UT SUA
Mas Darma begitu kerasnya. Saking terkejutnya, hatiku se
merah, antara amarah atau karena kantuk aku tak tahu. Yang jelaambut gondrong dan jambangnya m
i depan bibir. "Mas, tolong jangan keras-ke
ah?! Sudah kubilang jangan pernah menyentuh apapun barang pribadiku. Lancang kamu!" be
a, aku rela berlutut di hadapannya. Hal itu kulakukan agar Mas
nemukannya di dalam lemari." Kulepas
puni. Tapi tidak dengan lain kali. Camkan uca
ersama Danu. Kamar mereka berada di sebelah, tentu saja m
buruk, Nak," sa
rdiri dengan gagah. Rambut gondrongnya berant
marah-marah bentak Ibuk. Ada
" Danu menghambu
erasa ketakutan menatap Mas Dar
uk hanya mimpi buruk," bujukku s
menurut. Suara derap langkah kaki mereka
a mendekat dan mencekal lenganku begitu kuat. Namun, beruntungnya kali ini ia tid
. Aku menemukan ini di
k tahu takut, Laksmi!" Mas Darma makin menguatkan cekala
engembalikan cincin itu padamu." Ak
ng, awas kamu! Aku tidak main-
tahu kenapa sikapnya tiba-tiba berubah drastis seperti ini. Jauh berbed
*
h, hendak memetik bayam liar da
ari rumah tetangga. Yang paling dekat hanya rum
hijau sejauh mata memandang. Ketika pagi hari, biasanya ad
anggung. Khawatir ada hewan-hewan berbi
juga berada di sana. Supaya lebih mudah mengisi air kamar mandi sebab a
jang, aku hendak berbelanja ke wa
Namun, tak terdengar suara percikan air sama sekali
mana?" tanyak
i. Sini deh, Buk!" Mira berbisik, memintaku mendekat. Di
tanyaku
a. Besar, disembunyikan di perut kay
r dia bohong. Namun, aku tahu M
u ya
a nanti kalau Bapak keluar," ujar Mira sediki
as Darma memang buncit? M
ak kan mem
n Danu yang melengking keras sebelum a
gar teriakan Danu serta derap langkah
ah panik, ketakutan dan sepertin