lan...!" r
elepaskan pega
an. Nyatanya tidak. Perempuan itu tetap membarengi Dilan. Namun, Nessa sama sekali tidak menatap lelaki di sisinya.
a perempuan lain, ya?" ucap Nessa pela
bahwa aku menjauhi
ssa. "Jawab aja pertanyaan aku tadi. Perempuan
ng mana?" tan
jawab Nessa. "Nggak usah sok tolol
nggak pernah membatasi interaksiku deng
u tiba-tiba menjauh
u?" tanya balik Dilan, mengulangi kalimat
l itu?" Nessa balas bertanya. "K
tanggap Dilan. "Apa yang
kesal karena Dilan terus memutarbalikkan pert
berdebat sama
nnya, hingga Dilan terkejut. Dan rasa terkejut berganti menjadi rasa khawatir dan takut, yang sesungguhnya tidak b
aring. Memaksa keempat perempuan itu berhenti
melangkah pelan menghampiri lelaki itu
apnya. "Ternyata, aku sa
berkerut. "
, setelah semua yang kamu perliha
an, Nessa?" tanya Dila
," balas Nessa. "Aku... Dilan, kamu
term
Meninggalkan Dilan yang berdiri mematung, berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi. Menc
enuju Gedung Jurusan, Dilan memili
*
jelas kegamangan di wajah Dilan, setelah mendengar kata-kata
batinnya. Aku udah ber
kan sederet kata-kata tersebut. Dilan telah melukai
di hadapanku, lalu setelah itu berakhir, kamu men
oleh sikap lelaki itu? Mengapa ia harus merasa cemburu akibat menyaksikan hangatnya interaksi Dilan dengan seorang
di sisi kanannya, sesaat memb
ggak mas
kepalanya. Membuatnya pu
erluka akiba
pa hubungan antara dirinya dan
*
kan h
ya. Seisi kelas mulai hapal dengan gaya Dilan yang hampir selalu datang beberapa saat sebelum dosen
isik Rania, meng
enggele
in, dia nekat bolos kuliah?"
yang memijat pelan pelipisnya. Lalu, mendadak ia bangk
minta izin kepada dose
t?" tanya
" jawab Ness
nggal
perintah Pak Dosen. "Kelihatannya
mengangguk kepada Pak Dosen dengan gestur
kursi panjang, di ujung koridor. Dari sorot matanya, Sadiah sudah bisa menebak, betapa
beri kabar apa p
meng
diah. "Tanya kabar dia gimana?
gap Nessa, tersenyum datar.
rumahnya," s
a ke administrasi, pasti nggak akan dikasih. Kecuali ka
..." gum
jak Nessa. "Nanti kita men
*
menyendiri di kamarnya? Melamun dan merenungi peri
da
anti arah tujuan. Mestinya, dari Terminal Leuwipanjang, Dilan melanjutkan perjalanan menggunakan bus kota dengan
anpa ranjang, di kamar kost seorang kawan lama
ya itu. "Tunggu sampai aku pulang
ng?" Dilan t
nang dalam
sama perempuan, 'kan?" tebak
ana, kamu?"
agi yang bisa bikin pusing orang-ora
sebentar, senang-senang yang kamu maksud,
a itu mengibaska
apa yang dijanjikan kawan semasa SMA-nya itu. Kesenangan yang
di dalam hati. Atau nonton VCD fi
as lebih mirip penderitaan, bisa disulap menjadi bahan tertawaan. Menertawakan kemalangan diri s
enjadi bahan guyonan. Menjadi tertawaan orang lain. Lagipula, seserius apa, sih, kisah cinta
Dilan merasakannya sebagai sesuatu h
Bukan sekadar cinta ala anak sekolah. Perasa
p Nessa. Namun, secara sekilas, dari apa yang ia resapi, Dilan telah bisa mengambil kesimpulan, betapa Nessa
perempuan semenj