un
lebih banyak. Kasihan adik-
sebelum mengembuskan perlahan. Kembali tersenyum, kuirarkan, demi bakt
a,
aca meskipun tak terlalu lanyah dan menulis, meskipun sangat jelek; lantas keluar, membantu Bapak membuat sapu ijuk dan tali tampar. Ibuku hanya Ibu Rumah Tangga. Adikku ada e
pun terlanjur nyaman memiliki bos yang baik hati. Namun, dengan tegas Ibu melarang, katanya, kalau aku pulang, siapa yang akan membantu ekonomi k
ini,
kembali terhenti saat handphone berbunyi. Meng
gkin Ibu tak melakukan hal itu karena tak tahu bagaimana di sini aku bekerja, diperas energiku bagaikan sapi perah. Oke, Bosku memang baik, sangat baik, tapi tetaplah, aku hanya pembantu di sini. Karena mer
. Aku bel
mpan dalam saku, Ibu sudah
i langsung kirim. Biar orang ru
oya di sana. Yang di
mbung