kubuat kamu menjadi wanita
terbuka penuh rasa tak percaya. Aska melamarnya. Tepat di ulang tahun Nala.
r matanya mengalir yang kemudian
a
baru terjadi kemarin, bukannya dua tahun lalu. Saat ini, Nala juga menangis sama sepe
imana bisa menghilang membuatnya bebas meraun
pada pisau dapur yang bisa dilihatnya dari kursi di ruang tamu tempatnya berada. Rumah Nala kecil. Hanya seperti satu
ekat ke tempat pisau di dapur. Jemarinya mantap menggenggam gagang pisa
nya, membuat pisau yang dia pegang terlepas lalu jatuh menghantam lantai
enci karena dirinya terlalu lemah. Dia benci sikap pengecutnya. Mengapa dirinya tak pernah bisa berubah? Jik
*
Kelap-kelip lampu disko menambah heboh goyangan di lantai dansa, seolah merasuk
inuman. Dia tampak menikmati suasana sekelilingnya. Tapi siapa yang menyangka, lelaki itu hanya berusaha
HH! Br
ang-orang yang menari di sekelilingnya berh
alan yang kian memuncak, dia membelah keramaian lan
mun dia tidak bertanya, hanya menyesap rokoknya tak peduli. Dia sudah be
udah tahu ada yang mengganggu pikiran Aska. Namun sahabatnya it
yang tak tahan memendam masalahnya sendiri tanpa menceritakannya pada Aska, sahabatnya
elas yang ada di sini," geram Aska
ai jangan harap gue masih d
nap
amuk, ngamuk aja di rumah sendiri
esal. "Lo sama sekal
cuma nambah masalah aja. Lagian kapan lo minta pendapat gu
tangan menyerah. "Tumben am
a hanya meneguk minumannya seben
a terdiam. Namun akhirnya Aska
etemu
natap Aska yang menunduk memperhatikan bibir gelas
Manta
menga
eli tampak di bibirnya. "Kenapa memangnya? Na
gue gak ada kerjaan lain? Yang ada gue tambah muak d
di itu yang lo rasain sekarang? Lo liat Nala b
nya di restoran lalu berubah menjadi tangis tanpa suara d
gnya b
ba-tiba dia menggebrak meja,
lo!" ump
dia pura-pura bisu. Dengan aktingnya itu, ditambah sikapnya yang kayak cewek lemah, bikin dia jadi pusat perhatian. Bikin orang-orang di sekelilingnya
. Maksud lo.
meneguk minumannya untuk m
erpikir, "Lo yakin dia gak kecelakaa
gnya lo pernah denger ada ora
ak s
i ketipu sama aktingnya. Liat aja. Baka
ari dulu dia tidak pernah setuju dengan perlakuan Aska pada Nala. Tapi Raffi tidak
, dia memilih hanya menjadi pengamat sambil bertanya-tanya dalam hati, apa akhirnya na
*
a. Tapi keningnya berkerut saat pelayan yang menghampirinya bukan Nala. Dia bahkan sa
ingin memesan, saya p
hkan perhatian pada si pela
at Aska sebagai lelaki yang sempat membuat keributan bebe
nap
ekarang?" tampak jelas si pelayan tidak i
Aska segera berdiri. "Mendadak aku
endak memukul belakang kepala Aska dengan buku menu di tangannya. Aska menyadari
kan mesin mobil. Dia duduk diam lalu tib
kusentuh? Dia pikir
alu melajukannya kembali ke perusahaannya seraya meng
*
ja. Mereka mendesak Nala untuk pergi berobat namun Nala menolak dengan
merasa lebih baik," tulis Nala di buku kec
kau harus berob
meja nakas samping ranjangnya yang b
a Nala memang benar-benar sudah baikan." Anton diam, menunggu semua mata menga
uuu
ung-ujung
pecinta
ng harus makan. Dia pasti bel
akan yang sakit
apa? Soto, ya
awa melih
sul Mita, seketika disambu
pada manggut-manggut kayak
ak beracun dan masih sebangsa
cil Nala yang biasanya sepi. Membuat Nala
, Na? M
g bayar k
l," sahut
ea
sy
mbuat banyak tangan langsung mengincar lengann
ur saat yang lain terus menyakitinya bahkan menikmati rasa sakitnya, masih
*
at mereka berjalan di antara kegelapan menuju warun
kit kepayahan untuk berjalan. Rasanya seluruh tubuhnya remuk. Tapi demi meyakinkan tema
nggu kamu." Mita mendesah. "Sayang yah. P
E
pai yakin Nala benar-benar hancur. Lalu rasa sakit itu kembali mencengkeram dada N
alah ng
a. Teman-teman mereka yang lain berjalan sambil
itu, ya?" tebak
u Nala m
menebak dengan tepat. "Berarti
melangkah. Lalu dia mencari-cari buku ca
aja. Aku
orang dokter yang pernah ditemuinya bilang itu akibat keengganan Nala untuk bicara. Lebih karena trauma,
gerak bibirnya atau menunggu dia selesai menulis saat dia ingin menyampaikan sesuatu. Tapi entah mengapa dia tetap tak bisa mengeluar
u ngelam
menunggu. Lalu buru-buru dia menggerakkan bibirnya dengan jelas. "Tolong jang
lupakan dia. Malam ini kita makan dan bersenang-senang. Selagi
lambat sekali
menjulurkan lidah. Lalu di
mereka dengan tajam dari balik kaca depan mobil. Jemari
ukup gue kasih lo kebebasan, Na. Udah waktu
---------
ya Emi