Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI
BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI

BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI

5.0
29 Bab
139 Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Pernikahan impian yang sempurna bagi Kenanga, harus ternoda ketika Dion,sang suami, mendua. Mirisnya orang ketiga dalam pernikahan mereka adalah kakak tiri Kenanga itu sendiri. Situasi semakin rumit ketika Devano, sahabat masa kecil Kenanga datang dan mengejar cinta wanita itu.... Mampukah Kenanga bertahan dalam pernikahan poligami dengan kakak tirinya? Atau justru terjebak dalam cinta Devano?

Bab 1 Kejutan

Bandara Soekarno-Hatta.

"Tidak usah, Pa! Kenanga naik taksi saja. Ken juga tidak ingin mengganggu waktunya Mas Dion. Papa janji, ya, jangan katakan pada siapa pun kalau hari ini Ken pulang!"

Seorang wanita cantik dengan stelan blouse motif bunga dan rok plisket panjang itu menyunggingkan senyum, sesaat setelah panggilan berakhir. Dia segera memasukkan handphone ke dalam tas, kemudian berjalan cepat menuju taksi bandara yang sudah menunggu.

Rasa penat setelah menempuh perjalanan jauh dari Seoul, membuat Kenanga tidak ingin menunda waktu untuk segera sampai di rumah. Setelah satu mingguan berada di Negeri Ginseng, rasa rindu pada Dion_sang suami_ tak terbendung lagi.

Kenanga memang tidak mengabari tentang kepulangannya yang mendadak. Dia sengaja memberi kejutan untuk Dion. Pada awalnya, rencana pameran busana muslim itu, berlangsung dua minggu. Namun, ternyata, selesai lebih cepat.

Kenanga adalah seorang desainer muda yang menekuni dunia fashion sejak di bangku Sekolah Menengah Atas. Bahkan, baju rancangannya sering dipakai beberapa artis ibukota.

"Macet, Neng! Padahal, sudah jam sepuluh!" keluh Pak Sopir.

"Tidak apa-apa, Pak. Yang penting sampai rumah dengan selamat." Kenanga menyahut lirih karena mulai mengantuk.

Dia menyandarkan kepala di jok mobil, sembari memejamkan mata. Dia berharap ketika bangun nanti, sudah sampai di depan pintu rumah dan melihat reaksi terkejut Dion. Itu akan sangat menyenangkan.

Jemari tangan Kenanga meraba tas di atas pangkuan. Dalam tas itu ada hadiah spesial untuk sang suami. Tanpa sadar, Kenanga tersenyum, dengan mata mulai terasa berat.

Hampir 40 menit, taksi yang ditumpangi Kenanga, akhirnya berhenti di depan sebuah rumah cluster dua lantai. Seketika, wajah lelah Kenanga sumringah manakala menatap pekarangan rumah itu. Rumah hadiah pernikahan dari papanya setahun yang lalu.

Kenanga yang memang membawa kunci cadangan, membuka pintu pagar dengan hati-hati supaya tidak menimbulkan bunyi. Kenanga sengaja tidak melewati pintu utama karena biasanya, Dion berada di ruang tamu menonton televisi.

Dia memilih melewati pintu garasi yang menghubungkan dengan dapur. Keadaan lantai satu lengang dan gelap. Tidak seperti perkiraan Kenanga, rupanya, Dion berada di kamar yang terletak di lantai atas. Kenanga meletakkan koper begitu saja di dekat anak tangga.

"Sepertinya Mas Dion sudah tidur!" gumam Kenanga sembari meniti anak tangga.

Masih dengan langkah hati-hati dia menuju ke kamar ....

"Aah, sedikit lagi, Sayang!"

"Tapi hati-hati, Dion. Jangan sampai anak kita, aah ..."

"Tidak, Sayang, aku pasti hati-hati. Aku mencintainya sama seperti mencintaimu! Oh!"

Kenanga mematung di depan pintu kamar. Kamar pribadinya bersama Dion. Suara desahan manja saling bersahutan di dalam sana, membuat Kenanga lunglai seketika.

Suara itu....

Ya, Kenanga hafal suara saling bersahutan itu. Suara Dion dan....

"Oh, Risma Sayang!"

Tangan Kenanga gemetar memegang handle pintu yang ternyata tidak tertutup sempurna. Saat pintu terbuka lebar, adegan menjijikkan itu terpampang jelas di depan mata. Dion, sang suami, tengah memadu kenikmatan dengan Risma, kakak tirinya.

"Astaghfirullah! Inikah yang kalian lakukan di belakangku?" Suara Kenanga bergetar menahan tangis.

Sontak, kedua orang yang tengah memacu hasrat itu terkejut dan menghentikan aktivitas mereka. Dion dengan wajah pucat, menatap nanar pada Kenanga. Sedangkan Risma, perempuan itu segera menutupi tubuhnya dengan selimut.

Wajahnya datar tanpa ekspresi, seolah tidak merasa bersalah sama sekali. Meskipun hubungannya dengan Risma kurang akrab, Kenanga tidak menyangka jika kakak tirinya itu tega menusuk dari belakang.

"Ken, ak-aku ..." Dion segera mengambil celananya yang teronggok mengenaskan di bawah tempat tidur.

Laki-laki itu melirik pada Risma yang langsung membungkus tubuh dan memunguti pakaian, kemudian ke kamar mandi.

"Ken, kenapa kamu tidak mengabari dulu, Sayang? Dengan begitu bis--"

"Dengan begitu, perselingkuhan kalian tidak terbongkar, kan?" potong Kenanga cepat.

Rahang wanita itu mengeras. Kedua matanya sudah tidak bisa menahan lelehan air. Rasa cinta yang besar pada suami, kini runtuh seketika bersamaan dengan hancurnya segumpal darah bernama hati. Dion meraih tangan Kenanga, tetapi wanita itu menepisnya kasar.

"Sejak kapan kalian mengkhianatiku? Sejak kapan, Mas?" teriak Kenanga lagi sambil mendorong dada telanjang Dion.

Dion memejamkan mata. Perasaannya berkecamuk tak karuan di dalam sana. Kenanga melirik sinis pada Risma yang keluar dari kamar mandi dan berdiri di belakang Dion.

Menyadari kehadiran Risma, Dion menoleh sekilas, kemudian kembali menatap nanar istrinya.

"Apa Kakak senang, sudah menjadi selingkuhan Mas Dion? Jawab!" Kenanga menunjuk Risma. Lalu, tatapannya nyalang ke arah Dion. "Sejak kapan kalian jadi pengkhianat, hah?"

"Sayang, dengarkan dulu! Beri kesempatan aku bicara!"

"Usir perempuan itu dari sini dulu, sebelum kamu jelaskan!"

Dion langsung menggeleng. "Tidak! Risma akan tetap di sini. Biar kamu paham apa yang terjadi di antara kami!" sahut Dion.

Risma menyunggingkan senyum kemenangan melihat wajah kecewa Kenanga. Wanita itu lebih mendekat pada Dion, mengusap lembut bahu tegap laki-laki itu.

"Kamu ingin kami jawab jujur, Kenanga?" tanya Risma, lalu tersenyum satu sudut.

Dion melirik pada Risma, memberi isyarat untuk diam. Selanjutnya, laki-laki itu kembali menatap Kenanga. Dada Dion terasa sesak telah melukai hati Kenanga. Namun, dia juga tidak bisa menolak pesona Risma dan akhirnya, semua terjadi begitu saja.

"Maafkan aku, Sayang." Dion meraih tangan Kenanga. "Kami melakukannya sudah sejak enam bulan lalu, dan sekarang, Risma mengandung anakku, Kenanga. Maaf!" ungkapnya jujur. Ucapan Dion, seperti bom yang meledak di dekat telinga Kenanga.

Plak! Kenanga menampar kuat pipi Dion. Wajah putih Dion langsung memerah menahan perih. Namun, rasa itu belum seberapa dibandingkan hancurnya hati Kenanga.

"Ceraikan aku sekarang juga, dan pergilah bersamanya!" Kenanga berkata datar, lalu tertunduk lunglai di sisi tempat tidur.

****

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Rilis Terbaru: Bab 29 Kehilangan   Kemarin22:30
img
1 Bab 1 Kejutan
11/02/2025
3 Bab 3 Perjanjian
11/02/2025
4 Bab 4 Hamil
11/02/2025
5 Bab 5 Keributan
11/02/2025
6 Bab 6 Taruhan
11/02/2025
7 Bab 7 Perdebatan
11/02/2025
9 Bab 9 Kecewa
11/02/2025
11 Bab 11 Aku Benci
11/02/2025
13 Bab 13 Ciuman
14/02/2025
16 Bab 16 Permintaan
16/02/2025
17 Bab 17 Ancaman
16/02/2025
19 Bab 19 Pengakuan
17/02/2025
20 Bab 20 Perempuan Tua
18/02/2025
21 Bab 21 Sayang ...
18/02/2025
22 Bab 22 Curiga
19/02/2025
23 Bab 23 Transplantasi
19/02/2025
24 Bab 24 Selingkuh
20/02/2025
25 Bab 25 Kenangan
20/02/2025
26 Bab 26 Dihujam Luka
21/02/2025
27 Bab 27 Keguguran
21/02/2025
28 Bab 28 Tuduhan
Hari ini22:19
29 Bab 29 Kehilangan
Hari ini22:30
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY