Kisah-kisah pilihan tak terduga
Kenalin namaku Jaka Susantio atau biasa dipanggil Jack biar kerenan dikit. Ibuku asli Garut, Jawa Barat, sementara ayahku asli Semarang, Jawa Tengah. Aku tinggal di kostan kawasan Cianjur. Sementara orang tuaku bersama ke tiga adikku tinggal di Cirebon.
Maaf kalau cerita ini bahasanya agak sedikit vulgar apa adanya, karena memang pengalaman pribadi, dan aku terbiasa bicara ceplas ceplos. Jika sedikit terganggu dengan bahasa yang agak vulgar mohon maaf dan mohon dimaklum. Coba aja terus baca dulu, minimal sampai bab 6, siapa tahu berkesan dan jika suka teris lanjutkan sampai selesai.
Pekerjaanku sebagai tukang penagih kreditan, alias Debt Collector. Umur 22 tahun, masih relatif muda namun bermutu.
Selama hidup aku gak pernah kenal yang namanya pacaran. Dalam arti benar-benar punya pasangan kekasih seperti remaja pada umumnya. Boro-boro pacaran, kenal deket sama cewek aja gak pernah. Abis setiap mau kenalan, pasti tuh mental aku down, karena merasa tampangku gak ganteng-ganteng amat, walau hampir semua teman-teman sesama debt collctor, jauh lebih hancur dariku.
Anehnya cewek juga sepertinya tidak terlalu tertarik dengan penampilanku. Walau tidak pada lari saat lihat muka aku yang sejujurnya kayak preman, terkesan lebih tua dari usia sebenarnya, jadi bermutu alias 'bernuka tua'. Mungkin karena posturku yang agak kerempeng, wajahku tirus hitam manis, senang memelihara kumis dan jenggot dari sejak remaja namun terawat baik. Serta suka berdandan selengean ala preman. Maklum anak jebolan STM, pernah aktif dalam geng motor, tapi bukan anak buahnya Pegi Cianjur anaknya Pak Cecep.
Walau belum pernah pacaran, namun sudah cukup pengalaman dalam hal membombardir memek. Baik secara baik-baik atau secara maksa, lebih sering dengan WTS, alias wanita panggilan, pelacur murahan pinggir jalan. Namun yang pasti dilakukan di tempat-tempat yang ala kadarnya, tanpa penghayatan dan perasaan lebih. Hanya sebatas menyalurkan syahwat, tak jauh beda dengan onani.
Semua kenakalanku itu berubah gara-gara satu orang.
Siapakah orang itu? Orang itu tak lain dan tak bukan adalah orang yang sedang memarahi aku saat ini.
''Gimana sih lu, Jack! Bisa kerja gak sih? Jangan kumis aja lu gedein, badan sama setoran juga gedein doong!'' omel seorang ibu-ibu kepadaku yang sedang kebingungan meredakan amarahnya.
Dia adalah Bu Haji Ijah, istrinya Pak Haji Mamad, bosku. Pak Haji Mamad sebenarnya masih saudara sepupu dengan ibuku. Bu Haji Ijah asli Betawi, usia 42 tahun. Orangnya sih lumayan cantik, kadang berpakaian tertutup kalau mau ikut pengajian doang. Toketnya juga gede, karena udah menyusui empat anaknya yang sekarang udah gede-gede.
Bodi Bu Haji Ijah juga lumayan montok kayak Titi DJ, tapi sayang kelakuannya kayak mak lampir. Suka pamer, mulutnya pedas kaya cabe rawit malah kadang cenderung menyakitkan. Pokoknya jauh dari akhlaq seorang wanita yang pernah naik haji. Maklum titel Hajah hanya dia jadi topeng rentenir yang sangat kejam.
Setelah marah-marah panjang lebar, akhirnya berhenti juga setelah ditenangin oleh suaminya. Aku diultimatum wajib membawa setoran lebih banyak kalau masih mau bekerja dengannya. Sambil dongkol, aku pulang ke kostan sedehanaku. Kebetulan aku kost juga di rumah sepupu ayahku, jadi agak murah bayarnya, walau agak jauh tempatnya.
Andai saja ada pekerjaan lain yang lebih baik, mungkin aku sudah pindah. Namun sejak lulus STM, aku sama sekali tak pernah punya pekerjaan lain, selain menjadi penagih utang di tempat saudaraku sendiri yang jadi rentenir berbaju kreditur hebat itu. Bermodalkan motor tua berlebel RX King, kadang aku menjadi King Jalanan.
Besok siangnya, aku berangkat nagih utang yang macet-macet. Salah satu targetku adalah pemilik warung di salah satu kompleks tempat aku keliling. Namanya Teh Dewi, istrinya Bang Ramzi. Teh Dewi, masih sepupuan dengan Pak Haji Mamad juga dengan ibuku. Dan anehnya justru para sepupu itu juga yang kadang menghambat lancarnya usaha. Mungkin karena merasa ada ikatan saudara jadinya suka nganggap enteng. Padahal ada prinsip sakral dalam dunia bisnis, 'Bussines Is Bussiness.'
Teh Dewi ini si mulut dan muka manis. Ketika ngajuin kredit, segala tektek bengek rayuan sebagai saudara sepupu dekat dia keluarkan. Namun ketika ditagih bagaikan musuh bebuyutan, segala macam alasan dia keluarkan, bahkan kadang omongan nyelekit pun keluar. Kebiasaan dia, ketika aku belum sampai di warungnya, dia sudah menghilang entah kemana.
Teh Dewi sebenarnya orangnya lumayan cantik, muka khas Sunda geulis karena ibunya berasal dari Bandung. Toket lumayan muncul, bodi langsing kayak Desi Ratnasari, tapi dia rada pendek. Bang Ramzi suaminya seorang tentara, kelahiran Medan, saat ini sedang tugas di Papua selama dua tahun, punya satu anak lelaki umur tiga tahun.
Ketika aku berhenti depan rumah yang merangkap warungnya, ternyata tutup dan sepi. Aku yakin Teh Dewi sengaja menutup warungnya karena tahu hari ini jadwal aku menagih kreditan ke kompleks ini. Sudah satu bulan kredit dia macet, seharusnya sudah lunas tiga minggu yang lalu.
Aku panggil-panggil gak ada orang. Ya udah, aku coba masuk saja lewat dapur. Pas aku lewat kamarnya Teh Dewi, aku dengar suara mencurigakan. Insting detektifku langsung keluar. Pas aku intip pelan-pelan, aku lihat Teh Dewi sedang masturbasi pake dildo sambil meremes-remes toketnya yang gede kaya melon. Otak mesumku segera berpikir keras gimana caranya biar aku bisa mendapatkan hasil maksimal dari sepupu ibuku ini.
Aku balik lagi ke depan, terus aku teriak-teriak agak kenceng biar dia tahu kalau aku sang penagih ganteng sudah datang. Gak berapa lama, Teh Dewi menghampiri aku sedikit tergopoh-gopoh dengan wajah keringetan dan napasnya ngos-ngosan.
''Habis ngapain, Teh, sampe ngos-ngosan gitu?'' tanyaku berlagak bego.
''Itu, habis nimba air tadi di sumur,'' jawabnya malu-malu karena aku terus menatapnya sampai dia salah tingkah. Dan yang pasti dia tidak punya sumur, hehehe.
'Bilang aja lagi sange berat.' batinku.
''Eh, kok sepi amat, Teh, si Adit kemana?'' tanyaku menanyakan anaknya.
''Lagi nginep ke rumah kakeknya, tadi dijemput.'' balasnya. Kakek yang dimaksud adalah bapaknya Bang Ramzi, alias mertuanya, karena orang tua Teh Dewi tinggal di Bandung.
''Oh, terus gimana, sudah ada belum uangnya buat melunasi cicilannya?'' tanyaku langsung pada sasaran.
''Aduh, Jack, minggu depan aja ya. Warung lagi sepi nih, mana kiriman Bang Ramzi belum datang lagi,'' jawabnya berbohong, karena aku yakin tiap bulan pun gaji suaminya gak pernah telat.
''Wah, gak bisa, Teh. Aku sudah dimarahi sama boss gara-gara setoran kurang terus, seharusnya bulan lalu teteh sudah lunas!'' sergahku tak mau lagi kompromi.
"Halah, bilangin aja sama Pak Haji Mamad, masa sama saudara aja perhitungan banget. Dia kan sepupu aku juga. Sama kaya ibumu, Jaka!" Tiba-tiba saja Teh Dewi nyolot.
"Aku juga berarti masih sepupunya Pak Haji Mamad, Teh. Tapi kerja ya kerja, gak ada urusan sepupu. Teteh juga begitu, utang ya utang. Apalagi ini sudah lama banget jatuh temponya!" Aku rada kesal, karena selalu itu alasannya. Belanja online setiap saat tapi bayar utang udah kaya kiamat.
Teh Dewi, kebingungan. Mungkin lebih tepatnya kaget dengan jawabanku yang kali ini agak tegas dan sedikit memaksa.
''Ya udah deh, bentar ya, Jack, aku ambil uangnya dulu,'' katanya sambil pergi ke kamarnya.
"Nah, dari tadi gitu, gampang kan?" sergahku lagi masih berlaga marah dan kesal padahal sebuah rencana besar sudah menari-nari dalam otak kusutku.
Aku ikutin dari belakang masuk ke rumahnya karena memang sudah biasa. Aku lihat lewat celah pintu kamar dia mengambil uang dalam kotak di atas lemari agak tinggi sambil jinjit. Tapi tak berapa lama dia hilang keseimbangan terus jatuh sama kotak uang dan barang-barang di lemari ikut berjatuhan, termasuk dildo yang tadi dia pake buat masturbasi.
Melihat itu, aku buru-buru masuk kemarnya dan membantu mungutin barang-barangnya yang berjatuhan. Pas aku ngambil dildo, dia melotot melihat aku memperhatiin dildo dengan seksama sambil senyum-senyum mesum.
''Eh, ngapain kamu lihat-lihat barang orang, itu barang rahasia khusus buat wanita dewasa. Emangnya kamu bencong? Kok malah senyum-senyum lihat begituan?'' sergahnya makin sewot.
''Gak. Aku cuma penasaran aja, Teh. Kok kontol palsu sekecil gini apa bisa puasin Teteh? Gedean juga kontol aku yang asli,'' jawabku frontal sambil berdiri menunjukin kontolku ke dia, walau masih pake celana tapi sudah keliatan menggelembung, karena celanaku memang ketat lagian dari tadi, sejak melihatnya masturbasi sudah agak ngaceng walau belum maksimal.
''Emangnya kontol kamu segede dildo itu? Gak percaya aku!'' kata Teh Dewi masih sangat kesal atau lebih tepatnya malu. Tapi jujur aja aku kaget karena dia pun bicaranya cukup vulgar. Selama ini tak pernah aku dengar dia begitu, si mulut manis dan si wajah manis, masa berani bicara porno seajaib itu?
^*^
“Good, kamu juga bisa mengelaborasi tugas itu, yang penting misi utama tidak terabaikan. Ingat kita hanya waktu maksimal tujuh bulan!” “Siap komandan!” “Kamu mesti tahu bahwa Madam Elva tidak sembarangan ngambil anak buah. Dia bukan germo kelas bawah yang menipu anak gadis di kampung buat dijual di kota. Ya, mungkin dia pernah atau masih juga begitu sih, dengar-dengar jaringannya menyediakan buat semua pangsa pasar.” Nikita masih terdiam menyimak. “Itu nanti kamu cari tahu saja. Yang jelas banyak anak buahnya itu high class, dan punya profesi utama bukan hanya sebagai pelacur: Ada yang masih mahasiswi, wartawan, sekretaris, perawat, atau malah istri orang yang diabaikan suaminya. Kamu bisa paham kan tipe seperti apa orang-orang yang bekerja sama dengan kamu nantinya.” Kompol Rudy menambahkan,
‘Ikuti terus jatuh bangun perjalanan Sang Gigolo Kampung yang bertekad insyaf, keluar dari cengkraman dosa dan nista hitam pekat. Simak juga lika liku keseruan saat Sang Gigolo Kampung menemukan dan memperjuangkan cinta sucinya yang sangat berbahaya, bahkan mengancam banyak nyawa. Dijamin super baper dengan segala drama-drama cintanya yang nyeleneh, alur tak biasa serta dalam penuturan dan penulisan yang apik. Panas penuh gairah namun juga mengandung banyak pesan moral yang mendalam.
Sepatah Kata, Jangan pernah bengong dan tertegun-tegun jika belum selesai membaca kisah yang sangat AGAK LAEN dan super unik dalam novel ini. Mungkin banyak yang tidak terpcaya jika cerita ini lebih dari 58,83% merupakan KISAH NYATA, 24,49% Modifikasi Alur dan 16,68% tambahan halu sebagai variasi semata. Buktikan saja keunikan kisah dalam novel ini. Jangan mengatakan gak masuk akal jika belum tahu bahwa hal itu bisa terjadi kapan dan dimanapun juga
Menikahi single mom yang memiliki satu anak perempuan, membuat Steiner Limson harus bisa menyayangi dan mencintai bukan hanya wanita yang dia nikahi melainkan anak tirinya juga. Tetapi pernikahan itu rupanya tidak berjalan mulus, membuat Steiner justru jatuh cinta terhadap anak tirinya.
BERISI ADEGAN HOT++ Seorang duda sekaligus seorang guru, demi menyalurkan hasratnya pak Bowo merayu murid-muridnya yang cantik dan menurutnya menggoda, untuk bisa menjadi budak seksual. Jangan lama-lama lagi. BACA SAMPAI SELESAI!!
21+ Fiona Isabella Fawzi, seorang gadis muda yang terpaksa menikah dengan seorang pria yang lumpuh sebagai pengantin pengganti. Menikah di usia yang masih terbilang muda adalah mimpi buruk bagi Fiona. Rasa malu karena perbedaan usia dan kondisi suaminya membuat Fiona merasa terjebak dalam pernikahannya. Fiona juga bergabung dengan geng populer bernama "Trio FAM Alliance" yang sering membuat kekacauan dan terkadang melakukan intimidasi. Dengan penuh keberanian, Fiona merancang berbagai rencana licik untuk bisa bercerai dengan suaminya. Akankah Fiona berhasil menjalankan rencananya, atau takdir berkata lain?
Amy tidak menyangka suaminya yang sangat dia cintai dan percayai selama bertahun-tahun akan berselingkuh dengan berhubungan seks dengan sekretarisnya. Ketika dia menghadapinya, dia dan sekretarisnya mengejek dan mengejeknya, mereka memanggilnya mandul, lagipula, dia tidak mengandung selama tiga tahun terakhir bahwa dia telah menikah dengan suaminya, Callan. Sangat Patah Hati, dia mengajukan gugatan cerai dan pergi ke klub, dia memilih gigolo acak, melakukan one night stand dengannya, membayarnya dan menghilang ke kota kecil. Dia kembali ke negara itu enam tahun kemudian dengan tiga anak laki-laki imut yang identik dan tiga gadis imut yang identik dengan usia yang sama. Dia menetap dan mendapat pekerjaan tetapi segera mengetahui bahwa CEO-nya adalah gigolo yang dia berhubungan seks enam tahun lalu di klub. Apakah dia bisa menyembunyikan enam imut kecilnya dari CEO-nya, yang kebetulan adalah pria paling berkuasa di NorthHill dan dianggap tidak subur? Bisakah Amy dan pria paling berkuasa di NorthHill bergaul mengingat kesenjangan sosial di antara mereka.
Azizah, terpaksa melamar pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga demi membantu ibunya mencari uang untuk membayar hutang ayahnya yang si tukang judi. Tetapi karena ketulusan hatinya, dia malah dilamar sebagai menantu. Apakah sang majikan adalah jodoh yang diimpikannya? Saksikan perjalanan kisahnya.
Seorang penulis bernama Cheryl yang berpindah ke dunia buku, akhirnya pasrah menerima nasibnya yaitu menikah dengan salah satu karakter yang dia ciptakan, Edgar Baldwin. Cheryl pun menjalani hari-hari pernikahannya dengan bahagia. Namun, kehidupannya tidak sesederhana seperti transmigrasi biasa. Pernikahannya dengan Edgar bukanlah akhir, melainkan awal dari mimpi buruk. Begitu dia meninggal, dia akan hidup kembali di dunia yang berbeda dan dipaksa menikahi pria aneh. Apa yang terjadi? Mengapa jiwa Cheryl selalu berpindah ke tempat berbeda setelah meninggal? Apa alasannya? Pada akhirnya, setelah pertemuannya dengan seorang dewa yang aneh, Cheryl pun mulai mengerti. _______