Andini dincintai oleh lelaki yang usianya jauh lebih muda. Akan tetapi, hubungan mereka tidak berjalan mulus karena kedatangan seseorang yang sedari dulu Andini harapkan kedatangannya. Akankah Andini dan lekaki itu akan tetap menjalin hubungan? Ataukah hubungan Andini dan Alex kandas begitu saja?
Tuh cowok bener-bener bikin malu! Masa mengungkapkan cinta di tengah taman? Udah kayak badut aja dilihatin banyak orang. Belum lagi disorakin. Tahu bakal begini, ogah ikut sama dia.
"Andin! Tungguin Mas Al!!" Lenganku ditariknya saat kutinggalkan dia usai berkata, "Andin, nikah, yuk?!" Ajaknya dengan suara lantang.
"Cieeee ... Diajak nikah mah mau aja, Mbak!"
"Hajar, Mbak!"
"Semangat, Mas!"
Entah kata-kata apalagi yang terlontar dari sebagian pengunjung taman. Seketika wajahku memerah menahan malu.
"Kamu belum jawab ajakan Mas Al, Din?"
AWWW!!!
Kuinjak kakinya. Jengah lihat wajah memelas si Alex.
Cowok edan itu namanya Alexander Danuarta.
Semenjak viral salah satu sinetron tanah air, dia selalu memanggil namanya sendiri sebagai Mas Al. Sementara namaku, Andini. Biasa dipanggil Dini. Tapi sejak sinetron itu pula jadi sering dipanggil Andin. Sue!!
"Al-Al? Maksudmu Alhamdulillah???" Mulai sewot menghadapi bocah yang baru naik kelas 3 SMU itu!
Sambil memegang sebelah kakinya, ia meringis kesakitan.
"Mas Al serius ... ngajakin kamu nikah, Diiin ...."
"Jijik!!!" Kutinggalan lelaki berpostur tinggi 180 cm. Berjalan hingga pinggir jalan raya.
Memang menyebalkan! Sok-sok-an ngajakin nikah, duit buat jajan aja masih minta sama Mami Papinya.
"Din! Ya elah, tungguin napa! Jalannya cepet banget! Mas Al capek nih!"
"Bodo amat!" sungutku sambil terus berjalan.
Berdiri di sisi jalan, menunggu angkot lewat. Aku kira, dia ngajak ke taman cuma beli jagung bakar pesenan nenek. Ternyata ... malah teriak-teriak gak jelas.
"Andiiin ... Mas Al cinta kamuuuu!!"
Spontanlah para pengunjung taman menoleh ke arah kami. Aku yang mendapat perlakuan seperti itu benar-benar menahan malu.
Apalagi ketika dia mengajakku menikah terang-terangan. Bener kurang ajar tuh bocah!
"Pesenan jagung Nenek belum dibeliin, Din. Masa mau pulang aja?"
Malas meladeni lelaki yang sejak kecil sudah kukenal. Memilih menatap gemerlap bintang yang menghiasi malam.
Kami tumbuh besar bersama. Rumahku dan rumahnya berdekatan. Bedanya, dia terlahir dari keluarga terhormat dan kaya raya, rumahnya megah, di sisi jalan. Sedangkan aku dari seorang Ibu yang pulang dari Arab lalu hamil. Bapak yang hingga kini belum pernah aku temui. Wajahku memang mirip orang-orang Timur Tengah. Saat kecil, sering kali dibully kalau aku adalah hasil hubungan gelap Ibu dan majikannya sewaktu jadi TKW di Arab sana. Tapi hingga kini tidak jelas bagaimana asal usulku. Ibu sendiri meninggalkanku begitu saja saat aku baru berumur satu tahun. Menurut Nenek, ibu pergi ke Arab lagi. Entahlah. Hingga berumur sembilan belas tahun, tak pernah ibu kembali. Aku dibesarkan oleh Nenek. Yang rumahnya tepat di belakang rumah megah Alex. Rumah yang sangat sederhana.
"Au, ah!!" jawabku tetap jutek.
"Kamu tunggu di sini ya? Mas Al mau beli jagung bakar dulu. Oke?" Tak kutanggapi ocehan bocah ingusan yang berubah menjadi sok dewasa.
Angkot mana lagi? Padahal baru jam tujuh malam, tapi kok udah jarang yang lewat? Lupa gak bawa handphone . Tadi itu Nenek tumben banget nyuruh aku beliin Jagung bakar di taman ini cepat-cepat. Jadi lupa bawa tas. Cuma bawa uang dikantong saku celana. Minggu lalu memang Alex pernah membawakan jagung, Nenek ketagihan. Katanya Jagung bakarnya gak terlalu keras. Jadi Nenek mudah memakannya.
Tak berlangsung lama Alex datang menenteng tiga buah Jagung bakar.
"Ayok dah pulang! Motor Mas Al parkir di sana. Atau Andin mau tungguin di sini aja?" Aku tetap cemberut. Enggan menjawab.
"Jangan cemberut gitu dong ... nanti Mas Al khilaf langsung caplok gimana?" Spontan aku menoleh, melotot ke arahnya. Bukannya takut, dia malah memamerkan senyum.
"Oke-oke. Tunggu sebentar ya? Ini tolong pegang jagung bakarnya. Atut ketinggalan."
Ya ampuuun ... berlebihan banget gayanya. Aku tak mengerti kenapa sejak dulu Alex selalu saja bersikap demikian? Sering kali mengakui aku adalah pacar atau calon istri ke hadapan teman-temannya. Dulu aku tidak terlalu peduli, aku anggap itu cuma keisengan Alex saja. Tapi tadi? Bener-bener gila! Gak waras! Bagaimana tidak gila? Tiba-tiba teriak saat kami baru tiba di bangku taman. Hadeuuhh...
"Ayok, naik, Beb!"
Nah sekarang apalagi? Beb? Ampun dah ah!
Kuambil helm dari tangannya, mengenakan lalu agak berjinjit naik ke atas motor.
"Pegangan, nanti mental lagi!"
PLETUKK!!
Kupukul helmnya, menyebalkan! mentang-mentang tinggi badanku cuma 150 cm. Seenaknya dia ngomong!
"Buru jalan!"
"Oke, Bebeb!"
Bruuumm ....
Tiba di depan rumah, Alex mematikan mesin motor. Aku turun, melepaskan helm, lalu menyerahkan padanya.
"Pergi sana!!"
Alex bergeming. Menatapku dengan tatapan sendu.
"Pergi kemana?"
"Ke rumah kamulah!"
"Rumah aku di situ, tapi hati aku di kamu."
Najooooongg ... makin mual tingkahnya. Bodo amat, ah!
Aku tinggalkan Alex masuk ke dalam rumah sederhana. Usai menguruk salam, terlihat Nenek sedang menonton sinetron yang aku bicarakan di awal itu.
"Nej, ini jagung bakarnya," ucapku sambil menghempaskan bokong ke kursi kayu.
Menit kemudian, wajah Alex menyembul dari balik pintu.
"Nenek ...."
"Masuk Nak Alex. Sini-sini duduk!" Nenek menepuk-nepuk kursi di sampingnya.
"Siap, Nenek calon mertua." Katanya cengengesan. Idih amit-amit. Gayanya sok dewasa, padahal ...
Aku membuang muka, pura-pura nonton televisi.
"Sinetron aku udah mulai ya, Nek?"
Hah?? Apa katanya tadi? Sinetron aku? Ampuuun ... pedenya setinggi langit. Ya emang sih, wajah Alex tampan. Agak kebule-bulean gitu. Secara Papinya kan orang Inggris. Blasteran. Tapi ya enggak gitu juga kali.
"Udah dari tadi. Makin bagus akting kamu, Nak!"
Astaga! Nenek sama Alex sebelas dua belas. Udah bisa diajak kerja sama.
"Iya dong, Nek ... kan lawan mainnya Andin cucu Nenek."
Au, ah! Mending masuk kamar, pusing dengerin omongan ngelantur dua manusia yang usianya terpaut sangat jauh itu.
"Andiiin ... Mas Al main malah ditinggal ke kamar. Temenin sini!"
Gustiii ... ada apa dengan Nenek? Kenapa jadi ikut-ikutan si Alex?
Aku membalikkan badan, menatap miris Nenek dan Alex yang memasang senyum.
"Dini mendadak mual, Nek ...."
"Bebeb, mual? Mual kenapa? Jangan-jangan ... kamu masuk angin." Alex mulai sok perhatian. Dia mendekati, berdiri di sisi. Pandangannya mengarah pada perutku.
Aku menggeleng seraya tersenyum tipis. Kalau gak ada Nenek, udah aku unyel-unyel mukanya!
Sabar, Dini ... Sabaaarr ....
"Terus mual kenapa?" tanya Alex lagi. Wajahnya tampak cemas. Aku menarik napas panjang, memejamkan kedua mata lalu melotot sambil berucap, "Mual denger ocehan kamu, Alex!!!" hardikku meninggalkan Alex yang memegang dada karena terkejut mendengar bentakan. Jadi orang ngeselin! Udah bikin malu di muka umum! Awas aja kalau sampai diulangi lagi kejadian kayak tadi, aku bakalan ngejauhin! Dasar bocah ingusan!
Brukkhh!
Kubanting pintu dengan cukup keras.
"Andiiin ... Oh ... Andiiinnn ...."
Dari dalam kamar, samar-samar kudengar Alex memanggil tetapi aku enggan menjawab. Bodo amat!
Panji mencintai seorang janda yang terkenal sangat galak bernama Riani. Terpaut usia lebih tua dari Riani, tidak menyurutkan Panji untuk mengejar cintanya Riani. Namun, Panji yang berprofesi sebagai dokter cintanya pada Riani mendapat pertentangan dari kedua orang tuanya. Mengingat Riani adalah seorang janda dan usianya jauh lebih tua dari Panji.
Wulandari, wanita berasal dari Desa ingin mengadu nasib ke ibukota. Tujuannya hanya satu ingin mengubah kehidupan perekonomian keluarganya yang kerap kali mendapat hinaan dan caci maki dari warga desa. Berhasilkah Wulan mengadu nasib di ibu kota?
Laila disuruh memilih antara bersedia dicerai atau dipoligami oleh suami dan ibu mertua karena tidak dapat memberikan keturunan selama pernikahan Lima tahun. Apakah yang Laila pilih? Memilih dipoligami atau dicerai dan menyandang status Janda Laila?
ADULT HOT STORY šš Kumpulan cerpen unĀ·hoĀ·ly /ĖÉnĖhÅlÄ/ adjective sinful; wicked. *** ***
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Dua tahun lalu, Regan mendapati dirinya dipaksa menikahi Ella untuk melindungi wanita yang dia sayangi. Dari sudut pandang Regan, Ella tercela, menggunakan rencana licik untuk memastikan pernikahan mereka. Dia mempertahankan sikap jauh dan dingin terhadap wanita itu, menyimpan kehangatannya untuk yang lain. Namun, Ella tetap berdedikasi sepenuh hati untuk Regan selama lebih dari sepuluh tahun. Saat dia menjadi lelah dan mempertimbangkan untuk melepaskan usahanya, Regan tiba-tiba merasa ketakutan. Hanya ketika nyawa Ella berada di tepi kematian, hamil anak Regan, dia menyadari, cinta dalam hidupnya selalu Ella.
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing ā masing orang. Lama ā lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam ā diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan ā pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. āBeristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?ā Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. āGilaaa kenyel bangetā¦ Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikahā Ucapnya sambil meremas ā remas dada Nayla. āMmmpphhhā Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?