indya. Meski terlihat tenang tapi mata
n panik setelah matanya bersirobok dengan dosennya. Dia takut Nindya menangis
b dengan galak pertanyaan konyol dari Elang yang tidak masuk akal
lol sejagad mapala, kenapa dia tidak bertanya pa
is jurusan teknik kimia. Wanita pasangan kajur yang juga mendapatkan
a jurusan? Bu Dewi nggak bisa datang ya?"
ang enak badan untuk memenuhi undangan kegiatan lapa
erniat menjawab pertanyaan dengan pertanyaan 'bagaiman
g hanya memijat pelipisnya dan berharap kewarasannya segera datang secara
juga merasa akan sia-sia jika berbicara dengan Elang yang
langsung merapatkan kedua paha yang hanya tertutup kantung tidur milik Elang, karena pemuda
sarkas Nindya dengan
palagi memaksakan diri pada wanita. Elang memasang ekspresi menyesal sebelum bicara lagi pa
AK
ang pertama tapi tetap menyakiti harga dirinya sebagai laki-laki. Kalau saja dia tidak d
Elang tak selesai. Dia hanya menatap Ni
snya, tapi Nindya tidak memungkiri pengalaman pertamanya tidak akan membuat trauma. Di
erdengar lugu dan tanpa merasa bersalah. Tapi ada apresiasi da
tuhan Elang yang liar tadi, tapi sekujur tubuh Nindya bere
dya benci karena ternyata dia lebih menyukai sentuhan ala Elang daripada tunangannya. Nindya benci
aling jitu untuk membuat pengakuan b
mpan maaf itu untuk dirimu s
lah jika apa yang dilakukan Elang akan meninggalk
berusaha memperbaiki keadaan yang
u. Elang dengan kurang ajar tidak mengenakan
ada Nindya lalu mengangkat kedua bahunya. "Aku tidak ta
ya di dalam kan?" tanya
nya. Sedikit menyesal karena alkohol membuat otaknya tidak be
rang," ungkap Nindya dengan setet
lanjutnya, dengan cekatan Elang membantu Nindya merapikan pa
e you do
u saja terjadi. Saya ada di depan tenda jika ibu butuh sesuatu!" jawab Elang dengan nada rendah dan l
mabuk tapi dia masih bisa berpikir tent
tidak menemukan jawaban yang tepat. Elang butuh waktu men
ia menurunkan selimut sebatas pin
tipis di depan tenda. Selanjutnya menyalakan kompor lapangan yang selalu dibawanya
anak kecil memanggil papa tiba-tiba menero
k kalah pusing, tangannya terulur mener
a, berjaga di luar ten
udara segar! Aku mau
tolak Elang halus. Dia tidak mau kepergok Vivian yang ada di tenda
ari tempat saya tidur! Otakmu sedang setengah sinting, dan aku takut
rung sungai akan melelahkan. Butuh kondisi sehat untuk rafting selama tiga
kit dan kejang-kejang, Elang! Yang ada jatuh enak, makanya malam pertama
erulang lagi? Apa artinya ibu mengizinkan saya untuk ehm
nikah tapi sudah mahir melakukan 'hal itu'. Ja
Saya juga udah dewasa, lagian kalau cuma mimpi bisa
ena kamu, itu salah siapa?" Nindy
angunkan loh tadi." Elang menutup telinganya, tidak bersedia mendengarkan apa-apa
uduk diam lalu mulai menyalakan rokok, menghisap dalam gundah. Elan
hindar agar tidak bertemu lagi dengan dosennya itu. Antara membiarkan Nindy
ukan cita-cita Elang, apalagi
yu, mengantuk karena perut kenyang. Juga
engah batang, menjauhkan bekas gelas dan kom
i dan lebih bugar saat membawa mahasisw
akan dingin dan menutupi wajah dengan topi rimba agar terlelap l
ni?" Satu suara membangunkan Elang y
tamu lain karena istri ketua jurusan nggak datang." Elang menjelaskan singkat
gannya saja daripada tidur sendiri-sendi
au ngomong jangan sembarangan, mana bau banget lagi!" kata Elang y
nda, masa iya petinggi mau dikasih satu tenda isi tiga. Terpaksa aku ngalah ngasih tenda kita buat Bu Nindya. Kamunya sibuk sama Vivian terus makanya ketin
ana? Dikira kita ada di dalam? Salah besar kita nanti. Aku yakin yan
angatan di malam dingin begini, lumayan satu celup dua celup," goda Arga tertawa ringan. Bau alk
i sini, garap ntar aja kalau udah mul
ik Arga geli. Otaknya sudah berkelana memikirkan
nitia. Udara terbuka di malam hari terlalu dingin untuk tidur tanpa memakai sleepi
nyenyak. "Mimpi apa aku tadi bisa sampai salah paha?
*