/0/5851/coverbig.jpg?v=a2c52e04a4aa01cb1709cafafc343444)
Warning! Cerita ini mengandung dewasa dan kata-kata toxic! Harap bijak memilih bacaan. Menceritakan tentang Rheina, si gadis polos nan lugu yang berniat menyelamatkan sahabatnya dari tawanan tuan tanah, yang akhirnya sang ayah malah menjadikan sahabatnya itu menjadi istri keempatnya. Hidup di tengah keluarga toxic membuat Rheina pun ikut terjerumus dalam lembah kenistaan. Simak kisah cinta segitiga antara Rheina si gadis lugu dengan dua pria lainnya.
"Rheina, sebagai teman satu desa sama Sarah, kamu yang seharusnya datang ke rumahnya dan mencari tau keadaan dia," kata Satria teman satu angkatan di kampus.
Sarah adalah teman sejak kami sekolah menengah dan sudah satu Minggu ini dia tidak masuk kuliah. Beberapa teman yang biasanya tidak terlalu peduli dengan Sarah pun mulai menggumamkan kata-kata. Pasti mereka menyesal karena sering membully Sarah dan akibatnya gadis itu tidak mau lagi masuk kuliah.
Sarah memang termasuk siswi yang aneh, dia tidak banyak bicara, terlalu serius bila menatap orang lain, dan selalu berbicara tidak jelas. Banyak para siswa mengolok-oloknya bahkan tak jarang membully, aku yang menjadi teman satu mejanya kerap sekali kesal dengan sikap mereka.
"Bagaimana, Rhein?" tanya Satria lagi meminta jawabanku.
"Baik, aku akan ke rumahnya nanti setelah kelas selesai," kataku akhirnya menyanggupi permintaan teman-teman.
"Bagus kalau begitu, kami tunggu kabarnya besok," ucap Satria yang langsung membahas hal lain seputar kuliah.
Sepulang dari kampus, aku langsung menacap gas motor matic ku ke arah pulang, sebenarnya arah rumah Sarah dan aku berlainan arah, tapi tidak apa lah, aku sekalian saja.
"Rhein, tunggu, Rhein!" Seseorang berteriak memanggilku dari belakang. Aku menoleh dan ternyata Ayu teman sekelas ku yang memanggil. Aku pun menghentikan laju motorku dan menunggunya sampai ke tempatku.
"Kamu serius mau ke rumah Sarah?" tanya Ayu dengan napas masih tersengal-sengal akibat berlari tadi.
"Iya, kenapa? Kamu mau ikut?" tanyaku menodong.
Ayu menggeleng cepat, membuat rambut sebahunya ikut bergoyang-goyang.
"Gak, aku cuma mau kamu hati-hati aja."
Aku menyipitkan mata. "Hati-hati?"
"Kamu kan tau kalau Sarah itu agak sedikit aneh di sekolah, aku khawatir keluarganya pun seperti itu," kata Ayu berbisik. Aku, Ayu, dan Sarah memang satu sekolah dulu saat di menengah atas.
"Hust! Gak boleh begitu," kataku mengingatkan.
"Ya, sudah. Aku cuma minta kamu hati-hati saja, Rhein."
"Iya, iyaa. Aku berangkat nih," ujarku sembari kembali menekan stater motorku.
Ayu pun mengangguk dan mundur menjauh. Aku bergegas menekan gas dan kendaraan roda duaku mulai meluncur di jalanan. Setelah menempuh jarak kurang dari dua kilometer dari arah sekolah akhirnya aku sampai di kediaman Sarah. Rumah itu tidak terlalu besar dan jauh dari tetangga, terdapat pohon mangga yang rindang di halaman depan, banyak daun-daun kering yang berserakan di bawahnya dan beberapa sampah plastik. Seperti tidak ada yang membersihkan atau memang rumah itu tidak ada penghuninya.
Aku mematikan mesin motorku dan menurunkan standar samping. Aku belum turun dari motor, ketika seseorang membuka pintu depan rumah Sarah. Pria tinggi dengan tubuh yang atletis dan berkulit sawo matang muncul dari balik pintu itu. Pria itu memakai kaus berwarna biru navy dan celana jeans yang sudah dipotong selutut. Usianya sekitar dua atau tiga tahun di atasku. Wajahnya lumayan ganteng tapi tatapan matanya sangat menyiratkan kesan tidak suka.
"Ngapain kamu?!" tanyanya ketus.
Aku melangkah ke arahnya dan hendak naik ke teras rumah. Setahuku dia adalah kakaknya Sarah, tapi aku tidak tahu namanya siapa.
"Berhenti di situ!" teriaknya lagi dengan suara lantang.
Aku mengerutkan kening. Mau tak mau aku pun berdiri diam di tempatku.
"Aku mau cari Sarah, dia ada di dalam, kan?" kataku langsung.
"Sarah sudah mati, kami menguburnya kemarin!" katanya masih dengan nada ketus.
"Hah?!" Aku tidak akan percaya semudah itu dengan kata-katanya barusan.
"Sudah sana pulang!" usirnya seraya mengibas-ibaskan tangan ke arahku.
Tapi aku bersikeras tidak akan pulang sebelum bertemu dengan Sarah. Aku sudah berada di sini dan tidak mungkin aku akan pulang dengan tangan kosong.
"Aku mau ketemu Sarah dulu, baru sehabis itu pulang," ujarku menawar dan naik ke atas teras berdiri tepat di hadapannya.
"Eh, eh! Dikasih tau melawan ya!"
Entah mengapa sikap pemuda ini tidak ada baik-baiknya sama sekali padaku.
"Sarah!" teriakku lantang.
Laki-laki itu melotot tajam ke padaku. Aku balas menatapnya tajam. Dia pikir aku takut.
"Di mana Sarah?" tanyaku lagi ngeyel.
"Dibilang dia sudah mati! Tidak percaya sekali kamu, huh!" dengusnya bersungut-sungut.
Tentu saja aku tidak percaya.
"Di mana kalian menguburnya?" tanyaku menantang.
"Dasar cerewet! Sini ikut!" katanya lalu berjalan ke belakang rumah. Aku pun mengikutinya dari belakang.
Laki-laki itu terus berjalan menyusuri jalan setapak di belakang rumah yang dipenuhi dengan tumbuhan merambat dan pohon-pohon rimbun.
"Mau kemana?" tanyaku yang mulai berpikir macam-macam.
"Katanya tadi mau ketemu Sarah," balasnya tanpa menoleh ke arahku. "Nama kamu siapa?" tanyanya kemudian.
"Rheina." Aku menjawab cepat. Kulihat kepala laki-laki itu manggut-manggut. "Kamu?" tanyaku balik.
"Peduli amat!" ketusnya lagi.
Sialan! Makiku kesal. Benar-benar kurang ajar dia. Lelaki itu terus berjalan mengikuti jalan setapak, entah ke mana dia akan menuju. Di sekitar sini hanya ada pohon-pohon dan tumbuhan tidak ada apa-apa lagi selain itu, bahkan kami sudah agak jauh dari rumah. Aku mulai paranoid. Takut bila lelaki itu akan memperkosaku. Argh!
"Jangan mikir yang macam-macan, kamu pikir aku tertarik sama kamu, cuih!" katanya seraya membuang ludah.
"Dih, sombong!" Aku mendengus, ternyata selain menyebalkan dia pandai membaca pikiran. Aku harus hati-hati.
Aku memilih berhenti tidak lagi mengikutinya, biarkan saja dia berjalan sendirian.
"Kenapa berhenti?" tanyanya tapi aku memilih tidak menjawabnya. "Jangan salahkan aku kalau kamu di gigit ular nanti," katanya menakut-nakuti.
Aku melotot, lalu berjalan cepat menuju ke arahnya. Kami sampai ke aliran sungai yang jernih airnya. Kemudian lelaki itu membuka kausnya berikut dengan celananya. Mataku terbelalak dengan apa yang kulihat.
"Apa-apaan?!"
"Aku mau mandi," katanya enteng. Dia sudah telanjang bulat dan ... sesuatu yang panjang di bagian tubuhnya pun sedikit bangun. Aku memejamkan mata, tak berani melihat ke arahnya. Aku akui ini bukan pertama kalinya aku melihat pria telanjang bulat, walau biasanya hanya dalam film biru. Tapi, tetap saja pemandangan di depanku membuat wajah ku kian memanas.
Kudengar suara tawa dari mulut lelaki kurang ajar tersebut. Benar kata Ayu, keluarga Sarah semua aneh!
Aku benar-benar bodoh mau saja mengikutinya sampai ke sini. Ada sebuah batu besar tak jauh dari aku berdiri, gegas aku ke sana dan berdiri bersandar pada batu itu. Lelaki itu sudah menceburkan dirinya ke sungai yang aliran airnya sedang. Tubuh berototnya yang berkulit coklat terlihat sangat menggairahkan, dengan susah payah aku menelan ludah.
"Mau bergabung?" tawarnya dengan senyum miring. Aku mengalihkan wajahku ke arah lain. "Rheina Anindara."
Aku menoleh ke arahnya lagi ketika dia menyebut nama lengkapku. Kembali lelaki itu tersenyum miring.
"Aku tau siapa kamu, putri Pak Bono orang paling kaya di desa," katanya menyebut nama ayahku. "Siapa sih, yang gak kenal sama pria tukang kawin."
Aku menunduk menatap sepatu kets-ku yang tertimbun di rerumputan. Aku memang selalu malu bila menyangkut dengan ayahku. Ayah memiliki empat istri, dan aku adalah anak dari istrinya yang kedua. Istri pertama ayah meninggal setelah melahirkan, lalu menikahi ibu untuk merawat putranya yang masih berusia satu bulan saat itu. Lalu, tiga tahun kemudian ibu melahirkan aku, tetapi saat itu juga ayah menikah lagi dengan seorang gadis muda yang katanya sudah kadung hamil anak ayah. Tetapi, hanya ibu yang boleh tinggal di rumah utama, sementara dua istri ayah yang lainnya di bangunkan rumah masing-masing. Namun, tak lama usiaku menginjak remaja, ayah sudah menikah lagi dengan seorang janda dari desa seberang.
Aku menatap sepasang kaki basah di depan kakiku. Sontak aku mendongakkan kepala dan mendapati laki-laki itu sudah berdiri di depan tubuhku dengan bertelanjang dada, dan untungnya dia sudah mengenakan celana jeans-nya.
"Aku pikir kamu kesambet," katanya.
Mungkin aku kesambet karena melihat burung miliknya!
Setelah lima tahun menetap di Milan, Satria pikir dia sudah bisa melupakan Syera, ternyata dia salah. Justru saat dia kembali ke tanah air dan berada di tempat-tempat yang dia kunjungi selalu mengingatkan Satria pada gadis itu yang membuatnya kesulitan untuk move on. Sebuah kejadian di malam resepsi pernikahan Bima, Satria terlibat percintaan panas dengan seorang wanita cantik yang tidak dikenalnya dan membawanya ke dalam sebuah hubungan tanpa ikatan yang membuatnya jatuh sedalam-dalamnya pada gadis misterius itu.
Baru saja dikhianati oleh tunangan dan sahabatnya, Amelia Riversun malah terjebak dalam obsesi Damian Earl Lucas yang memiliki kekuasaan. Damian memiliki seribusatu cara agar Amelia bisa bersamanya. Dia berhasil membuat Amelia bekerja padanya, menyerang Amelia dengan banyak cara agar Amelia bisa menjadi miliknya. Amelia yang mengetahui kalau Damian adalah seorang manipulatif yang mengerikan berusaha kabur, tapi sayang sekali, dia terlambat menyadari itu. Bagaimana hubungan Damian dengan Amelia yang dipenuhi dengan kebohongan? Apalagi dunia yang mereka lalui berbeda, yang membawa hal-hal mengerikan pada Amelia.
Akibat kesalahan yang dilakukan sang kakak, Siera harus menerima pembalasan dendam dari seorang Samuel Obarra yang terkenal dingin dan arogan. Samuel menyekap dan menjadikan Siera sebagai budak pemuas nafsu pria itu di kediamannya. Hal itu akan terus berlanjut sampai Liam, kakak Siera, mau menyerahkan dirinya pada Samuel untuk membalaskan dendam keponakan kesayangannya yang saat ini menjadi depresi akibat di lecehkan beramai-ramai oleh Liam dan kawan-kawannya. Bagaimana nasib Siera selanjutnya? Apakah dia akan berakhir sama seperti keponakan Samuel yang mengalami depresi akibat pelecehan seksual? Ikuti terus kelanjutannya di "Tawanan Tuan Arogan"
Menjadi sekretaris pribadi Lucas Henderson bukanlah keinginan Clarie Evans. Namun, karena suatu hal dia harus mau menggantikan posisi tersebut, yang mana sekretaris pria itu akan melakukan cuti melahirkan. Bekerja di bawah pria yang sangat dipujanya membuat Clarie merasa tertekan, hingga pada akhirnya Lucas pun menawarkan kesepakatan serius pada Clarie yaitu, menjadi wanita penghangat ranjangnya. Dan, yang paling mengerikan adalah, Lucas merupakan seorang pria beristri. Akankah Clarie menerima tawaran bosnya itu atau menolaknya, karena pria itu telah memiliki istri yang seorang bintang terkenal?
Carissa pergi dari rumah setelah tahu bahwa sang Ayah akan menjodohkan dia dengan seorang duda beranak tiga. Padahal itu hanya sebuah ide jahat yang direncanakan oleh ibu dan adik tirinya, guna menendang Carissa dari rumahnya untuk menguasai seluruh harta miliknya. Dalam pelariannya Carissa mengalami kesialan bertubi-tubi dimulai tasnya yang hilang, kehabisan uang, kelaparan, dan hampir saja dilecehkan. Namun, keberuntungan masih berpihak pada gadis itu, seseorang telah menolongnya dari niat jahat dua manusia laknat. Fabian, pria yang menolongnya membawa Carissa pulang ke rumah pria itu dan meminta Carissa untuk berpura-pura menjadi calon istrinya, demi menghindari perjodohan yang dilakukan oleh sang Mama. Namun, siapa sangka bahwa wanita yang akan dijodohkan dengan Fabian adalah wanita yang dulu sangat dia cintai. Setelah beberapa waktu bersama, Carissa memendam perasaan kepada Bian. Apa yang akan dilakukan Fabian selanjutnya, menerima perjodohan itu atau tetap mempertahankan Carissa menjadi tamengnya? Lalu, apakah Carissa akan terus membiarkan Ibu dan saudara tirinya menguasai rumah dan seluruh hartanya?
Tinggal di sebuah kampung pedesaan di daerah Cianjur, JawaBarat. Membuat dia masih polos karena jarang bergaul dengan teman sebayanya, dari sebelum menikah sampai sekarang sudah menikah mempunyai seorang suami pun Sita masih tidak suka bergaul dan bersosialisasi dengan teman atau ibu-ibu di kampungnya. Sita keluar rumah hanya sebatas belanja, ataupun mengikuti kajian di Madrasah dekat rumahnya setiap hari Jum'at dan Minggu. Dia menikahpun hasil dari perjodohan kedua orangtuanya. Akibat kepolosannya itu, suaminya Danu sering mengeluhkan sikap istrinya itu yang pasif ketika berhubungan badan dengannya. Namun Sita tidak tahu harus bagaimana karena memang dia sangat amat teramat polos, mengenai pergaulan anak muda zaman sekarang saja dia tidak tahu menahu, apalagi tentang masalah sex yang di kehidupannya tidak pernah diajarkan sex education. Mungkin itu juga penyebab Sita dan Danu belum dikaruniai seorang anak, karena tidak menikmati sex.
Rumor menyatakan bahwa Fernanda, yang baru kembali ke keluarganya, tidak lebih dari orang kampung yang kasar. Fernanda hanya melontarkan seringai santai dan meremehkan sebagai tanggapan. Rumor lain menyebutkan bahwa Cristian yang biasanya rasional telah kehilangan akal sehatnya dan jatuh cinta pada Fernanda. Hal ini membuatnya jengkel. Dia bisa menolerir gosip tentang dirinya sendiri, tetapi fitnah terhadap kekasihnya sudah melewati batas! Lambat laun, ketika berbagai identitas Fernanda sebagai seorang desainer terkenal, seorang gamer yang cerdas, seorang pelukis terkenal, dan seorang raja bisnis yang sukses terungkap, semua orang menyadari bahwa merekalah yang telah dibodohi.
Selama dua tahun, Brian hanya melihat Evelyn sebagai asisten. Evelyn membutuhkan uang untuk perawatan ibunya, dan dia kira wanita tersebut tidak akan pernah pergi karena itu. Baginya, tampaknya adil untuk menawarkan bantuan keuangan dengan imbalan seks. Namun, Brian tidak menyangka akan jatuh cinta padanya. Evelyn mengonfrontasinya, "Kamu mencintai orang lain, tapi kamu selalu tidur denganku? Kamu tercela!" Saat Evelyn membanting perjanjian perceraian, Brian menyadari bahwa Evelyn adalah istri misterius yang dinikahinya enam tahun lalu. Bertekad untuk memenangkannya kembali, Brian melimpahinya dengan kasih sayang. Ketika orang lain mengejek asal-usul Evelyn, Brian memberinya semua kekayaannya, senang menjadi suami yang mendukung. Sekarang seorang CEO terkenal, Evelyn memiliki segalanya, tetapi Brian mendapati dirinya tersesat dalam angin puyuh lain ....
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Setelah dua tahun menikah, Sophia akhirnya hamil. Dipenuhi harapan dan kegembiraan, dia terkejut ketika Nathan meminta cerai. Selama upaya pembunuhan yang gagal, Sophia mendapati dirinya terbaring di genangan darah, dengan putus asa menelepon Nathan untuk meminta suaminya itu menyelamatkannya dan bayinya. Namun, panggilannya tidak dijawab. Hancur oleh pengkhianatan Nathan, dia pergi ke luar negeri. Waktu berlalu, dan Sophia akan menikah untuk kedua kalinya. Nathan muncul dengan panik dan berlutut. "Beraninya kamu menikah dengan orang lain setelah melahirkan anakku?"
"Meskipun merupakan gadis yatim piatu biasa, Diana berhasil menikahi pria paling berkuasa di kota. Pria itu sempurna dalam segala aspek, tetapi ada satu hal - dia tidak mencintainya. Suatu hari setelah tiga tahun menikah, dia menemukan bahwa dia hamil, tetapi hari itu juga hari suaminya memberinya perjanjian perceraian. Suaminya tampaknya jatuh cinta dengan wanita lain, dan berpikir bahwa istrinya juga jatuh cinta dengan pria lain. Tepat ketika dia mengira hubungan mereka akan segera berakhir, tiba-tiba, suaminya tampaknya tidak menginginkannya pergi. Dia sudah hampir menyerah, tetapi pria itu kembali dan menyatakan cintanya padanya. Apa yang harus dilakukan Diana, yang sedang hamil, dalam jalinan antara cinta dan benci ini? Apa yang terbaik untuknya?"