Menjadi anak dari seorang permaisuri, tidak lantas menjadikan Putri Candra Utari menjadi seorang putri raja yang memiliki kehidupan nyaman. Karena Sang Ayah, Raden Eka Kencono memiliki lima orang istri selir. Masing-masingnya memiliki putra putri kecuali istri selir ketiga yang bernama Ratu Alit Ratri. Ketika Putri Candra Utari telah memasuki usia dewasa, tibalah saat pengukuhan Sang Putri untuk menjadi pewaris utama pimpinan kerajaan. Dan saat itulah, berbagai macam konflik muncul secara berentet. Namun, Putri Candra Utari telah dididik oleh ibundanya, Ratu Arum, untuk menjadi seorang wanita yang teguh pada prinsip hidup. Dan bekal ilmu kanuragan yang dimilikinya tidaklah main-main. Putri Sekar Buana, Putri Lintang Alit, dan Putri Pupus Cantika adalah para putri dari istri-istri selir. Mereka bertiga selalu mencari peluang untuk menghancurkan kedudukan Putri Candra Utari sebagai Putri Mahkota. Bahkan hingga mendekati waktu pernikahan Putri Candra Utari pun, ketiga putri dari para istri selir itu masih membuat masalah. Merasa tidak betah dengan kelakuan para saudara tirinya, Putri Candra Utari memutuskan untuk sementara waktu keluar dari istana dan menambah ilmu kanuragan ke kampung Bebrayan. Kampung yang dikenal sebagai tempat asal para pendekar. Ada sebuah perguruan yang sangat terkenal di sana bernama Perguruan Langit Ageng yang dipimpin oleh Ki Bayu Seno. Seiring perjalanan waktu, akhirnya Putri Candra Utari mendirikan sebuah kerajaan kecil di desa terpencil yang berada tidak jauh dari kampung Bebrayan. Kerajaan itu diberinya nama Kerajaan Wulan Katigo. Yang pada akhirnya,tiga tahun kemudian kerajaan kecil itu memiliki kebesaran nama sebagai kerajaan yang makmur. Tepat di tahun ketiga itulah, terbetik kabar bahwa Kerajaan Niskala, kerajaan ayahnya, telah mengalami berbagai macam pemberontakan. Kehidupan ekonomi kerajaan tersebut sudah berada di ambang kehancuran. Putri Candra Utari berniat untuk membantu kerajaan Sang Ayah, tanpa mengungkapkan jati dirinya. Sang Putri selalu mengenakan topeng dan mengaku sebagai Pangeran Layang Jembar. Hingga berulang kali kerajaan Nirpala menemui kemenangan. Namun, di tengah-tengah setiap pertempuran yang dilakukannya, selalu ada sekelompok penyusup yang mengenakan tanda tertentu dan dipimpin oleh seseorang yang juga mengenakan topeng. Tak pernah ada yang mengetahui siapa dan dari mana prajurit bertipeng itu. Mereka datang dan pergi dengan tiba-tiba. Akankah Sang Putri dapat mencegah pengambilan kekuasaan kerajaan Niskala dari tangan orang-orang yang tidak berhak? Dan bagaimana Sang Putri menunjukkan jati diri dia yang sebenarnya? Lantas siapakah sesungguhnya para prajurit bertopeng itu?
Mata Putri Candra Utari menatap tajam ke arah Putri Lintang Alit. Berbalas dengan tatapan yang tak kalah tajamnya pula.
"Kamu telah menumpahkan isinya, Lintang Alit!" seru Putri Candra Utari dengan suara tertahan. Ada amarah dan kecewa yang berusaha ditekannya sekuat mungkin. "Bokor itu berisi ramuan obat untuk ibuku, Permaisuri Kerajaan Niskala, Dewi Arum."
Emban Diro merasa situasi sedang tidak baik-baik saja. Dia bergegas mengambil sebuah kain untuk membersihkan tumpahan ramuan obat berwarna hitam pekat itu. Namun, sebuah pedang panjang yang berkilau menghadang niatnya. Ujung pedang itu menggaris tepat di depan dadanya. Sontak Emban Diro memundurkan langkahnya.
"Nyuwun pangapunten, Kanjeng Putri," ujarnya dengan mimik wajah ketakutan.
Putri Candra Utari maju lima langkah. Kakinya berhenti tepat di atas tumpahan ramuan obat itu. Menghentakkan kakinya dengan keras, hingga cairan tertumpah itu mengenai kaki mulus Putri Lintang Alit. Sang putri bertubuh kurus dan sedikit bungkuk itu sontak menjerit.
"Aduh ...! Kamu telah mengotori kakiku, Mbakyu Kanjeng Putri." Putri Lintang Alit berjingkat menjauh.
Putri Candra Utari tidak menghiraukan protes Putri Lintang Alit. Dia tetap berjalan maju, mendekati adik tirinya itu hingga tubuh mereka hanya berjeda lebih kurang seinchi.
"Kamu harus menggantinya, Putri Selir!" ujar Putri Candra Utari dengan geram. Wajah garangnya menciutkan nyali Putri Lintang Alit. Wajahnya seketika memucat, apalagi ketika pedang panjang Putri Candra Utari mulai terangkat.
"Ada apa ini?" Suara bariton Raden Eka Kencono yang muncul tiba-tiba, memecahkan ketegangan dalam serambi depan ruang keputren itu. Seorang raja yang dikenal memiliki sikap keras dan tegas dalam menghadapi setiap permasalahan dalam pemerintahannya. Namun, dia tidaklah dekat dengan putra putrinya. "Cairan apa ini yang tumpah?"
tanya Sang Raja sembari mengerutkan dahi.
Putri Lintang Alit berdiri dengan kaki gemetaran. Tak ada yang ditakutinya dalam kerajaan ini kecuali Sang Raja. Putri tunggal dari istri selir keempat Sang Raja ini dikenal sebagai seorang putri yang sulit diatur. Dia selalu berusaha melepaskan diri dari segala aturan tata krama kerajaan.
"Utari! Alit! Bicaralah salah satu dari kalian. Jelaskan apa yang tengah terjadi di sini. Dan untukmu, Utari, jangan pernah kau hunuskan pedang di depan kerabat dan rakyatmu. Kecuali dia melakukan kejahatan besar yang telah terbukti," titah Sang Raja pada kedua putrinya.
"Baik, Romo," jawab Putri Candra Utari dengan tegas. Dia segera menyarungkan kembali pedangnya ke pinggang. Dengan sedikit membungkukkan badan, dia menghaturkan sembah pada Sang Raja.
Hening sejenak menyapu serambi keputren. Putri Lintang Alit tidak berani menjelaskan apa yang terjadi pada Sang Raja. Lidahnya kelu. Dia tidak berani membayangkan hukuman yang bakal diterima jika kejadian yang sebenarnya dia ceritakan.
Siasat licik tengah dirancang dengan cepat dalam benak putri bertubuh kurus dan sedikit bungkuk itu. Dia hendak menjatuhkan kesalahan pada Putri Candra Utari. Pewaris tunggal tahta Kerajaan Niskala. Karena dia adalah putri semata wayang dari permaisuri kerajaan, Kanjeng Ratu Dewi Arum.
"Tadi saya hendak membantu Mbakyu Kanjeng Putri, Romo. Tapi rupanya bokor emas itu terlalu licin. Sehingga pegangan saya terlepas dan bokor itu jatuh hingga isinya tumpah. Nyuwun pangapunten, Romo," ujar Putri Lintang Alit sambil menjatuhkan tubuhnya, bersimpuh di hadapan Raden Eka Kencono. "Hatur sembah dalem, Kanjeng Romo."
Putri Candra Utari seketika membelalakkan mata. Terkejut mendengar penjelasan Putri Lintang Alit yang sangat berbeda dengan kejadian sebenarnya.
"Nyuwun pangapunten, Kanjeng Romo. Tidak seperti itu kejadiannya. Hatur sembah dalem, Kanjeng Romo," tukas Putri Candra Utari. Dia pun segera bersimpuh di hadapan Sang Raja.
Raden Eka Kencono hanya diam melihat kedua putrinya yang sama-sama bersimpuh di hadapannya itu. Tanpa memeriksa keterangan siapa yang benar dan keterangan siapa yang salah, Raden Eka Kencono telah yakin menetapkan keputusannya.
"Pengawal Ki Bagas dan Ki Dirgo, bawa Putri Lintang Alit ke dalam puri istana. Tempatkan dia di kamar paling belakang. Kurung dia selama tiga purnama." Raden Eka Kencono bertitah tanpa memedulikan wajah Putri Lintang Alit yang memerah tiba-tiba.
Putri Lintang Alit hendak melakukan protes, tapi tatapan tajam Raden Eka Kencono mematikan nyalinya. Ki Bagas dan Ki Dirgo mengangkat lengan Putri Lintang Alit yang sempat meronta. Namun, pada akhirnya dia harus menyerah. Karena tidak ingin kehilangan segala fasilitas yang selama ini didapatkannya dalam lingkup istana.
"Kanjeng Romo, mohon ijin. Bolehkah saya berpendapat?" tanya Putri Candra Utari.
Dan seperti biasanya, Raden Eka Kencono menggelengkan kepala. Dia menolak untuk mendengarkan pendapat dari Putri Mahkota Kerajaan Niskala itu. Karena dia tahu bahwa putrinya itu pasti akan meminta keringanan hukuman untuk saudaranya, Putri Lintang Alit.
"Mereka bukan zombie! Mereka hanyalah penderita SES! Mereka bisa sembuh!" Wizard, Alvaro, dan Emma yang terlibat dalam satu tim untuk menuntaskan kasus Salistic Summer Virus, virus baru yang sedang melanda hampir seluruh belahan dunia, mengalami banyak rintangan dalam perjalanan penelitiannya. Penderita Summer Erithropenia Syndrome (SES) memang berperilaku layaknya zombie. Tetapi Wizard telah menemukan obatnya. Namun, sayang obat itu tak pernah sempat diproduksi secara massal. Perjalanan waktu juga telah menggiring Emma, Alvaro, dan Wizard berada dalam kisah cinta segitiga mereka. Mereka bertiga harus bisa tetap bersikap profesional. Bagaimanakah akhir dari perjalanan kisah cinta segitiga Alvaro, Emma, dan Wizard? Dan apakah virus baru itu berhasil ditumbangkan?
Warning area dewasa (21+) Bijaklah memilih bacaan! ~~~ "Jika kau mau aku akan membantumu. Membiayai seluruh operasi ayahmu yang terkena kanker paru-paru. Setahuku, biaya pasien yang terkena kanker paru-paru itu tidak sedikit. Jumlahnya bahkan lebih dari lima puluh ribu dolar. Tentu, jika kau mau menerima tawaran dariku." Gwen bergeming. Mencerna semua pernyataan Nich barusan. Tetapi, belum selesai Gwen mencernanya, Nich kembali berkata, "Jadilah istriku, Gwen." "A-apa?" "Menikahlah denganku, Gwen. Aku mohon …." Gwen nampak berpikir sejenak, sambil menjilat sisa-sisa jejak bibir Nich. Beberapa saat kemudian dia mengangguk. "Aku mau menerima tawaranmu, asal kau juga mau menerima syarat dariku, Nich." Sebelah alis Nich terangkat. "Apa?" sambil mengusapkan ibu jari di bibir Gwen. "Kita menikah kontrak. Hanya sebatas itu, Nich." *** Gwen Florine terpaksa menerima tawaran mantan kekasih sekaligus pria yang telah menorehkan luka di hatinya sejak 10 tahun yang lalu, lantaran pergi tanpa pamit. Demi sang ayah yang membutuhkan biaya besar untuk operasi. Lantas, apakah Gwen akan terjerat oleh pesona seorang Nicholas Kennedy kembali, di saat hatinya telah membeku? Lalu, apa sebenarnya alasan Nicholas pergi meninggalkan Gwen 10 tahun yang lalu? ### Simak yuk!
Frans mahasiswa kedokteran berprestasi harus ikhlas meninggalkan bangku kuliahnya setelah kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan lalulintas yang merenggut nyawa keduanya. Frans yang menjadi tukang punggung keluarga dengan memikul beban dua adik perempuannya Shireen dan Siska. Frans bekerja sebagai penyanyi di club' malam dan penyanyi di pesta pernikahan. Sampai akhirnya ia dilirik mamih Mega owner club' malam tempat ia bekerja untuk menjadi pria penjual Cinta. Dimulai kah petualangan Terong Jumbo Frans dari satu pelukan ke pelukan wanita lainnya. Sampai ia bertemu dengan Fira, gadis yang menyewanya untuk merenggut kesuciannya. Merekapun jatuh Cinta. Namun ditengah hubungan mereka Frans menikahi Anjani.
BACAAN KHUSUS DEWASA Siapapun tidak akan pernah tahu, apa sesungguhnya yang dipikirkan oleh seseorang tentang sensasi nikmatnya bercinta. Sama seperti Andre dan Nadia istrinya. Banyak yang tidak tahu dan tidak menyadari. Atau memang sengaja tidak pernah mau tahu dan tidak pernah mencari tahu tentang sensasi bercinta dirinya sendiri. Seseorang bukan tidak punya fantasi dan sensasi bercinta. Bahkan yang paling liar sekalipun. Namun norma, aturan dan tata susila yang berlaku di sekitranya dan sudah tertanam sejak lama, telah mengkungkungnya. Padahal sesungguhnya imajinasi bisa tanpa batas. Siapapun bisa menjadi orang lain dan menyembunyikan segala imajinasi dan sensasinya di balik aturan itu. Namun ketika kesempatan untuk mengeksplornya tiba, maka di sana akan terlihat apa sesungguhnya sensasi yang didambanya. Kisah ini akan menceritakan betapa banyak orang-orang yang telah berhasil membebaskan dirinya dari kungkungan dogma yang mengikat dan membatasi ruang imajinasi itu dengan tetap berpegang pada batasan-batasan susila
Bagi yang belum cukup umur, DILARANG KERAS Membaca Cerita ini, karena banyak sekali adegan Dewasa. Mohon Bijak Dalam Membaca.⚠️ Menceritakan seorang anak muda, yang terjerumus kedalam lubang hitam, hingga akhirnya, pemuda tampan kecanduan seks dengan Guru dan keluarganya sendiri.
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.