/0/4311/coverbig.jpg?v=3b9e5a8c0f7f45bf139dae4a2ed1f5d0)
Pulang kampung demi merawat ibu yang menua justru dihina hanya karena motor jadul, padahal punya showroom mobil di Jakarta. Banyak fitnah yang didapatkan Ningrum dan Huda, bagaimana mereka menghadapi semuanya? Baca kisahnya di sini, ya. Terima Kasih.
DIHINA KARENA MOTOR JADUL PADAHAL PUNYA SHOWROOM MOBIL
"Mas, sudah dua hari ibu dirawat di rumah sakit. Mbak Sinta memintaku pulang. Dia minta aku gantian menjaga ibu karena cuma aku yang belum pernah merawat ibu. Bukan karena capek, tapi mereka memang sibuk bekerja, Mas. Aku juga sudah berulang kali bilang sama ibu supaya ikut kita aja di sini, tapi ibu selalu menolak. Ibu nggak mau pindah kota. Hidup dan mati ingin tetap berada di kampung halamannya."
Dua kali sudah kuutarakan niat untuk merawat ibu di kampung, apalagi ibu sudah tua. Usianya lebih dari 65 tahun. Selama itu pula aku belum pernah merawatnya, hanya tiap bulan mengirimi uang untuknya saja.
Kutitipkan pada Mbak Sinta atau Mila, karena memang mereka yang gantian merawat ibu selama ini. Sementara Mas Angga-- kakak keduaku pun sama sepertiku.
Hanya mengirimkan uang saja. Istrinya dan ibu kurang akur, makanya Mas Angga tak ada niat untuk mengajak ibu tinggal bersamanya. Daripada makin sakit dan hipertensi, katanya.
"Cuma ibu orang tua kita satu-satunya, Mas. Selama ini aku juga sudah merawat mama dan papa hingga mereka tutup usia, kan? Sekarang waktunya aku merawat ibu kandungku sendiri," ucapku lagi.
Air mata kembali menetes ke pipi, mengingat semua pengorbanan ibu dahulu. Dia yang single parent itu harus mengurus empat anaknya sendirian. Hanya Mas Angga yang kuliah, itu pun dari beasiswa, sementara tiga anak ibu lainnya tamat SMA.
Kulihat Mas Huda masih berpikir. Selama dua hari ini pun aku yakin dia masih memikirkan permintaanku itu.
"Bagaimana dengan sekolah anak-anak?" tanyanya kemudian.
"Kalau mas setuju, aku bisa mengurus pindahannya, Mas. Kasihan juga Mbak Sinta sama Mila kalau terus izin nggak masuk kerja, takutnya mereka dipecat atasan. Sementara aku di sini memang nggak ada kerjaan, kan?"
Mas Huda menoleh, menatapku lekat lalu menganggukkan kepala. Bola mataku berbinar seketika.
"Jadi mas setuju aku pulang kampung bersama anak-anak untuk merawat ibu?" tanyaku memastikan. Lagi-lagi ibu menghela napas lalu mengangguk pelan.
"Iya. Besok kamu pulang duluan naik pesawat atau kereta, soal sekolah Gala sama Gina nanti mas yang urus. Pokoknya kamu fokus rawat ibu saja. Kesuksesan kita saat ini juga tak lepas dari doa orang tua," ucap Mas Huda lagi.
Spontan kupeluk dia erat. Air mataku tak jua berhenti menetes. Setelah dua harian dirundung kepedihan dan kegelisahan, akhirnya Mas Huda mengabulkan permintaanku.
"Mas juga sudah menyusun rencana cukup cantik setelah urusan sekolah anak-anak selesai. Kita akan sama-sama merawat ibu, ya? Dulu kamu juga begitu ikhlas merawat papa dan mama saat mereka sakit. Sekarang gantian, Mas juga ingin merawat ibu," ucapnya meyakinkan. Lagi-lagi aku tak berhenti bersyukur karena memiliki suami sepertinya.
Dia yang setia, penyayang keluarga dan tak pernah patah semangat dalam mencari rezeki halalNya. Pantas almarhum papa dan mama begitu membanggakannya. Bahkan dulu sempat tak merestui hubunganku dengannya karena perbedaan strata.
Meski Mas Huda terlahir dari keluarga berada, tapi dia selalu berpenampilan sederhana. Tak pernah neko-neko. Dia memang seorang introvert, lebih menyukai keheningan dibandingkan keramaian sama sepertiku. Mungkin karena itu pula, dia tak banyak memiliki teman pun tak banyak teman yang tahu kalau dia orang berada.
Pergi ke mana-mana sering pakai vespa. Kecuali jika bersamaku dan anak-anak. Dia akan memakai mobilnya. Dia selalu mengutamakan kebutuhan istri dan anak-anaknya dibandingkan kebutuhannya sendiri.
Dia pun tak tega jika melihat keluarga kecilnya kesusahan, karena itulah selalu melakukan berbagai cara untuk membuat kami bahagia.
Berulang kali gagal usaha tak pernah membuatnya menyerah, hingga akhirnya kini benar-benar memiliki showroom mobil sendiri. Sedangkan warisan dari orang tuanya tinggal kontrakan dan rumah berlantai dua yang kami tinggali.
Esoknya. Aku pun pamit sama Gala dan Gina untuk berangkat lebih dulu. Mereka sudah tahu rencana kedua orang tuanya untuk pulang kampung.
Awalnya mereka menolak tapi akhirnya setuju saja, setelah aku jelaskan bagaimana perjuangan seorang ibu melahirkan anak-anaknya. Bagaimana pula perintah Allah dan RasulNya pada seorang ibu.
Gala yang kini duduk di bangku kelas lima sementara Gina duduk di bangku kelas tiga itu pun mengangguk pelan saat aku berpamitan. Mereka mencium punggung tanganku lalu memberikan sesuatu. Entah apa isinya, tapi mereka bilang kado untuk nenek.
MasyaAllah, aku bahagia sekali memiliki anak yang berjiwa besar dan patuh pada orang tua seperti mereka.
Aku dijemput Mbak Sinta di bandara Ahmad Yani. Tak butuh waktu lama, akhirnya aku sampai di rumah ibu. Rumah peninggalan bapak yang tak berpenghuni itu. Tiap minggu, Mbak Sinta meminta asistennya untuk membersihkan rumah.
Jadi meski tak terpakai, tetap terawat dan bersih. Karena ibu memang tinggal bersama Mbak Sinta atau Mila di rumah mereka. Gantian tiap bulan.
Baru menginjakkan kaki di lantai teras, dua tetanggaku sudah muncul di halaman. Kupikir sekadar menanyakan kabar atau apa. Ternyata hanya datang untuk menghina.
"Gitu dong, Rum. Gantian kamu yang merawat ibumu. Kasihan kakak sama adikmu kerepotan sendiri, lagipula merantau di ibukota puluhan tahun kok nggak punya apa-apa. Mending di kampung halaman seperti Sinta itu, kerja di pabrik juga sekarang sudah punya rumah di perumahan sama mobil."
Aku hanya melirik Mbak Sinta yang baru saja membuka pintu rumah ibu.
"Bener deh, Rum. Buat apa jauh-jauh merantau, kalau pulang nggak bawa apa-apa. Waktu itu Si Mesya juga lihat kamu lagi bersih-bersih kontrakan. Jadi bener ya gosip yang beredar kalau selama ini kamu agak kekurangan uang, makanya jarang pulang."
Aku hanya mengelus dada. Mereka tak tahu kalau kontrakan yang kubersihkan itu memang kontrakan yang baru saja kosong. Ada yang tanya-tanya makanya aku bersihkan sendiri. Kontrakan lima belas pintu warisan dari mertua.
Lagipula aku jarang pulang karena memang sibuk, anak-anak nggak pernah mau ditinggal. Namun setidaknya empat bulan sekali aku juga pulang demi menjenguk ibu. Kalaupun nggak bisa pulang, aku selalu mengirim uang tiap bulan untuk memenuhi semua kebutuhan ibu dan sedikit uang saku untuk keponakan.
💕💕💕
Gaza seorang laki-laki tampan, mapan dan pintar itu menjatuhkan talaknya pada Rania tepat di malam pertama pernikahan mereka, gara-gara kiriman sebuah video syur dari sahabatnya. Rania bersumpah tak melakukan itu, tapi Gaza tak peduli. Dia tetap menalak Rania hingga akhirnya Azka-- saudara kembar Gaza yang tak terlalu pintar, sederhana dan tak pernah dianggap oleh keluarga itu pun ikut turun tangan. Azka menikahi Rania dan mengajaknya hidup sederhana. Ummi dan Ibu sangat khawatir saat Rania menerima lamaran Azka. Kedua orang tua itu takut Azka tak bisa membahagiakan Rania karena Azka jauh berbeda dengan Gaza soal kemapanan. Bagaimana kisah cinta Rania - Azka selanjutnya? Apakah dia tetap bertahan dengan Azka dengan kesederhaan atau justru kembali pada Gaza yang kembali datang menawarkan cinta?
Kisah cinta, pengorbanan dan perjuangan seorang Kinara Larissa Putri. Gadis sederhana yang hanya jatuh cinta pada satu pria. Sejak dia sekolah menengah pertama hingga kini usianya menjelang kepala tiga. Kinar yang sederhana, setia, sabar dan penuh kasih itu pun akhirnya menikah dengan pria pujaan hatinya. Pria yang ternyata tak lagi seperti dia kira sebelumnya. Dialah Arka, si duda tampan, mapan dan digandrungi banyak wanita. Laki-laki egois, tak peka, kaku dan semena-mena. Mampukah Kinara melewati badai pernikahannya? Apalagi saat datang seorang laki-laki yang teramat mencintainya, bahkan rela berkorban banyak hal untuknya? Mampukah Kinar bertahan pada pernikahan yang tak pernah diharapkan Arka itu? Padahal jelas sejak awal menikah, Arka selalu bilang jika pernikahan itu terjadi bukan karena cinta melainkan karena anaknya butuh sosok Mama.
Kado yang seharusnya terkirim untuk Siska justru terkirim pada Sarah. Hal itulah yang membuat Sarah mengetahui dan menyelidiki pernikahan siri suaminya --Indra-- dengan Siska. Siska yang dulu merupakan primadona di SMA mereka. Dia korban broken home hingga sangat membutuhkan kasih sayang dan perhatian orang lain, karena itu pula dia diam-diam mau dijadikan istri kedua. Selain butuh cinta, dia juga tak mau hidup miskin. Sarah yang sudah tahu pernikahan suaminya pun memiliki banyak rencana untuk mempermalukan dan memberi pelajaran berharga untuk Siska dan Indra, sebelum dia menggugat cerai. Perceraian Sarah dengan Indra seolah membuka peluang Dareen untuk menyatakan cintanya lagi. Daren adalah sahabat Attar yang tak lain kakak kandung Sarah. Dia memang mencintai Sarah sejak dulu. Siska tak terima saat Indra jatuh miskin. Awalnya dia mau dijadikan istri kedua karena melihat kemapanan Indra. Siska pun semakin dendam pada Sarah, apalagi saat tahu Sarah menjalin hubungan dengan Dareen, dia berusaha memisahkan mereka. Bagaimana hubungan Sarah dan Dareen selanjutnya? Apakah mereka tetap bersama atau justru berpisah karena fitnah dari Siska? Bagaimana pula hubungan Siska dan Indra? Apakah ada balasan yang diterima Siska atas semua fitnah dan ulahnya selama ini?
Bima adalah seorang suami yang penyayang, setia dan bertanggungjawab. Begitulah yang selama ini selalu ada dalam benak Amelia. Namun, siapa sangka jika ternyata dia bermain api di belakang istrinya-- Amelia. Teka-teki itu pun terbongkar saat Bima ketahuan memiliki ponsel baru tanpa sepengetahuan Amelia. Tak ada nama lain di ponselnya kecuali nama L. Gerak-gerik Bima yang mencurigakan pun mulai terlihat. Amelia menyelidiki diam-diam sikap Bima yang begitu mencurigakan. Dia berusaha mendapatkan tanda tangan Bima agar bisa mengambil semua aset yang mereka punya. Aset untuk masa depan kedua anak kembarnya-- Yuki dan Yuka. Betapa kagetnya Amelia saat tahu siapa orang ketiga dalam rumah tangganya. Benarkah perempuan itu adalah Dinda? Adik angkat Amelia yang selama ini dia rawat dan sekolahkan dengan penuh cinta? Bagaimana kisah cinta Amelia selanjutnya? Apakah dia tetap mempertahankan pernikahannya bersama Bima atau justru menerima cinta Denis? Denis yang ternyata kembali hadir dalam hidup Amelia setelah berpisah sekian tahun lamanya. Denis yang tak lain adalah cinta pertama bagi Amelia.
Setelah tiga tahun menikah, Becky akhirnya bercerai dengan suaminya, Rory Arsenio. Pria itu tidak pernah mencintainya. Dia mencintai wanita lain dan wanita itu adalah kakak iparnya, Berline. Suatu hari, sebuah kecelakaan terjadi dan Becky dituduh bertanggung jawab atas keguguran Berline. Seluruh keluarga Arsenio menolak untuk mendengarkan penjelasannya, dan mengutuknya sebagai wanita yang kejam dan jahat hati. Rory bahkan memaksanya untuk membuat pilihan: berlutut di depan Berline untuk meminta maaf, atau menceraikannya. Yang mengejutkan semua orang, Becky memilih yang terakhir. Setelah perceraian itu, Keluarga Arsenio baru mengetahui bahwa wanita yang mereka anggap kejam dan materialistis itu sebenarnya adalah pewaris keluarga super kaya. Rory juga menyadari bahwa mantan istrinya sebenarnya menawan, cantik, dan percaya diri dan dia jatuh cinta padanya. Tapi semuanya sudah terlambat, mantan istrinya tidak mencintainya lagi .... Namun, Rory tidak menyerah dan tetap berusaha memenangkan hati Becky. Apakah Becky akan goyah dan kembali ke sisinya? Atau akankah pria lain masuk ke dalam hatinya?
Ava menarik nafas panjang sebelum melepas penutup terakhir tubuhnya. Dan kali ini, yang hadir hanyalah ketelanjangan yang membebaskan, ketelanjangan yang membebaskannya dari pakaian kepalsuan yang menutupinya selama ini. Ava memejamkan mata, menikmati udara sore dan dingin air yang mengalir membasahi tubuhnya. Sore itu ia merasa menyatu dengan alam.
Sinta butuh tiga tahun penuh untuk menyadari bahwa suaminya, Trisna, tidak punya hati. Dia adalah pria terdingin dan paling acuh tak acuh yang pernah dia temui. Pria itu tidak pernah tersenyum padanya, apalagi memperlakukannya seperti istrinya. Lebih buruk lagi, kembalinya wanita yang menjadi cinta pertamanya tidak membawa apa-apa bagi Sinta selain surat cerai. Hati Sinta hancur. Berharap bahwa masih ada kesempatan bagi mereka untuk memperbaiki pernikahan mereka, dia bertanya, "Pertanyaan cepat, Trisna. Apakah kamu masih akan menceraikanku jika aku memberitahumu bahwa aku hamil?" "Tentu saja!" jawabnya. Menyadari bahwa dia tidak bermaksud jahat padanya, Sinta memutuskan untuk melepaskannya. Dia menandatangani perjanjian perceraian sambil berbaring di tempat tidur sakitnya dengan hati yang hancur. Anehnya, itu bukan akhir bagi pasangan itu. Seolah-olah ada penghalang jatuh dari mata Trisna setelah dia menandatangani perjanjian perceraian. Pria yang dulu begitu tidak berperasaan itu merendahkan diri di samping tempat tidurnya dan memohon, "Sinta, aku membuat kesalahan besar. Tolong jangan ceraikan aku. Aku berjanji untuk berubah." Sinta tersenyum lemah, tidak tahu harus berbuat apa ....
Cerita ini hanya fiksi belaka. Karanga author Semata. Dan yang paling penting, BUKAN UNTUK ANAK2. HANYA UNTUK DEWASA. Cinta memang tak pandang tempat. Itulah yang sedang Clara rasakan. Ia jatuh cinta dengan ayah tirinya sendiri bernama Mark. Mark adalah bule yang ibunya kenal saat ibunya sedang dinas ke Amerika. Dan sekarang, ia justru ingin merebut Mark dari ibunya. Gila? Tentu saja. Anak mana yang mau merebut suami ibunya sendiri. Tapi itulah yang sekarang ia lakukan. Seperti gayung bersambut, Niat Clara yang ingin mendekati Mark diterima baik oleh pria tersebut, apalagi Clara juga bisa memuaskan urusan ranjang Mark. Akankah Clara berhasil menjadikan Mark kekasihnya? Atau lebih dari itu?
Menikah untuk sebagian orang adalah suatu kebahagian namun, berbeda dengan Ayudia. Gadis cantik itu, dipaksa untuk menikahi kakak iparnya sendiri. Pernikahan yang terjadi nyatanya, membuat hidup Ayudia menderita. Aidan memperlakukan Ayudia bukan seperti seorang suami kepada istrinya. Pria itu dengan sangat tega menyiksa istri barunya begitu kejam. Aidan melakukan hal itu karena ingin membalas dendam, akibat kepergian sang istri pertama yang tak lain adalah kakak Ayudia. Pernikahan yang terjadi seperti neraka bagi Ayudia, dirinya dipaksa untuk melakukan apapun oleh Aidan. Bahkan perbuatan yang dilakukan oleh Aidan, menimbulkan sebuah trauma mendalam pada Ayudia. Mampukah Ayudia bertahan dengan pernikahan ini? Ada kebahagiaan yang datang pada hubungan mereka?
Kupejamkan mataku, dan kukecup bibirnya dengan lembut, dia menyambutnya. Bibir kami saling terpaut, saling mengecup. Pelan dan lembut, aku tidak ingin terburu-buru. Sejenak hatiku berkecamuk, shit! She got a boyfriend! Tapi sepertinya pikiranku mulai buyar, semakin larut dalam ciuman ini, malah dalam pikiranku, hanya ada Nita. My logic kick in, ku hentikan ciuman itu, kutarik bibirku mejauh darinya. Mata Nita terpejam, menikmati setiap detik ciuman kami, bibir merahnya begitu menggoda, begitu indah. Fu*k the logic, kusambar lagi bibir yang terpampang di depanku itu. Kejadian ini jelas akan mengubah hubungan kami, yang seharusnya hanya sebatas kerjaan, menjadi lebih dari kerjaan, sebatas teman dan lebih dari teman.