oka dan Dewi Wulan dengan pandangan tajam.Berg
g Maha Melihat semua perbuatan kalian?" Suara Mahapatih Dwi Jenggolo lirih nam
kerajaan yang sudah menjalani dua masa pemerintahan sejak ayahanda Raden Eka Kenco
h tetap memberimu posisi kekuasaan. Malah kamu mengotori ranjang Kanjeng Raja. Di mana nuranimu?" Mahapatih Dwi
n siang bersama telah berbunyi. Dia masih menahan geram melihat ti
menjodohkanmu dengan Kanjeng Raja agar kamu bisa memakmurkan tanahmu dengan fasilitas yang diberika
ari kulit hewan dan dipukulkannya ke tubuh Dewi Wulan. Suara jeritan panjang De
Raja,Raden Eka Kencono melarangnya. Lengannya terentang seolah menghadang langkah Sang S
dikuatirkan." Raden Eka Kencono tetap duduk di depan
epaya hari ini?" tanyanya pada Ki
ih menampakkan kekuatiran. Sesekali dia menoleh ke arah pintu yang
narnya?" tanya
k. Besok akan saya pastikan tumis bunga pepaya akan terhidang kembali," ujar Ki Sarkara, berjanji pada Sang Raja.R
polos untuk bisa memahami kejadian yang
pati Arnawama. Mahapatih Dwi Jenggolo sangat paham dengan apa yang harus dilakukannya." Raden Eka Kencono menghela nafas pan
Dwi Jenggolo memasuki ruang makan sambil mena
ormat buat seluruh kerabat istana." Mahapatih menundukkan kepala
enganggukkan kepala. "Silakan duduk di tempat
lewati deretan kursi para punggawa lainnya. Tata krama dalam bertindak
no menepuk pelan bahu Mahapatih Dwi Jenggolo. Dengan berbisik pelan, Sang Raja berkata,
lem buat kehormatan Paduka dan Kerajaa
Mahapatih Dwi Jenggolo tak dapat menutupi kekecewaan
rkenan, bisakah menceritakan ada kejadian apa? Dan di manakah
ti Arn
terdiam. Tidak menjawab sepatah