Pernikahan adalah satu-satunya hal yang belum pernah Stefan pikirkan akan terjadi pada dirinya, mengingat gagalnya hubungan asmara dengan para kekasihnya. Akan tetapi, semuanya berubah saat sang mama memintanya menikah. Pria 32 tahun itu tak mampu mengelak ataupun mendebat wanita yang telah melahirkannya. "A-apa, Ma? Menikah?" tanya Stefan dengan mata membulat. Rita mengangguk dengan senyum manis yang sudah lama tak pernah terbit di bibirnya. Stefan tertegun. "Mama sudah punya calonnya. Kamu tinggal mempersiapkan diri saja," jawab Rita tegas. Stefan memijit pelipisnya yang tiba-tiba berdenyut. Bayangan tentang pernikahan yang ada di otaknya sangatlah buruk. Lucunya, Stefan tidak bisa menolak ketika kedua matanya menangkap raut bahagia sang mama. Stefan menarik napas dalam-dalam. Memberikan jawaban yang membuat wanita 57 tahun itu berbahagia. "Baiklah, Ma. Stef akan mengikuti keinginan mama. Asalkan istri pilihan mama bisa menjadi pendamping hidup yang baik dan sayang kepada mama juga." "Satu hal yang paling aku hindari adalah mengecewakan mama. Jika pilihan beliau sudah menjadi takdir untukku, aku akan menjalani dengan sebaik-baiknya," janji Stefan dalam hatinya. Apakah pilihan Rita benar-benar mengantarkan Stefan menuju kebahagiaan? Atau sebaliknya
"Kita putus!"
Langkah kaki Stefan berhenti. Pria blasteran China-Indonesia itu membalikkan badan, menatap ke arah gadis yang menjadi kekasihnya selama setahun belakangan.
"Ulangi?"
Cindy mendengkus. Tak ayal ia pun mengulangi ucapannya.
"Kita putus, Stefan!" ucapnya tegas.
Stefan menatap datar kekasih, ralat mantan kekasihnya.
"Baiklah," jawab Stefan tanpa ragu. Pria itu kembali berbalik dan melanjutkan langkahnya yang tertunda untuk segera pulang.
Mengabaikan Cindy yang mengepalkan kedua tangannya dengan wajah memerah.
*
Stefan yang baru saja memarkirkan mobilnya, segera turun dan berlari ke arah lift, menuju flat rumahnya, di Garden Terrace, perumahan mewah yang berada di daerah Mid Level, Hong Kong.
Pria itu menekan angka 20 pada papan di dalam lift, di mana rumah yang selama 20 tahun ia tinggal bersama sang mama.
Entah mengapa lift hari ini terasa lambat. Berkali-kali Stefan menghela nafas sambil mengusap wajahnya.
Hatinya gelisah mengingat panggilan dari salah satu asisten rumah tangga yang bertugas menjaga mamanya.
Ting ...
Stefan terburu-buru keluar dan menempelkan jam tangan di tangan kirinya ke arah sensor pintu.
Pria itu mendorong pintu yang telah terbuka dan langsung masuk ke kamar sang mama. Memeriksa keadaan wanita yang telah melahirkannya.
"Mama?"
Rita yang baru saja keluar dari kamar mandi, dibantu asisten rumah tangga, menoleh ke arah putra semata wayangnya. Yang tampak terengah-engah seperti habis lari maraton.
"Mama baik-baik saja 'kan?" Stefan mengulurkan tangan membantu Mamanya untuk kembali duduk di atas tempat tidur.
"Kamu bisa kembali bekerja, Ka. Terima kasih," titah Rita kepada Kaka. Asisten rumah tangga yang baru saja bekerja satu bulan di rumah itu.
"Baik, Nyonya. Saya permisi."
"Bagaimana keadaan Mama?" tanya Stefan tak sabaran.
Pasalnya sejak tadi Rita tak menjawab pertanyaannya.
"Ma?"
"Mama baik-baik saja, Stef. Bagaimana kencanmu hari ini?"
"Mama tidak perlu mengalihkan pembicaraan. Bagaimana dengan mama? Kaka bilang mama tadi terjatuh? Benar begitu?" Stefan memeriksa kepala, kedua tangan dan kaki Rita.
Kekhawatiran yang sejak tadi mengganggu pikirannya lenyap digantikan perasaan lega.
"Hampir terjatuh tepatnya. Tapi mama tidak apa-apa. Hanya sedikit syok saja hingga membuat mama pusing."
"Kita ke dokter, ya? Stef khawatir jika belum memastikan mama baik-baik saja. Ayo!"
Uluran tangan Stefan ditepis oleh Rita cepat. Wanita itu mendesah lelah karena kesepian yang melanda sejak sang suami meninggalkan dunia ini.
"Ma? Ayo kita ke dokter! Stef harus memastikan keadaan mama dulu. Please?" pinta Stefan seraya berlutut di bawah kaki Rita.
"Mama tidak perlu ke dokter, Stef. Lebih baik kamu kembali ke kamarmu. Mama ingin istirahat."
Rita melepas sandal santai yang ia kenakan dan membaringkan tubuhnya yang lelah. Mengabaikan putranya yang masih berlutut di lantai.
Stefan mendesah pasrah. Selalu seperti ini. Pria itu beranjak menarik selimut dan mengatur alat pendingin ruangan, sebelum keluar dari kamar mamanya.
Stefan masuk ke kamarnya. Merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur dan menerawang kisah asmara yang berakhir dengan perpisahan.
Lagi, selama 5 tahun terakhir, hanya satu alasan yang sama, membuat pria 32 tahun itu kembali diputuskan oleh sang kekasih.
Aku tidak mungkin mengiba pada wanita yang tidak peduli dengan orang tua.
Terutama kepada mama.
Kedua mata Stefan menutup. Mencoba mengais sisa kesabaran yang selama ini ia pegang.
Malam ini, seperti biasanya, Stefan akan menghabiskan waktu untuk menemani Rita makan malam dan menonton.
Bahkan pria itu sudah melupakan hal tragis yang baru saja ia terima dari kekasihnya.
Dalam hidup Stefan, Rita adalah segalanya. Pria itu mengingat betul bagaimana perlakuan sang mama yang selalu mendahulukan kebahagiaannya.
Stefan yakin, suatu saat nanti, ia akan menemukan sosok itu. Seorang wanita yang bisa mencintai dirinya dan mamanya.
"Mama ingin pulang ke Indonesia, Stef," celetuk Rita tiba-tiba.
Stefan menoleh, kedua matanya bertemu dengan Rita. "Mama bilang apa?"
Rita menguatkan hati. Ini sulit, harus meninggalkan putranya seorang diri di sini. Akan tetapi ia pun tak punya pilihan.
Kerinduan untuk mengunjungi makam sang suami yang telah berpulang 23 tahun lalu, terbawa hingga ke alam mimpi.
"Mama ingin pulang ke Indonesia," ucapnya tegas dalam satu tarikan napas.
"Mama –"
"Mama rindu almarhum papamu, Stef."
Stefan tertegun. Tangan pria itu terulur menarik tubuh sang Mama ke dalam pelukannya.
"Baiklah. Kita akan pulang bersama, minggu depan."
*
Jakarta, 19.30 WIB
Kebahagiaan seorang anak adalah melihat orang tuanya tersenyum. Begitu juga yang kini dilakukan Stefan.
Pria yang memiliki nama lengkap Stefan Ivander Ellard, segera memesan dua tiket penerbangan Hong Kong- Jakarta, setelah perbincangan dengan Rita berakhir.
Kini, Stefan dan Rita yang baru saja keluar dari bagian imigrasi di dalam bandara Soekarno Hatta, berjalan berdampingan, mengambil koper mereka.
"Sudah?"
Stefan yang mendorong troli yang berisi 3 koper berukuran besar mengangguk. Ia meraih tangan mamanya untuk melingkar di lengannya.
Begitulah Stefan memperlakukan wanita yang telah melahirkan dan merawatnya hingga seperti saat ini.
"Bibi .... Kak Stef ..." seru gadis dua puluh tahun dengan berbinar.
Gadis bernama Aulia itu adalah putri kedua dari pamannya Stefan yang tinggal di Jakarta.
Dan pamannya itulah yang mengurus bisnis almarhum papanya di cabang Jakarta.
"Bibi." Aulia berhambur memeluk Rita yang sudah merentangkan kedua tangannya menyambut gadis periang itu.
"Kamu sudah besar, Lia."
"Tentu saja, Bi. Bahkan Aulia bisa menjadi pendamping Kak Stefan, sekarang," ucapnya antusias.
"Kamu terlalu kecil untukku, gadis kecil," sergah Stefan dengan senyum geli tersungging di bibirnya.
Aulia merengut. Melepaskan pelukannya pada sang bibi dan bergerak mencubit Stefan yang kini tertawa.
"Sudah lama Bibi dan Kak Stefan nggak pulang ke Jakarta."
"Kak Stef lagi sibuk dengan usaha barunya dan Bibi harus banyak istirahat di rumah. Kalau tidak ... Kak Stef akan uring-uringan," kekeh Rita dengan wajah berbinar.
Stefan yang duduk di samping sopir tersenyum dengan pandangan lurus ke depan.
Ternyata mama bisa sebahagia ini kembali ke Indonesia.
Tahu begitu, aku biarkan saja jika mama ingin menetap di sini.
Lagi pula, aku bisa mengunjunginya setiap saat.
Mobil yang membawa mereka masuk ke area pekarangan rumah Rita dan almarhum suaminya, yang kini dihuni oleh kedua orang tua Aulia.
Di teras, Dina sudah menunggu kehadiran kakak ipar beserta keponakannya itu. Lihatlah, wajah wanita 48 tahun itu berbinar melihat siapa yang turun dari mobil.
"Mbak Rita apa kabar?" tanya Dina dengan mata yang berkaca-kaca. Terhitung sejak suami kakak iparnya meninggal, Rita yang menetap di Hong Kong, membuat mereka jarang bertemu.
"Baik, Di. Bagaimana keadaanmu dan suamimu?" tanya Rita.
"Baik, Mbak. Ayo kita masuk! Mbak Rita sama Stefan istirahat dulu. Aku sudah menyiapkan kamar untuk kalian." Dina menggandeng lengan Rita menuju kamar utama di rumah itu. Kamar yang memiliki kenangan bersama almarhum Adam.
"Semuanya tetap sama, Mbak. Kami tidak mengganti semua perabotan dan juga letaknya," ucap Dina setelah mereka masuk ke kamar.
"Terima kasih, Dina. Aku akan beristirahat dulu di sini. Bisakah kamu tinggalkan aku sendiri?"
"Tentu, Mbak. Kalau ada apa-apa, Mbak Rita bisa menggunakan telepon di nakas untuk memanggilku atau asisten rumah tangga di bawah."
Setelah Rita mengangguk paham, Dina keluar dari kamar itu menuju lantai bawah. Menyiapkan keperluan untuk makan malam nanti bersama asisten rumah tangga.
Di dalam kamar, Rita mendekat ke arah lemari yang berisi buku-buku milik almarhum suaminya. Ia menarik salah satu buku yang menyita perhatiannya dan satu surat beserta foto terjatuh ke lantai.
Rita memungut foto tersebut dan bergumam seolah menemukan barang berharga.
"Apakah ini adalah jawabannya, Pa?"
*
Di seberang sana, seorang gadis yang masih berkutat dengan tugas kuliahnya menggeram kesal, saat dokumen penting yang belum tersimpan hilang begitu saja.
"Arrrgghh! Kenapa lagi-lagi aku ceroboh, sih!"
Fina Alesia Herlambang. Gadis yang merupakan mahasiswi jurusan bisnis, mendekati semester akhir itu harus menelan kekesalan akibat keteledorannya sendiri.
Ini bukan pertama kali ia ceroboh. Padahal, kakaknya selalu mengingatkannya untuk menyimpan di One Drive agar dokumen tersimpan otomatis.
"Kalau begini, aku harus ngulang lagi, dong?" Belum sampai Fina meluapkan kekesalan, suara ketukan pintu diiringi suara lembut maminya, membuatnya menahan untuk tidak berteriak.
Dengan langkah gontai, Fina segera turun dan membuka pintu, sebelum maminya mengamuk.
Ceklek ....
"Ada apa mamiku yang cantik?" ringis Fina dengan cengiran khas yang dimilikinya.
"Turun! Sudah waktunya makan. Hari ini Papi dan Kakakmu pulang lebih awal," ucap wanita paruh baya 57 tahun itu.
"Baiklah. Ayo."
Di meja makan, dua pria berbeda usia tampak berbincang-bincang mengenai acara besok pagi. Tepatnya berziarah ke makam sahabat papinya yang telah berpulang 23 tahun yang lalu.
"Malam, Pi." Fina mengecup pipi Dedi, lalu menghampiri kakaknya, Dino. Melakukan hal yang sama pada kesayangannya itu. "Malam kakakku, Sayang."
"Besok kita akan berangkat jam 9 pagi ya, Mi," ucap Dedi seraya menatap sang istri.
"Iya, Pi. Mami akan bersiap-siap lebih awal." Lina beralih menatap Fina. "Besok kamu juga ikut, Fin."
"Tapi, Mi –"
Dino melirik tajam ke arah Fina. Membuat gadis itu mengerti, jika dirinya tak boleh membantah.
"Baik, Mi."
Dedi dan Lina melemparkan senyuman sebelum wanita itu mulai melayani suaminya di meja makan.
Sedangkan Fina yang mempunyai rencana akan bangun siang, menggerutu kesal dalam hati.
Kenapa mesti besok, sih!
See you next chapter ...
HARAP BIJAK MEMILIH BACAAN! BUKU INI MENGANDUNG ADEGAN DEWASA 21+
Harap bijak memilih bacaan. Cerita ini mengandung banyak adegan dewasa. Sekuel dari buku GAIRAH LIAR SANG CEO *** “Sentuh aku, Gavin.” Lirihan diikuti geliat sensual seorang gadis dengan dada polos itu melemahkan sistem kerja otak sang pria yang saat ini sedang berdiri kaku. Menatap tak percaya dengan pemandangan yang tersaji di depan matanya. “Gavin,” lirihnya semakin putus asa. Alih-alih mendapat sentuhan seperti yang diimpikan, satu hal fatal dilakukan pria itu. Yakni, melepas jas yang membalut tubuhnya dan memasangkan pada gadis yang dicintai sejak masih remaja. “Kau ...!” “Jangan begini, Sayang.” “Tapi, aku menginginkanmu?” “Aku juga.” “Lalu, tunggu apa lagi?” Gavin tersenyum. “Tunggu aku mendapatkan restu dari orang tuamu.” *** “Apa? Melamar putriku? Jangan bermimpi!” tolak Rafael dengan tatapan dingin yang menghunjam Gavin. “Pa?” Rafael mengangkat tangannya agar sang istri tidak menyela. Lalu, ia masih beradu pandang dengan Gavin yang masih tak menyerah dan memiliki tekad kuat. “Asal kau tahu, Thalia sudah dilamar oleh orang yang telah aku pilih sebagai menantu dan pernikahan mereka akan digelar dalam waktu dekat. Sebaiknya kau pergi dan jangan mendekati putri kesayanganku lagi. Karena sampai kapan pun, aku tak akan merestui hubungan kalian!” *** Apakah yang akan dilakukan Gavin selanjutnya? Melupakan dan berhenti berjuang atau nekat dengan membawa gadis itu lari sejauh mungkin?
Harap bijak memilih bacaan! Mengandung adegan dewasa 21+ “Kau harus mempersiapkan diri menikahi putri dari Mr. Franklin, William,” ucap Michael tegas dan tak mau dibantah. Bahkan pria itu mengeluarkan tatapan tajam pada putranya yang menjadi CEO di Johnson Corporation sebagai penggantinya. “Aku tidak mau,” tolak William tanpa berpikir lama. “Dan kau pikir kau bisa menolak?” Michael menyeringai. “Aku sudah merancang pertemuan malam ini untuk mempertemukan kalian dan membicarakan pertunangan secepatnya. Jadi, kuharap kau tidak banyak bertingkah.” William yang baru saja menyelesaikan sarapannya seketika bangkit. Tanpa membalikkan badan, pria itu mengucapkan satu kalimat yang membuat sang ayah semakin marah besar. “Berani-beraninya kau membantah keputusan Daddy, William!” seru Michael yang mengepalkan tangannya di atas meja. “Apa kau tidak tahu kalau Daddy bisa mencabut semua yang kau miliki saat ini jika kau menolak keinginanku, hah?” Langkah William terhenti. Tanpa membalikkan badan ia lanjut berkata, “terserah apa yang akan Daddy lakukan. Dan perlu Daddy ingat, sampai kapan pun aku tak ingin jadi boneka seperti yang dialami Jeremy.” “Kau—” “Dan satu lagi ....” William memotong ucapan Michael dengan cepat. “... kalau Daddy menginginkan wanita itu menjadi bagian keluarga ini, Daddy bisa menikahinya.” Mampukah William mempertahankan keputusannya untuk keluar dari Keluarga Besar Johnson dan memilih pergi bersama kekasihnya?
Warning 21+ Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa! Bermula dari kebiasaan bergonta-ganti wanita setiap malam, pemilik nama lengkap Rafael Aditya Syahreza menjerat seorang gadis yang tak sengaja menjadi pemuas ranjangnya malam itu. Gadis itu bernama Vanessa dan merupakan kekasih Adrian, adik kandungnya. Seperti mendapat keberuntungan, Rafael menggunakan segala cara untuk memiliki Vanessa. Selain untuk mengejar kepuasan, ia juga berniat membalaskan dendam. Mampukah Rafael membuat Vanessa jatuh ke dalam pelukannya dan membalas rasa sakit hati di masa lalu? Dan apakah Adrian akan diam saja saat miliknya direbut oleh sang kakak? Bagaimana perasaan Vanessa mengetahui jika dirinya hanya dimanfaatkan oleh Rafael untuk balas dendam semata? Dan apakah yang akan Vanessa lakukan ketika Rafael menjelaskan semuanya?
Harap bijak memilih bacaan!! Cerita ini mengandung adegan dewasa 21+ Oktavia Annastasya tidak pernah berpikir akan kembali bertemu dengan seorang laki-laki yang menyakitinya di masa lalu. Namun takdir seolah mempermainkannya saat ia kembali ke tanah air. “Via?” gumam laki-laki dengan setelan jas berwarna Navy yang termangu menatap gadis yang ia cari keberadaannya. Di seberang sana, seorang wanita yang sangat ia kenali tampak menggandeng pria dengan mesra. ....................................................................................... “Satu hal yang tak kuinginkan adalah bertemu denganmu!” ucap Oktavia dengan lantang dan tegas. Tristan tersentak saat mendengar ucapan Oktavia. Laki-laki itu menyadari kesalahannya memang sangat besar. “Berikan aku kesempatan sekali lagi, Via,” “Dan membiarkan kau menyakitiku lagi!” cemooh Oktavia. “Itu tidak akan pernah terjadi, Tuan Tristan Sagara! Sesuatu yang telah kau buang tak akan bisa lagi kau miliki!” Oktavia berlalu meninggalkan Tristan yang termenung meresapi perkataannya. ....................................................................................... Akankah takdir berpihak kepada Tristan untuk mendapatkan hati wanita yang sempat ia sakiti? Dan bagaimanakah perasaan Oktavia yang sesungguhnya?
Harap bijak memilih bacaan. Cerita ini mengandung adegan 21+ Sebuah insiden di pernikahan adik perempuannya, membawa Riko Alfian Firmansyah (28) mendapatkan calon istri yang lebih muda tujuh tahun darinya. Gadis yang tak lain adalah Tiffani Mita Winata (21) yang masih berstatus sebagai mahasiswi dan juga merupakan sahabat adik Riko. Mereka terpergok oleh Dewi, yang tak lain adalah Mamanya Mita. Dalam keadaan menyatukan bibir. Dalam keadaan itu, tidak ada yang bisa membantah . Hingga keputusan kedua belah pihak orang tua tidak bisa diganggu gugat. Pernikahan pun di gelar dengan mewah di salah satu ballroom hotel ternama. Bagaimana kelanjutan kisah mereka setelah menikah tanpa ada cinta?
Kelly, seorang bisu yang telah diabaikan oleh suaminya selama lima tahun sejak pernikahan mereka, juga menderita karena ibu mertuanya yang kejam. Setelah perceraian, dia mengetahui bahwa mantan suaminya langsung bertunangan dengan wanita yang benar-benar pria itu cintai. Sambil memegangi perutnya yang sedikit bulat, dia menyadari bahwa pria itu tidak pernah benar-benar peduli padanya Dengan penuh tekad, dia meninggalkan pria itu, memperlakukannya sebagai orang asing. Namun, setelah dia pergi, pria itu menyisir seluruh dunia untuk mencarinya. Ketika jalan mereka berpapasan sekali lagi, Kelly telah menemukan kebahagiaan baru. Untuk pertama kalinya, pria itu memohon dengan rendah hati, "Tolong jangan tinggalkan aku ...." Namun tanggapan Kelly tegas dan meremehkan, memotong ikatan apa pun yang tersisa. "Enyah!"
“Usir wanita ini keluar!” "Lempar wanita ini ke laut!” Saat dia tidak mengetahui identitas Dewi Nayaka yang sebenarnya, Kusuma Hadi mengabaikan wanita tersebut. Sekretaris Kusuma mengingatkan“Tuan Hadi, wanita itu adalah istri Anda,". Mendengar hal itu, Kusuma memberinya tatapan dingin dan mengeluh, “Kenapa tidak memberitahuku sebelumnya?” Sejak saat itu, Kusuma sangat memanjakannya. Semua orang tidak menyangka bahwa mereka akan bercerai.
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?
Lenny adalah orang terkaya di ibu kota. Ia memiliki seorang istri, tetapi pernikahan mereka tanpa cinta. Suatu malam, ia secara tidak sengaja melakukan cinta satu malam dengan seorang wanita asing, jadi ia memutuskan untuk menceraikan istrinya dan mencari wanita yang ditidurinya. Dia bersumpah untuk menikahinya. Berbulan-bulan setelah perceraian, dia menemukan bahwa mantan istrinya sedang hamil tujuh bulan. Apakah mantan istrinya pernah berselingkuh sebelumnya?
"Tanda tangani surat cerai dan keluar!" Leanna menikah untuk membayar utang, tetapi dia dikhianati oleh suaminya dan dikucilkan oleh mertuanya. Melihat usahanya sia-sia, dia setuju untuk bercerai dan mengklaim harta gono-gini yang menjadi haknya. Dengan banyak uang dari penyelesaian perceraian, Leanna menikmati kebebasan barunya. Gangguan terus-menerus dari simpanan mantan suaminya tidak pernah membuatnya takut. Dia mengambil kembali identitasnya sebagai peretas top, pembalap juara, profesor medis, dan desainer perhiasan terkenal. Kemudian seseorang menemukan rahasianya. Matthew tersenyum. "Maukah kamu memilikiku sebagai suamimu berikutnya?"
Cerita ini khusus 21+, karena terdapat adegan panas. Cerita ini di mulai ketika Fahrizal masih berumur 13 tahun, tapi dia sudah bisa menunjukkan kelebihannya di atas ranjang.