a mojang Bandung berusia dua puluh tahun bernama Srikandi. Ayam berkokok di luar rumah membuka
at gelap gulita. Namun, tepat di hari Rabu ini cuaca sepertinya bersahabat. Terpancar cahaya matahari masuk
anan, Sri pun mengambil selendang merahnya di atas meja. Ia melangkah keluar ruangan untuk menuju kam
panorama air sangat jernih. Sedikit kehijauan dengan hiasan ece
nah mencuci pakaian. Setibanya di samping kanan wanita paruh baya itu
u Aminah seraya mendongak ke arah
, Bu," jawab Sri sembari
a yang melakukan ini. Lagian,
encuci selendang ini," titahnya lagi sambi
kkan kedua kakinya pada aliran sungai itu. Sepanjang hidupnya, tak pernah me
a pun mencoba untuk mengambil bunga tersebut. Dengan meraih dua
rna merah muda itu, seraya meletak
il Bu Aminah
ikandi menol
kali, Neng," puji wanita
ru kali ini ada yang mengatakan kalau ia cantik, lain halnya dengan ibu-tirinya di rum
mau ke pergi ke pondok Pa
Pasalnya, tujuan sedari awal mojang kelahiran Bandung it
mengikuti perkataan Bi Aminah. Mereka mandi di pinghir su
an jemari sebelah kanan, Sri menunjuk selendan
bu yang telah berdiri di samping jemuran. Sesampainya di lereng sungai tempat
ayahnya ketika sang ayah melihat gadisnya berlatih tari di dalam kamar. Seketika, kedua bola
embut pun tiba-tiba hadir di belakangnya.
idak sama persis dengan yang hanyut itu. Paling enggak, kamu mau menerimanya." Menggunakan tangan
bisa ia merelakan selendang itu, sementara kenangan ay
u merepotkan," tola
pa pun untuk kamu. Setidaknya,
wan bicara. Di sisi lain, ia tak mau mengecewakan pemberian orang yang sudah berbaik ha
. Setibanya di dalam kamar. Srikandi mengambil baju batik yang
ah cantik, wajah molek pun akan terpancar dengan sendirinya. Selesai b
g?" tanya wanita par
Bu," s
. Takutnya, entar sore hu
a berpikiran yang
dengan jalan setapak. Kelok serta jalanan yang terjal harus mereka lal
al Gusti Allah yang mengabulkan, jika perjuangan itu belum juga tercapai, mungkin kita bisa mempe
lui, mereka pun sampai di sebuah pendopo yang dengan pesona menakjubkan.
ntuk mencoba. Kedatangan Bu Aminah dan Srikandi disambut baik oleh
," sapa lekak paruh b
respons Bu Aminah sera
saya bantu?" ta
lah ingin mendaftarkan anak angkat saya
enuh dan kami hampir kewalahan dalam melatih mereka." Dengan menggunakan tangan
ali menjadi seorang penari," titah B
g, dari wajahnya kelihatan bahwa ia tidak ingin menambah
yang pernah terpikirkan sebelumnya, apabila Empuh tersebut tak mau me
a bergabung, apa yang dikatakan oleh Empuh itu benar. Bahwa wanita penari di pendopo luma
na, Pak?" tim
erkembangan dari anak angkat kamu ini. Jika memang ia berbak
idak ap
sar-besarnya, kalau ia harus meni
ng. Bahkan lebih kencang dari kendaraan yang mau berperang. Akan tetapi tidmbung