edatangan si Bocah. Dia terlihat berusia kisaran lima tahun. Dengan senyum lebarny
Apa-ap
menyakitinya lagi?! Kepalan tangan Arkana meng
Mama, Om Arka ... tidak! Om Faza,"
Pelkenalkan aku Je
rsalaman, Arkana hanya mematung di tempat, membu
itu, lalu berbalik menatap ibunya. "Mama ... Kenapa Om ini tidak m
delik pada Arkana yang tersentak. Namun, dia tidak ped
k bisa bersalaman dengan Zean," ungkap Felicia berboho
a ke Doktel ya, Ma?
ar. Zean masuklah dulu! Mama i
l, Ma
ing melempar pandangan. Setelah kepergian putranya, Fel
gabaikan seorang anak yang tidak bersalah. Inikah ke sikap profesional yang A
a pun memilih untuk beranjak pergi, tetapi dihentikan
n! Siap
kiran negatif yang memenuhi kepalanya. Arkana tidak
ulit. Dengan gilanya ibu dari satu anak itu malah balik ber
nda akan mengejeknya serta? Silak
mosi. "Yang kutanyakan adalah siapa anak kecil t
onyol di telinganya. Felicia pun mencibir. "Te
pa
rasa puas hati yang sebelumnya menggelegak, kini mere
kandungku, darah dagingku. Aku Felicia Reynaka Putri.
ncur berantakan. Tanpa berkata apapun lagi, dia pergi meni
kita tidak memiliki hara
*
ag
ag
ag
sar wanita si
Felicia, dia menghabiskan waktu dengan berkendara ugal-ugalan di jalan raya
ebu-gebu kala teringat kejadian di rumah Felicia tadi
pan wanita sialan
bah kalut. Dengan satu tangan memegang stir, tangan
dara bebas atau dia ak
ya Arkana pada diri sendiri "Tapi dengan si
ketika Darren memberikan berkas tentang pemenang lomba menulis di Platrome
agi dengan Musuh bebuyutannya. Saking semangatnya menunggu ha
cia lagi. Namun, perasaan senang itu menghancurkannya berkeping-ke
Kenapa dia sudah punya anak saja
ag
ngan memukul stir mobil. "Sial, seharusn
Arkana dapat merasakan bahwa ada yang tidak beres dengan alat transportasi yang dikendarainya. I
yang mengeluarkan asap tebal. Polusi udara itu membuat dia
harus di saat se
keras memperbaiki kerusakan di mobilnya. Tangan-tangan
gerak! Atau
m yang menodong ke sisi lehernya membuat Arkana mematung.
lain, Arkana hanya menuruti perintah si Pembegal dengan
dompet dan ponselmu," todong si Pre
dongnya hanya terdiri dari lima orang pria. Ya, cukup sedikit un
a itupun mengusir kelompok perampok dengan ancaman sambal. "Per
marah, merasa diremehkan. "Apa k
adanya. Pandangan mata pun sesekali terarah pada si Pria bera
kami! Cepat serahkan saja hartamu atau pis
"Silakan saja.
ata pada Arkana. Dilihat dari gerak-gerik kelima orang dalam k
cepat habis manus
atu preman melayangkan pukulan ke arah sisi kanan wajah Arkana. Namun, itu dapat dihindari dengan Arkana yang menyamp
ang terus berhasil mengelak dari serangan. Jika pun kena, Arkana tidak men
ka semua memiliki
lmu kebal? Sampai serang
terus mengamati serangan agresif para anak buahnya yang dibalas sa
ah terkapar di tanah, pria itupun berjalan mengendap-endap m
eb
apapun hanya merespon dengan lirikan mata tajam p
ang kau lakukan padaku? Memelukku?
..
Perampok. Jelas sangat bingung akan respon korbannya yan
Apa dia tidak tahu
yang mengejutkan. "Kau tadi menusukku, ya? Percuma saj
ag
cepat, meninju pria asing itu yang terbongo
membuat jas de
ereka takut menghadapi manusia aneh yang seperti memiliki ilmu kekebalan. Namun, reaksi ketakutan m
ok sambil menyeringai lebar. "Atau mungkin Oran
melihat tatapan tertarik dalam manik mata si Preman. Itu sungguh
us Arkana menantang. "Apa penampila
ang mengeluarkan darah sampai menetes ke tanah. "Tapi aku baru m
lian ini sia-sia. Kalian salah memilih lawan. Aku tidak bisa diluka
komando anak buahnya untuk mundur dan pergi lebih
aku akan menemuimu la
but sebahu itu. "Heh, memangnya siapa yang m
obilnya. Lalu, pergi menuju rumah sakit terdekat ta