Nadin seorang istri yang dikhianati suaminya karena diam-diam berselingkuh, alasan perselingkuhan juga karena Nathan, suami Nadin, memiliki kelainan seksualitas yang tak mungkin bisa di lampiaskan kepada Nadin. Cinta dan kesetiaan, menjadi rasa kecewa juga sakit yang teramat dalam bagi Nadin. Ia berusaha menyelamatkan rumah tangganya, tapi Nathan kembali berulah karena hasratnya itu. Hingga Nadin, bertemu dengan Devon, yang berawal dari Nadin yang salah menuduh Devon atas satu kesalahan, berubah menjadi ketertarikan Devon pada Nadin. Namun, karena Devon tau posisi Nadin, ia tak mau menjadi seseorang yang memperkeruh rumah tangga wanita cantik itu. Karma datang kepada Nathan, Nadin diam, tapi diamnya Nadin bukanlah emas, melainkan keputusan hebat yang membuat geger semua orang, dan Nathan yang merasa dunianya hancur, walau Nadin jelas, begitu mencintai Nathan. Tak ada pengkhianatan berbuah manis, Nadin, tak akan berikan itu.
"Bacok lagi, ayo ... pakai tenaga! Tenaganya keluarin!" teriak heboh seorang wanita yang gemas dengan putranya saat membelah buah kelapa kuning dengan gambar tokoh wayang.
"Lembek amat," celetuk Nathan. Kakak kandung pria yang masih memegang golok dengan hiasan bunga melati dironce panjang pada gagang.
"Keras, kali, Mas! Lo coba sini!" protes Naka yang tampak kesusahan dengan baju adat yang ia kenakan.
"Pake tenaga!" omel Nathan lagi. Ia mulai emosi, wanita di sebelahnya mengusap lengan Nathan. Pria itu menoleh, tersenyum lalu meraih jemari tangan Nadin, istrinya yang begitu cantik.
"Kuatan aku, kan, dari pada Naka?" bisik Nathan menggoda Nadin. Kedua mata Nadin membulat sempurna, ia menahan senyumnya sambil menatap Nathan. Pria itu mengecup jemari Nadin, membawa ke dadanya. Lalu kembali mengomentari adiknya yang berhasil membelah kelapa itu.
"Akhirnya," ucap para tamu undangan yang hadir di acara tujuh bulanan itu. Nadin beranjak, karena Ibu mertuanya memanggil.
"Iya, Bu." Dengan sopan Nadin menghampiri dan berdiri di samping wanita lima puluh tahun itu.
"Di sana ada keluarga lain, Ibu males jawab pertanyaan yang sama. Kamu aja, ya, Din, biar langsung dari sumbernya." Tatapan ibu mertuanya memohon, Nadin mengangguk. Ia lalu kembali duduk, dan memberi tahu Nathan.
"Gimana, nih, Mas? Pertanyaan masih sama." Nadin mengeratkan genggaman jemarinya ke Nathan.
"Jawab aja apa adanya, emang belum di kasih anak, mau apa lagi? Toh, kita bahagia, kan? Sirik amat jadi orang." Raut wajah Nathan sudah menunjukan ketidak sukaannya pada keluarga besar baik dari ayah atau pun ibunya. Karena pertanyaannya akan selalu sama,
Kapan Nadin hamil?
Kenapa nggak hamil-hamil?
Nathan nggak kuat kali, ya?
Nadin kurang makan makanan sehat, nih?
Ayo dong, program, bayi tabung, deh!
Hingga, banyak kejulid-tan lainnya. Hal itu juga yang membuat Nadin malas jika datang ke acara yang dibuat keluarga besar Nathan. Ia juga tak enak dengan ibu dan ayah mertuanya. Ditambah, hari itu, mereka tak mungkin jika absen dari acara tujuh bulanan istri adik iparnya, Margie.
Dua tahun delapan bulan pernikahan dengan Nathan, pria yang ia kenal tak sebentar, mereka dulu satu SMA. Nathan Kakak kelas Nadin yang saat itu kelas satu. Berawal dari teman, jadi lanjut ke tingkatan lain dalam hubungan mereka.
Pisah sejenak karena kuliah berbeda kampus, dipertemukan kembali saat sudah berkarir di bidang masing-masing. Nathan manajer Bank swasta, Nadin admin support perusahaan leasing besar.
Senior dan junior, ya, begitulah mereka. Pacaran mereka hanya satu tahun sebelum memutuskan menikah.
"Mas, kalau mereka cecar jawaban lain gimana?" bisik Nadin mulai tak nyaman. Nathan mendengkus, ia akhirnya memberikan saran supaya Nadin menghindar saja. Tak perlu berada di sana untuk sekedar menyapa.
Tatapan Nadin sendu, karena tiba-tiba suasana menjadi ramai mana kala tiba dikegiatan berganti pakaian sebanyak tujuh kali. Tamu undangan heboh, bahkan tampak bahagia. Istri Naka itu juga tampak memancarkan aura cantik luar biasa, tersenyum dan mengucapkan terima kasih saat para tamu mengusap perut buncitnya.
Jemari Nadin reflek mengusap perutnya yang rata. Ia melirik ke Nathan yang justru melihat dingin ke arah kerumunan orang-orang itu. Naka dan istrinya berjalan berdampingan, menghampiri Nathan dan Nadin untuk meminta doa restu, supaya kehamilan dan proses melahirkan nanti lancar, Ibu dan bayinya selamat juga sehat.
Nathan berdiri, diikuti Nadin. Tangan Nathan terulur, karena Naka mencium punggung tangan sebagai tanda ia menghormati sang adik ke kakaknya. Lalu tangan Nathan beralih ke perut besar adik iparnya. Mengusap lalu tersenyum, "sehat ya sampai lahiran nanti, jadi anak yang selalu dibanggakan keluarga," ucapnya. Berganti ke Nadin, ia juga memeluk erat Naka, sambil mengucapkan selamat. Berganti ke istri Naka yang terharu dengan linangan air mata saat menatap Nadin.
"Kenapa nangis?" tanya Nadin di saat memeluk wanita itu.
"Semoga Mbak cepet hamil ya, aku mau lihat Mbak hamil anak Mas Nathan, biar ramai keluarga kita." Pelukan terlepas perlahan, Nadin mengangguk sambil tersenyum.
"Aamiin. Mudah-mudahan dilancarkan ya persalinan kamu dua bulan lagi, kabarin Mbak kalau kamu butuh sesuatu." Nadin mengusap perut istri Naka itu. Lalu berlanjut berkeliling lagi.
Nadin berusaha terus menunjukan senyum bahagianya, tapi Nathan tahu, jika istrinya merasakan hal yang lain.
***
Di rumah Nadin dan Nathan.
"Lagi ngapain, sih?" tanya Nathan menghampiri istrinya yang duduk menghadap laptop beralaskan bantal di pangkuannya.
"Ini, urusan kantor, ada data customer yang salah input temen, jadinya aku mau cek dari awal," jawab Nadin santai.
"Kamu masih lama periksa itu?" Nathan duduk di sebelah Nadin, merangkul bahu istrinya sembari diusap pelan.
"Kenapa emangnya, Mas?" lirik Nadin.
"Aku mau keluar sebentar, mau nitip nggak?"
"Mmm, kemana emangnya? Kamu nggak capek? Udah jam sembilan." Tunjuk Nadin dengan dagunya ke arah jam dinding.
"Sama Naka, dia mau beli martabak keju di dekat komplek kita, bininya masih ngidam aja. Heran aku!" ketus Nathan.
"Oh, yaudah sana, aku tunggu kamu sampai pulang," kepala Nadin mendongak karena Nathan sudah berdiri di samping ranjang.
Nathan membungkuk, "kalau kamu nggak ketiduran, biasanya tidur duluan, kan?" bisik Nathan sensual sambil mencium leher mulus istrinya. Nadin terkekeh, selain karena kata-kata suaminya, juga karena ciuman basah di ceruk lehernya itu.
"Masss... ih, udah sanaaa..." usir Nadin kemudian. Nathan tertawa, ia mengecup puncak kepala Nadin, menyambar ponsel dan dompet, lalu terdengar suaminya berbicara dengan asisten rumah tangganya di luar kamar.
Lahir dan besar dari keluarga pengusaha, selalu merasa dibantu juga, membuat Nathan tak ingin Nadin yang sudah lelah bekerja, masih sibuk mengurus urusan rumah. Nadin begitu dimanjakan, ia bahkan sempat berpikir untuk menolak, ia ingin merasakan mencuci baju, menyetrika, bahkan memasak. Tapi Nathan melarangnya, Nadin harus merasa jika menikah dengannya begitu bahagia, cukup lelahnya hanya di atas ranjang bersama suaminya yang begitu perkasa.
Selang satu jam, Nathan sudah mengirim banyak pesan singkat, isinya seperti saat mereka pacaran dulu, gombalan-gombalan receh yang jelas membuat Nadin tersenyum lalu tertawa. Ia terkejut, saat pintu kamarnya terbuka, tampak suaminya yang ternyata sudah pulang. Senyum Nathan mengembang, ia membawa kue dengan lilin angka 28.
"Selamat ulang tahun istri cantikku, wanita yang begitu mencintai Nathan dengan tulus. Calon Ibu anak-anakku." Nathan berjalan mendekat, kue ukuran 20x20 itu dihiasi gambar wajah dirinya yang tersenyum.
"Kamu bohongin aku?!" Nadin beranjak, berjalan mendekat. Senyum tampan Nathan begitu menggemaskan.
"Aku ambil kue ini, nggak ketemuan sama Naka juga, aku mau rayain ulang tahun kamu berdua aja, nggak mau di acara tadi walau bisa aja aku setting."
Nadin berdecih, ia lalu meniup lilin itu. Nathan mencium kening Nadin begitu lekat dan lama. Kemudian menempelkan kening keduanya begitu lekat.
"Happy birthday, love, aku sengaja cuekin kamu dari semalam, nggak bahas ulang tahun kamu. Karena aku punya kejutan sendiri. I love you," bisiknya di depan wajah cantik Nadin. Istrinya mengambil alih kue dari tangan suaminya, di letakkan di atas meja. Ia menghambur ke dalam pelukan Nathan. Keduanya begitu erat berpelukan, hingga Nadin mendengar debaran jantung Nathan berpacu cepat, bahkan napasnya terasa hangat di ceruk lehernya.
"Aku mau kadoku," ucap Nadin manja. Nathan meregangkan pelukanya.
"Mau apa? Bilang," jemari Nathan menyusuri surai istrinya, mengecup kening Nadin lagi dengan mata terpejam.
"Ini!" ujar Nadin. Nathan melotot karena terkejut, tangan Nadin berada di antara paha pria itu. Senyum penuh menggoda suaminya perlihatkan dengan jelas dan tegas. Nadin tertawa begitu puas, tapi tidak untuk Nathan, melainkan karena ia segera melakukan tugasnya, juga memberikan hadiah terbaik bagi istrinya. Surga dunia yang mampu membuat senyum Nadin merekah dengan kedua mata sayunya.
Bersambung,
Warning! Akan ada beberapa adegan kekerasan dan adult content. ________ Dia dijuluki The Black Wings, seseorang yang tak segan membunuh bahkan menyiksa korbannya. Dastan, seorang keturunan Mafia yang juga mata-mata, harus bertemu dengan gadis cantik bernama Dara yang merupakan jaminan orang tuanya kepada ayah Dastan dan terpaksa tinggal di rumahnya. Dastan benci dengan keberadaan Dara karena dianggap sebagai simpanan ayahnya. Nyatanya tidak. Setelah Dastan mengetahui fakta yang perlahan terkuak, ia mulai bisa menerima keberasaan Dara yang ternyata, sudah menyimpan perasaan sejak bertemu dengan Dastan walau perbuatan lelaki itu kasar kepadanya. Kisah mereka tak mudah, halang rintang bahkan kematian menjadi ancamannya. Bisakah mereka bersama, mampukah Dara menarik tangan Dastan keluar dari duia kegelapan dan mencari cahaya terang dengannya atau mereka rela melepaskan tangan masing-masing tentunya menjalani takdir yang tak dianggap tidak akan pernah menyatu?
Perasaan cinta luar biasa diwaktu yang salah, juga perburuan akan hausnya tantangan dalam suatu hubungan semakin mengikat erat. Kepura-puraan perasaan semakin giat untuk saling menutupi rasa yang sebenarnya tampak begitu besar hingga tak mampu terbendung. Ini bukan perkara Drama Rumah Tangga biasa, ini tentang dia yang terus masuk ke dalam rumah tanggaku saat diterpa prahara besar. Dia yang berjiwa muda, menggebu menembus raga dan hatiku yang kalut. "Jangan mendekat, atau aku akan teriak!" Tatapan mata sayu itu begitu memikat. Ia semakin mendekat lalu terkekeh sinis. Aku menatap ke netra mata coklat itu tanpa ragu. "Kamu, butuh aku, kan? Di sini?" tunjuknya ke arah dadaku. "Seorang istri kesepian yang dikhianati suami? Cih! berhenti berbuat bodoh. Kita juga bisa melakukan hal yang sama!” ujarnya. "Pergi Kelan. Aku bisa merebut suami ku lagi dari dia!" bentakku. Namun, tatapan itu berubah menjadi sesuatu yang penuh rasa cinta. Ia berlutut, memeluk erat pinggangku. "Aku mau kamu, Via. Kamu—" lirihnya. Perlahan aku terbuai dan hanyut dengan kata-katanya, ia pria muda namun bersikap begitu dewasa. Menemani hari-hari di saat kemelut rumah tangga sedang dihadapi karena suamiku berselingkuh. Apa aku sanggup menjalani ini, saat ia terang-terangan ingin merebutku?
#Ini kisah awal mula judul : Pras and his destiny, Duda kesayangan Gladis, dan Senandung Rasa (on going).# __________ Mendapati jika suami berselingkuh dengan cinta pertamanya yang ternyata, sudah berlangsung lama, membuat Aira merasa bodoh dan tertipu. Hidup dan hatinya hancur, bahkan ia menyalahkan dirinya sendiri atas kelakuan suaminya itu. Tapi, sosok lain datang dan mengatakan jika ia tidak salah. Maka, rencana balas dendam dengan cara yang elegan, Aira jalankan dengan bantuan banyak orang yang mendukung. Termasuk satu pria yang muak melihat permainan Awan dan Amanda sang pelaku perselingkuhan. Apakah Aira bisa menjalankan rencananya dengan lancar? Lalu, apakah Galang, sosok pria yang menaruh kagum kepada Aira mampu membuktikan jika ia bisa menggantikan Awan yang bejat?
"Seumur hidup aku akan membencimu Sarah!" Itulah kalimat yang meluncur dari mulut tajam Diko, seorang CEO dengan sikap arogan, angkuh dan tidak pernah bersikap ramah kepada wanita lain kecuali tunangannya bernama Abel. Sangat di sayangkan karena pertunangan mereka harus batal karena tuntutan Ayah Diko yang memaksa pria itu menikahi anak musuh bebuyutannya yang sudah meninggal, Sarah, yang dijadikan jaminan. Sarah marah, kecewa dengan mendiang Ayahnya. Nasi sudah menjadi bubur, wanita yang baru lulus kuliah jurusan ekonomi itu, terpaksa menjadi tahanan di istana suaminya. Dipermalukan, direndahkan, dipaksa, juga di jadikan bahan bulan-bulanan teman Diko. Perlahan, sikap Diko berubah, saat ia mulai menyadari banyak lelaki yang mengejar Sarah walau berstatus istrinya dan menimbulkan sikap protektif berlebihan dari pria tersebut, tetapi, Diko tak sadar jika sudah mematahkan apa yang ada di dalam diri Sarah. Mampukah Diko menyatukan apa yang sudah ia patahkan pada Sarah, juga menyembuhkan hati yang terkoyak, bukan karena perselingkuhan, namun karena HARGA DIRI yang TERINJAK?
Setelah dilamar dan menikah dalam kurun waktu 4 jam, kini Pandu dan Zita memulai hidup baru di kota tempat Pandu bekerja di perusahaan minyak negara. Zita selalu dibuat kesal oleh suaminya sendiri, sampai ia bersumpah tidak akan mudah luluh dengan godaan suaminya yang masih belum bisa mendapatkan malam pertama mereka? Tapi apa bisa? Disaat Zita gerah karena Pandu yang tak enakan dengan orang lain, mendadak membuatnya cemburu? *Bisa membaca judul Silent lebih dulu untuk tahu siapa Pandu & Zita, ya, supaya nggak bingung, sebenarnya tanpa baca Silent juga nggak apa-apa, karena Buthor akan kasih beberapa clue, juga jadi judul tersebut, kok, Terima kasih.*
"KAKAK SEBEL SAMA BUNDA! BUNDA KUNO! DASTERAN TERUS!" Maki Sakura, anak pertama Dona yang jengah melihat bundanya selalu berdaster, kuno, ketinggalan jaman, dan banyak keluhan dari anak pertamanya itu. Namun, mari kita mencari tau apa aja yang terjadi di kehidupan seorang ibu rumah tangga sebenarnya, yang kadang suka disepelekan banyak orang. Kenalkan, namanya Dona. Ibu rumah tangga dengan tiga anak yang selama 17 tahun menikah dengan Pria yang ia cintai sejak pertemuan pertama mereka di salah satu festival musik pada masa itu yang begitu bergantung kepadanya, mulai merasa galau. Permasalahan mulai muncul saat sang anak pertama mulai kesal, jenuh, dan bosan melihat penampilan ibunya yang NORAK, KAMPUNGAN dan cenderung Sederhana. Ditambah kondisi tempat kerja suaminya sedang mengalami pengepresan karyawan dan gaji pun tak naik yang biasanya setiap setahun sekali pasti ada. Memikirkan hari-hari dengan uang belanja pas-pasan, biaya hidup melonjak tinggi, tuntutan suami dan anak-anak, Dona hadapi dengan sabar. Namun suatu hari ia bertekad akan merubah hal BIASA pada dirinya menjadi LUAR BIASA. Demi membuat anak dan suaminya bangga dengan rahasia diri yang pada akhirnya ia buka kembali demi keluarganya. Bisakah Dona membuktikannya?
Hari itu adalah hari yang besar bagi Camila. Dia sudah tidak sabar untuk menikah dengan suaminya yang tampan. Sayangnya, sang suami tidak menghadiri upacara tersebut. Dengan demikian, dia menjadi bahan tertawaan di mata para tamu. Dengan penuh kemarahan, dia pergi dan tidur dengan seorang pria asing malam itu. Dia pikir itu hanya cinta satu malam. Namun yang mengejutkannya, pria itu menolak untuk melepaskannya. Dia mencoba memenangkan hatinya, seolah-olah dia sangat mencintainya. Camila tidak tahu harus berbuat apa. Haruskah dia memberinya kesempatan? Atau mengabaikannya begitu saja?
Kaluna Evelyn sudah menikah Dengan Eric Alexander Bramastyo selama kurang lebih 10 tahun. Namun, Eric sama sekali tidak mencintai Luna. Ia memiliki kebiasaan yang sering bergonta-ganti wanita. Itulah yang menyebabkan Luna semakin sakit hati, namun ia tidak bisa bercerai dengan Eric karena perjanjian kedua keluarga. Ditengah keterpurukannya, ia mengalihkan rasa sakit hatinya kepada minuman keras. Dan disaat, ia mabuk, ia melakukan kesalahan dengan tidur bersama ayah mertuanya sendiri. Seorang pria dewasa bernama Brian Edison Bramastyo. Yang tidak lain dan tidak bukan, adalah ayah dari Eric sendiri. Brian yang berstatus duda, tidak bisa berkutik ketika Luna mulai menggodanya karena pengaruh minuman keras. Dan setelah kesalahan di malam itu, Luna dan sang papa mertua saling mengulangi kesalahan nikmat yang sama. Brian yang mampu memberikan nafkah batin pada Luna, harus menahan rasa perih karena mengkhianati putranya sendiri, dan menjadi tidak bermoral karena bermain gila dengan sang menantu. Namun apa boleh buat, semua sudah terlanjur dan mereka berdua sama-sama kesepian. Hubungan mereka tetap berlanjut, hingga akhirnya Eric mengetahui hubungan mereka dan menceraikan Luna. Namun, beberapa waktu kemudian, diketahui bahwa alasan Eric menceraikan Luna adalah dia sudah menghamili kekasihnya, yang bernama Bianca. Mereka menjalani hidup masing-masing. Eric pergi jauh dari kehidupan Brian dan Luna. Brian dan Luna pun memilih untuk bersama.
Setelah tiga tahun menikah yang penuh rahasia, Elsa tidak pernah bertemu dengan suaminya yang penuh teka-teki sampai dia diberikan surat cerai dan mengetahui suaminya mengejar orang lain secara berlebihan. Dia tersentak kembali ke dunia nyata dan bercerai. Setelah itu, Elsa mengungkap berbagai kepribadiannya: seorang dokter terhormat, agen rahasia legendaris, peretas ulung, desainer terkenal, pengemudi mobil balap yang mahir, dan ilmuwan terkemuka. Ketika bakatnya yang beragam diketahui, mantan suaminya diliputi penyesalan. Dengan putus asa, dia memohon, "Elsa, beri aku kesempatan lagi! Semua harta bendaku, bahkan nyawaku, adalah milikmu."
Bagi Sella Wisara, pernikahan terasa seperti sangkar yang penuh duri. Setelah menikah, dia dengan bodoh menjalani kebidupan yang menyedihkan selama enam tahun. Suatu hari, Wildan Bramantio, suaminya yang keras hati, berkata kepadanya, "Aisha akan kembali, kamu harus pindah besok." "Ayo, bercerailah," jawab Sella. Dia pergi tanpa meneteskan air mata atau mencoba melunakkan hati Wildan. Beberapa hari setelah perceraian itu, mereka bertemu lagi dan Sella sudah berada di pelukan pria lain. Darah Wildan mendidih saat melihat mantan isrtinya tersenyum begitu ceria. "Kenapa kamu begitu tidak sabar untuk melemparkan dirimu ke dalam pelukan pria lain?" tanyanya dengan jijik. "Kamu pikir kamu siapa untuk mempertanyakan keputusanku? Aku yang memutuskan hidupku, menjauhlah dariku!" Sella menoleh untuk melihat pria di sebelahnya, dan matanya dipenuhi dengan kelembutan. Wildan langsung kehilangan masuk akal.
Joelle mengira dia bisa mengubah hati Adrian setelah tiga tahun menikah, tetapi dia terlambat menyadari bahwa hati itu sudah menjadi milik wanita lain. "Beri aku seorang bayi, dan aku akan membebaskanmu." Pada hari Joelle melahirkan, Adrian bepergian dengan wanita simpanannya dengan jet pribadi. "Aku tidak peduli siapa yang kamu cintai. Utangku sudah terbayar. Mulai sekarang, kita tidak ada hubungannya satu sama lain." Tidak lama setelah Joelle pergi, Adrian mendapati dirinya berlutut memohon. "Tolong, kembalilah padaku."
Anne mengikuti kontrak tertentu: dia akan menikah dengan Kevin dan melahirkan anaknya pada akhir tahun. Kalau tidak, dia akan kehilangan semuanya. Namun, itu lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Menghadapi penghinaan hari demi hari, dia sudah kehabisan kesabaran. Kali ini, dia tidak mau menyerah. Pada hari kecelakaan Kevil, Anne mengorbankan dirinya untuk menyelamatkannya. Meskipun dia hidup, dia akan segera menghilang di hadapan dunia. Nasib mereka terikat sekali lagi setelah bayi mereka tumbuh. Anne mungkin telah kembali kepadanya, tetapi dia bukan lagi wanita yang sedang mengejar cinta Kevin. Sekarang, Anne siap berjuang untuk putranya.