/0/2700/coverbig.jpg?v=0a887864c58c9ecdc62502150f789221)
Semua berawal dari pernikahan terpaksa yang terjadi antara Belinda dan Gio. Gio berusaha menyakiti Belinda agar ingin berpisah darinya. Namun wanita itu bertahan sampai buah hatinya terlahir. Dari situ awal munculnya semua rahasia terpendam dari Belinda dan bagaimana mereka berdua saling menguatkan demi keutuhan rumah tangga dari orang lain yang menginginkan kehancuran mereka.
Gio sedang merapikan dokumen di atas meja kerja yang hendak dibawa pulang, saat pintu ruang kerjanya terbuka dan muncullah Tasia, sang sekretaris.
"Jangan lupa, kamu harus segera bilang pada Linda untuk menceraikan dia jika anaknya perempuan. Aku yang akan memberikan anak laki-laki padamu. Ikhlaskan saja uang yang diberikan kakekmu padanya. Lagi pula, kamu punya lebih dari cukup. Sudah hampir lima tahun aku menunggumu, Gio," ujar Tasia yang kemudian duduk di sofa.
Gio mendengkus seraya berkacak pinggang. Sebetulnya suasana hatinya saat ini sedang tidak baik. Ia sudah capek bersandiwara di depan wanita ini. Gio tidak ingin menipu perasaannya. Siapa pun akan dengan mudah jatuh cinta dengan Tasia. Semua juga didukung dengan kemolekan tubuh dan cara kerjanya yang kompeten. Hanya saja, wanita ini terlalu misterius dan Gio ingin membuka kedoknya. Namun, sudah empat tahun berlalu semuanya belum berhasil. Aneh, setiap ia ingin mendapatkan proyek di pulau seberang selalu tidak berhasil. Sekalinya berhasil, itu hanyalah sebagian kecil dan pencapaian terbesarnya tidak ada sangkut paut dengan keinginannya mendapatkan tanah idaman sang kakek yang berasal dari tanah lelang.
Gio tak ingin menduga-duga, tetapi wanita yang telah ia pacari cukup lama ini juga merupakan wanita yang penuh rahasia. Terlebih, adanya surat ancaman yang selalu ditujukan kepadanya untuk tidak melepaskan Tasia. Gio bukanlah orang bodoh, surat-surat berupa kertas fisik dan surel telah diperiksa kepolisian, tetapi selalu menemui jalan buntu. Gio belum bisa melepaskannya juga karena bahaya yang mengintai sang istri. Ia hanya perlu bertahan sebentar lagi, seperti yang dijanjikan orang-orang yang telah disewanya. Padahal jika mau, dirinya bisa turun tangan sendiri. Akan tetapi, jelas ia tidak bisa gegabah saat ini, Belinda sedang hamil dan ia tak ingin mengambil resiko tersebut.
"Aku sudah mendengarnya ribuan kali, dan masih sangat mengingatnya. Sabarlah sebentar lagi. Kontrak kami sampai tahun kelima dan itu tinggal menghitung bulan."
"Kamu akan pulang?"
"Tentu."
"Kalau begitu aku ikut denganmu."
Ucapan Tasia membuat Gio menghentikan kegiatannya dan menatap tidak percaya pada wanita itu. "Aku harus di rumah sekarang. Kita bisa bertemu besok saat pergi ke luar kota."
Gio rindu memeluk istrinya tersebut. Istri yang selama ini orang-orang tahu tidak pernah dipedulikan. Awalnya memang semuanya tanpa cinta, tetapi kesetiaan Belinda dan kepatuhan terhadap semua yang Gio lakukan membuat pria itu luluh dan sangat mencintainya. Hanya saja, ancaman demi ancaman ini harus ia bereskan dulu sebelum benar-benar bisa menunjukkan perasaannya kepada sang istri.
Tasia menggeleng manja. "Tidak. Aku tidak mau kamu hanya berdua dengannya. Lihat, sejak kamu mengembalikan para pembantu ke rumah orang tuamu dan kalian tinggal berdua, sekarang dia hamil anakmu."
"Jangan konyol dan apa kamu pikir aku meniduri dia saat kami hanya berdua? Kami ini suami istri Tasia. Kalau-kalau kamu lupa."
Tasia menggebrak meja di depannya dengan tatapan tajam. Dia membalas sorot mata Gio dengan alis memicing. Darahnya mendidih mendengar perkataan Gio yang frontal dan tidak memperdulikan perasaannya itu. Tasia tahu, ia menjalin hubungan dengan pria beristri. Akan tetapi, ia lebih dulu menjalin kasih dengan Gio sebelum wanita miskin itu masuk dan merebut perhatian keluarga besar Zaron serta Handari. Wanita licik, menjerat Gio dengan mendekati keluarganya terlebih dulu, hal itu juga membuat rencana yang telah disusun Tasia hancur berantakan. Apa ia ingin memulai dari nol kembali? Jelas tidak, Tasia sudah hampir kehabisan waktu, ia tak ingin hidup dalam kemelaratan.
"Aku kekasihmu, kalau kau lupa. Jangan main-main denganku, Gio! Dan, bisa-bisanya kamu mengataiku konyol lantas bercerita tentang kegiatan bercinta kalian! Kamu tidak peduli dengan perasaanku?!"
"Tentu saja tidak, Sayang. Jangan emosi, ingat dengan kesehatanmu," rayu Gio.
Namun, jelas ia tidak akan meminta maaf dengan apa yang di katakan barusan. Peduli setan jika Tasia merasakan sesuatu yang tidak beres. Namun, rasanya tidak mungkin. Tasia terlalu mencintainya dan pasti akan memaafkan lidahnya yang tajam seperti halnya Belinda-nya. Sungguh, ia ingin mengenyahkan kekhawatiran sesekali.
"Aku bisa saja mati saat ini. Jantungku lemah dan itu semua karena kamu. Kamu harus ingat dengan pesan Hasan untuk selalu menjagaku, bukan?"
"Tentu saja aku ingat. Dia teman baik dan karenaku dia pergi."
Gio bingung, sampai detik ini ia tidak bisa menemukan keberadaan Hasan yang dulu mengalami kecelakaan bersamanya. Jasadnya juga tidak ditemukan, hanya pesannya sebelum kecelakaan itu terjadi adalah jangan pernah meninggalkan Tasia apa pun yang terjadi.
"Aku akan ikut ke rumahmu. Menginap di sana," ucap Tasia dengan mengusap punggung Gio dan mengecup pipi kanannya.
"Baiklah kalau begitu, ayo kita pulang," ajak Gio yang pasrah dengan keinginan kekasihnya.
♥
Belinda sedang menikmati coklat hangat dan sebuah donat ukuran jumbo dengan taburan kacang almond cincang di atasnya, saat di depannya berdiri menjulang pria tampan yang sudah menghilang lebih dari empat tahun lamanya. Pria itu tersenyum ramah dan kemudian duduk di depannya tanpa permisi.
"Kamu semakin cantik saja."
"Hasan, lama tidak bertemu. Ke mana saja?" tanya Belinda dengan tatapan terkejut yang tak bisa ditutupi.
Hasan terkekeh sambil merapikan jaket kulitnya. "Aku baik. Kamu sepertinya keheranan bertemu kembali denganku?"
"Kamu menghilang begitu saja sejak kecelakaan itu, jadi aku sangat terkejut," ucap Belinda jujur. Ia sendiri bingung dengan apa yang harus dikatakan kepada pria ini. "Dan, melewatkan pernikahanku dan Gio."
Wajah Hasan berubah serius. Kini, dengan tatapan intens ia berkata, "Seharusnya kamu tidak menikah dengan Gio, Linda. Itu merupakan kesalahan besar. Lagi pula, itu bukanlah kecelakaan pertamaku dan bukan sekali ini aku menghilang dari hadapanmu."
"Kenapa begitu?" tanya Belinda dengan suara tercekat. Detak jantungnya bergemuruh. Ia sampai takut, jika Hasan bisa mendengar suara degup jantungnya. Seperti dirinya yang bisa mendengarnya, sampai ke gendang telinga.
"Dengar, suamimu tidak akan pernah bisa berpaling dari Tasia karena keberadaanmu sedari awal adalah sebuah kesalahan. Kamu itu hanya menjadi batu sandungan dalam kehidupan percintaan mereka. Apa kamu tidak merasa heran atau memang tidak peduli? Bertahan dalam ketidakpastian hanya hanya akan menyakiti dirimu sendiri. Pergilah, tinggalkan Gio! Gapai bahagiamu dan jika kamu perlu pertolongan, aku bisa membantumu," ucap Hasan yang kini mencondongkan tubuh merapat kepada Belinda, tetapi wanita itu beringsut menjauh.
"Kamu seolah-olah tahu tentang kehidupan pernikahanku," ujar Belinda seraya tersenyum masam. Belinda tidak habis pikir, pria ini baru saja muncul setelah bertahun-tahun menghilang dan sekarang berbicara seolah selama ini ia ada dan terlibat dalam hidup Belinda. Namun, dirinya tak ingin mengakui dengan begitu mudah terlebih kepada orang yang sudah lama tidak ia lihat batang hidungnya.
"Kamu tampaknya sedang tidak baik-baik saja." Perkataan Hasan jelas sekali terlihat sebagai pernyataan bukan pertanyaan yang diucapkan dengan penuh percaya diri.
"Bukan urusanmu. Aku rasa sungguh tidak sopan kamu berkata seperti itu. Dia temanmu dulu, sahabatmu. Bagaimana bisa kamu berbuat seperti ini?" balas Belinda yang mulai merasa tidak nyaman dengan keberadaan pria ini.
Belinda menyandarkan punggung pada sofa dan menghembuskan napas lelah. Semua yang dikatakan Hasan terasa benar di telinganya. Seandainya semua itu, dikatakan jauh sebelum ia menerima pernikahan yang dirancang oleh Jendra Handari, semuanya tentu tidak seperti saat ini. Menghadapi kehamilan seorang diri bukanlah perkara mudah. Memiliki suami, tetapi tetap hidup dalam kesendirian atau sebatang kara sudah biasa Belinda rasakan. Jangankan suami yang tidak mencintainya, ibu yang melahirkan dirinya dan selalu berbuat kasar saja selama ini, bisa dihadapi. Kepasrahan, itu yang membuat Belinda bisa bertahan. Toh, pernikahan ini terjadi demi sang ayah yang terbaring lemah tidak berdaya, sementara saudaranya yang lain tidak bisa membantu. Syukur-syukur mereka masih bisa memberikan bantuan untuk makan sehari-hari.
Lahir dari keluarga sederhana tidak membuat Belinda meratapi nasib. Hanya saja, kadang kala timbul rasa penyesalan di dalam diri jika mengingat semua. Sifat tidak tega dan janjinya pada pria tua itu, membuat dirinya terseret dalam arus hubungan tanpa cinta dengan Gio Zaron, cucu dari pria baik hati yang sudah membantunya untuk meneruskan pendidikan dan bahkan memberikan dirinya pekerjaan, hanya karena Belinda pernah menolong Jendra saat akan terserempet sebuah mobil.
"Semuanya sudah terlambat sekarang," jawab Belinda seraya menunduk, kepercayaan dirinya sedang terguncang saat ini. Ia baru menyadari sangat membutuhkan teman bicara. Namun, untuk bercerita pada seseorang seperti Hasan yang muncul entah dari mana, sangat tidak mungkin. Apalagi, pria itu tampak memusuhi suaminya. Sungguh aneh, karena jika dirinya tak salah ingat Hasan yang meminta Gio untuk tidak meninggalkan Tasia. Sekarang, pria itu meminta dirinya untuk meninggalkan Gio dan meminta bantuan kepadanya? Ini lebih tidak masuk akal.
"Semua belum terlambat. Setelah melahirkan, bercerailah dari Gio dan carilah aku."
"Kenapa kamu kembali? Bukankah, kamu sudah pergi jauh? Kamu teman Mbak Tasia dan Gio. Kenapa kamu ingin membantuku?"
"Ada beberapa hal yang harus aku selesaikan di kota ini."
"Itu tidak menjawab pertanyaanku. Baiklah aku harus pergi sekarang. Aku tidak mau Gio pulang dan tidak mendapati aku di rumah."
Pria bernama Hasan itu mendengkus lalu tertawa lirih meremehkan. "Apa kamu pikir suamimu peduli dengan hal itu?"
"Tentu saja dia akan peduli," balas Belinda yang tidak ingin orang lain terlalu ikut campur urusan rumah tangganya, termasuk pria tampan di depannya saat ini yang setahu Belinda merupakan sahabat sang suami dan juga kenalan dari Tasia, calon madunya jika sang suami benar-benar akan menikahi wanita itu.
"Suatu hari kita akan bertemu kembali dan kamu akan meminta bantuan dariku. Aku cinta kamu, Linda."
Belinda tidak menyahuti ucapan pria yang memiliki rasa percaya diri sangat tinggi itu. Dengan perutnya yang besar, wanita itu segera bangkit dari sofa, lalu pergi dari sana. Ia bisa melihat pintu gerbang rumahnya dari kafe ini yang letaknya juga berdekatan dengan kios salah satu ekspedisi langganannya untuk mengirim hasil kerjanya. Ia tidak ingin selalu dianggap sebagai parasit, walau kenyataan sebenarnya jelas tidak bisa dikatakan demikian. Bukankah sudah menjadi tugas seorang suami untuk menafkahi istrinya?
Inilah kisah 5 orang pria mapan mencari tulang rusuk sejatinya. Akankah usaha mereka berjalan mulus seperti yang didambakan?
Asoka Lavanya Ekadanta, bukanlah anak kandung dari pasangan Dirandra Ekadanta dan Kamini Berto. Namun kasih sayang yang keluarga dari sulung Ekadanta itu berikan kepadanya sama dengan yang mereka berikan kepada anak kandung mereka yang lain. Asoka menyadari ada yang berbeda dari dirinya dan saudaranya yang lain sejak banyaknya teror yang tertuju padanya semenjak balita sampai dewasa. Keadaan semakin tidak terkendali, sehingga ia memutuskan untuk menjauh dari keluarga yang selama ini membesarkannya. Sanggupkah Asoka berjuang menghentikan penyebab teror dan menguak tabir siapa dalang dari semua peristiwa yang pada akhirnya tidak hanya mengancam nyawanya tetapi orang-orang terkasih serta memenangkan kembali cinta dari satu-satunya wanita yang selalu tulus padanya selama ini? Bagi yang sudah membaca KAMINI, Duri Dalam Daging dan Siapa Di Hatimu wajib baca ini. Ekadanta Series ❤️ Siapa di Hatimu ❤️ Teror Asoka ❤️ Pesona Karuna Sankara
Anika Larasati setelah sembuh dari depresinya kini tak kuasa menahan rindu kepada sang buah hati dan pria yang ia cintai. Gafi Beryl tak kuasa lagi menahan gejolak rindu pada sang pujaan hati hingga pada akhirnya berani menentang keinginan keluarganya. Citra Larasati menekan kerinduannya dengan menyembunyikan keberadaan sang buah hati dari suaminya yang sudah dimiliki wanita lain. Noah Berto menghalalkan berbagai macam cara agar kembali mendapatkan cintanya. Mereka berempat dipertemukan dalam upaya meraih pengobat rindu oleh takdir yang saling mengikat erat dalam indahnya pengampunan.
Pernikahan yang telah dibangun selama 10 tahun kandas dan kepergiannya untuk membalas sakit hati, membuka semua tabir rahasia kelam yang tertutup rapat.
KETIKA CINTA DIDUSTAI Mengenal sejak remaja dan intensitas pertemuan yang terlalu sering membuat Mega Asturi memiliki perasaan lebih terhadap Athaya Tonda. Adik dari teman sepermainan. Namun karena rasa rendah diri dan kenyataan akan perbedaan status sosial mereka sesuatu hal yang terjadi padanya, membuat gadis itu menekan perasaannya dan memilih menolak pemuda itu. Namun ia tidak bisa menghindar kembali saat pria itu dengan sangat gigih berusaha mendekat padanya. Saat terdesak hanya satu hal yang bisa dirinya lakukan mendustai rasa cinta yang dirinya miliki. Pikirnya dengan begitu hatinya akan tetap baik-baik saja. Namun bagaimana dengan Athaya? Apakah pemuda tampan yang telah berubah menjadi pria matang itu akan diam dan memilih pergi walaupun rasa memiliki itu sungguh erat menguasai sanubari?
Kekecewaan yang dirasakan Cempaka dan perbuatan yang tidak menyenangkan akibat ulah Abimanyu membuat gadis itu memutuskan untuk kembali ke Amerika dan menetap di sana. Hingga dua tahun kemudian ia diminta kembali oleh orang tuanya. Ia kembali membawa rahasia yang akhirnya membuat ia tidak bisa menolak kehadiran Abimanyu kembali ke dalam hidupnya. Namun kekecewaan kembali menderanya dan sekali lagi ia memilih melarikan diri dari masalah. Sampai akhirnya Abimanyu beserta keluarganya menyusulnya ke Amerika dan seluruh rahasia masa lalu Abimanyu dan penyebab pria itu sedari dulu sering berlaku dingin kepadanya akhirnya terungkap.
Istriku Lidya yang masih berusia 25 tahun rasanya memang masih pantas untuk merasakan bahagia bermain di luar sana, lagipula dia punya uang. Biarlah dia pergi tanpaku, namun pertanyaannya, dengan siapa dia berbahagia diluar sana? Makin hari kecurigaanku semakin besar, kalau dia bisa saja tak keluar bersama sahabat kantornya yang perempuan, lalu dengan siapa? Sesaat setelah Lidya membohongiku dengan ‘karangan palsunya’ tentang kegiatannya di hari ini. Aku langsung membalikan tubuh Lidya, kini tubuhku menindihnya. Antara nafsu telah dikhianati bercampur nafsu birahi akan tubuhnya yang sudah kusimpan sedari pagi.
Warning!!! Khusus 18+++ Di bawah 18+++ alangkah baiknya jangan dicoba-coba.
Setelah diusir dari rumahnya, Helen mengetahui bahwa dia bukanlah putri kandung keluarganya. Rumor mengatakan bahwa keluarga kandungnya yang miskin lebih menyukai anak laki-laki dan mereka berencana mengambil keuntungan dari kepulangannya. Tanpa diduga, ayah kandungnya adalah seorang miliarder, yang melambungkannya menjadi kaya raya dan menjadikannya anggota keluarga yang paling disayangi. Sementara mereka mengantisipasi kejatuhannya, Helen diam-diam memegang paten desain bernilai miliaran. Dipuji karena kecemerlangannya, dia diundang menjadi mentor di kelompok astronomi nasional, menarik minat para pelamar kaya, menarik perhatian sosok misterius, dan naik ke status legendaris.
Neneng tiba-tiba duduk di kursi sofa dan menyingkapkan roknya, dia lalu membuka lebar ke dua pahanya. Terlihat celana dalamnya yang putih. “Lihat Om sini, yang deket.” Suradi mendekat dan membungkuk. “Gemes ga Om?” Suradi mengangguk. “Sekarang kalo udah gemes, pengen apa?” “Pengen… pengen… ngejilatin. Boleh ga?” “Engga boleh. Harus di kamar.” Kata Neneng terkikik. Neneng pergi ke kamar diikuti Suradi. Dia melepaskan rok dan celana dalamnya sekaligus. Dia lalu berbaring di ranjang dan membentangkan ke dua pahanya.
Setelah tiga tahun menikah, Becky akhirnya bercerai dengan suaminya, Rory Arsenio. Pria itu tidak pernah mencintainya. Dia mencintai wanita lain dan wanita itu adalah kakak iparnya, Berline. Suatu hari, sebuah kecelakaan terjadi dan Becky dituduh bertanggung jawab atas keguguran Berline. Seluruh keluarga Arsenio menolak untuk mendengarkan penjelasannya, dan mengutuknya sebagai wanita yang kejam dan jahat hati. Rory bahkan memaksanya untuk membuat pilihan: berlutut di depan Berline untuk meminta maaf, atau menceraikannya. Yang mengejutkan semua orang, Becky memilih yang terakhir. Setelah perceraian itu, Keluarga Arsenio baru mengetahui bahwa wanita yang mereka anggap kejam dan materialistis itu sebenarnya adalah pewaris keluarga super kaya. Rory juga menyadari bahwa mantan istrinya sebenarnya menawan, cantik, dan percaya diri dan dia jatuh cinta padanya. Tapi semuanya sudah terlambat, mantan istrinya tidak mencintainya lagi .... Namun, Rory tidak menyerah dan tetap berusaha memenangkan hati Becky. Apakah Becky akan goyah dan kembali ke sisinya? Atau akankah pria lain masuk ke dalam hatinya?
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?