/0/15304/coverbig.jpg?v=77105f57c0a77d4fc7dce49b9df8dd37)
"Tidak boleh pakai hati. Cukup peluk, cium, tiduri dan sampai jumpa kembali," kata Ruth pada Amelia yang masih duduk termenung. Seharusnya Amelia memang melakukan tepat seperti yang sahabatnya katakan. Sekarang, kondisi hatinya sedang tidak baik-baik saja. Cinta bisa membuat seseorang bahagia namun dalam kondisinya sekarang, cinta membuatnya menderita. Antara menginginkan dan takut mendapatkannya. Amelia berusaha sadar akan posisinya. Tidak pantas rasanya seorang pelacur jalanan sepertinya menikah dan hidup bahagia. Dia merasa tempatnya adalah di neraka dan sebelum itu, dia harus menderita di dunia. Mana mungkin seorang lelaki baik dan kaya-raya, seorang CEO menginginkannya menjadi pendamping hidupnya. Itu terlalu indah bagi Amelia. Dia takut untuk mendapatkannya. Namun, bayangan Alexander Liam yang berlutut melamarnya masih jelas tergambar di ingatannya.
" Alex, kau disini juga ?" sapa seorang wanita cantik dengan rambut hitam panjang tergerai indah. Tubuhnya yang seksi terbalut gaun hitam ketat menampilkan lekuk badannya yang sempurna.
Pria yang sedang berdiri memandang menghadap jendela itu menoleh ke samping dan mendapati wanita itu tersenyum padanya. Wajah oriental gadis itu sangat cantik, membuat siapapun yang memandang akan berdecak kagum.
" Heii, Joy. Lama tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?" tanya pria itu dengan tidak kalah ramah. Pria tampan dan gagah yang memancarkan aura maskulin dan tampak sangat berkelas.
" Sebenarnya tidak terlalu lama, Alex. Baru dua bulan sejak kau mencampakkanku. Dasar bajingan. Dan tolong, namaku Katrina bukan Joy", cetus wanita itu. Wajahnya tidak menunjukkan kebencian sebesar kata-katanya. Dia mengatur emosinya yang meluap dengan sangat baik. Tetap tenang dan anggun.
" Ah, ya. Tentu saja namamu Katrina. Minuman disini membuatku sedikit mabuk dan pelupa", elak si pria sambil mengangkat gelas minumannya. Terdengar santai saja menanggapi gadis yang kesal itu.
Wanita cantik tadi hanya mendengus kasar dan berlalu meninggalkan pria yang disapanya. Berbaur dengan tamu-tamu lainnya.
Sang surya terbenam di balik gedung pencakar langit, memberikan cahaya oranye dan merah yang membelai langit kota. Di sebuah tempat eksklusif di pusat kota Jakarta, sebuah gedung mewah dengan lobi yang berkilauan yang disebut "The Elysium" menjadi saksi perayaan ulang tahun salah satu klien terkaya Alexander Liam, CEO dari Liam Group. Para tamu yang tiba adalah sosok-sosok elit dengan pakaian mewah dan senyum kemenangan di wajah mereka. Mereka adalah sosok-sosok yang berkumpul di puncak piramida finansial.
Alexander, seorang pria yang mengenakan setelan jas hitam yang begitu sempurna dan melengkapi pesona tampannya, berjalan melewati kerumunan orang yang merayakan kesuksesan bisnisnya. Para tamu yang di lewatinya mengucapkan sapaan padanya dan seakan-akan Alexander adalah raja di tengah kerumunan tersebut.
Ketika Alexander berbicara dengan tamu-tamu, ia mencoba untuk tetap tampil ceria dan ramah seperti biasa. Namun, wajahnya mungkin telah memperlihatkan bahwa ada yang mengganggu pikirannya. Setiap kali telepon selulernya bergetar di saku jasnya, pikirannya mengarah ke telepon tersebut dengan cemas.
Namun, ketika telepon selulernya bergetar sekali lagi, keceriaan dalam hati Alexander tiba-tiba meredup. Ia menjauh dari kerumunan, mengambil tempat di sudut yang tersembunyi dan menjawab teleponnya dengan khawatir.
"Ya, apa?" Alexander menjawab dengan suara yang bergetar.
Di seberang samudra Atlantik, suara seorang wanita dengan nada tegas terdengar, "Alexander, aku sudah membuat keputusan. Aku ingin perceraian dan aku ingin itu segera diselesaikan."
Alexander menelan ludah dengan berat. Istrinya, Miranda, yang berada di Amerika untuk beberapa waktu, tampaknya telah membuat keputusan yang tak terduga ini. "Miranda, kita bisa bicarakan ini nanti. Kau bahkan tidak bisa hadir di acara penting ini untuk sekedar menampakkan kepura-pura bahagiaan kita. Aku sudah kehilangan muka di depan semua tamu."
Miranda memotongnya, "Tidak, Alex. Aku sudah memutuskan. Aku sudah menyerahkan semua dokumen kepada pengacara. Aku ingin perceraian secepatnya. Dan aku bukan bonekamu yang bisa kau pakai dan perintahkan sesuka hati. Saat kau membutuhkanku, aku harus selalu siap. Tapi, saat aku membutuhkanmu, yang ku dapat selalu kenyataan kau sibuk. Kau sibuk bekerja? Kau sibuk dengan wanitamu yang lain."
Alexander berdiri di tengah kerumunan dengan tatapan kosong, mencoba meresapi keadaannya. Ini adalah perubahan besar dalam hidupnya yang akan mempengaruhi bisnis dan keluarganya. Tidak cukupkah kehidupan glamour dan harta yang selama lima tahun ini di berikannya pada Miranda?.
"Baiklah kalau itu maumu, tapi hak asuh anak kita, Lucas harus jatuh ke tanganku" Alexander menjawab dengan suara tegas.
" Biarkan pengadilan yang memutuskan", kata suara di seberang dan setelah itu hening. Miranda sudah memutus sambungan telepon.
Sementara itu, para tamu di sekelilingnya terus berbaur dalam perayaan. Dia merasa terisolasi di tengah kerumunan. Dalam hatinya yang kacau, dia bertanya-tanya apakah pernikahannya dengan Miranda telah berakhir begitu saja, dan apa yang akan terjadi selanjutnya dalam hidupnya. Ia merasa seperti dia sedang berdiri di ambang perubahan besar yang tidak bisa dia hindari. Dan meskipun masih ada tumpukan ucapan selamat dan pujian yang menunggunya di dalam pesta, dia merasa sendirian.
Ketegangan yang mendalam merajalela di dalam dirinya. Dengan pikiran yang kacau, dia memutuskan untuk kembali ke pesta dan mencoba menjalani perayaan, tetapi dalam hati, dia tahu bahwa kehidupannya tidak akan pernah sama lagi. Walaupun jarang bertemu dengan anak dan istrinya namun Alexander benar-benar merasa memiliki mereka.
Alex menuju bar minuman keras yang terletak di sudut ruangan. Mungkin beberapa gelas minuman keras dapat sedikit menenangkan pikirannya. Otaknya sudah cukup lelah dengan urusan bisnis yang harus di kerjakannya. Bepergian ke kota- kota yang jauh membuatnya membutuhkan sedikit hiburan, termasuk wanita. Sekarang, istrinya malah meminta perceraian secara resmi. Hal itu sungguh akan merusak reputasi bisnisnya.
" Sialan ", gumam Alex pelan. Tangannya menggenggam erat gelas minuman yang sudah kosong.
" Oh, ini dia tuan Alex yang perkasa. Ada apa dengan wajah tampanmu yang kusut itu?" tanya seorang gadis cantik berambut pirang dengan wajah blasteran. Entah sejak kapan tiba-tiba wanita itu sudah berdiri di sebelah kiri Alex.
Sejenak Alex terdiam memandang sosok di sebelahnya. Mencoba mengingat wajah itu dan menemukan siapa tepatnya nama dari pemiliknya. Dirinya sedikit heran, mengapa tiba-tiba saja wanita-wanita yang pernah dipakainya bisa berkumpul di satu tempat.
" Halo Nikita. Tidak ku sangka kita bertemu di sini. Dan kau semakin cantik saja", ucap Alex.
" Ayolah Alex, sudah berapa banyak kau mengencani wanita? Namaku Joy bukan Nikita. Kita sudah berhubungan lebih dari enam bulan", jawabnya. Tangannnya bergerak ke arah dada Alex. Merapikan dasi hitam Alex dengan sentuhan lembut jemari tangannya yang lentik dan posenya yang menggoda.
" Maafkan aku. Kau tahu, terlalu banyak isi di dalam kepalaku. Mengingat nama banyak orang sangat sulit kulakukan", kata Alex berkelit.
" Tidak masalah Lex. Kau bisa memanggilku dengan nama apa saja. Kapan aku bisa menemanimu kembali? Mungkin kita bisa pergi liburan berdua ke Bali?" goda Joy mengedipkan sebelah matanya.
" Aku sedang sibuk akhir-akhir ini. Sama sekali belum ada waktu. Mungkin lain kali aku akan mengajakmu". Alex mulai merasa risih dengan tangan Joy yang hiper aktif.
" Jangan biarkan aku memohon padamu Pak Alexander yang hebat. Orang-orang disini mengatakan Bali tempat yang sangat indah terutama untuk honey moon", goda Joy tidak mau kalah.
" Aku sangat sibuk Joy dan perjalananku kali ini cukup cepat. Waktuku disini tidak cukup untuk liburan", kilah Alex, menipis lembut jemari Joy dari perutnya.
Alex memang seorang pria yang senang bermain wanita. Dia memiliki banyak uang dan itu bisa membuatnya mendapatkan wanita manapun yang dia mau. Seperti nasi bungkus, dia akan melupakan mereka saat sudah bosan.
Jaime, seorang pelayan di restoran cepat saji memiliki kemampuan sulap tersembunyi. Walaupun sebenarnya dia dapat menaklukkan dunia dan segala kejayaan dengan bakatnya, namun itu tidak dilakukannya. Semata-mata demi wanita yang dicintainya, yang memiliki mimpi yang sama dengannya. Berjuang dan mengorbankan segalanya demi wanita yang dicintainya sampai dia menemukan takdirnya sendiri. Sesuatu yang besar melampaui batas ruang dan waktu. Saat dia sudah mencapai puncak tertinggi dalam kehidupannya, dia tetap mencoba menggapai cintanya. Tidak peduli resiko apapun, dia berani mengorbankan kehidupannya. Dia sampai tidak menyadari, ada satu hati yang hangat bersedia menerima dirinya apa adanya. Menunggu dan menunggu…
Alex, seorang presdir kaya pemilik berbagai produk kimia dan dosen di sebuah universitas. Memiliki banyak aset berharga namun menderita penyakit polio sejak lahir membuatnya menjadi lelaki lumpuh dan bersifat dingin, menolak segala bentuk tatapan kasihan dari orang-orang. Sampai suatu saat dia berjumpa dengan Claire,mahasiswi di tempatnya mengajar, putri seorang kupu-kupu malam dan sedang menghadapi kehidupan yang sangat keras. Alex merasakan sesuatu yang berbeda saat dia memikirkan Claire. Perasaan hangat yang sangat menyenangkannya. Dia mulai melakukan banyak hal termasuk berkorban untuk Claire demi mendapatkan hatinya. Namun, saat hati yang indah itu sudah di milikinya, Claire malah berusaha mengejar mimpinya dan menjanjikan Alex yang malang sebuah penantian yang panjang. Saling jatuh cinta dan mencoba untuk bersama. Akankah cinta berpihak pada mereka?
Panther adalah seorang pembunuh bayaran. Dia memakai nama samaran itu di setiap aksinya. Dia membunuh pertama kalinya saat berusia sembilan tahun, merasakan kenikmatan melakukannya. Termasuk membunuh ayah dan ibunya sendiri. Satu-satunya yang mengenali sosok dan identitasnya yang asli adalah Sophie, kekasih sekaligus informannya di setiap misi yang dilakukannya. Setelah puluhan tahun menjalani perannya, Panther mulai jenuh dengan semua hal-hal di sekitarnya. Dia mulai merindukan kehidupan normal dan kebaikan. Saat dirinya memutuskan untuk mundur dari pekerjaannya dengan membawa sejumlah uang bayarannya selama ini, seseorang mencuri hartanya. Rekeningnya di hack dan semua uangnya hilang. Menurut Sophie, mafia bernama Edward Elmund lah yang menghisap semua uang di rekeningnya. Panther menculik dan menyandera anak mafia itu, Natalia untuk meminta uang tebusan enam juta dollar dan berencana pensiun secepatnya. Tapi ternyata, Edward tidak mau menebusnya. Di tengah kebingungannya, Sophie, wanita yang sangat di cintainya malah mengkhianatinya. Sophie tidak terima Panther mundur sebagai pembunuh bayaran, dia ingin memiliki semua uang Panther. Saat dia merasa dunia tidak berpihak padanya, muncul Dea , informan lamanya secara misterius. Membantunya melewati banyak hal dalam perjuangannya untuk menghirup kebebasan. Namun, layakkah dirinya untuk hal itu?
Richard seorang pria yang baru memasuki universitas bergengsi berkat koneksi keluarganya. Dia jatuh hati pada Claudia, putri orang kaya dan memiliki saingan banyak pria tampan dan kaya raya. Karena sebuah kesalahan, dia mengalami kecelakaan dan mati. Saat kematiannya, dia dibawa ke depan hakim untuk disidang, dia mengugat untuk naik banding pada Tuhan. Karena dia dilahirkan miskin, jelek dan bodoh. Ia merasa dunia tidak adil baginya. Tuhan memberinya kesempatan untuk hidup kembali dan mampu mengingat kehidupan masa lalunya. Itu juga berkat seorang gadis yang mencintainya dan berdoa atas keselamatannya. Saat hidup kembali, Richard mendadak dapat mengingat masa lalunya dan juga keterampilan dari kehidupan masa lalunya. Dia mendadak dapat bermain gitar, bermain piano, berbahasa Perancis, memasak dan menipu. Dengan tujuan untuk mendapatkan Claudia, dia mengingat beberapa kehidupan di masa lalunya yang pernah menyimpan banyak harta benda. Berpetualang ke berbagai tempat untuk mengumpulkan harta demi memenangkan hati si cantik, Claudia. Namun, apakah benar cinta Claudia yang selama ini di rindukannya? Atau dia merindukan hati yang hangat dan membuatnya merasa nyaman?
Hari itu adalah hari yang besar bagi Camila. Dia sudah tidak sabar untuk menikah dengan suaminya yang tampan. Sayangnya, sang suami tidak menghadiri upacara tersebut. Dengan demikian, dia menjadi bahan tertawaan di mata para tamu. Dengan penuh kemarahan, dia pergi dan tidur dengan seorang pria asing malam itu. Dia pikir itu hanya cinta satu malam. Namun yang mengejutkannya, pria itu menolak untuk melepaskannya. Dia mencoba memenangkan hatinya, seolah-olah dia sangat mencintainya. Camila tidak tahu harus berbuat apa. Haruskah dia memberinya kesempatan? Atau mengabaikannya begitu saja?
Apa yang terlintas di benak kalian saat mendengar kata CEO? Angkuh? Kejam? Arogan? Mohammad Hanif As-Siddiq berbeda! Menjadi seorang CEO di perusahaan besar seperti INANTA group tak lantas membuat dia menjadi tipikal CEO yang seperti itu. Dia agamis dan rajin beribadah. Pertemuan putrinya Aisyah dengan Ummi Aida, seorang office girl di tempat dimana dia bekerja, membuat pertunangannya dengan Soraya putri pemilik perusahaan terancam batal karena Aisyah menyukai Ummi yang mirip dengan almarhum ibunya. Dengan siapa hati Hanif akan berlabuh?
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Yolanda mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Setelah mengetahui taktik mereka untuk memperdagangkannya sebagai pion dalam kesepakatan bisnis, dia dikirim ke tempat kelahirannya yang tandus. Di sana, dia menemukan asal usulnya yang sebenarnya, seorang keturunan keluarga kaya yang bersejarah. Keluarga aslinya menghujaninya dengan cinta dan kekaguman. Dalam menghadapi rasa iri adik perempuannya, Yolanda menaklukkan setiap kesulitan dan membalas dendam, sambil menunjukkan bakatnya. Dia segera menarik perhatian bujangan paling memenuhi syarat di kota itu. Sang pria menyudutkan Yolanda dan menjepitnya ke dinding. "Sudah waktunya untuk mengungkapkan identitas aslimu, Sayang."
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.