Bima adalah seorang suami yang penyayang, setia dan bertanggungjawab. Begitulah yang selama ini selalu ada dalam benak Amelia. Namun, siapa sangka jika ternyata dia bermain api di belakang istrinya-- Amelia. Teka-teki itu pun terbongkar saat Bima ketahuan memiliki ponsel baru tanpa sepengetahuan Amelia. Tak ada nama lain di ponselnya kecuali nama L. Gerak-gerik Bima yang mencurigakan pun mulai terlihat. Amelia menyelidiki diam-diam sikap Bima yang begitu mencurigakan. Dia berusaha mendapatkan tanda tangan Bima agar bisa mengambil semua aset yang mereka punya. Aset untuk masa depan kedua anak kembarnya-- Yuki dan Yuka. Betapa kagetnya Amelia saat tahu siapa orang ketiga dalam rumah tangganya. Benarkah perempuan itu adalah Dinda? Adik angkat Amelia yang selama ini dia rawat dan sekolahkan dengan penuh cinta? Bagaimana kisah cinta Amelia selanjutnya? Apakah dia tetap mempertahankan pernikahannya bersama Bima atau justru menerima cinta Denis? Denis yang ternyata kembali hadir dalam hidup Amelia setelah berpisah sekian tahun lamanya. Denis yang tak lain adalah cinta pertama bagi Amelia.
Drrrtttt Drrrtttttt
Suara ponsel bergetar. Ponsel siapa? Mataku tertuju pada plastik hitam yang terselip di bagasi mobil Mas Bima -- suamiku.
Benar saja. Ada ponsel keluaran terbaru di sana. Kuusap layar dengan tangan gemetar. Ada pesan yang masuk ke ponselnya. Kubaca lewat notifikasi di layar.
[Tolong belikan vitamin sama susu hamil, ya, Mas. Merk kemarin bikin mual coba ganti yang lain barangkali lebih enak di perut. Jangan lama-lama, ya, Mas]
Deg. Deg. Deg. Hati mulai berdebar.
Ponsel Mas Bimakah ini? Kenapa aku nggak pernah tahu kalau Mas Bima punya ponsel baru? Lantas, ini pesan dari siapa?
Hanya tertera nama L di kontaknya. Bahkan, belum ada kontak lain di ponsel ini kecuali pengirim pesan barusan. Pikiranku mulai tak tenang.
"Gimana, Dek? Ada nggak berkasnya?" Pertanyaan Mas Bima dari ruang keluarga mengagetkanku. Segera kubungkus kembali ponsel itu ke dalam plastik dan meletakkannya ke tempat semula.
"Nggak ketemu, Mas. Sudah aku cari kemana-mana, jok depan belakang sampai kolong bahkan di bagasi juga nggak ada," ucapku sedikit menaikkan volume supaya Mas Bima mendengar suaraku.
"Ba-- bagasi, Dek?" Agak gugup dia bertanya, membuatku mengerutkan alis seketika.
Kulihat Mas Bima berjalan tergesa menghampiriku. Wajahnya agak pias. Buru-buru menutup bagasi mobil lalu menarik pelan lengan kiriku.
Aneh!
"Mungkin ketinggalan di kantor, Dek. Biar kuambil dulu, ya?" ucap Mas Bima masih dengan sedikit gugup, membuatku semakin curiga.
Biasanya aku memang tak pernah mengecek mobil Mas Bima apalagi sampai bagasi. Tiap keluar makan, jalan atau belanja bulanan Mas Bima yang menata dan mengambil barang dari bagasi, aku cukup mengurus kedua anakku saja. Si kembar Yuka dan Yuki.
"Mau ke kantor lagi, Mas?" tanyaku lirih. Kutatap wajah Mas Bima yang sedikit gelisah.
"Sudah malam loh ini," ucapku lagi.
"Nggak apa-apa, Dek. Ada satpam juga kan, di kantor. Lagipula besok weekend, Mas mau selesaikan biar senin bisa dibawa ke kantor lagi," ucap Mas Bima sembari menepuk bahuku pelan.
Tak bisa banyak komentar, aku iyakan saja alasannya. Sebelum masuk mobil, kucium punggung tangan Mas Bima lalu masuk kembali ke rumah.
Kuintip dari balik gorden, Mas Bima kembali membuka bagasi. Buru-buru mengambil plastik hitam itu dan membuka isinya. Sambil tolah-toleh dia membuka ponsel itu. Aku yakin dia sedang membaca pesan yang masuk ke sana.
Ingin rasanya mengikuti Mas Bima dengan motor maticku. Tapi urung kulakukan. Tak mungkin kutinggalkan Yuka dan Yuki sendirian. Apalagi jika kuajak serta, tak mungkin juga. Takut masuk angin kalau kena angin malam.
Ah sudahlah. Lain kali kuselidiki sendiri, apa yang sebenarnya disembunyikan Mas Bima dariku.
Bergegas ke ruang keluarga, Yuka dan Yuki masih main petak umpet. Usia mereka genap enam tahun tanggal 15 Februari ini.
Kembali terdengar suara ponsel berdering. Ponsel utama Mas Bima tertinggal di meja kamar. Kubuka saja ponselnya yang tak terkunci itu.
Tumben!
Biasanya ponselnya selalu menggunakan password dengan alasan takut dipencet-pencet si kembar. Dan aku pun istri yang tak terlalu kepo dengan ponsel suami. Percaya dengan cinta dan kesetiaannya.
[Mas, kamu lembur apa nggak? Apa sudah pulang ke rumah Mbak Amel?]
Pesan dari Adinda-- adik angkatku. Seketika keningku berkerut. Apa ada hubungannya dengan pesan di ponsel terbaru Mas Bima barusan?
Ah nggak! Segera kubuang jauh-jauh pikiran buruk itu. Wajar jika Dinda menanyakan kepulangan Mas Bima. Toh biasanya memang aku menyuruh Mas Bima untuk menjemputnya di kampus atau ke kostnya jika weekend tiba.
Adinda adalah adik angkatku yang kini kuliah semester akhir. Sejak semester tujuh dia memang minta untuk kost di dekat kampusnya supaya nggak kemalaman kalau sedang di perpus bersama teman-temannya mengerjakan skripsi. Awalnya kutolak, aku takut dia terjerumus pergaulan bebas.
Namun karena dia berjanji tak mengecewakanku, akhirnya kusetujui saja dia kost di sana. Mas Bima juga yang mencarikan kost khusus muslimah untuknya.
Drrttt ... Drrtt...
[Mas ... besok jemput jam lima, ya? Aku mau ke baby shop]
Deg. Deg.
Dinda mau ke Baby Shop? Ngapain? Pikiranku makin kacau.
[Din, ini Mbak Amel. Mas Bima balik ke kantor lagi katanya mau ambil berkas. Ohya, kamu ke baby shop mau ngapain? Apa Mbak antar saja?]
Kubalas pesan Dinda yang masuk ke ponsel Mas Bima barusan. Cukup lama dia mengetik.
[Oh, Mas Bima lagi keluar ya, Mbak. Yaudah kalau gitu mbak. Maaf mengganggu, ya. Aku ke baby shop mau beli pakaian bayi, Mbak. Buat kado temen]
Kuhembuskan napas lega saat membaca balasannya. Harusnya memang aku tak terlalu menaruh curiga pada mereka. Buang jauh-jauh pikiran buruk itu supaya hidupku tak diselimuti was-was.
"Bun ... ada tante Bella nih!" Teriakan Yuka cukup mengagetkan. Kuletakkan kembali ponsel Mas Bima di atas meja. Bergegas ke ruang tamu untuk menemui Bella. Dia teman kuliahku yang kini sekantor dengan Mas Bima.
"Hai Bella, apa kabar?" Sapaku sembari memeluknya hangat. Aku dan dia saling cipika-cipiki selayaknya sahabat.
"Baru pulang dari kantor?" tanyaku lagi.
Dia mengangguk pelan. Menyerahkan dua bungkus martabak cokelat untuk Yuka dan Yuki.
"Ketemu Mas Bima dong. Dia bilang mau ke kantor lagi ngambil berkas."
Bella mengerutkan kedua alisnya, sedikit berpikir.
"Nggak ada Bima di kantor, Mel. Kalaupun dia balik lagi pasti ketemu aku."
Bella terlihat begitu serius menjawab ucapanku. Siapa yang berdusta di sini? Bella? Apa untungnya? Atau Mas Bima? Buat apa dia berdusta?
Sepertinya aku memang harus menyelidiki kejanggalan ini. Tak akan kubiarkan Mas Bima terus membohongi dan membodohiku setiap hari. Lihat saja akibatnya jika sampai dia main serong di belakangku.
***
Pulang kampung demi merawat ibu yang menua justru dihina hanya karena motor jadul, padahal punya showroom mobil di Jakarta. Banyak fitnah yang didapatkan Ningrum dan Huda, bagaimana mereka menghadapi semuanya? Baca kisahnya di sini, ya. Terima Kasih.
Gaza seorang laki-laki tampan, mapan dan pintar itu menjatuhkan talaknya pada Rania tepat di malam pertama pernikahan mereka, gara-gara kiriman sebuah video syur dari sahabatnya. Rania bersumpah tak melakukan itu, tapi Gaza tak peduli. Dia tetap menalak Rania hingga akhirnya Azka-- saudara kembar Gaza yang tak terlalu pintar, sederhana dan tak pernah dianggap oleh keluarga itu pun ikut turun tangan. Azka menikahi Rania dan mengajaknya hidup sederhana. Ummi dan Ibu sangat khawatir saat Rania menerima lamaran Azka. Kedua orang tua itu takut Azka tak bisa membahagiakan Rania karena Azka jauh berbeda dengan Gaza soal kemapanan. Bagaimana kisah cinta Rania - Azka selanjutnya? Apakah dia tetap bertahan dengan Azka dengan kesederhaan atau justru kembali pada Gaza yang kembali datang menawarkan cinta?
Kisah cinta, pengorbanan dan perjuangan seorang Kinara Larissa Putri. Gadis sederhana yang hanya jatuh cinta pada satu pria. Sejak dia sekolah menengah pertama hingga kini usianya menjelang kepala tiga. Kinar yang sederhana, setia, sabar dan penuh kasih itu pun akhirnya menikah dengan pria pujaan hatinya. Pria yang ternyata tak lagi seperti dia kira sebelumnya. Dialah Arka, si duda tampan, mapan dan digandrungi banyak wanita. Laki-laki egois, tak peka, kaku dan semena-mena. Mampukah Kinara melewati badai pernikahannya? Apalagi saat datang seorang laki-laki yang teramat mencintainya, bahkan rela berkorban banyak hal untuknya? Mampukah Kinar bertahan pada pernikahan yang tak pernah diharapkan Arka itu? Padahal jelas sejak awal menikah, Arka selalu bilang jika pernikahan itu terjadi bukan karena cinta melainkan karena anaknya butuh sosok Mama.
Kado yang seharusnya terkirim untuk Siska justru terkirim pada Sarah. Hal itulah yang membuat Sarah mengetahui dan menyelidiki pernikahan siri suaminya --Indra-- dengan Siska. Siska yang dulu merupakan primadona di SMA mereka. Dia korban broken home hingga sangat membutuhkan kasih sayang dan perhatian orang lain, karena itu pula dia diam-diam mau dijadikan istri kedua. Selain butuh cinta, dia juga tak mau hidup miskin. Sarah yang sudah tahu pernikahan suaminya pun memiliki banyak rencana untuk mempermalukan dan memberi pelajaran berharga untuk Siska dan Indra, sebelum dia menggugat cerai. Perceraian Sarah dengan Indra seolah membuka peluang Dareen untuk menyatakan cintanya lagi. Daren adalah sahabat Attar yang tak lain kakak kandung Sarah. Dia memang mencintai Sarah sejak dulu. Siska tak terima saat Indra jatuh miskin. Awalnya dia mau dijadikan istri kedua karena melihat kemapanan Indra. Siska pun semakin dendam pada Sarah, apalagi saat tahu Sarah menjalin hubungan dengan Dareen, dia berusaha memisahkan mereka. Bagaimana hubungan Sarah dan Dareen selanjutnya? Apakah mereka tetap bersama atau justru berpisah karena fitnah dari Siska? Bagaimana pula hubungan Siska dan Indra? Apakah ada balasan yang diterima Siska atas semua fitnah dan ulahnya selama ini?
Arga adalah seorang dokter muda yang menikahi istrinya yang juga merupakan seorang dokter. Mereka berdua sudah berpacaran sejak masih mahasiswa kedokteran dan akhirnya menikah dan bekerja di rumah sakit yang sama. Namun, tiba-tiba Arga mulai merasa jenuh dan bosan dengan istrinya yang sudah lama dikenalnya. Ketika berhubungan badan, dia seperti merasa tidak ada rasa dan tidak bisa memuaskan istrinya itu. Di saat Arga merasa frustrasi, dia tiba-tiba menemukan rangsangan yang bisa membangkitkan gairahnya, yaitu dengan tukar pasangan. Yang menjadi masalahnya, apakah istrinya, yang merupakan seorang dokter, wanita terpandang, dan memiliki harga diri yang tinggi, mau melakukan kegiatan itu?
Ketika Nadia mengumpulkan keberanian untuk memberi tahu Raul tentang kehamilannya, dia tiba-tiba mendapati pria itu dengan gagah membantu wanita lain dari mobilnya. Hatinya tenggelam ketika tiga tahun upaya untuk mengamankan cintanya hancur di depan matanya, memaksanya untuk meninggalkannya. Tiga tahun kemudian, kehidupan telah membawa Nadia ke jalan baru dengan orang lain, sementara Raul dibiarkan bergulat dengan penyesalan. Memanfaatkan momen kerentanan, dia memohon, "Nadia, mari kita menikah." Sambil menggelengkan kepalanya dengan senyum tipis, Nadia dengan lembut menjawab, "Maaf, aku sudah bertunangan."
Blurb : Adult 21+ Orang bilang cinta itu indah tetapi akankah tetap indah kalau merasakan cinta terhadap milik orang lain. Milik seseorang yang kita sayangi
Dua tahun lalu, Regan mendapati dirinya dipaksa menikahi Ella untuk melindungi wanita yang dia sayangi. Dari sudut pandang Regan, Ella tercela, menggunakan rencana licik untuk memastikan pernikahan mereka. Dia mempertahankan sikap jauh dan dingin terhadap wanita itu, menyimpan kehangatannya untuk yang lain. Namun, Ella tetap berdedikasi sepenuh hati untuk Regan selama lebih dari sepuluh tahun. Saat dia menjadi lelah dan mempertimbangkan untuk melepaskan usahanya, Regan tiba-tiba merasa ketakutan. Hanya ketika nyawa Ella berada di tepi kematian, hamil anak Regan, dia menyadari, cinta dalam hidupnya selalu Ella.
Warning!!! Khusus 18+++ Di bawah 18+++ alangkah baiknya jangan dicoba-coba.
"Tanda tangani surat cerai dan keluar!" Leanna menikah untuk membayar utang, tetapi dia dikhianati oleh suaminya dan dikucilkan oleh mertuanya. Melihat usahanya sia-sia, dia setuju untuk bercerai dan mengklaim harta gono-gini yang menjadi haknya. Dengan banyak uang dari penyelesaian perceraian, Leanna menikmati kebebasan barunya. Gangguan terus-menerus dari simpanan mantan suaminya tidak pernah membuatnya takut. Dia mengambil kembali identitasnya sebagai peretas top, pembalap juara, profesor medis, dan desainer perhiasan terkenal. Kemudian seseorang menemukan rahasianya. Matthew tersenyum. "Maukah kamu memilikiku sebagai suamimu berikutnya?"