ncan de
sosok gadis bergaun biru yang menutupi seluruh bag
ya terang benderang memancar sempurna. Kedua bola
ada ekspresi berarti. Tidak ada raut kemarahan sedikit pun di wajah ayu gadis berhijab b
osi dengan lemah lembut dia bertanya, "Ja
YANN. Pandangan pemuda yang merupakan pangeran di kampus itu men
suaranya yang merdu. Sayangnya Syifa memili
asmara?" ulang Syifa memastikan bahwa pen
iba-tiba saja seorang pemuda datang menemuinya di hari yang cerah
terdengar tak
a yang berpiki
ua kalinya Dirga menjawab pertany
sanan. "Atas dasar apa kau men
alam kalimatnya seraya menatap Dirga dari
u. Ini adalah interaksi pertama kita buka
e pria to the point s
Jika kau tidak sekuper itu
pemuda yang memiliki nama lengkap Dirga Faraz Yann itu
kenal dengan peru
nguasai sebagian besar pasar saham. Menurut rumor mengatakan jika kel
termasuk salah s
adalah seor
hanya terlahir dari keluarga milyuner,
ancung, pipi tirus, rahang yang terpahat kokoh, juga jangan lupakan gaya rambutnya yang dit
ap si tuan muda dengan pandangan biasa. Seakan-akan semu
cam. Jika pun benar, aku bisa jamin
hanya merespon dengan meng
s. "Lalu bagaim
ap dada menatap Dirga dengan pandangan bias
nya halus dan merdu hingga bergema membelah langit senja. Bahkan
akan kuberikan," jawab Di
bisa memberikan apa p
mbuat Dirga terpancing emosi. Akan tetapi, si tuan muda ber
uanya akan berjalan sesuai rencana.
ah mengukir seringai kejam. Namun, Syifa yang melihat itu bukannya tak
gadis di interaksi pertama mereka. Syifa menggeleng berusaha mengusir pikiran negat
u. Aku bisa memberikan apapun sesuai keingi
.. ba
jika saja gadis berhijab di depannya tak melanjutk
PA
Yann Group itu bahkan tak bisa meng
awaku, Hah?" Dirga berdecak
olak Syifa, namun Dirg
kannya? Tidak ada untungnya buatku. A
taanmu tadi?" geram Di
a yang salah de
a meminta nyawa Dirga, Syifa justru malah
kasar. "Kau meminta nyawaku semud
asihmu, aku berhak meminta apapun. Tidak ada salah deng
u dan seakan terkunci rapat, tak lagi memiliki kemampuan berdebat. Dirga sungg
ahukah
engan Dirga. Bahkan mereka rela memberikan mahkota suci yang hanya dimil
si tuan muda. Akan tetapi, Dirga tidak suka barang bekas, apalagi barang mur
r di ranjang bersama kupu-kupu malam. Diam-diam Dirga kem
narik!' batin
am Syifa akan lebih menghibur dan tidak monoton.
Syifa sendu. "Aku minta maaf. Tapi aku tidak bisa menurut
nda selama beberapa detik. Semilir angin senja pun ber
pun bisa menolak
Syifa sedikit pun tidak merasa antusias deng
mberikanmu uang yang banyak," bujuk
egitu inginnya berkencan denganku? Tapi ke
ik Dirga tersenyum miring. Syifa terdi
tidak mengenal
a kurang gesit dengan Syifa yang langsung mengambil langkah mundu
kecut. "Jadi bagaimana? A
u!" tolak S
nap
h tahu al
Syifa melanjutkan. "Hany
anya Dirga mengiyak
lakukan ini semua?" tanya
g Dirga. Syi
eperti itu!" terang Dirga
kan waktu berdua dengan orang sepertimu. Seperti
s, sama sekali tak terpengaruh pesona
ekali aku melihatnya. Ya. Aku hanya penasaran saja," balas Dirga me
ut tersenyum. Dan Dirga salah mengartikan senyum itu
kemenangan, "Sepertiny
punya cowok tajir asyik juga," jawab Syifa dengan nada an
a_
api .
ternyata belum selesai. Dirga kembali menelan apa yang a
nya bukan begitu. Benarkan, tuan mu
sudmu? Aku ta
bahwa pembicaraan ini akan berlarut-larut. Padahal biasanya jika dengan gadis l
yifa malah menyipitkan mata, mengukir
atan yang baik seharusnya dilakukan dengan cara yang baik
mengerti dengan penjelasan Syif
anya Dirga mu
a hari saja. Jika sudah bosan, Dirga pasti akan membuangnya
enginap di hotel, berbaring di ranjang
jauh dari tujuan memiliki gadis berhijab bir
yang jelas-jelas sangat mudah?! Dirga
erbaik hati. Mau aku berit
pa
menjawab, "aku pernah menden
hab Radhiallahu anhu, dia berkata: Aku mendenga
apa yang hijrahnya kepada Allah dan RasulNya maka hijrahnya itu adalah kepada Allah dan RasulNya, dan barang siapa yang hijrahn
smail bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari dan Abu
adist, keadaan menjadi hening, bahkan sua
ris mata Syifa yang j
semakin
sam