Trauma masa lalu membuat Edeline ketakutan setiap kali bersentuhan dengan pria. Bertahun-tahun dia berjuang melupakan bayang-bayang gelap yang menggrogotinya. Sampai suatu ketika, Edeline harus dipertemukan dengan Elvis Dalton-dokter senior yang terkenal sangatlah arogan. Menyandang status duda memiliki anak satu, tidak membuat dokter tampan itu menjadi sosok yang hangat. Fakta yang ada malah dokter tampan itu menjadi sosok yang semakin kejam. Edeline harus dipertemukan Elvis oleh semesta. Gadis cantik itu menjadi dokter magang di rumah sakit milik dari Elvis Dalton. Semua bermula dari sini. Saling membenci, berakhir dengan saling membutuhkan. Dua orang yang memiliki kisah trauma masing-masing bertemu bagaikan puzzle yang hilang telah kembali. Lantas bagaimana kisah Edeline dan Elvis? Duda tampan yang memiliki segudang penyesalan di masa lalu, dan dokter magang cantik yang memiliki trauma pada seorang pria, mampukah mereka dipersatukan? Atau semesta memiliki rencana lain? *** Follow me on IG: abigail_kusuma95 (Info seputar novel ada di IG)
"Get the fuck out of here!"
Langkah Edeline seketika terhenti oleh bentakan memekik yang mengundang perhatian. Dia berhenti penuh kepedulian terhadap seorang wanita yang didorong hingga terjatuh oleh si pengumpat kejam di ambang pintu.
Edeline Johnson-gadis cantik berusia 22 tahun itu baru saja tiba di Manchester akibat pekerjaan. Dia mendapatkan fasilitas sebuah kamar dari hotel mewah di hari pertama kedatangannya-di mana dirinya tidak sengaja menjadi penonton dadakan atas sebuah kekerasan.
Awalnya, Edeline hanya ingin menuju kamarnya. Tetapi, dia dihadang oleh seorang wanita yang didorong kasar hingga terjatuh. Tatapan gadis cantik itu melihat adegan yang membuatnya kesal.
"Kenapa kau kasar sekali? Aku ini bukan orang asing bagimu!"
"Don't play dumb! Kau sangat tahu aku menganggapmu itu apa?!" pria tampan itu membalas kejam dengan tatapan dingin yang tak berhati.
Wanita cantik yang masih terduduk sakit di lantai itu sudah menangis dihujani kalimat sarkasme yang menegaskan ketidaksukaan. Tatapannya menatap lirih pria tampan yang memprilakukannya dengan sangat kasar.
Edeline berdecak atas tontonan tidak mengenakkan di depan mata. Dia tidak bisa menutup mata-lalu pergi. Sebab, situasi kejam di depan mata bagaikan dejavu nyata yang menyakiti jiwa Edeline.
Mata cantiknya memindai wanita itu. Emosi gadis berambut cokelat terang itu memuncak ke ubun-ubun ketika mendengar rintihan kesakitan serta luka di telapak tangan wanita yang terluka itu.
"Kau terlalu sempurna untuk pria sampah itu." Bibir mungil Edeline dengan sadar mengeluarkan penghinaan yang membela.
Gadis berpakaian casual itu menghampiri wanita yang menoleh ke arahnya. Dia berlutut lalu memapah wanita yang terjatuh itu untuk berdiri tegak-tanpa peduli pada sorot tajam dari pria di ambang pintu.
"Kau tidak pantas menangis dan merendahkan diri pada pria sampah dan bodoh sepertinya." Edeline mengulas senyuman manis pada wanita yang bingung menatapnya.
"Stay away!"
Edeline menolehkan pandangan pada pria yang menghardik sinis itu. Sorot matanya menajam ketika memindai pria itu. "Mulut sampahmu menjatuhkan nilai wajah tampanmu," ucapnya berani menghina.
Edeline langsung memalingkan pandangan. Dia tidak peduli pada ekspresi pria itu. Bagi gadis cantik itu, menghibur wanita di dekatnya adalah pilihan yang baik.
Untuk sejenak, Edeline teralihkan ketika tangan merogoh ke dalam tas miliknya yang bertengger di bahu kiri. Perhatiannya kembali fokus pada wanita itu saat sebuah alcohol swab dikeluarkan dari dalam tas-yang kemudian digunakan untuk membersihkan luka di telapak tangan wanita itu.
"Jika seorang pria tidak bisa mengontrol emosi, berkata dan bersikap kasar, menjatuhkan dan menginjak harga dirimu ..." Edeline terhenti sejenak saat samar-samar menghela napas sembari menutupi luka di telapak itu dengan sebuah plester.
"Please ... stop! Berhenti mendapatkan balasan dari pria bodoh dan tak bermoral seperti itu. Perasaanmu dan harga dirimu lebih penting dari apa pun," lanjut Edeline menasihati yang penuh dengan sindiran sinis.
Tidak perlu dijelaskan kepada siapa sindiran sinis itu ditujukan. Edeline pun tidak menghiraukan bagaimana perasaan dari seseorang itu. Ujung bibir itu tertarik-yang membuat bibir mungilnya menipis oleh senyuman manis yang mengembang. Wajah cantiknya pun berseri-menunjukkan ketulusan pada wanita di depannya yang kaku tidak percaya diri.
"Tadi kau terjatuh sangat keras. Sebaiknya segera memeriksakan diri. Atau ..." Edeline memalingkan wajah-yang bersamaan senyuman ramahnya berubah sinis ketika menatap pria di ambang pintu. "Lakukan visum dan laporkan pria ini. Aku bersedia menjadi saksi jika kau membutuhkan."
Pria tampan itu terkekeh kesal sembari menahan emosi yang telah bergejolak di dalam jiwa. Sementara itu matanya telah tajam membidik Edeline-gadis aneh yang berani ikut campur akan urusannya. "Kau ini masih kecil, tapi sungguh berani ikut campur urusan orang lain. Apa orang tuamu tidak mengajarimu sopan-santun?"
Mata Edeline mendelik mendapatkan kata-kata tajam pada pria tampan itu. "Aku tahu bersikap sopan dan menghargai dibandingkan orang dewasa yang tidak punya akal!" Edeline tidak mau kalah.
What the fuck? Anak kecil? Apakah tubuhnya terlalu mungil sampai dibilang anak kecil? Ingin rasanya Edeline memaki pria tampan di hadapannya itu. Memang dia akui bahwa pria berperawakan tampan itu pasti sudah berusia matang. Menurut tafsirannya pria tampan itu sudah berusia di atas 30 tahun. Tentu jika dibandingkan dengannya, dia pasti akan seperti anak kecil.
Pria tampan itu menipiskan bibir-mengukir seringai sinis. "Bercermin dahulu sebelum membuat cermin untuk orang lain. Selain itu, tanyakan pada wanita yang kau bela itu! Apa yang dia lakukan sehingga aku mengusirnya dengan kasar?!"
Alih-alih mencari tahu, Edeline malah mengulas seringai sinis yang mengejek. "Yang dilihat oleh mata lebih nyata dibandingkan-"
"Wanita yang kau bela itu memaksa masuk ke dalam kamar seorang pria. Di dalam kamarku, dia membuka pakaiannya-entah itu untuk menggoda atau apa pun itu, aku benci wanita murahan seperti itu!" sela pria tampan itu bernada lugas dan tanpa jeda.
Edeline membisu dengan perasaan yang berkecamuk, antara malu dan tidak percaya diri. Namun, logikanya berusaha menghibur wanita cantik itu yang kemudian menasihati akalnya untuk mencari tahu.
Edeline menatap wanita itu. Dan ... ah, sial! Wanita itu merunduk guna menyembunyikan wajahnya yang memucat takut. Itu menandakan bahwa memang orang yang dia bela adalah orang yang bersalah.
Astaga! Memalukan! Edeline bahkan membela orang yang bersalah. Maksud hati ingin membela orang yang lemah, tapi apa-apaan ini? Dia sangat malu! Jika seperti ini, rasanya dia ingin masuk saja ke dalam jurang.
"Apa kau diajak bekerja sama dengannya?"
Suara tenang pria itu itu mengusik perhatian Edeline, membuat gadis cantik itu kembali menoleh ke arahnya.
"Aku tidak mengenalnya."
Pria terkekeh mengejek bantahan Edeline. "Benarkah? Mengingat betapa liciknya wanita yang kau bela itu, aku tidak percaya. Berapa kau menerima uang dari dia? Sehingga kau bisa memainkan akting sempurna seperti tadi."
Gigi Edeline menggertak akibat api emosi yang membara. Pria tampan yang di depannya itu sungguh cerdik mempermainkan emosinya. Dia bisa saja meledakkan amarah dan membela diri agar tak terkalahkan dari pria yang berusia jauh dari dirinya.
Akan tetapi, kenyataan di depan mata telah menyadarkan Edeline tak akan bisa menang dari pria itu. Selain itu, wanita yang takut dan tidak percaya diri di sampingnya turut menyadarkan Edeline untuk mengibarkan bendera putih tanda mengalah.
"Enyahlah dari hadapanku! Aku tidak akan memperpanjang masalah ini. Tujuanku datang ke sini untuk tidur dengan nyaman! Jangan ganggu aku!"
Seolah tahu maksud jelas pernyataan pria itu, wanita cantik di samping Edeline seketika pergi tanpa berpamitan. Tidak ada sederet kalimat penjelasan apalagi sepatah kata pamit kepada Edeline.
Dalam sedetik, keheningan menguasai di sekitar Edeline. Gadis cantik itu juga disapa oleh rasa canggung yang tidak nyaman untuk lama-lama diresapi. Namun sekejap kemudian, perasaan itu lenyap oleh suara tenang dari pria itu yang merendahkan keberadaan Edeline.
"Kau tidak ikut dengannya? Atau kau masih mau meneruskan aktingmu?" pria itu memasang senyuman menghina dan menjengkelkan.
Tangan Edeline mengepal kuat menatap tajam pria itu. Dia memalingkan tatapan kesal. Lebih baik memilih mundur dan menjernihkan pikiran dari pria menyebalkan itu.
Sayangnya, keberuntungan belum memihak Edeline. Ketika dia terburu-buru untuk pergi, roda dari koper yang ditariknya menyangkut pada karpet tebal yang menyelimuti lantai koridor kamar. Pun di saat bersamaan langkah Edeline ikut tak terkendali sehingga Edeline jatuh di hadapan pria itu.
Edeline mengeluh kesal di dalam hati. Isi dari tas yang ikut jatuh telah berantakan. Cepat-cepat Edeline mengutip dan memasukkan pernak-pernik isi di dalam tasnya itu. Tetapi, Edeline membeku ketika pria itu dengan lancang mengutip id card milik Edeline.
"Edeline Johnson?" pria itu bersuara tenang, namun tidak menutupi rasa penasaran yang mengundang.
"Kembalikan milikku!" Edeline mendikte tegas sembari berdiri tegak.
"Ah, rupanya kau seorang dokter? Dokter magang di Omega Hospital, huh?" setelah membaca id card itu, ekspresi pria itu menajam seolah menakuti Edeline untuk tidak membantah. "Kau baru datang ke Manchester?" lanjutnya penasaran.
Pria tampan itu menarik ujung bibirnya membentuk seringai tipis, di kala melihat id card milik Edeline. Tatapan mengejek dan mencemooh. Dia sama sekali tak mengira kalau gadis yang ingin menjadi pahlawan merupakan dokter magang di Omega Hospital.
"Bukan urusanmu!" Edeline membentak, pun dia berhasil merampas benda berharga itu dari pria menyebalkan itu.
"Perhatikan tingkahmu. Jangan seperti gadis liar yang tidak tahu aturan." Pria tampan itu berkata sarkas. "Kau sangat tidak tahu arti sopan santun."
Edeline melayangkan tatapan bermusuhan yang lantang pada pria itu. Seujung kuku pun nyali Edeline tidak ciut oleh mata tajam pria itu yang berpadu ke matanya. "Lalu bagaimana denganmu? Apa kau memiliki kesopanan setelah merampas dan membaca identitas orang tanpa permisi?"
Bibir pria itu menguraikan senyuman kejam. "Minta maaf padaku!" ucapnya menuntut.
"Harusnya aku yang berkata seperti itu! Kau yang harus minta maaf padaku!" Edeline bersikeras tidak mau disalahkan.
"Minta maaf padaku sekarang atau kau menyesal, Dokter Edeline Johnson!" Nada bicara pria tampan itu menajam, seolah memberikan ancaman yang tak main-main.
Edeline tertegun. Seketika keterkejutan tanpa bisa dikontrol telah merayapi tubuh, merusak kenyamanan di jiwa sampai merasuki pikiran pada senyar ketakutan.
Perubahan emosional itu bukan karena bentakan bengis pria yang egois itu. Melainkan pergelangan tangan kurus Edeline dicengkram kencang-tubuh rampingnya telah dihimpit ke dinding oleh pria yang memiliki tubuh gagah.
"Cepat! Minta maaf padaku," pria itu berdesis rendah di depan wajah Edeline yang memucat.
"L-le-lepaskan ... lepaskan aku." Bibir mungil Edeline gemetaran berkata-kata.
Tubuh gadis cantik itu gemetaran diserang situasi dejavu yang menggiring pikiran pada hal-hal menakutkan dan menjijikkan. Keringat dingin telah menetes di balik rambut yang menutupi dahi.
"L-lepaskan aku. A-aku katakan ... lepaskan aku!"
Edeline memberontak sekuat tenaga setelah mengumpulkan keberanian. Tangannya yang satu memukul tangan pria itu-sampai Edeline tidak menyadari kukunya telah melukai sesuatu yang mencoreng kesempurnaan di wajah.
Koper yang tadi terlepas telah dipungut oleh Edeline. Gadis muda itu berlari sambil melirik-lirik ke pintu-pintu kamar. Setelah menemukan kamar tujuannya, Edeline masuk dan menenggelamkan diri di kamar itu tanpa ingin keluar sedetik pun.
Sementara itu, pria kejam yang Edeline tinggalkan masih berdiri tegak sembari melayangkan tatapan tajam ke arah pintu kamar Edeline. Dia mengerang kesal, kemudian jemari kanannya menyentuh sisi wajah yang terluka akibat kekejaman kuku Edeline.
"Sialan!" gumamnya kesal dengan ekspresi penuh dendam.
Seperti mimpi buruk, Belva yang merupakan sosok perempuan kuno, terjebak cinta satu malam dengan Ares Ducan-pria angkuh dan dingin. Sialnya, hubungan satu malam itu membuat Belva mengandung anak Ares Ducan. Hubungan rumit membentang, ditambah dengan status sosial yang berbeda. Lantas, bagaimana kelanjutan kisah Belva dan Ares?
Trauma membuat Jovie Montgomery untuk tidak ingin menikah. Ayahnya pergi meninggalkan ibunya begitu saja, menyisakan luka yang amat dalam untuk Jovie. Baginya semua pria sama. Pria akan pergi di kala rasa cinta sudah hilang dan kejenuhan melanda. Hal tersebut membuat Jovie memagari dirinya agar tak jatuh cinta pada pria mana pun di dunia ini. Sampai suatu ketika takdir mempertemukan Jovie dengan Jace Sherwood-Casanova tampan-yang banyak digilai wanita. Jace merasa tertantang dengan segala penolakan Jovie. Hingga pada suatu saat, Jace bertaruh dengan teman-temannya mendapatkan Jovie. Namun, sayangnya pertaruhan itu terbongkar. Jovie yang tadinya mulai jatuh hati pada Jace, menjadi menjauh pergi. Ini adalah kisah rumit antara Jovie dan Jace. Jovie yang tak percaya pada pria manapun, malah terjebak jatuh cinta pada sosok Casanova yang meninggalkan luka padanya. Lantas bagaimana kelanjutan kisah Jovie dan Jace? Mampukah Jace mendapatkan Jovie kembali? *** Follow me on IG: abigail_kusuma95
Follow me on IG: abigail_kusuma95 *** Dunia dan semua orang hanya tahu kalau Briella Moretti sangat beruntung karena putra sulung keluarga Maven menikahinya. Tidak ada yang tahu kalau Adrian Maven menikahi Briella hanya untuk membalas dendam. Adrian bermaksud menyiksa Briella, menghancurkan dan merusak kehidupan gadis itu. Tapi bisakah dendam Adrian terbalaskan tuntas, sementara kebaikan dan ketulusan Briella membuat hatinya goyah? Akankah cinta atau dendam yang menang dalam permainan kali ini?
Melihat secara langsung sang kekasih berselingkuh, membuat dunia Dakota Spencer runtuh. Wanita cantik itu dihancurkan oleh cinta pertamanya sendiri. Dia selalu memegang prinsip cinta pertama akan menjadi cinta terakhir. Namun sayang, kisah cintanya tidak seperti dongeng yang dia dengar di masa kecil. Dalam keadaan hancur berkeping-keping, sosok pria tampan bernama Dylan muncul. Dylan sudah lama mengagumi Dakota. Hanya saja jiwa petualang pria itu tidak pernah berhenti. Dia mengagumi sosok Dakota, tapi tidak henti bermain-main dengan para jalang. Sampai suatu ketika, di kala Dylan tahu Dakota sudah sendiri, dia mengejar cinta Dakota. Pria tampan itu tidak pernah bosan mengejar sosok Dakota. Hingga akhirnya Dakota luluh akan sosok Dylan. Namun semua tidak berhenti di situ. Masalah menghantam mereka. Badai menerpa hubungan mereka yang sudah sangat kuat. Bagaikan di ambang jurang, mampukah Dakota berdamai dengan kenyataan? Ataukah Dakota harus mundur dan hancur seperti di awal? *** Follow me on IG: abigail_kusuma95
Hal tergila Milly adalah bertemu dengan Zayn, pengacara senior yang angkuh dan merasa paling pintar. Hidupnya mulai merasakan kesialan sejak di mana harus dibimbing oleh sosok Zayn. Ingin rasanya menghindar, tapi dia telah terjebak. Zayn membenci pertemuannya dengan Milly. Menurut Zayn, sosok Milly adalah sosok ceroboh dan paling merasa benar dalam segala hal. Sialnya dia harus membimbing gadis menyebalkan itu. Semua bermula dari sini. Dua orang pengacara cerdas, tapi saling membenci itu terjerat dalam sebuah rasa yang tidak biasa. Lantas bagaimana kelanjutan hubungan mereka? Akankah takdir menyatukan? *** Follow me on IG: abigail_kusuma95
Vintari terpaksa menerima perjodohan yang telah diatur oleh kedua orang tuanya. Gadis berusia 19 tahun itu terpaksa mengubur impiannya menikah dengan lelaki yang dia cintai. Bagi Vintari, menikah dengan sosok pria dewasa bernama Zeus Ducan merupakan mimpi buruk, sedangkan bagi Zeus menikah dengan gadis ceroboh seperti Vintari bagaikan kesialan bertubi-tubi. Sampai suatu waktu ketika Vintari mulai nyaman berada di dekat Zeus, fakta baru telah menghampiri. Fakta di mana membuat Vintari terkejut. Zayn—lelaki yang dicintai Vintari—adalah adik tiri Zeus. Bagaikan tersambar petir, Vintari merasa terjebak akan dua rasa yang ada di hatinya. Lantas siapa yang pada akhirnya yang dipilih Vintari? Apakah Vintari memilih Zeus? Atau malah Vintari lebih memilih Zayn? *** Follow me on IG: abigail_kusuma95 (Informasi seputar novel ada di IG)
Istriku Lidya yang masih berusia 25 tahun rasanya memang masih pantas untuk merasakan bahagia bermain di luar sana, lagipula dia punya uang. Biarlah dia pergi tanpaku, namun pertanyaannya, dengan siapa dia berbahagia diluar sana? Makin hari kecurigaanku semakin besar, kalau dia bisa saja tak keluar bersama sahabat kantornya yang perempuan, lalu dengan siapa? Sesaat setelah Lidya membohongiku dengan ‘karangan palsunya’ tentang kegiatannya di hari ini. Aku langsung membalikan tubuh Lidya, kini tubuhku menindihnya. Antara nafsu telah dikhianati bercampur nafsu birahi akan tubuhnya yang sudah kusimpan sedari pagi.
Maria dikhianati dan berubah menjadi seorang pembunuh di depan mata semua orang. Diliputi oleh kebencian, dia menceraikan suaminya, James, dan meninggalkan kota. Namun, enam tahun kemudian, dia kembali dengan saingan ulung mantan suaminya. Bangkit seperti terlahir kembali dari kematian, dia bersumpah untuk membuat semua orang membayar apa yang telah mereka lakukan padanya. Dia hanya menerima bekerja dengan James untuk membalas dendam, tetapi sedikit yang dia tahu bahwa dia telah menjadi mangsanya. Dalam permainan antara cinta dan keinginan, tak satu pun dari mereka yang tahu mana yang akan menang pada akhirnya.
warning 21++ Yang belum cukup usia dilarang masuk. Bijaklah dalam membaca. ** Yenka Linggarwarna, wanita berumur 30 tahun yang sudah menikah selama 4 tahun dengan Taran Hariksana, dia akhirnya memilih jalan yang sama dengan Taran karena Taran yang berulang kali berselingkuh dengan banyak wanita. Perkataan Taran yang mengatakan Yenka adalah wanita bodoh karena tak pernah mencicipi pria lain membuat Yenka memutuskan melakukan hal yang sama agar Taran juga merasakan apa yang pernah dia rasakan. Dengan bantuan temannya, Ian Samudra Biru, Yenka masuk ke dalam pesta topeng yang dilakukan setiap malam kamis. Di pesta tersebut aktivitas seks adalah hal yang biasa dan identitas mereka terjamin. Yenka menikmati permainanya dan membuat Taran berikap berbeda padanya, karena semua pria yang pernah tidur dengan Yenka menjadi terobsesi dengannya. Akankah Yenka kembali pada Taran, atau meneruskan permaianan gilanya? Dan bagaiamana dengan Ian, sahabatnya dari kecil yang memiliki kecemburuan tinggi pada Yenka? Tentang balas dendam yang dilakukan dengan sex, semata-mata berlandasan dengan satu kata, yaitu cinta.
Amora Nouline selalu dibanding-bandingkan oleh sang ibu dengan kakak perempuannya sendiri bernama Alana Nouline! Dalam hal apapun Alana selalu unggul dari Amora, membuat sang Ibu lebih menyayangi Alana dibandingkan dengan Amora. Ketika dihadapkan dengan posisi sang ayah yang sakit parah dan memerlukan biaya rumah sakit yang tidak sedikit, Ibu dan kakak Amora sepakat untuk membujuk agar Amora menjual dirinya demi pengobatan sang ayah. Dengan hati teriris perih, terpaksa dan penuh ketakutan, Amora akhirnya menuruti keinginan ibu dan kakaknya demi kesembuhan sang ayah! Sialnya, malam itu laki-laki yang membeli Amora adalah seorang mafia dingin yang meskipun wajahnya teramat tampan namun wajah itu terlihat sangat menakutkan dimata Amora.
Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.
Setelah tiga tahun tanpa cinta, pengkhianatan Nando sangat melukai Kumala. Dia tidak membuang waktu untuk menyingkirkan pria itu! Setelah perceraian, dia mengabdikan dirinya untuk mengejar karier. Menjadi terkenal sebagai desainer top, dokter yang terampil, dan peretas brilian, dia menjadi figur yang dihormati. Nando, menyadari kesalahan besarnya, mencoba dengan-untuk memenangkannya kembali, hanya untuk menyaksikan pernikahannya yang megah dengan orang lain. Saat sumpah mereka disiarkan di papan reklame terbesar di dunia, Farhan menyelipkan cincin ke jari Kumala dan menyatakan, "Kumala sekarang adalah istriku, harta karun yang tak ternilai harganya. Biarlah semua orang yang menginginkannya berhati-hati!"