/0/13203/coverbig.jpg?v=20250123144953)
Laksmi dibuat kaget sepulang suaminya setelah hampir sepuluh tahun lamanya menghilang tak ada kabar. Bahkan sudah diberitakan meninggal. Terlebih mendapati perilaku aneh sang suami yang sering menyimpan pembalut bekas pakai, semakin membuat Laksmi heran dan menyimpan sejuta tanya di kepalanya.
PEMB4LUT SUAMIKU
"Astaghfirullah!"
Sontak aku terperangah kaget dan reflek melempar bungkusan plastik itu ke tanah. Aku terkejut bukan kepalang mendapati plastik berisi pembalut bekas pakai yang disimpan Mas Darma di saku celananya.
Untuk apa dia menyimpan pembalut bekas pakai seperti ini? Pembalut siapa ini?
"Mas ... Mas ...." Aku berteriak tak sabar memanggil Mas Darma yang berada di teras rumah dengan anak-anak.
"Ada apa sih, Bu? Gak baik tau malam-malam teriak!" sungut Mas Darma, lelaki yang bahkan diberitakan warga sudah tewas sebab bertahun-tahun lamanya tidak pulang.
Dan aku hanya bisa sabar dan menenangkan anak-anak ketika mendapati olokan demikian dari orang-orang.
Bahkan tak jarang Danu pulang bermain dalam keadaan menangis karena diolok teman-temannya bahwa Danu anak tak diinginkan yang ditinggal ayahnya.
"Mas, i-itu apa? Kenapa ada di saku celanamu?" tanyaku shock sembari menunjuk sesuatu yang tergeletak di tanah.
"Laksmi! Aku tidak suka ya kamu sembarangan membuka celanaku seperti itu! Lancang kamu sekarang, ya!" bentak Mas Darma yang membuatku tersentak kaget.
Ada rasa tak percaya dia membentakku seperti itu. Sebab, ini baru kali pertama dia meninggikan suara terhadapku bahkan hanya karena perkara sepele.
"A-aku tidak berniat seperti itu, Mas. Aku hanya ingin mencuci celanamu. Benda itu menganggu berada di sakumu dan akhirnya kuambil khawatir sesuatu yang penting," jelasku panjang lebar dengan mulut gemetar.
Tiktok 1
Pasalnya, kilatan mata Mas Darma begitu tajam dan nyalang menatapku. Seolah aku sudah melakukan hal fatal di sini.
Padahal, harusnya aku yang marah dan dia berutang penjelasan padaku. Bagaimana pembalut bekas pakai wanita bisa ada di sakunya bahkan jumlahnya tidak hanya satu. Terlebih masih ada noda darah di sana. Aku bergidik ngeri melihat bungkusan dengan plastik kresek putih itu tergeletak di lantai.
"Aku baru pulang dari perjalanan jauh, harusnya kamu ngelayani aku! Bukannya malah menanyakan hal tidak penting seperti ini! Lain kali jangan lancang membuka celanaku sembarangan!" peringat Mas Darma serius. "Bukan hanya celana, tapi apapun barang milikku!" imbuhnya sengit.
Aku menunduk takut. "I-iya, Mas. A-aku minta maaf."
Mas Darma membuang muka dan keluar kamar tanpa berkata apapun lagi.
Kejadian barusan masih tak bisa kupahami. Sejak awal Mas Darma pulang, aku merasa ada yang berbeda darinya. Namun, kupikir wajar karena kami tidak bertemu hampir menginjak satu dekade lamanya. Jadi tak heran aku merasa asing. Bahkan, kali pertama ketemu sore tadi saat dia pulang, aku sempat mematung beberapa saat dan tidak ingat siapa dia.
Sembilan tahun berpisah banyak hal yang berubah dari Mas Darma. Mulai dari postur tubuh dan wajahnya ada banyak perubahan.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" Pikiranku kalut memikirkan pembalut bekas yang berada di saku Mas Darma barusan. Namun, aku tidak berani menanyakan ini lebih jauh. Situasinya sedang tidak tepat. Mungkin benar Mas Darma capek.
***
"Mi ... Laksmi ...."
"Iya, sebentar!" teriakku dari arah dapur. Tergesa aku menghampiri asal suara di teras depan.
"Budhe? Silakan masuk, Budhe," ujarku mempersilakan Budhe masuk.
"Udah gak perlu. Budhe cuma mau tanya asam jawa kamu ada stok nggak? Budhe lupa bikin kehabisan," ujar Budhe Yanti. Ia berdiri di ambang pintu.
"Oh, asam jawa. Iya aku ada stok banyak, kok. Bentar aku ambilkan. Budhe silakan duduk dulu."
Aku masuk ke dapur mengambil asam jawa yang Budhe pinta.
"Mi, itu kok ada kopi lengkap sama camilannya. Habis ada tamu siapa, Mi, pagi-pagi begini?" Budhe menunjuk meja di beranda rumah yang ada piring berisi ubi kukus serta kopi yang sudah sisa setengah di sana.
Kami sengaja menyediakan kursi lengkap dengan meja mini di beranda rumah. Sebab, jika ada tamu lelaki aku tidak boleh membawanya masuk. Jadi kujamu tamu tersebut di sini. Khawatir menimbulkan fitnah sebab aku wanita bersuami yang tinggal sendiri, sebelum Mas Darma pulang.
"Oh itu, bekas Mas Darma, Budhe," sahutku sambil tersenyum manis. Ada rasa bahagia sekaligus tak percaya akhirnya yang kami harapkan kini sudah terjadi. Mas Darma benar-benar pulang dan aku bisa membuktikan bahwa yang diberitakan orang-orang kampung tidaklah benar jika Mas Darma sudah meninggal.
Mendengar jawabanku, Budhe mengangkat alis seolah heran. "Darma? Suami kamu?" tanya Budhe ragu.
"Iya, Budhe. Alhamdulillah. Bapaknya anak-anak sudah pulang," sahutku penuh semangat.
Budhe tiba-tiba mengusap seluruh tubuhnya sembari bergidik seolah tengah merinding. Pandangannya kemudian menatap awas ke kanan kiri dan seluruh rumah.
Lantas, wanita setengah baya itu pergi begitu saja dengan melempar tatapan mengerikan padaku.
"Hii! Benar ternyata kata orang!" gumamnya seolah mencibir yang masih bisa kudengar sebelum Budhe benar-benar menjauh.
Selama tiga tahun yang sulit, Emilia berusaha untuk menjadi istri Brandon yang sempurna, tetapi kasih sayang pria itu tetap jauh. Ketika Brandon menuntut perceraian untuk wanita lain, Emilia menghilang, dan kemudian muncul kembali sebagai fantasi tertinggi pria itu. Menepis mantannya dengan seringai, dia menantang, "Tertarik dengan kolaborasi? Siapa kamu, sih?" Pria tidak ada gunanya, Emilia lebih menyukai kebebasan. Saat Brandon mengejarnya tanpa henti, dia menemukan banyak identitas rahasia Emilia: peretas top, koki, dokter, pemahat batu giok, pembalap bawah tanah ... Setiap wahyu meningkatkan kebingungan Brandon. Mengapa keahlian Emilia tampak tak terbatas? Pesan Emilia jelas: dia unggul dalam segala hal. Biarkan pengejaran berlanjut!
Untuk memenuhi keinginan terakhir kakeknya, Sabrina mengadakan pernikahan tergesa-gesa dengan pria yang belum pernah dia temui sebelumnya. Namun, bahkan setelah menjadi suami dan istri di atas kertas, mereka masing-masing menjalani kehidupan yang terpisah, dan tidak pernah bertemu. Setahun kemudian, Sabrina kembali ke Kota Sema, berharap akhirnya bertemu dengan suaminya yang misterius. Yang mengejutkannya, pria itu mengiriminya pesan teks, tiba-tiba meminta cerai tanpa pernah bertemu dengannya secara langsung. Sambil menggertakkan giginya, Sabrina menjawab, "Baiklah. Ayo bercerai!" Setelah itu, Sabrina membuat langkah berani dan bergabung dengan Grup Seja, di mana dia menjadi staf humas yang bekerja langsung untuk CEO perusahaan, Mario. CEO tampan dan penuh teka-teki itu sudah terikat dalam pernikahan, dan dikenal tak tergoyahkan setia pada istrinya. Tanpa sepengetahuan Sabrina, suaminya yang misterius sebenarnya adalah bosnya, dalam identitas alternatifnya! Bertekad untuk fokus pada karirnya, Sabrina sengaja menjaga jarak dari sang CEO, meskipun dia tidak bisa tidak memperhatikan upayanya yang disengaja untuk dekat dengannya. Seiring berjalannya waktu, suaminya yang sulit dipahami berubah pikiran. Pria itu tiba-tiba menolak untuk melanjutkan perceraian. Kapan identitas alternatifnya akan terungkap? Di tengah perpaduan antara penipuan dan cinta yang mendalam, takdir apa yang menanti mereka?
Blurb : Adult 21+ Orang bilang cinta itu indah tetapi akankah tetap indah kalau merasakan cinta terhadap milik orang lain. Milik seseorang yang kita sayangi
Kemudian Andre membuka atasannya memperlihatkan dada-nya yang bidang, nafasku makin memburu. Kuraba dada-nya itu dari atas sampah kebawah melawati perut, dah sampailah di selangkangannya. Sambil kuraba dan remas gemas selangkangannya “Ini yang bikin tante tadi penasaran sejak di toko Albert”. “Ini menjadi milik-mu malam ini, atau bahkan seterusnya kalau tante mau” “Buka ya sayang, tante pengen lihat punya-mu” pintuku memelas. Yang ada dia membuka celananya secara perlahan untuk menggodaku. Tak sabar aku pun jongkok membantunya biar cepat. Sekarang kepalaku sejajar dengan pinggangnya, “Hehehe gak sabar banget nih tan?” ejeknya kepadaku. Tak kupedulikan itu, yang hanya ada di dalam kepalaku adalah penis-nya yang telah membuat penasaran seharian ini. *Srettttt……
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Setelah malam yang penuh gairah, Viona meninggalkan sejumlah uang dan ingin pergi, tetapi ditahan oleh sang pria. "Bukankah giliranmu untuk membuatku bahagia?" Viona, selalu menyamar sebagai wanita jelek, tidur dengan om tunangannya, Daniel, untuk melarikan diri dari pertunangannya dengan tunangannya yang tidak setia. Daniel adalah sosok yang paling dihormati dan dikagumi di kota. Kabar tentang petualangan romantisnya beredar, beberapa mengatakan mereka melihatnya mencium seorang wanita di dinding dan yang lain menyebutnya gosip. Siapa yang bisa menjinakkan hati Daniel? Kemudian, yang mengejutkan, Daniel ketahuan membungkuk untuk membantu Viona mengenakan sepatu, semata-mata demi mendapatkan ciuman darinya!