melihat seorang pria berpakaian warna merah muda tanpa terlihat feminin. Warna tersebut malah membawa ti
tadi. Memikirkan hal ini, amarahnya tiba-tiba meluap kembali. Dia menendang punggung pria itu lagi dengan sepatu hak tingginya da
a itu tiba-tiba tertawa histeris. "Sudah lama ak
agi kepada pria aneh ini. Padahal biasanya dia sela
ndekat dari jauh dan tersenyum tepat setelah dia mengucapkan kata-
si untuknya? Apa yang harus dia lakukan sekarang? Apa yang harus dia katakan pada polisi? Bagaimanapun, sekarang si perampoklah yang terbaring di tanah dan hampir tidak bisa
on polisi dan memberi tahu kami te
suara polisi. Dia menunjuk ke perampok dan berkata, "Ini dia perampoknya. Dia mencoba untu
-katanya. "Kamu lagi?" Dia segera tahu bahwa pencuri itu adalah pelanggar hukum k
erasaan kesal pagi tadi. Kemudian ketika tiba di tempat Jaya, hal pertama yang dia dengar adalah masalah perceraian. Akhirnya, ketika dia ingin berjalan-jalan sendiri sebentar, dia malah bertemu denga
an memeriksanya, dia terkejut melihat jumlah uang yang dikirim ke rekeningnya. Dia sudah tahu sebelumnya bahwa Jaya memang kaya, tapi
uhnya, sebaliknya malah mendapatkan berkah tersembunyi. 'Rumah.' Devina tersenyum m
sana pasti kaya, berkuasa atau keduanya. Alasan utama Jaya membeli rumah di sana adalah karena dekat dengan kantornya. Mungkin karena dia sudah
dihiasnya sendiri. Itu adalah senyum tulus
tapi dia tidak peduli asalkan dia tidak melihat apa pun yang akan mengingatkannya pada pria itu di apartemen ini. Kemudian dia memanggil
ina perlahan tertidur