h kontrakan milik Susanti. Gendis sesekali menengok ke kanan dan kirinya, begitu padat pemukiman yang ia lewati saat ini. Hanya tersisa
Baju-baju dan sepatu yang bagus. Sahabatnya juga tak segan memberikan angpau yang banyak pada anak-anak kecil di
jalan?" tanya Gendis sambil
kir Aku tinggal di rumah gedong mewah ya hahaha," jawab Susanti disertai tawa lepa
Jakarta. Saat ini kita berada di daerah Cibubur. Aku tidak ingin memaksa
dak bekerja di Jakarta?"
okasi syuting. Tapi terkadang aku juga harus ke Jak
jawab Gendis m
tempatnya bernaung memang bertugas untuk menyediakan pemain figuran. Terkadang ia
l yang berada di dalam gang sempit yang mereka lewati saat ini. Warung tersebut menjual
a terserah," ucap Susanti sambil menunjuk
ndis yang kemudian menunjuk telu
anti kemudian menanyakan total uang yang ha
a?" tanya Susanti
yur lima belas ribu, kerupuk dua puluh lima ribu, to
ada Ibu pedagang. Jumlahnya sesuai dengan hitungan Ibu pedagang. Gendis merasa tidak enak hati. Ternyata semahal ini hidu
dak salah hitung?" tanya
ini warung termurah yang pernah aku temui di sini dan
h saja, biar aku yang masak S
pengiritan sedikit ya Dis hehehe
erteduh sementara waktu. Tidak banyak barang yang Susanti miliki, hanya saja terdapat banyak box plastik transparan berisi baju-baju milik Susanti. Gadis itu sengaja mengemasnya agar tidak
eletuk Gendis melihat tumpu
amu tidak membawa baju banyak kan?" tanya Susanti s
asih," jawab Gendi
kanannya. Setelah itu duduk ber
*
an semuanya bersama Gendis semalam. Mereka akan membeli stok makanan dalam jumlah banyak ke pasar induk. Di sana mereka dapat mempe
anyak. Keduanya begitu bersemangat memilih sayur dan buah yang ada di depannya. Susanti masih asyik memilih buah di tempat lain yang tak jauh dari Gendis. Ma
i kamu!" ucap pemilik mobil pi
. Gendis terus berlari dan mencari tempat persembunyian yang am
lam bahaya. Ia sengaja menabrakkan diri pad
orang ini," protes orang tersebut, ya
orang yang baru saja bertemu dengan
jangan kamu melindungi Gendis ya?" uca
ikah hari ini Lik?" tanya Su
mau sama dia, malah kabur," ucap Lik Basir yang kemudian meninggalkan Susanti begitu saja. Bad
k tahu dan acuh. Ia berharap semoga G
a. Berulang kali ia menghubungi Gendis namun tidak mendapat respon. Ia tahu saat ini Gendis sepertinya masih
bilnya dengan keadaan pintu terbuka. Orang tersebut masih sibuk berbicara dengan seseorang melalui ponselnya, sehingga
an Gendis, yang bersembunyi di bangku belakang. Hingga akhirnya ponsel mi
ngit, sambil memegang pistol yang b