Trauma masa lalu membuat Edeline ketakutan setiap kali bersentuhan dengan pria. Bertahun-tahun dia berjuang melupakan bayang-bayang gelap yang menggrogotinya. Sampai suatu ketika, Edeline harus dipertemukan dengan Elvis Dalton-dokter senior yang terkenal sangatlah arogan. Menyandang status duda memiliki anak satu, tidak membuat dokter tampan itu menjadi sosok yang hangat. Fakta yang ada malah dokter tampan itu menjadi sosok yang semakin kejam. Edeline harus dipertemukan Elvis oleh semesta. Gadis cantik itu menjadi dokter magang di rumah sakit milik dari Elvis Dalton. Semua bermula dari sini. Saling membenci, berakhir dengan saling membutuhkan. Dua orang yang memiliki kisah trauma masing-masing bertemu bagaikan puzzle yang hilang telah kembali. Lantas bagaimana kisah Edeline dan Elvis? Duda tampan yang memiliki segudang penyesalan di masa lalu, dan dokter magang cantik yang memiliki trauma pada seorang pria, mampukah mereka dipersatukan? Atau semesta memiliki rencana lain? *** Follow me on IG: abigail_kusuma95 (Info seputar novel ada di IG)
"Get the fuck out of here!"
Langkah Edeline seketika terhenti oleh bentakan memekik yang mengundang perhatian. Dia berhenti penuh kepedulian terhadap seorang wanita yang didorong hingga terjatuh oleh si pengumpat kejam di ambang pintu.
Edeline Johnson-gadis cantik berusia 22 tahun itu baru saja tiba di Manchester akibat pekerjaan. Dia mendapatkan fasilitas sebuah kamar dari hotel mewah di hari pertama kedatangannya-di mana dirinya tidak sengaja menjadi penonton dadakan atas sebuah kekerasan.
Awalnya, Edeline hanya ingin menuju kamarnya. Tetapi, dia dihadang oleh seorang wanita yang didorong kasar hingga terjatuh. Tatapan gadis cantik itu melihat adegan yang membuatnya kesal.
"Kenapa kau kasar sekali? Aku ini bukan orang asing bagimu!"
"Don't play dumb! Kau sangat tahu aku menganggapmu itu apa?!" pria tampan itu membalas kejam dengan tatapan dingin yang tak berhati.
Wanita cantik yang masih terduduk sakit di lantai itu sudah menangis dihujani kalimat sarkasme yang menegaskan ketidaksukaan. Tatapannya menatap lirih pria tampan yang memprilakukannya dengan sangat kasar.
Edeline berdecak atas tontonan tidak mengenakkan di depan mata. Dia tidak bisa menutup mata-lalu pergi. Sebab, situasi kejam di depan mata bagaikan dejavu nyata yang menyakiti jiwa Edeline.
Mata cantiknya memindai wanita itu. Emosi gadis berambut cokelat terang itu memuncak ke ubun-ubun ketika mendengar rintihan kesakitan serta luka di telapak tangan wanita yang terluka itu.
"Kau terlalu sempurna untuk pria sampah itu." Bibir mungil Edeline dengan sadar mengeluarkan penghinaan yang membela.
Gadis berpakaian casual itu menghampiri wanita yang menoleh ke arahnya. Dia berlutut lalu memapah wanita yang terjatuh itu untuk berdiri tegak-tanpa peduli pada sorot tajam dari pria di ambang pintu.
"Kau tidak pantas menangis dan merendahkan diri pada pria sampah dan bodoh sepertinya." Edeline mengulas senyuman manis pada wanita yang bingung menatapnya.
"Stay away!"
Edeline menolehkan pandangan pada pria yang menghardik sinis itu. Sorot matanya menajam ketika memindai pria itu. "Mulut sampahmu menjatuhkan nilai wajah tampanmu," ucapnya berani menghina.
Edeline langsung memalingkan pandangan. Dia tidak peduli pada ekspresi pria itu. Bagi gadis cantik itu, menghibur wanita di dekatnya adalah pilihan yang baik.
Untuk sejenak, Edeline teralihkan ketika tangan merogoh ke dalam tas miliknya yang bertengger di bahu kiri. Perhatiannya kembali fokus pada wanita itu saat sebuah alcohol swab dikeluarkan dari dalam tas-yang kemudian digunakan untuk membersihkan luka di telapak tangan wanita itu.
"Jika seorang pria tidak bisa mengontrol emosi, berkata dan bersikap kasar, menjatuhkan dan menginjak harga dirimu ..." Edeline terhenti sejenak saat samar-samar menghela napas sembari menutupi luka di telapak itu dengan sebuah plester.
"Please ... stop! Berhenti mendapatkan balasan dari pria bodoh dan tak bermoral seperti itu. Perasaanmu dan harga dirimu lebih penting dari apa pun," lanjut Edeline menasihati yang penuh dengan sindiran sinis.
Tidak perlu dijelaskan kepada siapa sindiran sinis itu ditujukan. Edeline pun tidak menghiraukan bagaimana perasaan dari seseorang itu. Ujung bibir itu tertarik-yang membuat bibir mungilnya menipis oleh senyuman manis yang mengembang. Wajah cantiknya pun berseri-menunjukkan ketulusan pada wanita di depannya yang kaku tidak percaya diri.
"Tadi kau terjatuh sangat keras. Sebaiknya segera memeriksakan diri. Atau ..." Edeline memalingkan wajah-yang bersamaan senyuman ramahnya berubah sinis ketika menatap pria di ambang pintu. "Lakukan visum dan laporkan pria ini. Aku bersedia menjadi saksi jika kau membutuhkan."
Pria tampan itu terkekeh kesal sembari menahan emosi yang telah bergejolak di dalam jiwa. Sementara itu matanya telah tajam membidik Edeline-gadis aneh yang berani ikut campur akan urusannya. "Kau ini masih kecil, tapi sungguh berani ikut campur urusan orang lain. Apa orang tuamu tidak mengajarimu sopan-santun?"
Mata Edeline mendelik mendapatkan kata-kata tajam pada pria tampan itu. "Aku tahu bersikap sopan dan menghargai dibandingkan orang dewasa yang tidak punya akal!" Edeline tidak mau kalah.
What the fuck? Anak kecil? Apakah tubuhnya terlalu mungil sampai dibilang anak kecil? Ingin rasanya Edeline memaki pria tampan di hadapannya itu. Memang dia akui bahwa pria berperawakan tampan itu pasti sudah berusia matang. Menurut tafsirannya pria tampan itu sudah berusia di atas 30 tahun. Tentu jika dibandingkan dengannya, dia pasti akan seperti anak kecil.
Pria tampan itu menipiskan bibir-mengukir seringai sinis. "Bercermin dahulu sebelum membuat cermin untuk orang lain. Selain itu, tanyakan pada wanita yang kau bela itu! Apa yang dia lakukan sehingga aku mengusirnya dengan kasar?!"
Alih-alih mencari tahu, Edeline malah mengulas seringai sinis yang mengejek. "Yang dilihat oleh mata lebih nyata dibandingkan-"
"Wanita yang kau bela itu memaksa masuk ke dalam kamar seorang pria. Di dalam kamarku, dia membuka pakaiannya-entah itu untuk menggoda atau apa pun itu, aku benci wanita murahan seperti itu!" sela pria tampan itu bernada lugas dan tanpa jeda.
Edeline membisu dengan perasaan yang berkecamuk, antara malu dan tidak percaya diri. Namun, logikanya berusaha menghibur wanita cantik itu yang kemudian menasihati akalnya untuk mencari tahu.
Edeline menatap wanita itu. Dan ... ah, sial! Wanita itu merunduk guna menyembunyikan wajahnya yang memucat takut. Itu menandakan bahwa memang orang yang dia bela adalah orang yang bersalah.
Astaga! Memalukan! Edeline bahkan membela orang yang bersalah. Maksud hati ingin membela orang yang lemah, tapi apa-apaan ini? Dia sangat malu! Jika seperti ini, rasanya dia ingin masuk saja ke dalam jurang.
"Apa kau diajak bekerja sama dengannya?"
Suara tenang pria itu itu mengusik perhatian Edeline, membuat gadis cantik itu kembali menoleh ke arahnya.
"Aku tidak mengenalnya."
Pria terkekeh mengejek bantahan Edeline. "Benarkah? Mengingat betapa liciknya wanita yang kau bela itu, aku tidak percaya. Berapa kau menerima uang dari dia? Sehingga kau bisa memainkan akting sempurna seperti tadi."
Gigi Edeline menggertak akibat api emosi yang membara. Pria tampan yang di depannya itu sungguh cerdik mempermainkan emosinya. Dia bisa saja meledakkan amarah dan membela diri agar tak terkalahkan dari pria yang berusia jauh dari dirinya.
Akan tetapi, kenyataan di depan mata telah menyadarkan Edeline tak akan bisa menang dari pria itu. Selain itu, wanita yang takut dan tidak percaya diri di sampingnya turut menyadarkan Edeline untuk mengibarkan bendera putih tanda mengalah.
"Enyahlah dari hadapanku! Aku tidak akan memperpanjang masalah ini. Tujuanku datang ke sini untuk tidur dengan nyaman! Jangan ganggu aku!"
Seolah tahu maksud jelas pernyataan pria itu, wanita cantik di samping Edeline seketika pergi tanpa berpamitan. Tidak ada sederet kalimat penjelasan apalagi sepatah kata pamit kepada Edeline.
Dalam sedetik, keheningan menguasai di sekitar Edeline. Gadis cantik itu juga disapa oleh rasa canggung yang tidak nyaman untuk lama-lama diresapi. Namun sekejap kemudian, perasaan itu lenyap oleh suara tenang dari pria itu yang merendahkan keberadaan Edeline.
"Kau tidak ikut dengannya? Atau kau masih mau meneruskan aktingmu?" pria itu memasang senyuman menghina dan menjengkelkan.
Tangan Edeline mengepal kuat menatap tajam pria itu. Dia memalingkan tatapan kesal. Lebih baik memilih mundur dan menjernihkan pikiran dari pria menyebalkan itu.
Sayangnya, keberuntungan belum memihak Edeline. Ketika dia terburu-buru untuk pergi, roda dari koper yang ditariknya menyangkut pada karpet tebal yang menyelimuti lantai koridor kamar. Pun di saat bersamaan langkah Edeline ikut tak terkendali sehingga Edeline jatuh di hadapan pria itu.
Edeline mengeluh kesal di dalam hati. Isi dari tas yang ikut jatuh telah berantakan. Cepat-cepat Edeline mengutip dan memasukkan pernak-pernik isi di dalam tasnya itu. Tetapi, Edeline membeku ketika pria itu dengan lancang mengutip id card milik Edeline.
"Edeline Johnson?" pria itu bersuara tenang, namun tidak menutupi rasa penasaran yang mengundang.
"Kembalikan milikku!" Edeline mendikte tegas sembari berdiri tegak.
"Ah, rupanya kau seorang dokter? Dokter magang di Omega Hospital, huh?" setelah membaca id card itu, ekspresi pria itu menajam seolah menakuti Edeline untuk tidak membantah. "Kau baru datang ke Manchester?" lanjutnya penasaran.
Pria tampan itu menarik ujung bibirnya membentuk seringai tipis, di kala melihat id card milik Edeline. Tatapan mengejek dan mencemooh. Dia sama sekali tak mengira kalau gadis yang ingin menjadi pahlawan merupakan dokter magang di Omega Hospital.
"Bukan urusanmu!" Edeline membentak, pun dia berhasil merampas benda berharga itu dari pria menyebalkan itu.
"Perhatikan tingkahmu. Jangan seperti gadis liar yang tidak tahu aturan." Pria tampan itu berkata sarkas. "Kau sangat tidak tahu arti sopan santun."
Edeline melayangkan tatapan bermusuhan yang lantang pada pria itu. Seujung kuku pun nyali Edeline tidak ciut oleh mata tajam pria itu yang berpadu ke matanya. "Lalu bagaimana denganmu? Apa kau memiliki kesopanan setelah merampas dan membaca identitas orang tanpa permisi?"
Bibir pria itu menguraikan senyuman kejam. "Minta maaf padaku!" ucapnya menuntut.
"Harusnya aku yang berkata seperti itu! Kau yang harus minta maaf padaku!" Edeline bersikeras tidak mau disalahkan.
"Minta maaf padaku sekarang atau kau menyesal, Dokter Edeline Johnson!" Nada bicara pria tampan itu menajam, seolah memberikan ancaman yang tak main-main.
Edeline tertegun. Seketika keterkejutan tanpa bisa dikontrol telah merayapi tubuh, merusak kenyamanan di jiwa sampai merasuki pikiran pada senyar ketakutan.
Perubahan emosional itu bukan karena bentakan bengis pria yang egois itu. Melainkan pergelangan tangan kurus Edeline dicengkram kencang-tubuh rampingnya telah dihimpit ke dinding oleh pria yang memiliki tubuh gagah.
"Cepat! Minta maaf padaku," pria itu berdesis rendah di depan wajah Edeline yang memucat.
"L-le-lepaskan ... lepaskan aku." Bibir mungil Edeline gemetaran berkata-kata.
Tubuh gadis cantik itu gemetaran diserang situasi dejavu yang menggiring pikiran pada hal-hal menakutkan dan menjijikkan. Keringat dingin telah menetes di balik rambut yang menutupi dahi.
"L-lepaskan aku. A-aku katakan ... lepaskan aku!"
Edeline memberontak sekuat tenaga setelah mengumpulkan keberanian. Tangannya yang satu memukul tangan pria itu-sampai Edeline tidak menyadari kukunya telah melukai sesuatu yang mencoreng kesempurnaan di wajah.
Koper yang tadi terlepas telah dipungut oleh Edeline. Gadis muda itu berlari sambil melirik-lirik ke pintu-pintu kamar. Setelah menemukan kamar tujuannya, Edeline masuk dan menenggelamkan diri di kamar itu tanpa ingin keluar sedetik pun.
Sementara itu, pria kejam yang Edeline tinggalkan masih berdiri tegak sembari melayangkan tatapan tajam ke arah pintu kamar Edeline. Dia mengerang kesal, kemudian jemari kanannya menyentuh sisi wajah yang terluka akibat kekejaman kuku Edeline.
"Sialan!" gumamnya kesal dengan ekspresi penuh dendam.
Seperti mimpi buruk, Belva yang merupakan sosok perempuan kuno, terjebak cinta satu malam dengan Ares Ducan-pria angkuh dan dingin. Sialnya, hubungan satu malam itu membuat Belva mengandung anak Ares Ducan. Hubungan rumit membentang, ditambah dengan status sosial yang berbeda. Lantas, bagaimana kelanjutan kisah Belva dan Ares?
Trauma membuat Jovie Montgomery untuk tidak ingin menikah. Ayahnya pergi meninggalkan ibunya begitu saja, menyisakan luka yang amat dalam untuk Jovie. Baginya semua pria sama. Pria akan pergi di kala rasa cinta sudah hilang dan kejenuhan melanda. Hal tersebut membuat Jovie memagari dirinya agar tak jatuh cinta pada pria mana pun di dunia ini. Sampai suatu ketika takdir mempertemukan Jovie dengan Jace Sherwood-Casanova tampan-yang banyak digilai wanita. Jace merasa tertantang dengan segala penolakan Jovie. Hingga pada suatu saat, Jace bertaruh dengan teman-temannya mendapatkan Jovie. Namun, sayangnya pertaruhan itu terbongkar. Jovie yang tadinya mulai jatuh hati pada Jace, menjadi menjauh pergi. Ini adalah kisah rumit antara Jovie dan Jace. Jovie yang tak percaya pada pria manapun, malah terjebak jatuh cinta pada sosok Casanova yang meninggalkan luka padanya. Lantas bagaimana kelanjutan kisah Jovie dan Jace? Mampukah Jace mendapatkan Jovie kembali? *** Follow me on IG: abigail_kusuma95
Follow me on IG: abigail_kusuma95 *** Dunia dan semua orang hanya tahu kalau Briella Moretti sangat beruntung karena putra sulung keluarga Maven menikahinya. Tidak ada yang tahu kalau Adrian Maven menikahi Briella hanya untuk membalas dendam. Adrian bermaksud menyiksa Briella, menghancurkan dan merusak kehidupan gadis itu. Tapi bisakah dendam Adrian terbalaskan tuntas, sementara kebaikan dan ketulusan Briella membuat hatinya goyah? Akankah cinta atau dendam yang menang dalam permainan kali ini?
Melihat secara langsung sang kekasih berselingkuh, membuat dunia Dakota Spencer runtuh. Wanita cantik itu dihancurkan oleh cinta pertamanya sendiri. Dia selalu memegang prinsip cinta pertama akan menjadi cinta terakhir. Namun sayang, kisah cintanya tidak seperti dongeng yang dia dengar di masa kecil. Dalam keadaan hancur berkeping-keping, sosok pria tampan bernama Dylan muncul. Dylan sudah lama mengagumi Dakota. Hanya saja jiwa petualang pria itu tidak pernah berhenti. Dia mengagumi sosok Dakota, tapi tidak henti bermain-main dengan para jalang. Sampai suatu ketika, di kala Dylan tahu Dakota sudah sendiri, dia mengejar cinta Dakota. Pria tampan itu tidak pernah bosan mengejar sosok Dakota. Hingga akhirnya Dakota luluh akan sosok Dylan. Namun semua tidak berhenti di situ. Masalah menghantam mereka. Badai menerpa hubungan mereka yang sudah sangat kuat. Bagaikan di ambang jurang, mampukah Dakota berdamai dengan kenyataan? Ataukah Dakota harus mundur dan hancur seperti di awal? *** Follow me on IG: abigail_kusuma95
Hal tergila Milly adalah bertemu dengan Zayn, pengacara senior yang angkuh dan merasa paling pintar. Hidupnya mulai merasakan kesialan sejak di mana harus dibimbing oleh sosok Zayn. Ingin rasanya menghindar, tapi dia telah terjebak. Zayn membenci pertemuannya dengan Milly. Menurut Zayn, sosok Milly adalah sosok ceroboh dan paling merasa benar dalam segala hal. Sialnya dia harus membimbing gadis menyebalkan itu. Semua bermula dari sini. Dua orang pengacara cerdas, tapi saling membenci itu terjerat dalam sebuah rasa yang tidak biasa. Lantas bagaimana kelanjutan hubungan mereka? Akankah takdir menyatukan? *** Follow me on IG: abigail_kusuma95
Vintari terpaksa menerima perjodohan yang telah diatur oleh kedua orang tuanya. Gadis berusia 19 tahun itu terpaksa mengubur impiannya menikah dengan lelaki yang dia cintai. Bagi Vintari, menikah dengan sosok pria dewasa bernama Zeus Ducan merupakan mimpi buruk, sedangkan bagi Zeus menikah dengan gadis ceroboh seperti Vintari bagaikan kesialan bertubi-tubi. Sampai suatu waktu ketika Vintari mulai nyaman berada di dekat Zeus, fakta baru telah menghampiri. Fakta di mana membuat Vintari terkejut. Zayn—lelaki yang dicintai Vintari—adalah adik tiri Zeus. Bagaikan tersambar petir, Vintari merasa terjebak akan dua rasa yang ada di hatinya. Lantas siapa yang pada akhirnya yang dipilih Vintari? Apakah Vintari memilih Zeus? Atau malah Vintari lebih memilih Zayn? *** Follow me on IG: abigail_kusuma95 (Informasi seputar novel ada di IG)
Untuk memenuhi keinginan terakhir kakeknya, Sabrina mengadakan pernikahan tergesa-gesa dengan pria yang belum pernah dia temui sebelumnya. Namun, bahkan setelah menjadi suami dan istri di atas kertas, mereka masing-masing menjalani kehidupan yang terpisah, dan tidak pernah bertemu. Setahun kemudian, Sabrina kembali ke Kota Sema, berharap akhirnya bertemu dengan suaminya yang misterius. Yang mengejutkannya, pria itu mengiriminya pesan teks, tiba-tiba meminta cerai tanpa pernah bertemu dengannya secara langsung. Sambil menggertakkan giginya, Sabrina menjawab, "Baiklah. Ayo bercerai!" Setelah itu, Sabrina membuat langkah berani dan bergabung dengan Grup Seja, di mana dia menjadi staf humas yang bekerja langsung untuk CEO perusahaan, Mario. CEO tampan dan penuh teka-teki itu sudah terikat dalam pernikahan, dan dikenal tak tergoyahkan setia pada istrinya. Tanpa sepengetahuan Sabrina, suaminya yang misterius sebenarnya adalah bosnya, dalam identitas alternatifnya! Bertekad untuk fokus pada karirnya, Sabrina sengaja menjaga jarak dari sang CEO, meskipun dia tidak bisa tidak memperhatikan upayanya yang disengaja untuk dekat dengannya. Seiring berjalannya waktu, suaminya yang sulit dipahami berubah pikiran. Pria itu tiba-tiba menolak untuk melanjutkan perceraian. Kapan identitas alternatifnya akan terungkap? Di tengah perpaduan antara penipuan dan cinta yang mendalam, takdir apa yang menanti mereka?
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Semua orang terkejut ketika tersiar berita bahwa Raivan Bertolius telah bertunangan. Yang lebih mengejutkan lagi adalah bahwa pengantin wanita yang beruntung itu dikatakan hanyalah seorang gadis biasa yang dibesarkan di pedesaan dan tidak dikenal. Suatu malam, wanita iru muncul di sebuah pesta dan mengejutkan semua orang yang hadir. "Astaga, dia terlalu cantik!" Semua pria meneteskan air liur dan para wanita cemburu. Apa yang tidak mereka ketahui adalah bahwa wanita yang dikenal sebagai gadis desa itu sebenarnya adalah pewaris kekayaan triliunan. Tak lama kemudian, rahasia wanita itu terungkap satu per satu. Para elit membicarakannya tanpa henti. "Ya tuhan! Jadi ayahnya adalah orang terkaya di dunia? "Dia juga seorang desainer yang hebat dan misterius, dikagumi banyak orang!" Meskipun begitu, tetap banyak orang tidak percaya bahwa Raivan bisa jatuh cinta padanya. Namun, mereka terkejut lagi. Raivan membungkam semua penentangnya dengan pernyataan, "Saya sangat mencintai tunangan saya yang cantik dan kami akan segera menikah." Ada dua pertanyaan di benak semua orang: mengapa gadis itu menyembunyikan identitasnya? Mengapa Raivan tiba-tiba jatuh cinta padanya?
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."