ng awal, ini hari pertamamu bekerja," perinta
u sendiri bajuku tidak banyak," Gendis justru
terserah kamu mau yang mana," ucap Susan sam
awab Gendis sambil menggaruk
hari ini. Pilihannya jatuh pada sebuah kaos berwarna putih polos dan celana jeans selutut. Pertimbangannya loka
dan ini nyaman untuk bekerja di bawah terik matahari yang
mudian mengambil baju yang dipilihkan oleh sa
*
hkan baju yang sesuai untuknya. Gadis cantik itu cukup senang dengan pekerjaan yang dilakukannya saat ini. Senyum te
tauan Kris. Laki-laki itu memperhatika
tanya Kris pada Pak Darmo y
waannya Mbak Susan," jawab
buat Pak Angga jangan pedes ya! tapi Mbak Adis ya
at melewati Kris. Sikap santun Pak Darmo pada atasannya selalu membuat Kris dan Angga menghormatinya. Bahkan
kup senang melihat pekerjaan Gendis yang begitu cekatan dan mudah mengerti ketika diberi arahan
gil Pak Darmo pada Gendis yang
ke arah Pak Darmo. "Ada yang bisa saya bantu Pak
dua, yang satu tidak pedas ya! Lalu kamu
gi menuju pantry untuk membuat esteh da
oreng sesuai permintaan Pak Darmo. Gadis itu terus berjalan menuj
TO
," jawab Kris yang saat ini sudah menunggunya di dalam ru
Gendis sambil meleta
awang gorengnya," ucap Kris sengaja mengulur wakt
ya Pak," jawab gendis yang kemudian berbalik
Y
suki ruangan. Terlihat jelas noda mie goreng di kemeja putihnya. Sorot matanya y
a, kini wajahnya kotor oleh mie goreng yang dibawanya. Gadis
rbaiki suasana. "Ehem... ehem... Adis buatkan mie g
aya," ucap Gendis terbata sambil mengusap lembut wajah Erlan
k Erlangga me
eringat jelas dalam ingatannya, manusia tampan di d
, saya lapar," pinta Kris mencoba menolong G
is terbata dan kemudian pergi
asuk ketuk pintu dulu," u
berkuasa di sini!" ucap
n harga yang sangat mahal. Singkirkan sedikit
tidak harus gadis payah dan merepotka
tnya yang dingin dan keras kepala tersebut. Tunggu,
dengan Adis sebelumnya
arang bekerja di sini," jawab Erlangga malas
pat bermalam bersama?" tanya
L
saja tanpa menjawab pertanyaan. Kris hanya menatap punggung Erlangga y
getahuanku Angga," gumam Kris setela
bersih dengan kemeja barunya. Ia kemudian duduk d
s?" tanya Erlangg
pan mata?" ucap Kris yang kembali bertan
k ingin rumit dikemudian hari," jawab Erlangg
ku walau semalam saja. Akhirnya bisa menikmati gadis suci," ucap Kris sambil me
L
a memukul kepalanya deng
-main dengan pekerja, apalagi jika mereka tidak bersedia
m hari ini. Bahkan ia sampai memperingatkan Kris untuk tidak mendekati gadis itu. Pa