Dihina karena memiliki paras jelek, miskin, bodoh dan penyakitan, Arkana bangkit kembali untuk membalaskan dendam pada mantan kekasihnya, Felicia yang dulu meremehkannya. Dengan kemampuan unik berupa kebal terhadap rasa sakit, Arkana akan membuat hidup semua orang bagai di Neraka. Akankah Obsesi Cintanya pada Felicia akan membawa kemenangan pada rencana balas dendamnya? Atau justru menjadi boomerang?
Jakarta, April 2020
"Kenapa kamu menolak cintaku?"
Tidak sedikit pun Arkana melepaskan pandangan dari gerak-gerik gadis berseragam minimarket di depannya. Dia adalah Gladys, rekan kerjanya selama beberapa bulan ini.
"Apa karena aku ini jelek dan miskin? Itukah alasanmu menolakku?" tuding Arkana.
"Tidak, bukan seperti itu, Akmal," bantah Gladys gelagapan. "Aku hanya ... hm ... tidak ingin menjalin hubungan dulu."
"Hm, begitukah? Benar bukan karena alasan fisik dan status sosialku?"
Arkana menatap dalam manik mata Gladys yang sendari tadi menghindari pandangannya. Gadis itu malah tertawa terpikal-pikal.
"Hahaha, apa yang kamu katakan, Akmal? Aku itu bukan type gadis yang memandang fisik, kok," ungkap Gladys tersenyum lebar.
"Lalu kenapa kamu menolakku? Padahal aku sangat mencintaimu, Gladys."
Gladys menghela napas kesal. "Akukan sudah bilang, aku tidak mau berkomitmen dulu. Aku masih ingin mengejar karierku."
Arkana terdiam sejenak, lalu mengembuskan napas pelan. "Baiklah. Aku hargai keputusanmu. Terima kasih atas waktunya. Kuharap setelah ini kamu tidak akan pernah berubah pikiran."
"Maksudnya?" tanya Gladys kebingungan. Namun, Arkana tidak menjawabnya.
Pria dengan nama samaran Akmal itu memilih pergi meninggalkan Gladys yang masih diam di tempat, kemudian mencelanya.
"Dasar aneh! Memang siapa yang mau punya kekasih jelek sepertimu," gerutu Gladys meludah jijik. "Dasar tidak tahu diri, dibaiki sedikit malah melunjak."
Gladys yang sibuk mencerca tidak menyadari jika target yang disumpahinya tengah mengawasi dari balik bayangan.
***
Keesokan harinya ....
Seorang pria dengan stelan jas mewah berjalan memasuki minimarket. Rambut pendeknya tertata ala idol Kpopers. Dia sangat tampan, keren dan bergaya.
Hidungnya mancung, kulitnya putih dengan sorot mata tajam. Jangan lupakan ekspresi wajahnya yang dingin. Sungguh, karisma yang begitu menyilaukan.
Itu jugalah yang dirasakan oleh dua gadis yang bertugas menjaga mesin kasir. Salah satunya berbisik ria.
"Oh My God ... Itu cowok yang kita lihat Minggu lalu," ucap Devi pada teman di sebelahnya yang tak lain adalah Gladys yang juga terpesona.
"Eh, dia kesini ... dia kesini ...." Devi semakin heboh menarik-narik seragam Gladys yang segera menepisnya.
"Berisik. Jangan norak! Nanti dia ilfil," tegurnya lalu berbalik menatap sang pria yang berdiri di pembatas mesin kasir.
"Permisi, Tuan. Ada yang bisa kami bantu?" tanya Gladys tersenyum manis.
Akan tetapi, pria asing tersebut tidak membalasnya. Dia justru menatap tajam yang membuat Gladys menjadi salah tingkah sendiri.
"Ng, Tuan?" tanyanya memanggil.
"Ya, aku membutuhkanmu," balas pria asing tersebut tanpa peringatan.
Gladys tertegun, dengan terbata-bata menjawab. "Ma---maksud Anda apa, Tuan?"
Melihat kegugupannya, pria itu terkekeh puas dan bergumam, "Heh, kali ini aku yakin tidak akan ditolak lagi."
"Maksud Anda, Tuan?"
"Tidak ada. Aku hanya mau mengajakmu kencan. Apa kamu bersedia?"
"Aaaaa____" Saking terkejutnys dengan penawaran tersebut, Gladys mati gaya.
"Oh, Tidak bisa, ya. Tidak masalah. Bagaimana dengan Nona satu lagi? Apa kamu senggang malam ini, Dev?" tanya pria tersebut pada Devi yang dengan sumringah langsung merespon.
"Tentu saja saya ma____"
"Devi sibuk. Biar saya saja yang menemani Anda," potong Gladys yang dibalas rengutan Devi. Namun, Devi yang tidak mau memperpanjang masalah memilih mengalah saja.
"Baiklah, sampai jumpa nanti malam," pamit pria asing berlalu pergi.
"Tunggu! Siapa nama Anda?" cegat Gladys berteriak. Namun, subjek yang diteriaki mengabaikannya.
***
Malam yang di nanti pun datang. Seperti yang dijanjikan tadi siang, pria asing itu tengah bersiap untuk menjalankan rencananya. Namun, berbeda dengan penampilan sebelumnya yang terkesan rapi dan berwibawa. Dia kini tampil dengan memoles wajahnya menggunakan bedak khusus berwarna kecoklatan.
Tidak hanya itu, dia pun menggambar bintik-bintik hitam menyerupai noda wajah. Lalu, terakhir menggunakan rambut palsu ikal berantakan. Setelah puas dengan tampilannya, pria tersebut melesat menuju tempat perjanjian.
Sesampainya di sana muncul berbagai reaksi ketidak percayaan saat melihat seorang pria culun dan jelek keluar dari mobil seharga miliaran rupiah. Reaksi sama pun terjadi pada Gladys yang terdiam di tempat, syok.
"Kamu ...." tunjuk Gladys pada Akmal. "Tidak mungkin, Akmal kamu cowok yang tadi siang?"
"Menurutmu sendiri bagaimana?" Arkana balik bertanya santai.
Gladys menggeram marah. "Ini tidak lucu, Akmal. Apa maksud semua ini? Kamu menipuku?"
"Menipumu?" ulang Arkana tertawa sinis. "Bukannya kamu yang menipuku lebih dulu? Jujur saja kamu baik padaku hanya untuk memanfaatkan kinerja dan uang upahku, bukan?"
"Aaaa---aku ...."
Gladys kehabisan kata-kata untuk membela diri, terlebih Arkana membongkar kebusukannya di hadapan banyak orang. Sungguh, membuat malu.
"Kenapa diam? Kamu malu belangmu sudah ketahuan? Dasar cewek sampah," cibir Arkana mencerca.
Tidak tahan dengan penghakiman itu, Gladys pun menangis. "Hiks, kamu jahat sekali, Akmal. Aku sangat membencimu!"
Setelahnya Gladys berlari meninggalkan Arkana yang tersenyum penuh kemenangan.
"Aku lebih membencimu, Gladys," desis Arkana dingin "Jangan kira aku tidak tahu. Dalang yang membuatku terus di tempatkan dibagian gudang adalah kamu yang menjatuhkan citraku di hadapan Bos kita."
Arkana pun berbalik menuju mobil mewahnya untuk pergi ke suatu tempat. Namun, dia teringat sesuatu.
"Ah, bukan Bos, tapi bawahanku," ujarnya terkekeh puas.
***
"Tumben Bang Arka main ke mari?" tanya Askalan yang sibuk dengan cemilan di pangkuannya.
Setelah meninggalkan taman kota, Arkana memang memilih untuk bersantai di markas Grup-nya. Tentu saja, semua itu dilakukan setelah melepas riasan culun ala Akmal.
"Biasanya kan Abang sibuk kerja."
Askalan masih terus mengganggu, dia bahkan berbicara sambil mengacungkan sendok es krim untuk menunjuk-nunjuk wajah Arkana. Namun, semua usahanya tidak mendapat hasil berarti ketika Sang target masih asyik dengan ponselnya.
Askalan merengut. "Yak, Bang. Jangan mengabaikanku," rengeknya mengguncang-guncang keras bahu Arkana.
Dengan amat terpaksa, Arkana pun memusatkan perhatian pada pemuda bersurai merah yang merupakan salah satu kerabat jauhnya.
"Sedang ingin saja, bosan di kantor terus."
Pada akhirnya Arkana memilih jawaban setengah bohong, setengah jujur. Bukan dia tidak percaya pada lingkungan pertemanannya sendiri, hanya saja urusan kali ini menyangkut hati. Dan itu sangat privasi.
"Pasti lagi ada masalah di perusahaan, ya?" tebak Dirga sambil menunggu game selesai loading. Di sisinya terdapat banyak makanan ringan yang sesekali dicomot oleh Askalan.
"Ya, begitulah. Aku istirahat dulu."
Arkana beranjak pergi menuju salah satu ruangan yang menjadi tempat pribadinya. Benar-benar mengabaikan teriakan dan kegaduhan yang ditimbulkan oleh ketiga rekannya.
Bagaimanapun sejak kasus Gladys, suasana hati Arkana belum stabil. Dari pada dia kelepasan emosi pada orang yang tidak bersalah, lebih baik dia yang menjauh.
"Wah, sepertinya Bang Arka sedang patah hati," komentar Askalan dihadiahi lemparan bungkus snack oleh Dirga.
Sementara itu, orang ketiga dalam ruangan yang tak lain adalah Darren hanya menatap pintu tertutup dengan pandangan sulit diartikan.
***
Arkana kini tengah menyandarkan diri di penyangga kursi sambil memejamkan mata perlahan. Raut wajah pria tampan berusia 27 tahun itu jelas dipenuhi kekalutan. Saat dia membuka mata, manik tajamnya menatap kosong langit-langit ruangan. Hal itu memberi kesan menerawang jauh.
"Katakan! Kapan aku bisa bertemu dengan wanita sepertimu lagi?" gumam Arkana. "Apakah dunia ini hanya berisi wanita perundung? Ke mana perginya Sang Pahlawan?"
CEO Muda itu sibuk bernostalgia sambil memikirkan sesosok gadis yang dulu pernah menemaninya. "Ah, tidak. Kamu juga sama seperti mereka. Kamu membully-ku. Aku sangat membenci kenyataan itu. Tapi aku ...."
Arkana mendengkus mentertawakan kebodohannya sendiri. Seharusnya dia tidak perlu merindukan gadis yang telah membuangnya seperti sampah hanya karena alasan sepele seperti finansial.
Dengan mengepalkan tangan erat di atas meja, Arkana mendesis tajam. "Di mana kamu, Felic?" tanyanya.
"Jangan jadi pengecut dengan bersembunyi dariku. Keluarlah, Sialan!"
BRAK!
Bersambung.
TIGA PERMINTAAN UNTUK SYARAT MENIKAH LAGI?! Apa itu termasuk syarat MUDAH atau SULIT?! "Aku akan menyetujui pernikahan keduamu, asal kamu mengabulkan tiga permintaanku. Bagaimana?" tawar Chika bernegosiasi. "Kamu kira aku jin botol?!" sewot Adnan emosi. "Aku tidak akan berpikir untuk poligami, andai kamu bisa memberikanku keturunan." "Tapi nyatanya tidak, bukan?! Ini tahun kelima pernikahan kita, Mas. Dan aku tidak kunjung hamil. Jadi ayo lakukan ini atau kita bercerai?!" "Kamu mengancam aku?" desis Adnan marah. "Tidak, tapi kamu memaksaku berada di sana, Mas." "Baik, aku menyerah. Lalu, apa permintaanmu?" Secepat pertanyaan itu datang, senyum di wajah Chika semakin merekah. Itu membuat Adnan was-was. Dengan memanjatkan do'a dalam hati, pria berusia 30 tahun berharap Sang Istri yang memiliki hobi Cosplayer Anime, bisa sedikit menggunakan akal sehatnya dalam memilih permohonan. "Aku ingin ikut setiap kali kamu dan Calon Istrimu berkencan." Akan tetapi, harapan itu pupus ketika mendengar permintaan pertama saja sudah di luar batas. "Hah? Apa kamu sudah tidak waras?!" tuding Adnan menggertak. "Kenapa? Apa salahnya? Aku hanya ingin ikut bermain saja. Aku bersumpah, tidak akan menjadi setan di antara kemesraan kalian." Pernyataan nyeleneh Sang Istri semakin memperkeruh suasana rumit ini. Lalu, apa yang harus Adnan lakukan? MAJU atau MUNDUR?
Theo tahu dirinya itu jelek dengan kulit sawo matang, rambut ikal dan pendek. Meski kerap kali menjadi korban bullying, tetapi Theo sangat mensyukuri hidupnya yang hanya berdua saja dengan sang adik. Sampai suatu hari, Theo yang tak sengaja membaca Novel terlempar ke dimensi lain di zaman Kerajaan Kuno. Memang bukan masalah jika Theo menjadi protagonisnya, karena si tokoh utama adalah putra mahkota. Sayangnya, Theo terlahir sebagai tokoh antagonis psikopat yang akan dipenggal mati oleh pihak kerajaan. WHAT? KARMA APA INI?!
Dihina karena memiliki paras jelek, miskin, bodoh dan penyakitan, Arkana bangkit kembali untuk membalaskan dendam pada mantan kekasihnya, Felicia yang dulu meremehkannya. Dengan kemampuan unik berupa kebal terhadap rasa sakit, Arkana akan membuat hidup semua orang bagai di Neraka. Akankah Obsesi Cintanya pada Felicia akan membawa kemenangan pada rencana balas dendamnya? Atau justru menjadi boomerang
"Berkencanlah denganku! Akan kuberikan apapun yang kamu inginkan!" kata Dirga dengan seringai terpoles di wajah tampannya. "Kalau begitu, berikan NYAWA-MU sebagai harga KEPERAWANAN-KU!" Syifa menyahut tak kalah angkuh. Sebagai seorang Milyuner, DIRGA FARAZZ YANN sangat percaya diri bahwa ia dapat memiliki apapun yang diinginkan. Namun, kedatangan SYIFA NURINTAN mengubah perspektif itu dengan mudah. Bagaimana bisa gadis beasiswa itu menolaknya?
Pada hari ulang tahun pernikahan mereka, simpanan Jordan membius Alisha, dan dia berakhir di ranjang orang asing. Dalam satu malam, Alisha kehilangan kepolosannya, sementara wanita simpanan itu hamil. Patah hati dan terhina, Alisha menuntut cerai, tapi Jordan melihatnya sebagai amukan lain. Ketika mereka akhirnya berpisah, Alisha kemudian menjadi artis terkenal, dicari dan dikagumi oleh semua orang. Karena penuh penyesalan, Jordan menghampirinya dengan harapan akan rujuk, tetapi dia justru mendapati wanita itu berada di pelukan seorang taipan yang berkuasa. "Ayo, sapa kakak iparmu."
Demi mendapatkan uang untuk kesembuhan suami tercintanya, Renata rela membagi tubuhnya dengan Dion yang merupakan atasannya sendiri. Dikira hanya melayani semalam, Renata malah diminta untuk melayani Dion beberapa hari ke depan. Dion berdalih kalau uang satu milyar tidaklah sedikit sehingga harus dibayar selama beberapa hari. Siapa sangka dari seringnya bercinta, Dion dan Renata malah saling jatuh cinta, Vera dan Andika yang merupakan pasangan Dion maupun Renata harus menelan kenyataan pahit jika pasangan mereka telah berselingkuh.
Pernikahan itu seharusnya dilakukan demi kenyamanan, tapi Carrie melakukan kesalahan dengan jatuh cinta pada Kristopher. Ketika tiba saatnya dia sangat membutuhkannya, suaminya itu menemani wanita lain. Cukup sudah. Carrie memilih menceraikan Kristopher dan melanjutkan hidupnya. Hanya ketika dia pergi barulah Kristopher menyadari betapa pentingnya wanita itu baginya. Di hadapan para pengagum mantan istrinya yang tak terhitung jumlahnya, Kristopher menawarinya 40 miliar rupiah dan mengusulkan kesepakatan baru. "Ayo menikah lagi."
Novel ini berisi kompilasi beberapa cerpen dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan penuh gairah dari beberapa karakter yang memiliki latar belakang profesi yan berbeda-beda serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dengan pasangannya yang bisa membikin para pembaca akan terhanyut. Berbagai konflik dan perseteruan juga kan tersaji dengan seru di setiap cerpen yang dimunculkan di beberapa adegan baik yang bersumber dari tokoh protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerpen dewasa yang ada pada novel kompilasi cerpen dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Hari itu adalah hari yang besar bagi Camila. Dia sudah tidak sabar untuk menikah dengan suaminya yang tampan. Sayangnya, sang suami tidak menghadiri upacara tersebut. Dengan demikian, dia menjadi bahan tertawaan di mata para tamu. Dengan penuh kemarahan, dia pergi dan tidur dengan seorang pria asing malam itu. Dia pikir itu hanya cinta satu malam. Namun yang mengejutkannya, pria itu menolak untuk melepaskannya. Dia mencoba memenangkan hatinya, seolah-olah dia sangat mencintainya. Camila tidak tahu harus berbuat apa. Haruskah dia memberinya kesempatan? Atau mengabaikannya begitu saja?