an membahas hal yang sama. Apalagi tadi pagi aku sudah
arang kali Bang Haris masih memberik
dah jarang mengirim pesan whatsapp atau menelepon.
masukkan ponsel ke dalam ta
Aku menoleh. Ternyata Adam, karyawan
ada
untuk iklan yang tadi p
annya harus nunggu
nggantinya juga belum berpengalaman. Jadi ya ... nanti bilamana ud
tif? Ah sudahlah, terserah saja. Yang penting hasilnya membuat kli
deh. Saya pul
a,
*
mertua duduk di kursi depan rumah. Di
ium. Aiiih ... sebenarnya aku sudah malas. Tapi ya sudahlah, saat
u mertua sambil tangannya membuk
ahutku singkat, ber
unya Bang Haris. Aku menghe
mertua. Kini tubuhnya s
ulu, mau makan dulu. Nanti ya Bu bahasn
pulang kerja? Sekarang malah banyak
e
iku. Bang Haris dan Ibunya pikir mungkin aku gak tahu tentang ia yang selalu
pahit apa pun kenyataan itu. Dan sekarang, se
mertua yang berkacak pinggang. Kedua ma
ada kelembutan dan kasih sayang di sana, dari seorang mertua terhadap me
menggantung kalimat. Menelan
ergetar, mundur beberapa langkah. Ta
ab, suka salat, kalau sama orang tua gak ada sopan santun!
khilafanku. Aku merunduk lesu. Ya aku
-ribut?" Bang Hari
Dia mau ngusir Ibu Haris." Ibu mertua dengan lancar
u tak menjawab. Memilih masuk kamar, mandi, salat, lalu makan.
ris menikah lagi, silakan. Aku tidak akan mencegah atau me
*
berencana membicarakan keput
h. Asisten rumah tangga kel
a,
tanya Bi Inah sambil kepalan
ol
beratan, kita bicaranya di
i Inah. Kayaknya apa yang akan Bi Inah
ara di kamar Bibi. Ayok!" ajak
Aku yakin, yang dibicarakan Bi Inah
n ranjang. Begitu
ut campur, atau mengadu domba." Ak
gkan. Insyaallah apa yang Bibi
pat duduknya. Kentara s
ar. Nyonya besar bilang, dia punya teman arisan seorang wanita cantik keturunan Korea. Katanya
ita?" t
itu
us,
Haris sama wanita itu. Malahan ... nyonya bes
bukan masalah anak. Perkara
nyaku penasaran. Sebab aku tahu, Ibu mertua paling tidak mau kala
et yang di kamarnya. Nyonya besar itu kan k
s mereka ngomo
Tuan Haris suruh mempertahankan rumah tangga sama Non Laila, tap
tuaku itu memang harus banyak-ban
yuruh Laila pilih dic
kir, Non Laila gak bakal mau kehilangan Tuan Haris. Soalnya Non Laila udah
menahan tawa. Ad
edean. Emangnya mereka siapa? Laila gak selemah it
asih ngasih Bibi umur panjang. Moga saja
sih ada lagi gak y
rut Bibi ini s
an,
ang Tuan Haris sodorkan sebulan lalu?" Aku
kertas yang belum sempat aku baca. Katanya, itu persetujuan kontrak panen setahun hasil kebun teh pada
rnah. Kenapa
ihat lesu. Pundakn
mindahan sertifikat perkebunan di B
pa