepada Febian apa yang dia pikirkan itu salah. Selama menjadi sekretaris, hubungan Kinan dan Erlan berjalan baik. Mereka bekerja secara professional. Kinan juga tidak mengeluh dan tidak mengalami kesulitan apapun. Hubungan Kinan dan Febian masih berjalan dengan baik, karena Kinan membuktikan kepada Febian bahwa dia bekerja dengan baik, karena ini merupakan pekerjaan impiannya sejak dulu. Kinan merasa bersyukur bahwa Febian mengerti tentang pekerjaanya. Kinan merasa beruntung memiliki Febian karena Febian laki-laki yang dapat menghormatinya dan memiliki iman yang kuat. Bahkan Febian tidak pernah menyentuhnya hingga pernikahan mereka tiba. Suatu ketika Kinan dan Erlan akan melakukan perjalan bisnis ke New York. Namun Febian tidak setuju dengan kepergian Kinan yang hanya berdua dengan boss nya bernama Erlan. Saat itu Febian marah terhadap Kinan. Namun Kinan tetap pergi ke New York demi professional kerja. Ia tidak mungkin membatalkan perjalanannya ini hanya untuk Febian. Kinan tidak peduli atas kemarahan febian. Jika Febian terus-terusan melarangnya seperti ini, maka ia tidak akan berkembang.
"Iya, pak," Kinan meletakan sumpit dan sendoknya di mangkok, ini merupakan panggilan mendadak yang sering terjadi pada dirinya.
"Itu yang tadi saya kasih ke kamu, email sekarang ya," ucap seorang pria dibalik speaker ponselnya.
Kinan menutup mulutnya dengan tangan, ia tidak menyangka bahwa atasnya meminta revisi pekerjaanya saat ini juga, padahal ini masih jam istirahatnya. Kinan memandang beberapa rekan kerjanya sedang asyik ngobrol dan bercengkrama, karena salah satu staff di office ada yang ulang tahun, jadilah mereka terdampar di Marugame Udon dekat kantor.
"Saya lagi di luar pak," ucap Kinan memberi alasan, agar pak Erlan memberinya waktu setengah jam lagi untuk menyelesaikan makanannya.
"Saya aja masih di kantor loh, Kinan. Belum istirahat."
"Tadi, bukannya bapak ijinin saya keluar."
"Saya perlu berkasnya sekarang, Kinan."
Kinan menghela nafas, ia tahu, bahwa ia tidak bisa membantah ucapan pak Erlan, "Baik pak, sebentar lagi saya balik ke kantor," ucap Kinan pada akhirnya, ia tidak ingin berdebat dengan atasannya satu ini terlalu lama. Apapun perintahnya, seperti ada alarm yang membangkitkannya untuk segera bekerja.
"Saya tunggu sekarang."
"Baik pak."
Kinan menarik nafas beberapa detik, ia memandang mba Lisa selaku HR yang berada di sampingnya. Ada juga Rinto dari pihak finance, Winda anak marketing dan beberapa orang lainnya, juga turut memperhatikannya. Kinan meletakan ponselnya di meja.
"Siapa? Pak Erlan?" Tanya mba Lisa.
Kinan mengangguk, "Iya, siapa lagi, disuruh revisi sekarang," Kinan meraih minuman Ocha dinginnya dan meneguknya secara perlahan.
"Enggak usah terlalu ambisius lah kerja, santai aja. Lo mati kecapean juga cuma dapat tunjangan kematian 250 ribu loh Kinan," ucap Rinto sambil terkekeh, menyantap udon curry.
"Tau tuh Kinan. Sekali-kali pak Erlan jangan diturutin lah," sahut Winda lagi.
"Enggak bisa liat lo seneng aja. Lagian cuma makan siang doang, udah dicariin."
"Tau tuh, bos siapa, sih."
"Bos, lo lah."
Semua tertawa, "Yah, nggak mungkin bisa lah nolak. Mau minta pecat?" Sahut Rinto lagi tertawa geli.
"Udah sana pergi, nanti di pecat lagi si Kinan punya kasta," ucap mba Lisa ikut tertawa.
Kinana menghela nafas, "Yah, mau gimana. Mau nya sih gitu. Padahal pak Erlan itu ngasih kerjaan tadi barusan. Eh, di tagih sekarang, belum juga gue kerjain kerjaanya," ucap Kinan.
"Pak Erlan, emang sering ngasih kerjaan mendadak gitu, ya?" Tanya mba Lisa.
"Biasanya sih gitu mba, dia ngasih kerjaan suka mepet-mepet, kalau nggak jam istirahat ya jam pulang, ujung-ujungnya lembur."
"Ribet, banget," dengus Rinto.
"Super ribet," sahut Winda lagi.
Kinan menatap mba Lisa, "Kalau izin sakit, kecapean, boleh nggak sih, mba?" Tanya Kinan.
"Kalau selama kamu bisa mengetik di leptop, terus ngetik di handphone, jawab telfon, berpikir secara jernih, itu di anggap nggak sakit, Kinan," ucap mba Lisa sambil terkekeh.
"Ah, udah lah. Gue balik duluan aja ya, udah dicariin gue," Kinan beranjak dari kursinya. Ia memberikan paperbag hampers di bodyshop kepada Winda.
Kinan memberikan kadonya kepada Winda, "Makasih ya Win, traktirannya. Semoga semakin rajin kerjanya," ucap Kinan, ia menyerahkan paperbag itu kepada Winda.
"Aduh, apaan nih Kin," Winda menatap hampers dari tangan Kinan.
"Buat lo, dari gue, special."
"Thank's banget ya, Kin," ucap Winda, mengambil hampers pemberian dari Kinan.
"Iya, sama-sama," ucap Kinan.
Kinan memeluk tubuh Winda, yang sebagai pemilik acara makan-makan ini, karena Winda lah yang berulang tahun saat ini. Winda hanya mengundang orang-orang terdekat saja termasuk dirinya.
"Udah, dulu ya mba, Rinto," ucap Kinan melambaikan tangan ke arah teman-temannya di sana.
"Salam buat, pak Erlan, Kin."
"Salam, apaan?" Sahut Kinan.
"Salam kecup manjah."
Kinan hanya tertawa geli, ia lalu memesan gojek agar bisa ke tower officenya lebih cepat. Tidak butuh waktu lama gojekpun datang. Kinan duduk menyamping, karena ia menggunakan rok sepan. Tadi ia ke outlet Marugame Udon menggunakan grab-car bersama teman-temannya, dan kini terpaksa ia menggunakan gojek sendiri.
***
Kerja, kerja, kerja. Itulah yang ada di dalam pikiran Kinan saat ini. Menjadi corporate seperti in, ia harus dengan pola pikir tidak ada batasan kerja. Ia harus melakukan semua perintah atasan, meskipun diluar tugasnya. Ia tahu bahwa semua orang yang berada di office itu adalah competitor, walau seakrab apapun mereka. Tidak akan ada orang yang membantu mencapai target, jika demi kepentingan sendiri.
Ia tahu betul sebuah kondisi normal jika korporasi jika senior atau pimpinan akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Ia juga harus tahu kapan untuk mengutarakan pendapat dan menunjukan ketidak setujuan terhadap senior, karena itu akan menghancurkan karirnya sendiri. Istilahnya seperti ini jika ia pasif maka ia akan dianggap remeh oleh atasan, kalau proaktif, maka ia akan dibenci oleh rekan kerja.
Budaya kerja seperti ini terkadang tidak adil dan cenderung memihak kepada salah satu gender. Ini sering terjadi di seluruh perusahaan manapun termasuk tempat kerjanya saat ini. Untung saja ia sebagai sekretaris, yang posisinya hanya untuk atasannya saja.
Beberapa menit kemudian, ia sudah tiba di tower office. Kinan melangkahkan kakinya menuju lobby, ia menatap security yang berjaga menyapanya. Kinan melangkahkan kakinya menuju lift, ia melirik jam melingkar di tangannya menunjukan pukul 12.30 menit. Kinan meletakan kartu akses dan lift membawanya menuju lantai 25.
Kinan menungggu dengan sabar, semenit kemudian pintu lift terbuka. Kinan melangkahkan kakinya menuju koridor, ia memandang kubikel-kubikel karyawan yang tampak sepi, hanya beberapa orang yang memilih makan di meja kerjanya dengan bekal yang dibawa dari rumah.
***
Kinan menarik nafas, ia membuka hendel pintu ruangannya. Ia menelan ludah menatap seorang pria mengenakan kemeja berwarna putih dan celana slim fit berwarna hitam. Pria itu menatapnya dan ia menatap balik. Dia adalah Erlan atasannya, selaku presiden direktur di Accor Group.
"Maaf, pak, saya baru nyampe," ucap Kinan, ia lalu menutup pintu officenya.
"Iya, nggak apa-apa. Saya tunggu, pekerjaan kamu."
"Baik pak," ucap Erlan, memandang sekretarisnya. Wanita cantik itu adalah sekretarisnya yang sudah bekerja dengannya dua bulan belakangan ini. Ia akui bahwa kinerja Kinan sangat baik. Wanita itu memiliki tubuh ideal sebagai wanita, rambutnya lurus, berpenampilan menarik, tubuhnya tidak terlalu kurus dan tidak terlalu gemuk.
Kinan lalu segera melangkahkan kakinya menuju ruang kerjanya, ia menatap lagi pria yang berada tidak jauhnya. Ia akui bahwa atasnya itu dianugrahi wajah sangat tampan, memiliki alis tebal, hidung mancung dan matanya yang tajam. Tidak hanya itu dia juga sangat kaya, ia tidak tahu berapa banyak uang nominal uang yang ada di ATM pria itu. Kinan lalu duduk di kursi kerjanya.
Kinan menatap ke arah computer, ia mulai mengetik proposal yang sudah jadi dan merevisinya sesuai dengan keinginan Erlan. Kinan tenggelam dengan pekerjaanya, ia hanya perlu mengganti budget, dan PT yang akan diajak kerja sama. Ia juga menambah beberapa keterangan sesuai dengan perintah Erlan. Sebagai wanita kantoran, ia memang butuh stamina exstra buat ngadepin tumpukan kerjaan ini.
Beberapa menit berlalu, Kinan masih menatap ke arah layar computer, namun ia sadar bahwa pak Erlan memperhatikannya. Jujur sebenarnya ia tidak suka jika pria itu berada di ruangannya. Ia merasa kurang bebas jika di awasi seperti ini.
"Tadi siapa yang ulang tahun?" Tanya Erlan penasaran, karena tadi jam dua belas sekretarisnya ini meminta ijin untuk keluar sebentar, karena merayakan ulang tahun di salah satu restoran cepat saji.
"Anak marketing pak, Winda," ucap Kinan, ia menatap Erlan mendekatinya.
Kinan menelan ludah, ia bingung akan berbuat apa, selain bergeming memandang layar komputernya. Kini Erlan sudah berada di belakangnya. Kinan menatap bayangan Erlan dari belakang tubuhnya. Kinan menarik nafas beberapa detik, ia memejamkan matanya.
"Coba saya lihat pekerjaan kamu," ucap Erlan dari belakang.
Kinan lalu menscroll proposal itu dari atas, dan Erlan menatap hasil pekerjaan Kinan. Erlan menundukan wajahnya tepat sejajar dengan kepala Kinan. Erlan dapat mencium aroma yang manis dari tubuh Kinan, jujur ia suka berlama-lama di samping Kinan. Erlan memperhatikan pekerjaan Kinan dari atas.
"Scroll sampe bawah," ucap Erlan.
Kinan otomatis menscroll mouse hingga ke bawah. Ia merasakan aroma parfum Erlan yang khas seperti aroma vanilla yang lebih eksotis yang dipadukan dengan bau woody yang maskulin namun ada kesan wangi apel yang manis. Entahlah ia tidak yakin dengan parfume itu, tapi sangat khas. Ia yakin parfume yang digunakan Erlan dari parfume yang terbaik di kelasnya. Kinan juga merasakan hembusan nafas Erlan berada di lehernya, jujur itu membuatnya merinding sekaligus penasaran, seperti apa rasanya berada dikehangatan yang sama.
"Oke, nanti print dua rangkap, antar ke ruangan saya," ucap Erlan pada akhirnya, ia menjauhi diri dari tubuh Kinan.
"Baik, pak."
Kinan bersyukur akhirnya Erlan menjauh darinya, setidaknya jantungnya tidak berdegup kencang seperti tadi. Kinan menarik nafas panjang, ia mengeprint proposal itu dengan dua rangkap. Kinan masukan hasil proposal itu ke dalam map plastik. Lalu ia melangkahkan kakinya menuju ruangan Erlan.
***
Hanum seorang HR dia dipecat oleh boss nya bernama Tibra yang merupakan sebagai pemilik hotel tempatnya bekerja. Malam ketika ia dipecat Hanum memutuskan untuk ke lounge, agar melepas stress nya setelah di pecat. Suatu ketika ia mendapati ada seorang pria sedang berkelahi di bar, itu membuat kegaduhan seisi lounge. Rasa penasaran Hanum cukup kuat, ternyata yang berkelahi itu adalah boss nya sendiri yang memecatnya tadi siang. Rasa iba Hanum ingin berniat untuk membantu pria itu, namun di sisi lain dia juga kesal. Ia minta bantuan Jo pemilik Raja bengkel yang sedang dekat dengannya. Jo akhirnya membantu pria itu dan membawanya ke hotel. Akhirnya Tibra tahu yang menolongnya itu adalah Hanum wanita yang ia pecat. Rasa penasaran Tibra cukup kuat terhadap Hanum dan Hanum bekerja di hotel sebelah. Tibra menawarkan kembali kepada Hanum untuk bekerja dengannya, namun Hanum menolaknya. Saat itu Hanum sudah berpacaran dengan Jo. Suatu ketika Hanum patah hati karena mendapati Jo selingkuh dengan sahabatnya bernama Daniar di belakangnya. Saat itu Tibra mulai masuk ke dalam hati Hanum, ia mulai menolong Hanum dari adiknya yang kabur dari asrama hingga kepergiannya ke New York. Saat di New York rasa cinta Tibra dan Hanum semakin berkembang.
Arum seorang artis di Indonesia, membuat namanya tercoreng karena kasus hubungannya dengan pejabat tinggi negara. Job nya di dunia entertainment semakin sepi, akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke London. Bekerja sebagai asisten rumah tangga, hitung-hitung untuk menenangkan diri. Ketika di London, Arum bekerja dengan salah satu pria imigran yang sukses bernama Emir. Pria itu tinggal sendiri dan sering keluar kota, jarang di rumah. Kedatangannya di rumah Emir disambut hangat oleh Emir. Bagi Arum bahwa Emir majikan yang baik, yang ia tahu bahwa Emir bekerja disebuah bank ternama. Suatu ketika Emir mengajak Arum untuk mendampingi dirinya ke pesta temannya yang menikah. Di sana Arum bertemu dengan Aslan. Aslan mendekatinya dan membuat Arum risih kehadiran pria itu. Aslan mengatakan kepada Arum bahwa Emir itu seorang mafia. Namun Arum tidak percaya begitu saja. Ketika Emir keluar kota, Aslan kembali bertemu dengan Arum. Aslan mengatakan kepada Arum menyuruh memeriksa seluruh kamar Emir, di sana banyak gudang senjata. Rasa penasaran Arum semakin tinggi, ia lalu mencari bukti itu, dan benar kata Aslan bahwa Emir benar-benar seorang Mafia. Arum takut, dia kabur dari rumah Emir, karena ia merasa terancam tinggal bersama seorang mafia. Seminggu menghilang, ia mendapati dirinya hamil anaknya Emir. Emir berhasil menemukan Arum, ia memperjuangkan cinta kepada Arum.
Linggar seorang selebgram dan juga beauty vlogger, ternama di Indonesia. Dia memiliki mantan bernama Darka seorang arsitek yang bekerja di New York. Mereka menghadiri pernikahan sahabat mereka di Bali. Status merekapun menjadi dekat kembali dan kembali berpacaran. Saat di Bali Linggar tanpa sengaja bertemu dengan Radit yang merupakan sahabat abang iparnya bernama Tibra. Radit itu bekerja di Kilang Minyak di luar negri dan pemilik dari restoran Padang terkenal di Jakarta. Radit dan Linggar bertemu kembali di Jakarta. Merekapun dekat dan melakukan kencan. Linggar bombing dengan hatinya di satu sisi ia memikirkan Darka namun Radit yang dewasa bisa mengayominya itu tidak bisa menolak kehadiran Tibra. Di satu sisi Darka juga dekat dengan wanita bernama Sena. Linggar mendapati bahwa Darka dekat dengan wanita lain dan Darka pun mendapati Linggar dekat dengan lain bernama Darka. Saat mereka putus, video itu viral yang diam-diam diambil oleh seseorang dari café. Kisah mereka tersebar di seluruh Indonesia bahkan banyak stasiun TV mengundang mereka, karena Linggar merupakan selebgram terkenal. Sejak saat itu hubungan mereka benar-benar hanya status mantan.
Daniel seorang arsitek sukses, yang bekerja di Melbourne. Sedangkan Ayana seorang mahasiwa yang sedang liburan ke Jakarta mendapat tantangan oleh salah satu temannya, untuk mendekati Daniel yang super cool. Suatu ketika Daniel bertemu dengan seorang wanita bernama Ayana meminta pertanggung jawaban kepada Daniel, karena sudah memerawaninya. Namun Daniel tidak percaya begitu saja dengan ucapan Ayana. Ayana masih bersikeras dan membeberkan semua bukti-bukti kepada Daniel berupa foto mereka berada di tempat tidur yang sama. Ayana meminta Daniel untuk memberinya tempat tinggal selama di Jakarta. Daniel memenuhi keinginan Ayana dan diberinya tempat tidur gudang sebagai tempat tinggal sementara. Sejak saat itu Ayana dan Daniel tinggal bersama di Apartemen. Namun Daniel membiarkan Ayana begitu saja dan ia lalu pergi ke Melbourne untuk bekerja dan meninggalkan Ayana di apartemen sendiri. Saat itu Ayana bertemu dengan ibu Daniel, dan dia justru mengatakan bahwa dirinya adalah kekasih Daniel. Ibu Daniel menyuruh Ayana menyusul Daniel ke Melbourne, karena ada kepentingan keluarga. Terpaksa Ayana pergi ke Melbourne dengan alamat yang diberikan oleh ibu Daniel. Di Melbourne, Daniel bertemu lagi dengan Ayana. Saat itulah cinta mereka tumbuh dan menguat.
Alan seorang pengacara ternama di Indonesia yang biasa menangani kasus-kasus. Suatu ketika Alan berhasil menangani kasus Jenar seorang selebriti tanah air. Alan yang hampir menikah kini kandas karena kehadiran Jenar yang merupakan mantan klien nya. Jenar mengatakan kepada seluruh media bahwa dia membenarkan hubungannya dengan Alan, beserta bukti-bukti paparazi ketika mereka sedang berdua. Alan murka kepada Jenar, Alan mengatakan kepada Jenar bahwa dia bisa mencebloskan Jenar ke Penjara atas pencemaran nama baik. Alan membenci Jenar karena dia pernikahannya batal. Alan pergi ke Kuala Lumpur untuk menenangkan hatinya. Namun justru Jenar mengikutinya hingga KL. Jenar melakukan itu, dia ingin minta maaf kepada Alan, atas kesalahan yang dia buat. Sejak di KL hubungan mereka semakin dekat. Alan diam-diam menjalin hubungan rahasia dengan Jenar dan mereka memutuskan untuk pacaran. Alasan Alan melakukan itu untuk mencari bukti siapa yang menyuruh Jenar melakukan itu di Media. Akhirnya Alan mengetahui, dan dia marah kepada Jenar. Saat Alan marah dan mengetahui semuanya, Jenar mengalami keguguran. Alan merasa bersalah luar biasa, karena dirinya ,anak yang ada dijanin dalam perut Jenar keguguran. Alan meminta maaf kepada Jenar dan keluarganya, dia sebenarnya sangat menyayangi Jenar melebihi apapun, karena keegoisannya menyebabkan keguguran.
Bram merupakan seorang CEO yang arrogant dan egois. Dia tidak bisa melupakan cinta pertamanya bernama Melisa. Melisa memilih menikah dengan Adam, pria yang awalnya miskin lalu kehadirann Melisa membuatnya menjadi pengusaha sukses. Bram memutuskan untuk membalas perbuatan Adam yang sudah merebut cinta pertamanya. Bram memulai mencari informasi tentang wanita bernama Agni selaku adik Adam. Bram mendekati Agni yang bekerja di salah satu outlet butik ternama di mall. Bram menyatakan cinta kepada Agni dan merekapun berpacaran. Namun Agni mengetahui bahwa Bram selama ini mendekatinya hanya untuk mempermainkannya. Agni patah hati karena ia sudah menyerahkan hal yang berharga dalam hidupnya kepada Bram. Ada perasaan bersalah, Bram tetap mengawasi Agni dari kejauhan. Namun setelahh itu Bram kembali mendekati Agni, ini bukan sekedar mempermainkan namun ada perasaan cinta tumbuh dalam hatinya. Begitu juga dengan Agni juga mencintai Bram. Suatu ketika Adam mengetahui bahwa adiknya menjalin hubungan dengan pria bernama Bram. Adam jelas tidak setuju karena Bram laki-laki yang pernah menjatuhkan bisnisnya dan bahkan mereka musuh sejak lama. Namun Bram tidak menyerah, rasa cintanya kepada Agni semakin kuat dan dalam. Bram yang egois meminta Agini memilih dirinya atau keluarganya. Saat itu Agni bingung luar biasa, disatu sisi Adam menjodohkannya dengan Alan seorang pengacara ternama, namun ia tidak bisa membohongi perasaanya bahwa ia mencintai Bram.
Mature Content. Please be awise to reading!!! Bocil harap menyingkir, please!! Menikah selama 2 tahun dan belum di karuniai anak menjadikan Nay sedikit sedih. Apalagi suaminya jarang sekali menyentuh. Dia mencari kesibukan dengan berjualan kue dan takdir mempertemukan Nay dengan Alex.
"Apa yang Kakak lakukan?" tanya Syera pada Raihan yang merupakan suami dari Kakaknya. "Izinkan aku mencicipimu," sahut Raihan dengan penuh berghairah. .... Syera terjebak oleh Kakak iparnya sendiri, Syera tinggal bersama Syima yang merupakan Kakak kandungnya. Syima ketahuan berselingkuh dengan atasannya, kenyataan ini menampar pipi Raihan dan menyebabkan Raihan berubah dan akhirnya berusaha membalas dendam dengan menjebak Syera adik kandung istrinya. Awalnya hanya ingin membalas dendam dengan merusakkan Syera adik iparnya tetapi perasaan telah merubah niatnya. Dia telah jatuh cinta pada Syera adik iparnya sendiri. Syera dan Raihan menjalankan hubungan terlarang di belakang keluarga mereka hingga suatu saat Syera dinyatakan positif hamil.
Selama dua tahun, Ashton telah mencurahkan hatinya ke dalam pernikahannya, tetapi hati Emalee tetap dingin. Terlepas dari dedikasinya, Emalee memberinya surat cerai. Dia dengan blak-blakan menyatakan bahwa dia tidak bisa tetap menikah dengan seorang pria yang kekayaan bersihnya kurang dari dua miliar rupiah. Ashton menandatangani surat cerai, menutup satu bab hidupnya dan melangkah ke awal yang baru. Kemudian, Ashton mengungkapkan identitas rahasianya: maestro musik, ahli medis, dan master seni bela diri, masing-masing persona cukup mengesankan untuk mengejutkan dunia. Saat kemampuan sejati Ashton terungkap, Emalee diliputi penyesalan yang mendalam.
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. “Umurmu berapa ?” tanya Mamih “Sembilanbelas, “ sahutku. “Sudah punya pengalaman dalam sex ?” tanyanya dengan tatapan menyelidik. “Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... “ “Dengan perempuan nakal ?” “Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. “ “Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?” “Dengan ... dengan saudara sepupu, “ sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. “Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?” “Iya, saya berminat. “ “Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?” “Pertama karena saya butuh uang. “ “Kedua ?” “Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. “ “Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. “ “Saya siap Mam. “ “Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. “ Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Kelly, seorang bisu yang telah diabaikan oleh suaminya selama lima tahun sejak pernikahan mereka, juga menderita karena ibu mertuanya yang kejam. Setelah perceraian, dia mengetahui bahwa mantan suaminya langsung bertunangan dengan wanita yang benar-benar pria itu cintai. Sambil memegangi perutnya yang sedikit bulat, dia menyadari bahwa pria itu tidak pernah benar-benar peduli padanya Dengan penuh tekad, dia meninggalkan pria itu, memperlakukannya sebagai orang asing. Namun, setelah dia pergi, pria itu menyisir seluruh dunia untuk mencarinya. Ketika jalan mereka berpapasan sekali lagi, Kelly telah menemukan kebahagiaan baru. Untuk pertama kalinya, pria itu memohon dengan rendah hati, "Tolong jangan tinggalkan aku ...." Namun tanggapan Kelly tegas dan meremehkan, memotong ikatan apa pun yang tersisa. "Enyah!"