Harap bijak memilih bacaan! Mengandung adegan dewasa 21+ "Kau harus mempersiapkan diri menikahi putri dari Mr. Franklin, William," ucap Michael tegas dan tak mau dibantah. Bahkan pria itu mengeluarkan tatapan tajam pada putranya yang menjadi CEO di Johnson Corporation sebagai penggantinya. "Aku tidak mau," tolak William tanpa berpikir lama. "Dan kau pikir kau bisa menolak?" Michael menyeringai. "Aku sudah merancang pertemuan malam ini untuk mempertemukan kalian dan membicarakan pertunangan secepatnya. Jadi, kuharap kau tidak banyak bertingkah." William yang baru saja menyelesaikan sarapannya seketika bangkit. Tanpa membalikkan badan, pria itu mengucapkan satu kalimat yang membuat sang ayah semakin marah besar. "Berani-beraninya kau membantah keputusan Daddy, William!" seru Michael yang mengepalkan tangannya di atas meja. "Apa kau tidak tahu kalau Daddy bisa mencabut semua yang kau miliki saat ini jika kau menolak keinginanku, hah?" Langkah William terhenti. Tanpa membalikkan badan ia lanjut berkata, "terserah apa yang akan Daddy lakukan. Dan perlu Daddy ingat, sampai kapan pun aku tak ingin jadi boneka seperti yang dialami Jeremy." "Kau-" "Dan satu lagi ...." William memotong ucapan Michael dengan cepat. "... kalau Daddy menginginkan wanita itu menjadi bagian keluarga ini, Daddy bisa menikahinya." Mampukah William mempertahankan keputusannya untuk keluar dari Keluarga Besar Johnson dan memilih pergi bersama kekasihnya?
"Kau berhak memilih. Mommy tidak akan pernah memaksa jika kau tak menyukainya, William. Dan jika hari itu tiba, tapi Mommy sudah tidak ada di sampingmu, maka perjuangkan pilihanmu."
Seorang pria perlahan membuka mata saat suara itu kembali terngiang di telinganya. Helaan napasnya berembus dan bersamaan itu ia pun memutuskan bangkit untuk membersihkan diri.
"Pemilihan waktu yang tepat."
William memastikan penampilannya setelah melihat pada jam di atas nakas yang menunjukkan waktu sarapan hampir saja usai.
Bukan tanpa alasan pria itu selalu menghindar di saat seperti ini. Apalagi jika bukan karena Daddy-nya, Michael Johnson yang selalu membicarakan hal yang tak ia sukai selama sarapan berlangsung.
Setelah semuanya rapi, William keluar membawa tas kerja berisi beberapa dokumen penting yang akan diperlukan untuk rapat bersama salah satu relasi bisnisnya, Franklin Corporation.
Dari kejauhan pria bermanik kebiruan itu mendengar sayup-sayup perbincangan yang terjadi antara dua pria berbeda usia di Keluarga Besar Johnson.
"Masih saja membicarakan perjodohan itu," gumam William lirih.
Berniat menghindar, pria itu lantas memelankan langkahnya, dan berbelok ke pintu utama. Namun, suara sang pelayan yang tiba-tiba menyapa membuat perhatian Michael Johnson tertuju padanya.
"Mau ke mana kau, William?" tanya Michael Johnson dengan raut wajah tak bersahabat.
"Ke kantor. Willy ada rapat yang tidak bisa ditunda," jawab William datar dan dingin.
Melihat akan terjadi peperangan di sana, Christian Johnson memanggil cucu semata wayangnya duduk dan menemaninya makan.
Mau tak mau, William mendekati sang kakek, dan menarik kursi tanpa memandang sedikit pun kepada ayahnya, Michael Johnson.
Tak ada yang bersuara sampai Christian Johnson meninggalkan meja makan dibantu oleh pelayan yang bertugas menjaganya. Dan saat pria tertua di Keluarga Johnson itu tak terlihat lagi, di situlah perdebatan antara William dan Michael dimulai.
"Kau harus mempersiapkan diri menikahi putri dari Mr. Franklin, William," ucap Michael tegas dan tak mau dibantah. Bahkan pria itu mengeluarkan tatapan tajam pada putranya yang menjadi CEO di Johnson Corporation sebagai penggantinya.
"Aku tidak mau," tolak William tanpa berpikir lama.
"Dan kau pikir kau bisa menolak?" Michael menyeringai. "Aku sudah merancang pertemuan malam ini untuk mempertemukan kalian dan membicarakan pertunangan secepatnya. Jadi, kuharap kau tidak banyak bertingkah."
Alih-alih segera membantah, William memasukkan potongan roti ke dalam mulutnya, lantas meneguk air putih yang tersedia, sebelum mengelap mulutnya dengan sehelai tisu.
Wajah laki-laki tiga puluh tahun itu berubah menjadi serius ketika berhadapan dengan sang ayah yang selalu bertindak arogan.
"Sampai kapan pun aku tidak akan menuruti keinginan Daddy," ucap William tanpa meredupkan tatapan tajamnya.
"William!" Michael menggeram dengan wajah memerah, marah.
"Perlu Daddy ketahui, aku tidak bisa menikah dengan wanita lain sementara aku sudah memiliki kekasi, yang bahkan lebih baik dari yang Daddy tawarkan," ucap William tanpa rasa takut. Tak ingin membuang waktu, ia lantas bangkit seraya membawa tas kerjanya.
"Berani-beraninya kau membantah keputusan Daddy, William!" seru Michael yang mengepalkan tangannya di atas meja. "Apa kau tidak tahu kalau Daddy bisa mencabut semua yang kau miliki saat ini jika kau menolak keinginanku, hah?"
Langkah William terhenti. Tanpa membalikkan badan ia lanjut berkata, "terserah apa yang akan Daddy lakukan. Dan perlu Daddy ingat, sampai kapan pun aku tak ingin jadi boneka seperti yang dialami Jeremy."
"Kau-"
"Dan satu lagi ...." William memotong ucapan Michael dengan cepat. "... kalau Daddy menginginkan wanita itu menjadi bagian keluarga ini, Daddy bisa menikahinya."
Tanpa mengatakan apa pun lagi William segera melangkahkan kedua kakinya keluar, mengabaikan teriakan Michael Johnson yang menggelegar.
Masuk ke dalam Lamborghini Aventador kesayangannya, William membelah jalanan kota New York yang masih tampak lengang. Ia mendengkus saat emosi tiba-tiba menguasai kewarasannya.
Tak ingin tersiksa, mobilnya lantas berbelok ke salah satu unit apartemen yang akhir-akhir ini sering ia kunjungi.
Sementara itu, seorang gadis yang sudah siap dengan celana panjang hitam, dipadukan kemeja putih, dan disempurnakan dengan blazer berwarna hitam tampak menyunggingkan senyuman di depan cermin.
Setelah penampilannya rapi, ia mengambil I-Pad, dan meraih tas kerjanya sebelum duduk di pantry untuk menikmati sarapan kilat yang telah ia siapkan sejak tadi.
Sambil mendengarkan lagu favorit melalui earphone yang kemudian terpasang di kedua telinga, gadis dua puluh enam tahun itu mulai menyendokkan salad ke dalam mulutnya. Di sela-sela itu, ia pun meneliti kembali isi dokumen yang akan digunakan untuk rapat pagi ini.
Terlalu larut dalam alunan musik dan layar datar di hadapannya membuat gadis itu terlonjak saat ada tangan yang tiba-tiba mendekapnya dari belakang.
"William?" gumam gadis itu dengan mata terpejam dan senyum kecil yang tersungging di bibirnya.
Tak ada jawaban alih-alih pelukan yang semakin erat diikuti kecupan-kecupan di puncak kepalanya. Dan bagi gadis itu tak perlu memastikan dua kali siapa pria yang mendekapnya saat ini.
Dengan posisi masih memeluk dan menunggu sang pujaan hati menyelesaikan sarapan, William menatap datar pada isi dokumen di layar itu. Dalam hati ia mendengkus kesal dengan sebuah nama yang membuat emosinya mencuat beberapa minggu terakhir.
"Sampai kapan kau akan memelukku, Willy?" Suara gadis itu menarik William dari lamunannya.
Wajah kesal itu perlahan berubah menjadi datar dan berubah lagi ketika berhadapan dengan sang kekasih.
"Kau belum menjawab pertanyaanku, Willy."
Alih-alih segera menjawab, pria itu melabuhkan kecupan di kening sang kekasih dalam, dan kembali memeluknya erat.
"Sampai kau menjadi istriku dan berada di sampingku selamanya," jawab William pada akhirnya.
"Istri?" Dahi gadis itu mengerut bingung. "Kau tidak lupa bukan, jika kita tidak bisa menikah dalam waktu dekat?"
Mendesah sesaat, William lantas mengangguk.
"Lalu? Apa maksud perkataanmu?"
Pria yang masih belum bisa mengutarakan niatnya itu menarik diri. Menangkup wajah sang kekasih dan mengalihkan topik pagi ini dengan tawaran yang membuat perdebatan di antara mereka.
"Kau tidak bisa menolak, Maria," ucap William tegas, memotong segala penolakan sang kekasih sejak ia tadi. "Kalau kau takut ketahuan, aku akan menurunkanmu di tempat yang aman, Oke?"
Pemilik nama lengkap Maria Ashley itu hanya memejamkan mata sesaat dan memijit pelipisnya yang mendadak berdenyut.
"Baiklah, Tuan William. Untuk kali ini saja, aku berbaik hati menuruti keinginanmu. Tetapi, tidak untuk lain kali," jawab Maria kemudian.
Pria bermanik kebiruan itu menarik sudut bibirnya, membentuk satu seringai penuh arti. "Bagimu satu kali, tapi untukku mulai hari ini, dan seterusnya."
Mengabaikan peringatan dari manik keabu-abuan milik Maria, William menggenggam tangan wanita itu, dan mengambil alih tas kerja di atas meja.
Tak ada obrolan sepanjang perjalanan menuju kantor. Mereka hanya fokus memandang ke depan dan hanyut dalam pikiran masing-masing.
Dan sampai di persimpangan, tak jauh dari gedung bertingkat milik Franklin Corporation, William menghentikan mobilnya.
"Kau bisa turun di sini jika takut ketahuan rekan kerjamu," ucap William membuyarkan lamunan Maria.
Wanita itu menoleh ke kanan dan kiri seraya melepas seat belt miliknya. Saat ia bersiap membuka pintu, sebuah tarikan lembut menghentikan gerakan tangannya.
"Kenapa?" tanya Maria tanpa basa-basi.
Pria itu tak berbicara, tapi memajukan wajah, dan menunjuk bibirnya.
"Asal kau tahu, aku tidak pernah mencium laki-laki di pagi hari. Apalagi ketika akan berangkat ke kantor," ucap Maria dengan wajah tegas tanpa berkedip sedikit pun.
"Ck!" William berdecak. "Tak bisakah kau mengubahnya saat bersamaku? Ya, anggap saja ini ucapan terima kasih."
Masih mempertahankan raut wajahnya, Maria lantas membuat laki-laki itu diam tanpa membantah.
"Aku tidak akan pernah mengubahnya sebelum ada ikatan pasti di antara kita. Jadi, jangan meminta hal yang sudah menjadi kebiasaanku, dan satu lagi ...." Maria menjeda ucapannya.
"Apa?"
"Bukan hanya aku saja yang beradaptasi, tapi kau pun harus melakukannya." Setelah mengatakan itu Maria memanfaatkan keterpanaan William untuk melepaskan diri dan segera turun dari mobil dengan hati-hati.
Tanpa menoleh lagi ke belakang, Maria berjalan dengan tegas menuju kantor di mana ia telah bekerja selama lebih dari setahun. Sedangkan William masih berada di dalam mobilnya tanpa mengedipkan mata sedikit pun, seraya memikirkan hal-hal yang membuat sudut bibirnya perlahan tertarik ke atas.
"Dan aku akan segera membuatmu mengubah keputusan tentang pernikahan, Baby. Kau tunggu saja."
.
.
.
Bersambung ...
.
.
.
Spoiler bab selanjutnya
"Maksud Anda, proyek dengan Johnson Corporation, Sir?"
George mengangguk. "Ya. Proyek yang akan kita bahas pagi ini."
Wanita dua puluh enam tahun itu mendadak bingung. Dan semuanya tertangkap jelas oleh George Franklin yang menarik sudut bibirnya.
.
.
.
Halo para pembaca, ini adalah novel kedua yang akan tayang secara eksklusif di Bakisah, Ceriaca, Pobaca, dan MoboReader setelah novel pertama Gairah Liar Sang CEO sukses membuat para pembaca baper.
Semoga kalian suka dengan semua karya-karyaku selanjutnya yang akan tayang di Bakisah.
HARAP BIJAK MEMILIH BACAAN! BUKU INI MENGANDUNG ADEGAN DEWASA 21+
Pernikahan adalah satu-satunya hal yang belum pernah Stefan pikirkan akan terjadi pada dirinya, mengingat gagalnya hubungan asmara dengan para kekasihnya. Akan tetapi, semuanya berubah saat sang mama memintanya menikah. Pria 32 tahun itu tak mampu mengelak ataupun mendebat wanita yang telah melahirkannya. “A-apa, Ma? Menikah?” tanya Stefan dengan mata membulat. Rita mengangguk dengan senyum manis yang sudah lama tak pernah terbit di bibirnya. Stefan tertegun. “Mama sudah punya calonnya. Kamu tinggal mempersiapkan diri saja,” jawab Rita tegas. Stefan memijit pelipisnya yang tiba-tiba berdenyut. Bayangan tentang pernikahan yang ada di otaknya sangatlah buruk. Lucunya, Stefan tidak bisa menolak ketika kedua matanya menangkap raut bahagia sang mama. Stefan menarik napas dalam-dalam. Memberikan jawaban yang membuat wanita 57 tahun itu berbahagia. “Baiklah, Ma. Stef akan mengikuti keinginan mama. Asalkan istri pilihan mama bisa menjadi pendamping hidup yang baik dan sayang kepada mama juga.” “Satu hal yang paling aku hindari adalah mengecewakan mama. Jika pilihan beliau sudah menjadi takdir untukku, aku akan menjalani dengan sebaik-baiknya,” janji Stefan dalam hatinya. Apakah pilihan Rita benar-benar mengantarkan Stefan menuju kebahagiaan? Atau sebaliknya
Harap bijak memilih bacaan. Cerita ini mengandung banyak adegan dewasa. Sekuel dari buku GAIRAH LIAR SANG CEO *** “Sentuh aku, Gavin.” Lirihan diikuti geliat sensual seorang gadis dengan dada polos itu melemahkan sistem kerja otak sang pria yang saat ini sedang berdiri kaku. Menatap tak percaya dengan pemandangan yang tersaji di depan matanya. “Gavin,” lirihnya semakin putus asa. Alih-alih mendapat sentuhan seperti yang diimpikan, satu hal fatal dilakukan pria itu. Yakni, melepas jas yang membalut tubuhnya dan memasangkan pada gadis yang dicintai sejak masih remaja. “Kau ...!” “Jangan begini, Sayang.” “Tapi, aku menginginkanmu?” “Aku juga.” “Lalu, tunggu apa lagi?” Gavin tersenyum. “Tunggu aku mendapatkan restu dari orang tuamu.” *** “Apa? Melamar putriku? Jangan bermimpi!” tolak Rafael dengan tatapan dingin yang menghunjam Gavin. “Pa?” Rafael mengangkat tangannya agar sang istri tidak menyela. Lalu, ia masih beradu pandang dengan Gavin yang masih tak menyerah dan memiliki tekad kuat. “Asal kau tahu, Thalia sudah dilamar oleh orang yang telah aku pilih sebagai menantu dan pernikahan mereka akan digelar dalam waktu dekat. Sebaiknya kau pergi dan jangan mendekati putri kesayanganku lagi. Karena sampai kapan pun, aku tak akan merestui hubungan kalian!” *** Apakah yang akan dilakukan Gavin selanjutnya? Melupakan dan berhenti berjuang atau nekat dengan membawa gadis itu lari sejauh mungkin?
Warning 21+ Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa! Bermula dari kebiasaan bergonta-ganti wanita setiap malam, pemilik nama lengkap Rafael Aditya Syahreza menjerat seorang gadis yang tak sengaja menjadi pemuas ranjangnya malam itu. Gadis itu bernama Vanessa dan merupakan kekasih Adrian, adik kandungnya. Seperti mendapat keberuntungan, Rafael menggunakan segala cara untuk memiliki Vanessa. Selain untuk mengejar kepuasan, ia juga berniat membalaskan dendam. Mampukah Rafael membuat Vanessa jatuh ke dalam pelukannya dan membalas rasa sakit hati di masa lalu? Dan apakah Adrian akan diam saja saat miliknya direbut oleh sang kakak? Bagaimana perasaan Vanessa mengetahui jika dirinya hanya dimanfaatkan oleh Rafael untuk balas dendam semata? Dan apakah yang akan Vanessa lakukan ketika Rafael menjelaskan semuanya?
Harap bijak memilih bacaan!! Cerita ini mengandung adegan dewasa 21+ Oktavia Annastasya tidak pernah berpikir akan kembali bertemu dengan seorang laki-laki yang menyakitinya di masa lalu. Namun takdir seolah mempermainkannya saat ia kembali ke tanah air. “Via?” gumam laki-laki dengan setelan jas berwarna Navy yang termangu menatap gadis yang ia cari keberadaannya. Di seberang sana, seorang wanita yang sangat ia kenali tampak menggandeng pria dengan mesra. ....................................................................................... “Satu hal yang tak kuinginkan adalah bertemu denganmu!” ucap Oktavia dengan lantang dan tegas. Tristan tersentak saat mendengar ucapan Oktavia. Laki-laki itu menyadari kesalahannya memang sangat besar. “Berikan aku kesempatan sekali lagi, Via,” “Dan membiarkan kau menyakitiku lagi!” cemooh Oktavia. “Itu tidak akan pernah terjadi, Tuan Tristan Sagara! Sesuatu yang telah kau buang tak akan bisa lagi kau miliki!” Oktavia berlalu meninggalkan Tristan yang termenung meresapi perkataannya. ....................................................................................... Akankah takdir berpihak kepada Tristan untuk mendapatkan hati wanita yang sempat ia sakiti? Dan bagaimanakah perasaan Oktavia yang sesungguhnya?
Harap bijak memilih bacaan. Cerita ini mengandung adegan 21+ Sebuah insiden di pernikahan adik perempuannya, membawa Riko Alfian Firmansyah (28) mendapatkan calon istri yang lebih muda tujuh tahun darinya. Gadis yang tak lain adalah Tiffani Mita Winata (21) yang masih berstatus sebagai mahasiswi dan juga merupakan sahabat adik Riko. Mereka terpergok oleh Dewi, yang tak lain adalah Mamanya Mita. Dalam keadaan menyatukan bibir. Dalam keadaan itu, tidak ada yang bisa membantah . Hingga keputusan kedua belah pihak orang tua tidak bisa diganggu gugat. Pernikahan pun di gelar dengan mewah di salah satu ballroom hotel ternama. Bagaimana kelanjutan kisah mereka setelah menikah tanpa ada cinta?
Mauren gadis berusia 19 tahun, dijual ayahnya sendiri untuk dinikahi oleh seorang laki-laki kaya raya bernama Aron berusia 45 tahun! Aron sendiri ialah duda yang ditinggal mati isterinya beberapa bulan lalu, Aron memiliki seorang putera bernama Liam yang berusia 23 tahun! Liam sendiri sudah menikah satu tahun silam dengan Bella, namun hubungan asmara keduanya benar-benar tidak cocok! Liam merasa tidak pernah puas ketika berhubungan sex dengan Bella isterinya, sedangkan Mauren harus berusaha rela tubuhnya dinikmati oleh pria tua seperti Aron padahal setiap kali berhubungan sex Mauren tidak pernah menikmatinya sama sekali.
Pada hari ulang tahun pernikahan mereka, simpanan Jordan membius Alisha, dan dia berakhir di ranjang orang asing. Dalam satu malam, Alisha kehilangan kepolosannya, sementara wanita simpanan itu hamil. Patah hati dan terhina, Alisha menuntut cerai, tapi Jordan melihatnya sebagai amukan lain. Ketika mereka akhirnya berpisah, Alisha kemudian menjadi artis terkenal, dicari dan dikagumi oleh semua orang. Karena penuh penyesalan, Jordan menghampirinya dengan harapan akan rujuk, tetapi dia justru mendapati wanita itu berada di pelukan seorang taipan yang berkuasa. "Ayo, sapa kakak iparmu."
Axel Biantara Wijaya, pria tampan yang sukses menduduki posisi sebagai CEO PT. Wijaya Karya Reality. Salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang bergerak di bidang property yang memfokuskan bisnisnya di pengembangan property dan reality termasuk layanan konsultasi dan kontruksi. Axel digadang-gadang sebagai pria tertampan di Indonesia yang memiliki tubuh atletis serta wajah blasteran idola kaum hawa. Axel sangat terkenal, melebihi aktor papan atas sekalipun. Setiap hari selalu ada saja berita ekslusif terkait dirinya. Bukan hanya terkenal karena kesuksesannya di bidang bisnis tetapi dia juga dengan skandal-skandal dengan berbagai artis dan model baik di Indonesia maupun luar negeri. Sampai akhirnya dia bertemu dengan Aulia Putri. Wanita cantik pintar dan mandiri. Aulia berasal dari keluarga yang sederhana sehingga dia sudah biasa hidup mandiri. Dari kuliah sampai kerja dia sudah mampu membiayai hidupnya sendiri, dengan upaya yang sangat luar biasa. Setelah bertemu Aulia ada hal yang terasa berubah di hidup Axe. Apakah itu cinta? Apakah Axel bisa berubah?l
Luna tidak pernah menyangka bahwa cinta pertamanya harus berakhir tragis. Reno, pria yang dia cintai ternyata adalah calon kakak tirinya. Romansa yang baru akan dimulai itu pun seolah pupus dalam sekejap. Kendati begitu, cinta yang menggebu antara Luna dan Reno tak dapat dihentikan begitu saja. Mereka memilih berjalan di atas bara api, meski tau perlahan-lahan terbakar bersama. Jika hubungan terlarang diantara mereka terungkap, akankah mereka bisa terus bersama? Dan bagaimana nasib Luna ketika dia harus merelakan masa depannya karena mengandung buah dari hubungan terlarang mereka?
TERDAPAT ADEGAN HOT 21+ Amira seorang gadis berusia 17 tahun diperlukan tidak baik oleh ayah tirinya. Dia dipaksa menjadi budak nafsu demi mendapatkan banyak uang. Akan kah Amira bisa melepaskan diri dari situasi buruk itu? Sedangkan ayah tirinya orang yang kejam. Lantas bagaimana nasib Amira? Yuk baca cerita selengkapnya di sini !
Dimasa lalu dia tidak jadi menikah dengan kekasihnya karena jebakan seorang perempuan yang adalah teman baiknya hingga dia harus terjebak pernikahan yang tidak dia inginkan, dimasa kini siapa sangka dia bertemu dengan gadis yang mirip dengan mantan kekasihnya, tanpa sengaja terlibat skandal one night stand dan tanpa di duga rupanya itu adalah putri mantan kekasihnya. bagaimana kelanjutan hubungan mereka? apakah restu akan mereka kantongi untuk menuju ke jenjang yang lebih serius?