ukkan ke dalam kamar berukuran tiga kali tiga meter degan bilik toilet kecil dan ranjang seukuran tubuhnya. Paling tidak Anelies sudah tidak tidur
ya ini sudah hari ketiga jika Anelies tidak salah hitung sejak dia dipindahkan. Anelies belum pernah berada dalam pelaya
memberimu makanan lagi!" seorang pengawal mema
enaskan ini. Anelies memungut piring tersebut dari lantai kemudian dia bawa duduk di tepi ranjang. Dia harus tetap makan jika i
juga sering mendengar jika mereka masih menerapkan hukum pancung untuk pembunuh. Anelies pikir, mung
anak seharusnya lahir dari seorang ibu dan harusnya seorang ibu juga merindukannya jika masih ada. Ane
es segera mengintip keluar dan melihat sebuah helikopter berukuran besar baru saja mendarat di atas kapal. Anelies memang tidak bisa melihat ketika
rong dan pintu kamar Anelies dibuka lebar. Anelies seger
kami dan ja
na benar-benar tidak tahu apa y
pengawal yang bernama Omar pa
lalui lorong. Anelies dibawa naik ke lantai atas mengunakan lift. Sepertinya
yang sangat megah dan luas, sama sekali tidak nampak jika mereka sedang berada di k
an salam pada pria sangat rupawan yang sedang duduk di sofa didamp
rna tosca kehijauan jernih disertai semburat kuning keemasan di sekeliling pipilnya. Manik mata yang sering disebut sebagai 'galaxy eyes' karena jika ditatap lebih
yuruh semua orang keluar, termasuk para pel
itu pintu di belakangnya kembali ditutup dan mereka
dengar dingin sama persis seperti tatapann
yuruhmu melakuk
terkejut dengan pertannya
a yang me
pi kau juga bisa disiksa terlebih dulu ka
memberanikan diri untuk menatap Pangeran Serkan
di atas ranjang, tanpa pakaian,
kan. "Seharunya tidak sampai mengakibatkan kematian." Anelies sendiri juga masih su
ngeran Serkan mulai marah dengan pengakuan Anelies yang dia a
anku, aku benar-benar hany
han!" Serkan langsung berdiri, mengambil langkah lebar
es terus menggeleng gugup ketakutan men
u untuk ditatap lebih dekat. Jantung Anelies terus berdeg
amu dengan cara yang sulit ji
dia hanya seorang gadis muda tanpa kelebihan apa-apa kecuali kecantikan dan yang dia bunuh adalah seorang pria yan
akin menggigil karena pria itu masih m
i!" desis sang pangeran yang tetap bisa terl
enuh kebencian. "Mustahil, gadis sepertimu bisa melakukannya seorang diri! Kupastikan kau akan membayar den
di, tanpa bisa dia tahan, Anelies muntah saat itu juga. Makanan yang tadi p
ran ikut berlumuran kunyahan wortel yang b
kin ketakutan dan tiba-t