/0/2456/coverbig.jpg?v=5491964e444158ca1ce8ff36a3480512)
"Berkencanlah denganku! Akan kuberikan apapun yang kamu inginkan!" kata Dirga dengan seringai terpoles di wajah tampannya. "Kalau begitu, berikan NYAWA-MU sebagai harga KEPERAWANAN-KU!" Syifa menyahut tak kalah angkuh. Sebagai seorang Milyuner, DIRGA FARAZZ YANN sangat percaya diri bahwa ia dapat memiliki apapun yang diinginkan. Namun, kedatangan SYIFA NURINTAN mengubah perspektif itu dengan mudah. Bagaimana bisa gadis beasiswa itu menolaknya?
"Ayo kencan denganku!"
Terlihat seorang pemuda berdiri berhadapan dengan sosok gadis bergaun biru yang menutupi seluruh bagian tubuhnya dari ujung rambut sampai bawah kaki.
Wajah gadis itu terlihat bersinar seolah-olah cahaya terang benderang memancar sempurna. Kedua bola mata berbinar dengan pipi chubby mulus tanpa cacat.
Tatapan mata yang begitu jernih itu menyorot menatap balik si pemuda berjaket merah tanpa ada ekspresi berarti. Tidak ada raut kemarahan sedikit pun di wajah ayu gadis berhijab blue sapphire itu, meski perkataan tadi terdengar amat melecehkan bagi telinganya sendiri.
Akan tetapi, sang gadis tidak terlihat emosi dengan lemah lembut dia bertanya, "Jadi untuk alasan itu kamu datang menemuiku?"
"Iya," balas si pemuda singkat yang tak lain adalah DIRGA FARAZ YANN. Pandangan pemuda yang merupakan pangeran di kampus itu menatap lengket lawan bicaranya yang tak lain adalah SYIFA NURINTAN.
Seorang gadis yang banyak dibicarakan karena suaranya yang merdu. Sayangnya Syifa memiliki kepribadian intovert. Susah untuk didekati.
"Kau mau mengajakku berkencan?! Menjalin asmara?" ulang Syifa memastikan bahwa pendengarannya masih berfungsi dengan normal.
Bukan apa-apa hanya saja menurut Syifa ini terlihat sangat aneh. Tiba-tiba saja seorang pemuda datang menemuinya di hari yang cerah ini dan tanpa basa-basi langsung mengajak menjalin hubungan asmara.
Bukankah ini terdengar tak masuk akal?
Atau Syifa saja yang berpikir terlalu jauh?
"Iya, begitulah." Lagi, untuk kedua kalinya Dirga menjawab pertanyaan Syifa dengan kalimat seadanya.
Syifa menatap datar penuh kebosanan. "Atas dasar apa kau mengajakku melakukan itu semua?"
Syifa lalu terdiam sejenak memberi jeda dalam kalimatnya seraya menatap Dirga dari atas ke bawah dengan tatapan menyelidik.
"Seingatku ... aku bahkan tidak mengenalmu. Ini adalah interaksi pertama kita bukan?" tanya Syifa kemudian tersenyum miris.
"Atau mungkin kau type pria to the point seperti itu?" tanyanya.
Dirga berdecak. "Aku Dirga. Jika kau tidak sekuper itu, kau pasti tahu siapa aku."
Bukan tanpa alasan Dirga begitu percaya diri. Pasalnya pemuda yang memiliki nama lengkap Dirga Faraz Yann itu merupakan anak donatur terbesar sekampus Harapan Mulia.
Siapa yang tidak kenal dengan perusahaan Yann Group?!
Sebuah perusahaan besar dunia yang bergerak di bidang industri dan menguasai sebagian besar pasar saham. Menurut rumor mengatakan jika keluarga Yann Group hartanya tidak akan habis meski sampai tujuh turunan.
Tentu saja, Dirga termasuk salah satu ahli warisnya.
Benar. Dirga adalah seorang tuan muda!
Pesonanya tentu tak tertahankan. Bukan hanya terlahir dari keluarga milyuner, namun Dirga juga memiliki paras tampan.
Lihat saja pahatan sempurna di wajahnya yang mulus tanpa cacat. Garis wajah tegas, hidung mancung, pipi tirus, rahang yang terpahat kokoh, juga jangan lupakan gaya rambutnya yang ditata ala-ala oppa Negeri Ginseng menambah nilai keren dalam penampilan fisik sang tuan muda.
Akan tetapi, itu tidak berpengaruh pada Syifa yang menatap si tuan muda dengan pandangan biasa. Seakan-akan semua yang ada pada Dirga tidaklah berarti apa-apa untuknya.
"Dan tidak perlu menuduhku macam-macam. Jika pun benar, aku bisa jamin kau tak akan dirugikan sepeserpun."
Dirga menuding Syifa yang hanya merespon dengan mengangkat bahu acuh tak acuh.
Dirga mendengkus. "Lalu bagaimana jawabanmu?"
Mendengar penawaran itu lagi Syifa bersedekap dada menatap Dirga dengan pandangan biasa. "Jika boleh kutahu. Apa untungnya buatku?"
Pertanyaan Syifa mengalun tenang tanpa ada emosi terlibat. Suaranya halus dan merdu hingga bergema membelah langit senja. Bahkan semilir angin yang berembus pun seakan-akan berada dipihak Syifa.
"Apa pun yang kau inginkan akan kuberikan," jawab Dirga angkuh. Syifa terdiam.
"Hm ... sungguhkah kau bisa memberikan apa pun yang aku inginkan?"
Nada suara Syifa terselip keraguan di suaranya yang mana membuat Dirga terpancing emosi. Akan tetapi, si tuan muda berusaha untuk tetap bersabar. Dalam batinnya menyemangati ....
'Tenang ... Tidak perlu mundur. Semuanya akan berjalan sesuai rencana. Taruhan ini pasti akan kumenangkan!'
Sibuk dengan pikirannya sendiri sampai tak sadar bahwa kini Dirga tengah mengukir seringai kejam. Namun, Syifa yang melihat itu bukannya takut malah menaikan alis dan mengira bahwa Dirga memiliki kelainan jiwa.
Ya jika di pikirkan lagi. Pemuda mana yang dengan percaya dirinya menembak seorang gadis di interaksi pertama mereka. Syifa menggeleng berusaha mengusir pikiran negative di kepalanya dan setia menunggu jawaban dari Dirga yang telah sadar dari lamunan.
"Tentu saja. Kau tak perlu meragukan hal itu. Aku bisa memberikan apapun sesuai keinginanmu," jawab Dirga membusungkan dada pongah.
"Hm ... baiklah!"
Jawaban Syifa membuat Dirga hampir bersorak gembira jika saja gadis berhijab di depannya tak melanjutkan. "... kalau begitu izinkan aku meminta nyawamu!"
"APA?!"
Dirga terkejut bukan main. Pewaris Yann Group itu bahkan tak bisa mengontrol nada suaranya yang meninggi.
"Ck, apa maksudmu meminta nyawaku, Hah?" Dirga berdecak emosi. "Kau ingin membunuhku?"
"Tentu saja, tidak!" tolak Syifa, namun Dirga mendelik tak percaya.
Syifa membalas. "Untuk apa aku melakukannya? Tidak ada untungnya buatku. Aku bahkan tak memiliki dendam padamu."
"Lalu apa maksud perkataanmu tadi?" geram Dirga merasa dipermainkan.
"Kenapa? Apa ada yang salah dengan hal itu?"
Alih-alih menjelaskan maksud dan tujuannya meminta nyawa Dirga, Syifa justru malah balik bertanya membuat si tuan muda murka.
"Tentu saja, bodoh!" umpat Dirga kasar. "Kau meminta nyawaku semudah itu! Kau pikir kau ini siapa?".
"Lah? Memangnya kenapa? Kau bilang jika aku menjadi kekasihmu, aku berhak meminta apapun. Tidak ada salah dengan itu, Sayang!" Syifa tersenyum miring. Dirga berdecih.
Pernyataan Syifa membuat Dirga merasa muak. Ingin membalas, namun lidahnya kelu dan seakan terkunci rapat, tak lagi memiliki kemampuan berdebat. Dirga sungguh dibuat tak menyangka oleh Syifa yang dengan mudah meminta hal selancang itu.
Tidak tahukah Syifa?!
Jika di luar sana ribuan gadis mengantri hanya untuk berkencan semalam dengan Dirga. Bahkan mereka rela memberikan mahkota suci yang hanya dimiliki oleh seorang gadis perawan untuk Dirga dan bukan suami mereka kelak.
Semua itu dilakukan semata-mata hanya untuk mendapat sedikit perhatian dari si tuan muda. Akan tetapi, Dirga tidak suka barang bekas, apalagi barang murahan. Dirga lebih tertantang untuk menaklukkan hati gadis batu seperti Syifa.
Menurut Dirga itu jauh lebih mengasyikan dari bermain luar di ranjang bersama kupu-kupu malam. Diam-diam Dirga kembali menyeringai sambil mengamati Syifa dari atas ke bawah.
'Ini sangat menarik!' batin Dirga senang.
Sudah Dirga duga bahwa bermain bersama gadis macam Syifa akan lebih menghibur dan tidak monoton. Hasil akhirnya bahkan sangat sulit untuk ditebak.
Dirga menghela napas, berpura-pura kecewa sambil menatap Syifa sendu. "Aku minta maaf. Tapi aku tidak bisa menuruti keinginanmu yang itu. Aku tidak bisa memberikan nyawaku!"
Dirga mengungkapkan trik cerdiknya setelah hening melanda selama beberapa detik. Semilir angin senja pun berembus pelan seakan menenangkan ketegangan yang terjadi.
"Begitu?! Lalu aku pun bisa menolak tawaranmu, bukan?!"
Syifa membalas datar. Terlihat sekali bahwa Syifa sedikit pun tidak merasa antusias dengan penawaran dari calon milyuner di depannya.
"Cobalah pikirkan lagi. Aku bisa memberikanmu uang yang banyak," bujuk Dirga mengiming-iming dengan harta.
"Kamu gigih sekali membujukku. Apa kau sebegitu inginnya berkencan denganku? Tapi kenapa?" tanya Syifa mulai tertarik sedikit.
"Apa aku harus menjawabnya?" tanya balik Dirga tersenyum miring. Syifa terdiam tidak mengiyakan maupun menolaknya.
"Bukankah cinta tidak mengenal kata alasan?"
Dirga berjalan mendekat, berniat menyentuh tangan Syifa. Sayangnya kurang gesit dengan Syifa yang langsung mengambil langkah mundur, memperlebar jarak yang tadi sempat menyempit karena ulah Dirga.
Melihatnya Dirga tersenyum kecut. "Jadi bagaimana? Apa aku perlu menjawabnya?"
"Tidak perlu!" tolak Syifa cepat.
"Kenapa?"
"Aku sudah tahu alasannya."
Dirga tersenyum senang. Syifa melanjutkan. "Hanya satu pertanyaan lagi."
"Hm ... Apa itu?" tanya Dirga mengiyakan permintaan Syifa.
"Apa sebenarnya NIAT-mu melakukan ini semua?" tanya Syifa menatap tajam Dirga.
"Niat?" ulang Dirga. Syifa mengangguk.
"Aku tak memiliki alasan seperti itu!" terang Dirga mengedikan bahu tak peduli.
"Aku hanya ingin kamu menjadi milikku. Menghabiskan waktu berdua dengan orang sepertimu. Sepertinya akan menarik." Dirga melempar senyum menggoda.
"Sepertiku?" tanya Syifa menaikan alis, sama sekali tak terpengaruh pesona Dirga. "Sepertiku yang seperti apa?"
"Ya seorang gadis yang menutup seluruh tubuhnya sepertimu. Jarang sekali aku melihatnya. Ya. Aku hanya penasaran saja," balas Dirga membuat tangan Syifa terasa gatal ingin menabok wajah sok tampan itu.
"Jawaban yang bagus. Menarik sekali," sahut Syifa ikut tersenyum. Dan Dirga salah mengartikan senyum itu. Dirga pikir Syifa mulai terbuai akan bujuk rayunya.
Dirga tersenyum penuh kemenangan, "Sepertinya kau mulai tertarik."
"Sangat! Aku jadi penasaran untuk mencobanya. Sepertinya punya cowok tajir asyik juga," jawab Syifa dengan nada antusias hingga membuat senyuman di wajah Dirga kian merekah.
"Ba___"
"___Tapi ...."
Perkataan Dirga langsung terpotong oleh ucapan Syifa yang ternyata belum selesai. Dirga kembali menelan apa yang akan diucapkannya tadi dan menunggu Syifa selesai berbicara.
"Aku tahu bahwa NIAT-mu itu sebenarnya bukan begitu. Benarkan, tuan muda?!" tanya Syifa tersenyum mengejek.
"Hah? Apa maksudmu? Aku tak mengerti!"
Dirga mulai emosi, Syifa benar-benar menguras kesabarannya. Tidak Dirga sangka bahwa pembicaraan ini akan berlarut-larut. Padahal biasanya jika dengan gadis lain hanya perlu waktu semenit saja status mereka sudah berubah menjadi pasangan.
Bukannya menjawab pertanyaan Dirga, Syifa malah menyipitkan mata, mengukir segaris senyum dibalik kain hitamnya.
"Kau tahu, Dirga? Segala sesuatu itu berawal dari niat. Niatan yang baik seharusnya dilakukan dengan cara yang baik bukan? Begitupun sebaliknya," jelas Syifa tersenyum kecil.
Dirga semakin menautkan alis tak mengerti dengan penjelasan Syifa yang terdengar berputar-putar.
"Maksudmu?" tanya Dirga mulai tak sabar.
Ayolah, Dirga hanya menjadikan Syifa kekasih selama beberapa hari saja. Jika sudah bosan, Dirga pasti akan membuangnya sama seperti yang terjadi pada mantan-mantannya yang lain.
Syukur-syukur jika nanti mereka bisa menginap di hotel, berbaring di ranjang, tarik selimut dan ya ... You know lah?
Akan tetapi, sikap Syifa membuat Dirga merasa jauh dari tujuan memiliki gadis berhijab biru itu. Belum apa-apa Syifa sudah mengguruinya.
Mengapa gadis ini malah mempersulit hal yang jelas-jelas sangat mudah?! Dirga sungguh tak mengerti jalan pikiran Syifa.
"Hey, mumpung aku sedang berbaik hati. Mau aku beritahu satu hal?!" tawar Syifa.
"Apa?"
Syifa kembali tersenyum dan menjawab, "aku pernah mendengar hal ini, bahwasanya ....
Dari Amirul Muminin, Abu Hafsh Umar bin Al Khathab Radhiallahu anhu, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda:
"Sesungguhnya amal itu hanyalah beserta niat, dan setiap manusia mendapatkan sesuai dengan apa-apa yang diniatkannya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan RasulNya maka hijrahnya itu adalah kepada Allah dan RasulNya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia yang diinginkannya atau wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya itu kepada apa-apa yang ia inginkan itu."
(Diriwayatkan oleh Imamul Muhadditsin, Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari dan Abul Husein Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naisaburi)
Selesai Syifa menerangkan salah satu Al-Hadist, keadaan menjadi hening, bahkan suara angin pun seakan segan untuk berembus.
Dirga menatap tepat iris mata Syifa yang juga balik menatapnya.
'Ini akan semakin menarik.'
Bersambung.
TIGA PERMINTAAN UNTUK SYARAT MENIKAH LAGI?! Apa itu termasuk syarat MUDAH atau SULIT?! "Aku akan menyetujui pernikahan keduamu, asal kamu mengabulkan tiga permintaanku. Bagaimana?" tawar Chika bernegosiasi. "Kamu kira aku jin botol?!" sewot Adnan emosi. "Aku tidak akan berpikir untuk poligami, andai kamu bisa memberikanku keturunan." "Tapi nyatanya tidak, bukan?! Ini tahun kelima pernikahan kita, Mas. Dan aku tidak kunjung hamil. Jadi ayo lakukan ini atau kita bercerai?!" "Kamu mengancam aku?" desis Adnan marah. "Tidak, tapi kamu memaksaku berada di sana, Mas." "Baik, aku menyerah. Lalu, apa permintaanmu?" Secepat pertanyaan itu datang, senyum di wajah Chika semakin merekah. Itu membuat Adnan was-was. Dengan memanjatkan do'a dalam hati, pria berusia 30 tahun berharap Sang Istri yang memiliki hobi Cosplayer Anime, bisa sedikit menggunakan akal sehatnya dalam memilih permohonan. "Aku ingin ikut setiap kali kamu dan Calon Istrimu berkencan." Akan tetapi, harapan itu pupus ketika mendengar permintaan pertama saja sudah di luar batas. "Hah? Apa kamu sudah tidak waras?!" tuding Adnan menggertak. "Kenapa? Apa salahnya? Aku hanya ingin ikut bermain saja. Aku bersumpah, tidak akan menjadi setan di antara kemesraan kalian." Pernyataan nyeleneh Sang Istri semakin memperkeruh suasana rumit ini. Lalu, apa yang harus Adnan lakukan? MAJU atau MUNDUR?
Theo tahu dirinya itu jelek dengan kulit sawo matang, rambut ikal dan pendek. Meski kerap kali menjadi korban bullying, tetapi Theo sangat mensyukuri hidupnya yang hanya berdua saja dengan sang adik. Sampai suatu hari, Theo yang tak sengaja membaca Novel terlempar ke dimensi lain di zaman Kerajaan Kuno. Memang bukan masalah jika Theo menjadi protagonisnya, karena si tokoh utama adalah putra mahkota. Sayangnya, Theo terlahir sebagai tokoh antagonis psikopat yang akan dipenggal mati oleh pihak kerajaan. WHAT? KARMA APA INI?!
Dihina karena memiliki paras jelek, miskin, bodoh dan penyakitan, Arkana bangkit kembali untuk membalaskan dendam pada mantan kekasihnya, Felicia yang dulu meremehkannya. Dengan kemampuan unik berupa kebal terhadap rasa sakit, Arkana akan membuat hidup semua orang bagai di Neraka. Akankah Obsesi Cintanya pada Felicia akan membawa kemenangan pada rencana balas dendamnya? Atau justru menjadi boomerang?
Dihina karena memiliki paras jelek, miskin, bodoh dan penyakitan, Arkana bangkit kembali untuk membalaskan dendam pada mantan kekasihnya, Felicia yang dulu meremehkannya. Dengan kemampuan unik berupa kebal terhadap rasa sakit, Arkana akan membuat hidup semua orang bagai di Neraka. Akankah Obsesi Cintanya pada Felicia akan membawa kemenangan pada rencana balas dendamnya? Atau justru menjadi boomerang
Kayla Herdian kembali ke masa lalu dan terlahir kembali. Sebelumnya, dia ditipu oleh suaminya yang tidak setia, dituduh secara salah oleh seorang wanita simpanan, dan ditindas oleh mertuanya, yang membuat keluarganya bangkrut dan membuatnya menggila! Pada akhirnya, saat hamil sembilan bulan, dia meninggal dalam kecelakaan mobil, sementara pelakunya menjalani hidup bahagia. Kini, terlahir kembali, Kayla bertekad untuk membalas dendam, berharap semua musuhnya masuk neraka! Dia menyingkirkan pria yang tidak setia dan wanita simpanannya, membangun kembali kejayaan keluarganya sendirian, membawa Keluarga Herdian ke puncak dunia bisnis. Namun, dia tidak menyangka bahwa pria yang dingin dan tidak terjangkau di kehidupan sebelumnya akan mengambil inisiatif untuk merayunya: "Kayla, aku tidak punya kesempatan di pernikahan pertamamu, sekarang giliranku di pernikahan kedua, oke?"
"Bagaimana mungkin seorang dokter spesialis kesuburan justru mandul?!" Felicia Hera adalah seorang dokter yang sudah berhenti bekerja semenjak menikah dan fokus mengabdi kepada suaminya. Namun, Felicia tidak kunjung dapat memberikan anak hingga suaminya berselingkuh dengan wanita lain. Dia bahkan menceraikan Felicia. Pada saat yang sama, Felicia kembali meniti karir kedokterannya dan pasien pertamanya justru mengajak Felicia untuk berhubungan demi membuktikan kesuburan Felicia. Hingga tepat setelah melakukannya, Felicia menghilang. Lima tahun kemudian, Felicia kembali ke tanah air membawa seorang anak perempuan yang cantik jelita. Hingga masalah datang saat ternyata direktur di rumah sakit barunya adalah ayah dari anaknya! Bagaimana Felicia menyembunyikan identitasnya? Tahukah dia, bahwa pria dingin itu telah memburu Felicia selama lima tahun terakhir?
Pada hari Livia mengetahui bahwa dia hamil, dia memergoki tunangannya berselingkuh. Tunangannya yang tanpa belas kasihan dan simpanannya itu hampir membunuhnya. Livia melarikan diri demi nyawanya. Ketika dia kembali ke kampung halamannya lima tahun kemudian, dia kebetulan menyelamatkan nyawa seorang anak laki-laki. Ayah anak laki-laki itu ternyata adalah orang terkaya di dunia. Semuanya berubah untuk Livia sejak saat itu. Pria itu tidak membiarkannya mengalami ketidaknyamanan. Ketika mantan tunangannya menindasnya, pria tersebut menghancurkan keluarga bajingan itu dan juga menyewa seluruh pulau hanya untuk memberi Livia istirahat dari semua drama. Sang pria juga memberi pelajaran pada ayah Livia yang penuh kebencian. Pria itu menghancurkan semua musuhnya bahkan sebelum dia bertanya. Ketika saudari Livia yang keji melemparkan dirinya ke arahnya, pria itu menunjukkan buku nikah dan berkata, "Aku sudah menikah dengan bahagia dan istriku jauh lebih cantik daripada kamu!" Livia kaget. "Kapan kita pernah menikah? Setahuku, aku masih lajang." Dengan senyum jahat, dia berkata, "Sayang, kita sudah menikah selama lima tahun. Bukankah sudah waktunya kita punya anak lagi bersama?" Livia menganga. Apa sih yang pria ini bicarakan?
BERISI BANYAK ADEGAN HOT! Rey pemuda berusia 20 tahunan mulai merasakan nafsu birahinya naik ketika hadirnya ibu tiri. Ayahnya menikah dengan wanita kembar yang memiliki paras yang cantik dan tubuh yang molek. Disitulah Rey mencari kesempatan agar bisa menyalurkan hasratnya. Yuk ikuti cerita lengkapnya !!
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?
Cerita bermula, ketika Adam harus mengambil keputusan tinggal untuk sementara di rumah orang tuanya, berhubung Adam baru saja di PHK dari tempat ia bekerja sebelumnya. "Dek, kalau misalnya dek Ayu mau pergi, ngga papa kok. " "Mas, bagaimanapun keadaan kamu, aku akan tetap sama mas, jadi kemanapun mas pergi, Aku akan ikut !" jawab Ayu tegas, namun dengan nada yang membuat hati kecil Adam begitu terenyuh.