dan membawanya langsung masuk ke
buka pintu selebar-lebarnya setelah memutar anak kunci d
di tengah, rapi dan wangi adalah ruang favorit Elang untuk meng
mam Vivian heran. Semua bara
diri, Vi!" Elang pamit keluar kamar untu
ar Elang dengan seksama. Dia tidak menyangka Elan
terlebih aktivis mapala yang terkenal dekil dan jorok. Tapi yang ada di depan mata Vivian adalah suasana yang
u-satunya foto yang menampilkan pemuda berseragam putih abu-abu pe
gia di dalam gambar. Foto yang mungkin diambil beberapa t
ng selepas mandi, masih bertelanjang dada dengan rambu
kangnya, menelan ludah saat menatap kondisi Elang. Topl
vian jujur. Tangannya meletakkan foto yang dipegang
harus berantakan? Kalau anak mapala harus bau apek plus punya penampilan nggak
"Biasanya memang begitu kan? Jarang Vivi ne
k ya? Kamar siapa aja tuh?" goda E
inya salah, "Ya nggak sering juga, Kak. Umum aja dengar hal seperti itu
ng tak sabar, sedikit in
mpai lima kali kok,"
anya pacaran dilihat dari keberaniannya. Lalu selarik kalimat menyusul dari bibir tipis Elang. "Ohya
gi sesak dadanya karena berada di dalam kamar bersama Elang. Bukan takut, tapi aura Elang terlalu cepat
ang. Meniti tangga dengan bersenandung kecil karena terlalu gembira.
" tanya Elang menatap
alah tingkah, takut dianggap terlalu agresif oleh pemuda pujaann
tombol on dan tertawa-tawa, "Bahaya loh Vi berdua di
um ada yang pulang. Hanya ada pembantu rumah tangga yang dilihatnya sedang menyet
dengan tawa canggung, mengimbangi Ela
lah! Ma
it n
kal, "Lebih tepat
antang Vivi
senyum menawan sebelum menjawab,
jadi pacarnya, dalam artian mereka punya hubungan manis dan serius. B
neruskan godaannya, Elang mengambil dan membuka kaleng minum
Elang yang berkulit putih bersih. Entah sejak kapan dia merasa
sekarang?" tanya Elang memec
h dan ikut tertawa garing, Elang terlalu blak-blakan saat bi
u mau bantuin aku garap laporan penelitian? A
heran. Meski kegiatannya banyak, Vivian mendengar gosip kal
h!" Elang menunjuk kepala
a semuanya. Vivi juga nggak ngerti reaksi kimia, bodoh dul
rusan teknik kimia?" Elang
gi sama yang bau-bau ki
a satu film bagus belum sempat aku tonton!" Elang m
n adegan dewasa. Vivian takut tidak bisa mengendalikan diri meskipun dia juga
Kak? Bukan
romance," jawa
n romantis dan panas dalam film action itu. D
i terlipat santai dengan mata menatap layar datar televi
jauh bener jarak duduknya? Sakit nanti leh
ngkan senyum manis lalu mengangguk samar.
ubris serius oleh Elang. Dia tau Vivian malu men
," jawab Elang ringan. Tangannya menarik lengan V
tidak menampik tangan yang melingkar di bahunya. Ha
lang mendarat di pipi mulus
elam. Mata yang membiusnya hingga kehilangan kata-kata yan
tang, Vi!" Senyum Elang mengembang seiring bisik
ri Elang menempel pada dagunya, menyentuh ringan dan mengangkat
tkan bibirnya, mengecup pelan beberapa bagian wajah Vivian.
elagapan mendapatkan h
ang, nggak ada unsur-unsur pemaksaan di
s mengambil keputusan cepat. Dadanya sudah bergemuruh tak nyama
takut,
ta demikian hanya untuk mengulur waktu, Vivian butuh
ya! Vivian sedang berpikir keras, menimbang ... apakah s
lepas tangannya dari dagu Vivian dan mengarah
buru-buru. Dia punya banyak waktu untu
gegas keluar kamar. Nafasnya sedikit lebih lega, tap
vian menyelesaikan masalahnya sendiri. Dia
tanya, hasratnya tersulut dan ada rasa terbakar di seluruh kepala. Viv
g dibandingkan sebelumnya. Keputusannya sudah mantap untuk bersama Elang sekarang,
m hati. Senyum mautnya mengembang saat menata
Kak El aja!" Akhirnya V
hnya hingga nafasnya bisa di
tau harus menjawab bagaimana. Perasaannya camp
langkahnya dengan mengecup perlahan, merayu dengan se
rbagi rasa sementara lewat sebuah ciuman. Elang berharap Vivian
buah segar yang bisa dipetik kapan saja
*