ring. Devina yang masih mengantuk mengulurkan tangan ke meja nakas dan meraba-raba untuk mencari ponselnya. Panggilan dari no
tnya terasa seperti disambar petir. Dia hanya memegang telepon di telinganya ta
tinya hancur berkeping-keping. Dia adalah pria yang diimpikannya ketika masih
, pria itu mendorongnya dengan keras dan ketika Devina melihat pria itu menatapnya dengan di
na? Devina?" tanya pria di uj
t tidak mungkin baginya untuk memperlakukannya sebagai teman biasa dan mengobrol dengannya. Dia mengulurkan tangan untuk menyentuh pipinya karena merasa
Salam adalah keluarga besar yang dingin dan kejam. Masing-masing anggota keluarga itu sangat egois dan memanfaatkan sa
eninggal, anak laki-laki itu adalah orang pertama yang benar-benar peduli padanya. Anak laki-laki itu mengoleskan obat padanya ketika Devina terjatuh dan membujuknya untuk berhenti menangis. Dia juga sering menanggung kesalahan Devina dan memban
kenapa kamu harus
kin karena tidurnya sudah cukup, Devina menghabiskan s
sedih, Devina menyiapkan kompres dingin, menutup matanya dan kemudian mengompresnya. Semalam benar-benar sangat melelahkan baginya, baik secara fisik maupun mental. Tapi dia tida
an dia menyelesaikan studinya. Sekarang ketika memikirkannya, persyaratan itu benar-benar konyol karena akhirnya mereka mal
rannya terasa sangat menyakitkan, dia tidak akan terlambat pada hari pertama kerja karena akan memperpara
an kesal. Dia tidak bisa lari dengan memakai ini! Devina mengangkat pergelangan tangannya untuk memeriksa arlojinya dan merasa bahwa dia akan terlamba
di depannya. Sedetik kemudian, jendela mobil diturunkan dan wajah dingin