Rh
a bakal menyetubuhiku d
e rumah Tuan Kasman. Sebenarnya aku tidak ada persiapan apa-apa untuk
uhnya. Kukira Wira akan bersikap baik dan lembut padaku setelah percintaan kami tadi, ternyata
an luas, kata Wira di sepanjang jala
di desa ini?" tanyaku dengan da
kan tanganku melingkar erat pada perutnya yang keras dan mengus
ngin lagi?"
?" tantangku yang
ubuk kosong yang di sana dan bercin
k lelaki ini sungguh kotor
ya terkekeh sa
ar dari rumah yang ku tinggali, halamannya luas dipenuhi berbaga
seraya melirik ke ruma
ntahnya yang tidak ada
ngus kesa
engahan tiga puluhan berpakaian serba hitam m
a lelaki itu tak ka
n Tuan Kasman, bis
u si
elihat kead
berbalik dan melangkah c
sebuah jendela di lantai dua. Nampak seorang pria muda berkaca mat
aki-laki tadi yang saat ini
belum aku menjawab per
gnya setelah bertemu dengan Sar
nkan bertemu dengan gadis itu kalau kalia
dipaksa melayani Tuan Kasman?" t
ak gelagapan, tida
i laki-laki itu masuk ke
Sarah?" tanya Wira yang saa
i kakak apa dia tidak punya rasa simpatiny
?" balasku tak kalah ketusny
nya yang membuatku sedik
mang terkenal baik
mend
ar dan menghampiri kami. Aku memasang wajah
enunggu di dalam," k
irn
coklat. Seorang pria paruh baya yang usianya tidak jauh berbeda dengan ayahku duduk di sofa tunggal dengan Sarah yang di bawahnya menunduk, dan yang membuatku terkejut ada
hang pria itu mengeras dan wajahnya menyiratkan emosi tertahan. Mungkin dia tida
yang terdengar berat dan serak y
dis itu memaksakan senyum terbit di wajahnya yang se
s Sarah," kataku m
membayar dua kali lipat dengan ut
asalahannya. "Bahkan kau sudah memakainya, seharusn
eh, sembari memilin j
antara aku dengan Barda, jadi gadis ini sudah sepenuhnya milikku!" Tang
uan Kasman yang lalu dihala
au ke neraka, Sialan!" Wira masih berteriak dengan memaki sum
ereka. Sarah pun tak kalah paniknya denganku m
Aku mencoba memohon pada ti
rsuara. Tiga anak buahnya pun melepas d
rnya yang berdarah. Namun, dia menepis tanganku kasar. M
membawa uang tebusan untuk Sarah. Wira berjalan cepat meninggalkan
jalan meninggalkanku. Dia tak menggubri
ya, tapi dia menghe
Aku menelan ludah kecut, dan nekat
e dalam kaus ku dan meremas payudara ku dengan kasar. Aku menggigit bibir ketika jemarinya memelintir puncak
dera gairah kenikmatan akibat ulah lelaki sialan ini. Ber
h masuk ke rumah masing-masing. Jika tidak, sudah pasti banyak