Panji mencintai seorang janda yang terkenal sangat galak bernama Riani. Terpaut usia lebih tua dari Riani, tidak menyurutkan Panji untuk mengejar cintanya Riani. Namun, Panji yang berprofesi sebagai dokter cintanya pada Riani mendapat pertentangan dari kedua orang tuanya. Mengingat Riani adalah seorang janda dan usianya jauh lebih tua dari Panji.
Baru saja Laila menghadiri sidang terakhir perceraiannya dengan Doni. Lelah, itu yang ia rasakan. Lelah hati, lelah pikiran dan lelah fisik.
Selama lima tahun ia bertahan hanya karena cinta. Cinta berbalas dusta. Ya, Laila pun tahu itu. Doni sudah tidak mencintainya lagi, sering berselingkuh di belakangnya. Bukan satu dua kali, tetapi sering kali.
Banyak pula gosip yang beredar kalau suaminya sering kepergok bermesraan dengan wanita lain. Namun, semua berita itu Laila hiraukan. Selagi suaminya tidak menceraikan, Laila tetap bertahan. Hingga akhirnya, Doni menceraikannya secara resmi. Laila pasrah.
"Hai, Laila ...." Sebuah sapaan menghentikkan langkah kakinya, Laila menoleh.
"Kenapa kamu di sini?" tanya Laila. Semburat ketidaksukaan terlihat dari kedua matanya yang memicing.
"Menunggumu. Seperti kataku dua tahun lalu, aku akan menunggu jandamu."
"Kampret!" sungut Laila kesal akan kelakuan lelaki yang beberapa hari belakangan mengganggunya. Entah siang, entah malam, entah pagi, selalu saja mengirim pesan padanya.
Laila berlalu meninggalkan laki-laki yang memang telah lama mencintainya. Dia bersungut-sungut kesal.
Salman Farisi. Dia adalah adik Sabrina teman semasa kuliah Laila. Laki-laki itu sangat tidak sopan. Padahal, sebelumnya, Salman begitu baik dan memiliki sopan santun apalagi jika mereka bertemu, Salman jarang sekali berbicara atau sekadar berbincang. Akan tetapi, semenjak mengetahui Laila akan diceraikan, Salman menjadi lebih agresif dan tidak memanggilnya dengan sebutan 'Kakak' lagi. Begitulah cinta, membuat orang gila dan buta karenanya.
"Tunggu, Ayang!" panggil Salman, berjalan cepat, lalu menarik lengan Laila.
Plak!!
Tangan halus Laila mendarat di pipi kiri Salman, napasnya memburu. Lelaki yang memiliki alis tebal itu meringis sambil memegang pipi.
"Jangan panggil aku kayak gitu! Aku gak suka!" sergah Laila, matanya menatap tajam. Tetapi, Salman justru tersenyum. Baginya, kemarahan Laila sangat menggemaskan.
"Oke, Ayang ... A-"
"Dibilang jangan panggil 'Ayang.'"
"Eh, iya, Aku minta maaf, keceplosan Ayang ... Tuh kan, keceplosan lagi."
"Au ah, lap!" Laila melanjutkan langkahnya lagi.
"Tapi, Laila, aku benar-benar mencintaimu." Salman mencegah langkah kaki Laila, berdiri di depan janda yang baru ketuk palu.
"Halah, omong kosong!"
"Serius, Laila. Aku akan menunggumu sampai 40 hari, setelah itu kita menikah," tandasnya penuh percaya diri.
"Apa? 40 hari?" Laila mengerutkan dahi, menatap Salman intens.
"Iya, kan masa iddah habisnya 40 hari," jawabnya santai.
Wajah Laila ke belakang, ia tampak berpikir, kemudian tertawa lepas.
"Hahaha ...."
Laila tertawa terpingkal-pingkal sambil memegang perut.
"Itu namanya masa nifas, Kampret. Kamu kira aku habis lahiran? Hahhahaha ...."
'Yes, akhirnya dia tertawa,' seru Salman dalam hati.
Lelaki yang berusia tiga puluh tahun itu bahagia, melihat pujaan hatinya tertawa lepas .
"Memangnya iya? Bukannya masa iddah, ya?" tanya Salman pura-pura tidak mengerti sambil menggaruk kepala.
"Iya, 40 hari itu masa nifas bukan masa iddah, ngaco! Hahaha ...."
Gelak tawanya masih berderai. Menyadari Salman memerhatikan sambil tersenyum, Laila pun mengatur napas. Berusaha menghentikan gelak tawa. Kemudian, berdehem.
"Kampret, kamu itu kan tiga tahun lebih muda dari pada aku. Lebih baik kamu cari yang masih merah jambu, jangan yang ungu," tukasnya dengan mimik wajah lucu. Laila mengibaratkan seorang gadis berwarna merah jambu, seorang janda berwarna ungu.
"Hmmm ... Merah jambu mungkin menarik, tetapi ungu lebih menggiurkan," ucap Salman mengerlingkan sebelah mata, genit.
"Astaga, ish!" Laila memukul bahu Salman. Kali ini, Salman yang tertawa.
"Ck, ck, ck, jandaku Laila ...."
Terdengar suara berat laki-laki lain. Seketika, tawa Salman terhenti. Laila dan Salman menoleh. Ternyata Doni dan seorang wanita seksi.
"Laila, kenalin nih, Siska calon istriku." Pandangan Laila mengarah pada wanita yang mengulurkan sebelah tangan ke arahnya, mantan istri Doni pun menyambut uluran tangan.
"Siska Katrina Wilhemia. Wanita tercantik, terseksi sejagat raya." Dengan percaya diri calon istri Doni memperkenalkan. Mendengar itu, Salman berdecih.
'Menor gitu dibilang cantik!' ucap Salman dalam hati.
"Laila," ucapnya singkat.
"Kenalkan juga, aku Salman Farisi. Aku adalah calon suami Laila."
Doni menelan ludah. Melihat calon suami Laila yang masih muda. Hati kecilnya tidak bisa memungkiri, Salman memang lebih tampan dan lebih menarik darinya.
"Oh, selamat deh," kata Doni memalingkan wajah ke arah lain.
'Aku tidak ingin kau bahagia, Laila. Harusnya hidupmu lebih menderita setelah aku ceraikan!' gumam Doni dalam hati.
"Terima kasih. Ayang, lebih baik kita pulang sekarang. Mobil aku ada di sana."
"Pu-pulang?"
Salman melihat arloji mahalnya.
"Iya, Ayang, jam empat sore aku ada operasi. Pasien sudah menungguku," jawab Salman, menyombongkan dìri. Itu bukan kebohongan, memang apa adanya. Dia seorang Dokter.
"Iya." Laila dan Salman meninggalkan Doni dengan kekasih barunya.
Setelah menjauh dari mantan suami. Laila menepis genggaman tangan Salman.
"Kamu tuh, ya? Lama-lama makin melunjak!" Diluapkan kemarahan Laila pada Salman. Kedua matanya memerah, menahan amarah.
"Ssssttt ... aku cuma menolong kamu, Ayang. Kalau aku gak bersikap kayak tadi, aku yakin, kamu akan diperolok-olok si Doni!" Jelas Salman. Namun janda itu tak peduli, tetap berlalu, meninggalkan Salman seorang diri. Kalau saja tidak ada jadwal operasi, pasti Salman akan mengejarnya.
Malam hari, sepulang dari rumah sakit. Salman mengirim pesan singkat pada Laila.
[Lailaku, Malamku ....]
[Apa?]
[Kangeeen.]
[Wew]
[Besok aku libur, jalan, yuk?]
[Ogah]
[Jam sembilan pagi aku jemput.]
Tak ada jawaban. Laila memilih mengabaikan dokter muda tersebut. Kedua matanya menerawang, mengingat rumah tangganya yang kandas karena orang ketiga.
Laila memaksakan mata untuk terpejam. Seharian ini dia begitu sangat lelah. Meregangkan pinggang, lalu menarik selimut. Tidur.
Pagi hari, setelah sarapan. Laila rebahan di dalam kamar. Hari ini, ia malas ke butik. Beberapa pesanan dan komplain dari satu, dua pelanggan diserahkan pada orang kepercayaannya, yaitu Mira. Sahabat semasa kuliah Laila.
"Kamu gak ke butik?" tanya Mira saat sambungan telepon terhubung.
"Males, euy!"
"Eh, Laila, si Doni kemarin sore datang ke sini. Dia pengen pesen gaun pengantin, tapi langsung aku tolak. Malesin banget dah!"
Janda itu tersenyum sinis.
"Mau pamer dia," tukas Laila, mengambil bantal, di simpan di atas pangkuan.
"Pamer bagaimana?" Mira tidak mengerti maksud perkataan Laila.
"Pamer istri barulah."
"Elah, cantikan juga kamu, Siska itu cuma seksi doang."
"Sudahlah, aku mau santai dulu. Jagain butik ya, jangan sampe ada yang bawa. Hahaha."
"Siap!"
Jarum jam sudah mengarah angka sembilan. Berarti sebentar lagi dokter muda itu akan datang.
Tiba-tiba terbersit sebuah ide. Laila beranjak dari tempat tidur. Mengambil secarik kertas dan pulpen. Ia menulis sesuatu di atas selembar kertas tersebut. Kemudian, dengan cepat Laila keluar kamar sambil menenteng kertas dan segulung kecil lem.
Tiba di depan rumah, Laila langsung menempelkan kertas di depan pintu rumah. Wanita berusia tiga puluh tiga tahun itu kembali ke kamar, berdiri di atas balkon sambil memegang handphone.
Tak lama berselang,
Suara klakson terdengar, itu pasti mobil Salman. Belum sempat jari Salman menekan bel, matanya tertuju pada kertas bertuliskan.
"AWAS JANDA GALAK!!"
Salman tersenyum dan mengeluarkan gawainya. Mengirim pesan untuk Laila.
Ponsel wanita berambut sepunggung itu bergetar. Pesan dari seseorang yang ia beri nama,
"Kampret." Dibacanya pesan itu oleh Laila.
[Sebentar lagi, Janda galak akan menjadi jinak.]
"KAMPREEEEEETTTT!"
Andini dincintai oleh lelaki yang usianya jauh lebih muda. Akan tetapi, hubungan mereka tidak berjalan mulus karena kedatangan seseorang yang sedari dulu Andini harapkan kedatangannya. Akankah Andini dan lekaki itu akan tetap menjalin hubungan? Ataukah hubungan Andini dan Alex kandas begitu saja?
Wulandari, wanita berasal dari Desa ingin mengadu nasib ke ibukota. Tujuannya hanya satu ingin mengubah kehidupan perekonomian keluarganya yang kerap kali mendapat hinaan dan caci maki dari warga desa. Berhasilkah Wulan mengadu nasib di ibu kota?
Laila disuruh memilih antara bersedia dicerai atau dipoligami oleh suami dan ibu mertua karena tidak dapat memberikan keturunan selama pernikahan Lima tahun. Apakah yang Laila pilih? Memilih dipoligami atau dicerai dan menyandang status Janda Laila?
Istriku Lidya yang masih berusia 25 tahun rasanya memang masih pantas untuk merasakan bahagia bermain di luar sana, lagipula dia punya uang. Biarlah dia pergi tanpaku, namun pertanyaannya, dengan siapa dia berbahagia diluar sana? Makin hari kecurigaanku semakin besar, kalau dia bisa saja tak keluar bersama sahabat kantornya yang perempuan, lalu dengan siapa? Sesaat setelah Lidya membohongiku dengan ‘karangan palsunya’ tentang kegiatannya di hari ini. Aku langsung membalikan tubuh Lidya, kini tubuhku menindihnya. Antara nafsu telah dikhianati bercampur nafsu birahi akan tubuhnya yang sudah kusimpan sedari pagi.
Alicia adalah istri yang menyedihkan selama tiga tahun. Yang dia dapatkan dari apa yang disebut suaminya hanyalah ketidakpedulian, rasa jijik, dan lebih banyak ketidakpedulian. Sebuah kesempatan bersatu memicu harapan dalam dirinya bahwa Erick akhirnya berubah pikiran. Sayangnya, dia menemukan bahwa niat pria itu yang sebenarnya adalah untuk berdamai dengan cintanya yang hilang. Baik cinta dan kesabaran memiliki tanggal kedaluwarsa. Alicia tidak tahan lagi. Dia melemparkan surat cerai ke wajahnya. Alih-alih segera menandatanganinya, Erick menekannya ke dinding dan meludahi wajahnya, "Kamu ingin menceraikanku? Tidak akan terjadi!" Terlepas dari keengganannya, Alicia memutuskan untuk mengubah hidupnya. Dia mulai menaiki tangga kesuksesan dan segera menarik banyak pengagum. Erick tidak senang dengan ini. Ketika mereka bertemu satu sama lain suatu hari, Alicia ditemani beberapa anak. Sesuatu yang mendorong Erick untuk bertindak di luar karakter. "Biarkan aku menjadi ayah mereka," tawarnya. Alicia memutar mata ke atas padanya. "Aku tidak butuh bantuanmu, Tuan Ellis. Aku bisa mengurus anak-anakku sendiri." Namun, Erick tidak menerima jawaban tidak ....
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Neneng tiba-tiba duduk di kursi sofa dan menyingkapkan roknya, dia lalu membuka lebar ke dua pahanya. Terlihat celana dalamnya yang putih. “Lihat Om sini, yang deket.” Suradi mendekat dan membungkuk. “Gemes ga Om?” Suradi mengangguk. “Sekarang kalo udah gemes, pengen apa?” “Pengen… pengen… ngejilatin. Boleh ga?” “Engga boleh. Harus di kamar.” Kata Neneng terkikik. Neneng pergi ke kamar diikuti Suradi. Dia melepaskan rok dan celana dalamnya sekaligus. Dia lalu berbaring di ranjang dan membentangkan ke dua pahanya.
BACAAN KHUSUS DEWASA Siapapun tidak akan pernah tahu, apa sesungguhnya yang dipikirkan oleh seseorang tentang sensasi nikmatnya bercinta. Sama seperti Andre dan Nadia istrinya. Banyak yang tidak tahu dan tidak menyadari. Atau memang sengaja tidak pernah mau tahu dan tidak pernah mencari tahu tentang sensasi bercinta dirinya sendiri. Seseorang bukan tidak punya fantasi dan sensasi bercinta. Bahkan yang paling liar sekalipun. Namun norma, aturan dan tata susila yang berlaku di sekitranya dan sudah tertanam sejak lama, telah mengkungkungnya. Padahal sesungguhnya imajinasi bisa tanpa batas. Siapapun bisa menjadi orang lain dan menyembunyikan segala imajinasi dan sensasinya di balik aturan itu. Namun ketika kesempatan untuk mengeksplornya tiba, maka di sana akan terlihat apa sesungguhnya sensasi yang didambanya. Kisah ini akan menceritakan betapa banyak orang-orang yang telah berhasil membebaskan dirinya dari kungkungan dogma yang mengikat dan membatasi ruang imajinasi itu dengan tetap berpegang pada batasan-batasan susila
Novel ini berisi kompilasi beberapa cerpen dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan penuh gairah dari beberapa karakter yang memiliki latar belakang profesi yan berbeda-beda serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dengan pasangannya yang bisa membikin para pembaca akan terhanyut. Berbagai konflik dan perseteruan juga kan tersaji dengan seru di setiap cerpen yang dimunculkan di beberapa adegan baik yang bersumber dari tokoh protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerpen dewasa yang ada pada novel kompilasi cerpen dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!