Laila disuruh memilih antara bersedia dicerai atau dipoligami oleh suami dan ibu mertua karena tidak dapat memberikan keturunan selama pernikahan Lima tahun. Apakah yang Laila pilih? Memilih dipoligami atau dicerai dan menyandang status Janda Laila?
"Kau pilih cerai atau ijinkan Haris menikah lagi?!" tanya Ibu mertua tiba-tiba. Jantungku seperti mau copot mendengarnya. Tidak ada angin, tidak ada hujan, kenapa Ibu mertua yang selama ini aku anggap seperti ibu kandung sendiri bertanya demikian?
Aku mendongak sambil mencengkeram sepatu high heels yang baru saja kulepas. Andai saja bukan orang tua, sudah kusumpal mulutnya dengan sepatu ini. Tidak punya perasaan bertanya seperti itu. Pada menantunya pula!
"Maksud Ibu apa?" Aku berdiri menghadap Ibu mertua. Raut wajahnya tidak seperti biasa, tampak tak bersahabat. Sepersekian menit ia tetap bungkam, enggan menjawab.
Aku mengembuskan napas.
Sudah letih pulang kerja, sampai rumah ditodong pertanyaan macam itu. Kulirik Bang Haris. Wajahnya tenang sekali. Bahkan kedua matanya tak ingin menoleh. Memilih asyik menonton televisi. Aku mengembuskan napas panjang.
"Kenapa tiba-tiba Ibu nanya kayak gitu? Masih kurang uang bulanan dari Laila?" Aku bertanya lagi dengan nada tinggi. Kali ini Ibu mertua menyilangkan tangan ke depan dada.
Aiih sombong sekali gayanya. Lupa apa? Kalau mereka itu cuma menumpang di rumah ini. Mentang-mentang sekarang aku sudah tidak punya orang tua, Ibu seenaknya bicara. Dulu aja, sewaktu Abi dan Umi masih ada, mulut Ibu mertua sangat manis, mengalahkan manisnya madu.
"Bukan masalah uang, Laila. Tapi masalah keturunan! Kalian itu hampir tujuh tahun menikah tapi sampe sekarang, kamu belum juga hamil!"
"Lantas?" Aku memicingkan kedua mata. Menunggu jawaban yang sebenarnya jawabannya sudah dapat kutebak.
"Ibu pengen punya cucu!"
"Biasanya Ibu gak masalahin anak, kenapa sekarang tiba-tiba menginginkannya?" tanyaku menelisik.
"Sekarang itu waktunya! Ibu udah tua. Malu juga, tiap ikut arisan selalu ditanya, 'Jeng udah punya cucu belum?' kan malu." Halah ... alasan. Aku tahu betul watak Ibu. Tujuh tahun bukan waktu yang singkat untuk mengenal lebih dalam sifat dan tabiat Ibu.
"Kalau gitu, jangan ikut arisan lagi," usulku sembari berlalu.
"Gak bisa gitu, Laila. Pokoknya Ibu pengen punya cucu! Percuma kamu cantik, kaya raya kalau kamu mandul!" Aku terkejut mendengar kata terakhir yang dilontarkan Ibu. Kata yang sangat menusuk jantungku. Aku membalikkan badan. Menatap Ibu dengan sorot mata tajam.
"Mandul? Ibu bilang aku mandul? Bukannya Ibu pernah lihat hasil tes kesuburan Laila? Kandungan Laila baik-baik saja." Aku berkilah. Mengingatkan kembali kalau aku pernah periksa kandungan dan hasilnya aku bisa hamil walau aku tak tahu kapan waktunya.
"Gak nutup kemungkinan kalau dokter itu salah!" tuduh Ibu mertua membuka kipas yang selalu ada di tangannya. Aku menggeleng kepala.
Ya Allah sebenarnya ada apa? Kenapa ibu mertuaku jadi berubah ketus begini?
"Bisa jadi Bang Haris yang mandul," kataku datar.
Memang selama ini selalu aku saja yang disuruh periksa. Dari mulai dicek alat reproduksi sampai keadaan rahim. Dan semuanya baik-baik saja, sehat. Sedangkan Bang Haris, dia selalu berkelit tiap kali aku ajak ke dokter.
"Jaga mulut kamu, Laila! Haris bilang dia udah periksa ke dokter. Dia subur kok," bela Ibu mertua.
"Kapan? Abang kapan periksa ke dokter? Laila kok gak tau?"
"Bawel kamu! Seminggu yang lalu!" sahutnya tanpa menoleh ke arahku.
"Mana hasilnya?"
"Hilang. Ketinggalan di restoran waktu Abang ketemu klien."
Aku mencebik. "Heleh alasan! Bilang aja emang pengen kawin lagi. Udahlah Laila capek! Mau istirahat!"
Kutinggalkan ibu dan anak itu. Tak peduli teriakan Ibu mertua yang memanggil namaku.
***
Sarapan pagi ini, membuatku kurang berselera. Bagaimana tidak? Kedua makhluk di hadapanku wajahnya sangat tidak enak dipandang. Cemberut semua.
"Ehm." Aku berdehem memecah keheningan. Bang Haris melirik. Ibu mertua masih enggan menatapku. Aku menyimpan sisa roti bakar di atas piring.
"Apa ucapan Ibu semalam serius?" tanyaku menatap intens wajah wanita yang melahirkan Haris Prayoga. Ibu mendongak.
"Serius. Bahkan calonnya sudah a ...." Ibu menggantung kalimat ketika tangan Bang Haris menyenggol lengan Ibu. Sekarang aku mengerti, pasti Bang Haris sudah selingkuh. Pantas saja, handphone-nya di-password segala. Tapi aku gak boleh gegabah, belum ada bukti kalau suamiku punya wanita lain.
"Calon sudah, apa? Calon apa?" Aku pura-pura tak mengerti. Ibu kelihatan grogi. Meneguk susu. Mungkin untuk menghalau rasa gugupannya.
"Pokoknya ibu pengen punya cucu! Kamu tau sendiri kan Laila. Haris itu anak ibu satu-satunya. Harus ada penerus keturunan kami," tandas Ibu mengalihkan pertanyaanku.
Sudahlah, anggap saja benar, kalau Bang Haris punya simpanan. Masih pagi malas berdebat.
"Abang sendiri gimana? Dari semalam ibu terus yang bicara."
"Omongan Ibu ada benarnya. Abang emang harus punya keturunan." Ucapan suamiku semakin membuat hati ini teriris sembilu.
"Apa harus dengan bercerai? Apa harus dengan poligami? Bukannya masih ada cara lain. Program bayi tabung misalnya," kataku mengajukan pilihan lain.
"Buang-buang duit, Laila. Itu kan mahal banget. Mending kalau berhasil, kalau enggak? Sayang kan uangnya?"
Luar biasa matrenya ibu mertuaku. Lebih mengorbankan kehancuran rumah tangga anaknya dari pada kehilangan uang untuk usaha punya anak. Padahal dia tahu dari dulu, kalau aku paling tidak mau dipoligami. Apa pun alasannya.
"Abang maunya gimana? Kita cerai?"
"Abang gak mau cerai, tapi Abang pengen punya anak."
"Ya udah ayo kita periksa bareng ke dokter," ajakku dengan serius.
"Kamu gak percaya kalau Abang udah periksa ke dokter?"
"Enggak!"
"Ya sudah, terserah. Yang pasti Abang pengen punya anak!" tandasnya, lalu meneguk segelas air susu.
"Kita coba program bayi tabung. Biar biayanya aku tanggung semua."
"Bayi tabung itu lama! Benar kata Ibu, mending kalau berhasil, kalau enggak?"
"Jalan satu-satunya Haris harus menikah lagi! Dalam agama pun boleh kan menikah lebih dari satu kali?" sela Ibu mertua.
Aku mendengus kesal. Ternyata memang benar. Bang Haris diam-diam sudah punya wanita lain. Ingin nikah lagi. Aku yakin, pasti di mata Ibu, calon istri Bang Haris wanita yang tajir dan kaya raya.
Aku melirik arloji, sudah pukul tujuh. Harus segera ke kantor, satu jam lagi ada meeting.
"Nanti malam kita bahas lagi. Aku berangkat dulu. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
***
Sepanjang perjalanan ke kantor, aku masih memikirkan permintaan Bang Haris dan Ibunya. Aku sangat curiga, kalau mereka sebenarnya sudah punya wanita yang akan menggantikan posisiku sebagai istri Bang Haris. Kira-kira siapa wanita itu? Sehingga Ibu yang biasanya sangat baik dan manis di hadapanku berubah. Bahkan sebelumnya dia kerap kali berkata.
"Mungkin belum waktunya. Gak apa-apalah. Punya anak itu banyak biaya. Mending sekarang kalian cari uang sebanyak-banyaknya."
Tapi sekarang? Seolah sangat menginginkan seorang anak.
Aku harus cari tahu penyebab sebenarnya. Apa benar Bang Haris punya wanita lain?
Panji mencintai seorang janda yang terkenal sangat galak bernama Riani. Terpaut usia lebih tua dari Riani, tidak menyurutkan Panji untuk mengejar cintanya Riani. Namun, Panji yang berprofesi sebagai dokter cintanya pada Riani mendapat pertentangan dari kedua orang tuanya. Mengingat Riani adalah seorang janda dan usianya jauh lebih tua dari Panji.
Andini dincintai oleh lelaki yang usianya jauh lebih muda. Akan tetapi, hubungan mereka tidak berjalan mulus karena kedatangan seseorang yang sedari dulu Andini harapkan kedatangannya. Akankah Andini dan lekaki itu akan tetap menjalin hubungan? Ataukah hubungan Andini dan Alex kandas begitu saja?
Wulandari, wanita berasal dari Desa ingin mengadu nasib ke ibukota. Tujuannya hanya satu ingin mengubah kehidupan perekonomian keluarganya yang kerap kali mendapat hinaan dan caci maki dari warga desa. Berhasilkah Wulan mengadu nasib di ibu kota?
Selama dua tahun, Ashton telah mencurahkan hatinya ke dalam pernikahannya, tetapi hati Emalee tetap dingin. Terlepas dari dedikasinya, Emalee memberinya surat cerai. Dia dengan blak-blakan menyatakan bahwa dia tidak bisa tetap menikah dengan seorang pria yang kekayaan bersihnya kurang dari dua miliar rupiah. Ashton menandatangani surat cerai, menutup satu bab hidupnya dan melangkah ke awal yang baru. Kemudian, Ashton mengungkapkan identitas rahasianya: maestro musik, ahli medis, dan master seni bela diri, masing-masing persona cukup mengesankan untuk mengejutkan dunia. Saat kemampuan sejati Ashton terungkap, Emalee diliputi penyesalan yang mendalam.
‘Ikuti terus jatuh bangun perjalanan Sang Gigolo Kampung yang bertekad insyaf, keluar dari cengkraman dosa dan nista hitam pekat. Simak juga lika liku keseruan saat Sang Gigolo Kampung menemukan dan memperjuangkan cinta sucinya yang sangat berbahaya, bahkan mengancam banyak nyawa. Dijamin super baper dengan segala drama-drama cintanya yang nyeleneh, alur tak biasa serta dalam penuturan dan penulisan yang apik. Panas penuh gairah namun juga mengandung banyak pesan moral yang mendalam.
Kelly, seorang bisu yang telah diabaikan oleh suaminya selama lima tahun sejak pernikahan mereka, juga menderita karena ibu mertuanya yang kejam. Setelah perceraian, dia mengetahui bahwa mantan suaminya langsung bertunangan dengan wanita yang benar-benar pria itu cintai. Sambil memegangi perutnya yang sedikit bulat, dia menyadari bahwa pria itu tidak pernah benar-benar peduli padanya Dengan penuh tekad, dia meninggalkan pria itu, memperlakukannya sebagai orang asing. Namun, setelah dia pergi, pria itu menyisir seluruh dunia untuk mencarinya. Ketika jalan mereka berpapasan sekali lagi, Kelly telah menemukan kebahagiaan baru. Untuk pertama kalinya, pria itu memohon dengan rendah hati, "Tolong jangan tinggalkan aku ...." Namun tanggapan Kelly tegas dan meremehkan, memotong ikatan apa pun yang tersisa. "Enyah!"
Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. “Umurmu berapa ?” tanya Mamih “Sembilanbelas, “ sahutku. “Sudah punya pengalaman dalam sex ?” tanyanya dengan tatapan menyelidik. “Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... “ “Dengan perempuan nakal ?” “Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. “ “Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?” “Dengan ... dengan saudara sepupu, “ sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. “Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?” “Iya, saya berminat. “ “Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?” “Pertama karena saya butuh uang. “ “Kedua ?” “Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. “ “Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. “ “Saya siap Mam. “ “Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. “ Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
"Sekarang aku sudah memikirkannya. Dia telah memperlakukanku sebagai sampah, dan sekarang aku juga akan memperlakukannya sebagai tumpukan kotoran." "Setidaknya sampah bisa didaur ulang. Tapi kotoran tidak bisa didaur ulang." "Kamu berani mengatakan bahwa aku Kotoran?" Tiba-tiba, suara dingin melayang. Begitu suara itu turun, suhu di ruang makan turun beberapa derajat. "Tuan Muda!" Kimmy terkejut. Ada sedikit kemarahan di dalamnya. "Adeline, kamu semakin berani." Devon mencubit dagunya dan menatapnya dengan mata terbakar. "Sebaiknya kamu tidak memainkan trik apa pun."