/0/6942/coverbig.jpg?v=0f39a3e38853ee1490f0d1f1bc32298c)
Trauma mendalam membuat Nala Olivia harus kehilangan kemampuan berbicaranya. Dia yang semula hidup normal berubah menjadi wanita bisu akibat luka hati yang terus dipendamnya sendiri. Suatu hari, Aska Faresta-lelaki dari masa lalunya-muncul di restoran tempat Nala bekerja. Dan anehnya lelaki itu marah saat Nala tidak bisa membalas ucapannya seolah lelaki itu masih peduli padahal dia termasuk salah satu penyebab Nala membisu. Lalu apa jadinya hubungan mereka ketika Aska menyeret Nala ke rumah ibunya dan mengakui Nala sebagai istri? Mampukah Nala menjelaskan yang sebenarnya pada wanita paruh baya itu bahwa dirinya bukanlah istri Aska?
Para pegawai restoran satu lantai itu tampak sibuk melayani pengunjung yang datang. Meski lokasinya tidak tepat berada di pusat kota, restoran bernama Delifood ini memang tidak pernah sepi pengunjung. Selain sejuk dan nyaman untuk dijadikan tempat bersantai, Delifood juga menyediakan menu-menu makan siang yang selalu unik dan berubah-ubah tiap harinya, membuat para pengunjung tidak pernah bosan dan selalu penasaran mengenai menu utama esok harinya.
Nala Olivia, wanita dua puluh tujuh tahun itu juga sama sibuknya. Namun dia sama sekali tak tampak lesu. Seperti hari-hari sebelumnya, dia selalu bersemangat menjalani pekerjaannya sebagai pelayan di Delifood.
Dengan senyum menawan yang mampu membuat kaum Adam menatapnya tak berkedip, Nala terus berjalan ke sana-kemari mencatat pesanan lalu membawa makanan yang dipesan ke meja pengunjung. Begitu seterusnya, memastikan semua pengunjung di areanya tidak ada yang sampai harus menunggu lama.
Usai mengantar pesanan dan membersihkan meja yang baru ditinggalkan, Nala duduk sejenak di kursi dekat meja konter tempat biasa para pelayan meletakkan pesanan yang kemudian diproses bagian dapur. Dia tampak mengipasi wajahnya dengan tangan seraya menyeka titik keringat di pelipis.
"Sudah kubilang tidak perlu terlalu bersemangat. Bos tidak akan menaikkan gajimu. Kau selalu berkeringat padahal ruangan ini ber-AC."
Nala tersenyum geli mendengar gerutuan Anton, salah satu rekan kerjanya yang sangat memperhatikannya. Lalu matanya berbinar melihat Anton menyodorkan jus segar ke arahnya. Tanpa menunggu lama, Nala segera menerima gelas tinggi itu lalu meminum isinya tanpa menggunakan sedotan.
Anton berdecak. "Tidak ada yang melarangmu meminta minum. Tinggal pergi saja ke dapur lalu minta Aan atau siapapun untuk membuatkanmu sesuatu. Atau kau juga bisa membuatnya sendiri."
Nala nyengir lebar mendengar nada suara Anton yang terkesan frustasi sekaligus jengkel. Sebagai tanggapannya, dia hanya mengangguk-angguk hingga membuat Anton kembali berdecak dengan kedua tangan berada di pinggang.
"Apa aku harus selalu mengulang hal itu? Ini bukan pertama kalinya aku berceramah seperti ini."
Nala menahan senyum geli. Bersamaan dengan itu, sekelompok lelaki dengan pakaian rapi tampak memasuki Delifood lalu duduk di area Nala.
"Memang apa susah-"
Ucapan Anton terhenti saat Nala mengangkat tangan dengan telapak menghadap Anton sebagai isyarat agar Anton diam. Lalu dia turun dari kursi tinggi tempatnya duduk seraya menunjuk tamu yang baru datang.
Sejenak Anton menoleh lalu kembali menatap Nala. "Bagianku sedang sepi hari ini. Jadi kau lanjutkan istirahat dan biar aku yang mengurus mereka."
Nala menggeleng dengan tegas.
Dia tidak mau diperlakukan berbeda karena memiliki kekurangan. Dia bahkan sangat bersyukur restoran ini dibagi menjadi banyak area dengan seorang pelayan di tiap area. Jika tidak, mungkin Nala akan lebih banyak duduk karena teman-temannya selalu berusaha meringankan pekerjaannya. Seolah Nala akan hancur berkeping-keping hanya karena mengangkat nampan berat.
Sadar tidak mungkin bisa mendesak Nala, akhirnya Anton mengangguk dengan berat hati. "Baiklah. Tapi bilang kalau kau merasa lelah. Jangan hanya terus memendamnya dalam hati."
Sejenak Nala tertegun akibat ucapan Anton. Tapi dia buru-buru tersenyum seraya mengangguk. Lalu tanpa menunggu tanggapan lagi, bergegas menghampiri enam lelaki yang tampaknya merupakan eksekutif muda yang sedang istirahat makan siang.
***
Aska Faresta merasa menyesal telah menerima ajakan makan siang teman-teman dekat semasa SMA-nya. Bagaimana tidak? Mereka yang sudah sama-sama kepala tiga bisa tertawa, bercanda, bahkan saling mengejek layaknya masih SMA. Apa mereka lupa umur atau ini hanya efek bertemu teman lama?
"Serius! Gue bener-bener gak nyangka itu si Ratu. Padahal, gila! Dulu gue selalu netesin liur liat bodynya yang aduhai. Eh, sekarang malah gak berbentuk."
"Kayak gimana dia sekarang? Lo punya fotonya?"
"Ada, nih!"
"Tapi wajar sih. Habis lahiran dia, kan?"
"Alah.... Istri gue habis lahiran sama sebelum hamil gak beda jauh. Nih, coba lo lihat si Ratu. Beda parah!"
"Coba tanya Aska."
"Ka, lihat deh! Beda kan dia sama primadona sekolah dulu?"
Dengan malas Aska sedikit melirik layar ponsel yang disodorkan ke depan wajahnya. "Masih tetep cantik."
"Masa?"
"Mananya woi?"
"Mata Aska mulai rabun."
"Tapi kalau diperhatiin Aska bener sih. Memang masih cantik." Lelaki yang duduk tepat di sebelah Aska berkomentar dengan tatapan masih lekat ke arah layar ponsel.
"Eh, lo kayaknya mulai-"
"Hush, udah! Lo mau pesen gak?"
Nala menahan senyum geli melihat interaksi mereka. Tadi dia bahkan harus menunggu beberapa detik sampai salah seorang menyadari kehadirannya yang sudah berdiri menunggu untuk menyerahkan buku menu.
Perbincangan heboh mereka sebelumnya terhenti seketika digantikan diskusi menu yang hendak mereka pesan.
"Ini menu utama hari ini, ya?" salah seorang lelaki bertanya. Dia yang memberi usul pada teman-temannya untuk makan siang di Delifood.
Sejenak Nala menunggu hingga lelaki itu mendongak menatapnya lalu mengangguk membenarkan pertanyaannya. Lalu si lelaki menoleh menatap teman-temannya.
"Gimana? Gue mau pesen ini."
"Gue juga."
Yang lain turut mengangguk kecuali Aska yang tengah sibuk dengan ponselnya.
"Ka, lo juga mau pesen ini?"
Tanpa mendongak Aska menyahut, "Terserah."
Setelah mendapat persetujuan dari teman-temannya, lelaki itu kembali menoleh ke arah Nala. "Kami semua pesan menu ini dan minumannya..."
Kali ini secara bergantian mereka menyebutkan minuman yang hendak mereka pesan. Hingga tiba di giliran Aska yang masih tampak sibuk dengan ponselnya.
"Ka!"
"Hmm."
Semula, Nala hanya fokus pada lelaki yang memegang buku menu. Lalu rasa penasaran membuatnya menoleh ke arah lelaki yang tampak asyik dengan dunianya sendiri.
DEG.
Seketika jantung Nala melonjak tak terkendali. Bibirnya terbuka dan matanya melebar dengan sorot kaget. Tak menyangka akan bertemu lelaki itu lagi setelah dua tahun berlalu.
"Ya Tuhan, Aska! Lo mau pesen minuman apa?"
Aska mengibaskan tangan tak peduli. "Terserah deh."
Mendadak mata Nala terasa panas dan ternggorokannya kering hingga dia harus menelan ludah berkali-kali. Bahkan meski belum melihat wajahnya karena lelaki itu menunduk menatap ponsel, Nala bisa langsung mengenalinya dengan jelas. Apalagi tadi salah satu teman lelaki itu menyebut nama Aska. Nama yang masih tertanam kuat dalam memori Nala. Nama yang pernah menorehkan bahagia sekaligus luka yang menganga.
Aska Faresta.
"Mbak, maaf ya. Temen kita satu itu memang suka melayang jiwanya entah ke mana padahal jasadnya tetep di sini." Seorang lelaki di samping kanan Nala tersenyum meminta maaf.
Plak!
"Jasad pala lo?"
Lelaki yang baru dipukul Aska langsung meringis sakit seraya menggosok lengannya. "Aska sinting! Sakit! Malu noh sama Mbak cantik."
Aska menatap kesal temannya lalu menoleh tanpa sengaja ke arah si pelayan yang masih diam menunggu. Hanya dua detik sebelum dia menunduk kembali ke arah ponselnya. Namun detik berikutnya dia tersentak dan kembali mendongak menatap wanita itu. Beruntung gerakan refleks yang dilakukan Aska tak diperhatikan teman-temannya.
Selama beberapa detik yang terasa mendebarkan bagi Nala, pandangannya bertemu langsung dengan pandangan Aska. Tatapan mereka saling mengunci, hingga akhirnya Nala menunduk untuk memutus kontak mata mereka.
Setelah semua perlakuan buruk Aska, kenapa mata cokelat itu masih menggetarkan hatinya? Kenapa hanya karena sadar Aska satu ruangan dengannya, kaki Nala masih saja serasa lemas seolah berubah menjadi jelly? Tidak bisakah hati, otak, dan tubuhnya saling bekerja sama untuk membenci Aska?
"Mbak cantik."
Panggilan teman Aska menarik Nala dari jerat kenangan masa lalunya. Dia menoleh menatap lelaki itu dengan senyum ramah.
"Boleh kenalan gak? Namanya siapa?"
"Namanya Nala," jelas teman Aska yang lain.
"Kok tahu?"
"Ada name tag-nya, Dodol!"
Seketika lelaki yang tadi bertanya tersenyum malu seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Nala masih tersenyum seraya dalam hati menimbang-nimbang apa sebaiknya dia langsung pergi atau tetap menunggu minuman apa yang akan dipesankan para lelaki itu untuk Aska?
Sungguh, dia tidak tahan berada sedekat ini dengan Aska. Perasaannya jadi kacau. Pedih akibat luka bercampur bahagia layaknya gadis yang bertemu cinta pertamanya.
"Jadi-Nala, ya?" teman Aska itu tampak belum menyerah untuk menarik perhatian Nala. "Boleh minta nomor telepon? Abang gak macam-macam kok."
"Cih, dasar buaya!"
Lelaki itu mengabaikan ejekan teman-temannya dan tetap fokus memandang Nala. Sebagai balasannya, Nala hanya tersenyum lalu mengangguk kecil dan segera berbalik pergi.
"Yah... yah... yah... malah ditinggal pergi."
"Kapok! Dicuekin!"
"Lo sih, murahan banget. Tiap ada cewek bening dikit pasti digoda."
"Dianya aja yang sok jual mahal, tahu!" kesalnya tak terima ditolak tanpa kata dan kini menjadi bahan ejekan teman-temannya.
Tak terpengaruh kehebohan di sekelilingnya, pandangan Aska masih mengarah pada wanita yang pernah menjadi bagian dari masa lalunya. Dari tempatnya duduk, Aska bisa melihat bagaimana Nala meletakkan kertas berisi pesanan di meja konter lalu duduk menunggu bersama pelayan lain.
Aska masih terus memandang ke arah sana saat Nala mencuri-curi pandangan ke arahnya. Tapi hanya sedetik sebelum dia buru-buru memalingkan wajah begitu menyadari Aska menatapnya intens. Bahkan setelahnya Nala tampak tak nyaman. Dia pasti sangat gugup ditatap dengan begitu tajam oleh lelaki yang pernah berbagi tawa lalu menghancurkannya hingga berkeping.
Tidak, Aska sama sekali tidak menyesali perlakuan buruknya pada Nala. Wanita itu memang pantas menerimanya. Namun yang membuat Aska tak bisa memalingkan wajah dari Nala akibat pekerjaan yang dilakukan Nala sekarang. Kenapa wanita itu menjadi pelayan sementara orang tuanya cukup kaya? Bahkan beberapa hari lalu Aska mendengar kabar mereka tengah merayakan ulang tahun mewah untuk putri bungsu mereka yang usianya berbeda delapan tahun dari Nala?
Beberapa menit menunggu, Nala kembali dengan pesanan mereka. Tanpa kata dia menata pesanan di atas meja.
Aska masih melakukan hal yang sama. Memperhatikan Nala tajam. Lalu salah satu alisnya terangkat begitu minuman untuknya diletakkan di depannya.
Minuman kesukaannya. Apa Nala sengaja?
Aska tersenyum mengejek melihat minuman itu lalu mendongak menatap Nala yang sama sekali tak menoleh ke arahnya. Kalau Nala bermaksud menunjukkan bahwa dia masih memikirkan Aska dengan minuman ini, maka wanita itu hanya melakukan hal yang sia-sia. Aska tidak akan tersentuh. Tidak akan pernah.
Selesai menata pesanan, Nala bermaksud langsung pergi setelah melemparkan seulas senyum lalu mengangguk kecil. Tapi gerakannya terhenti saat lelaki yang sebelumnya meminta nomor teleponnya mendadak mencekal pergelangan tangan Nala.
"Abang gak gigit kok. Cuma minta nomor telepon. Apa itu salah?"
Kali ini Nala tersenyum ragu seraya sedikit menggeliatkan tangannya untuk melepaskan diri. Namun cekalan lelaki itu terlalu kuat.
"Kalau dipikir-pikir kamu bener-bener gak sopan, ya? Dari awal cuma diam aja. Seenggaknya ngomong apa kek. Silakan nikmati pesanannya atau apa. Kamu kan pelayan yang harusnya sopan sama pengunjung."
Seketika senyum Nala memudar. Mendadak amarah sekaligus keinginan untuk menangis berbaur menjadi satu dalam dadanya.
Sudah cukup luka dalam hatinya yang mulai sembuh kembali berdarah karena melihat Aska. Sekarang malah ditambah kelakuan brengsek salah satu teman lelaki itu.
"Masih tetep diam? Kamu bisu, ya?"
Refleks Nala menyentak lengannya dari cekalan lelaki itu. Mungkin karena dia tidak siap dengan gerakan Nala yang tiba-tiba, dengan mudah tangan Nala lepas dari cekalannya. Lalu dengan cepat Nala berbalik setengah berlari ke konter pesanan.
"Ckckck, bener-bener sok jual mahal. Mentang-mentang cantik," ejek lelaki itu seraya menunduk ke arah makanannya.
"Eh, lihat! Ternyata dia beneran bisu."
Mendengar itu, empat lelaki langsung menoleh ke arah yang ditunjuk temannya. Sementara Aska terbatuk-batuk akibat rasa kaget.
Lalu seraya menyeka bibirnya, Aska mendongak hanya untuk mendapati yang dikatakan temannya benar. Tampak di sana Nala tengah memberitahu sesuatu pada rekan kerjanya dengan gerakan-gerakan tangan. Lalu dia melepas apron khusus pelayan Delifood yang dikenakannya dan bergegas masuk ke area khusus pegawai.
Klontang!
Semua mata langsung menoleh ke arah lelaki yang tadi meminta nomor ponsel Nala. Dia baru saja menjatuhkan sendok ke piringnya lalu menatap teman-temannya dengan raut bersalah.
"Ta-tadi... gue gak beneran ngomong dia bisu, kan?"
Namun tidak ada yang menanggapi. Teman-temannya mulai menyibukkan diri dengan makanan mereka tanpa ada lagi canda tawa. Tak bisa dipungkiri, mereka pun merasa bersalah pada pelayan bernama Nala tadi.
Sementara Aska masih syok dengan kenyataan ini. Pandangannya belum beralih dari pintu yang baru saja dilewati Nala. Pikirannya buntu. Hanya dipenuhi satu kalimat penuh tanya.
Bagaimana bisa?
----------------------------
~~>> Aya Emily <<~~
Syafira tak menyangka apartemen yang disewanya ternyata berhantu. Pantas saja harga sewanya sangat murah dan para tetangga bergidik ngeri saat tahu Syafira menempati apartemen itu. Tapi dia sama sekali tidak merasa takut. Hantu itu berwajah tampan dan membuat otak pengkhayal Syafira memikirkan berbagai adegan cinta. Hingga akhirnya dia benar-benar terjerat. Mulai merasa nyaman dengan kehadiran si hantu. Menikmati sentuhannya yang dingin. Rindu saat dirinya jauh. Namun perlahan kenyataan menghantam dirinya. Mereka berasal dari dua dunia yang berbeda. Akankah mereka terus bersama dan bahagia selamanya seperti dalam novel yang biasa Syafira tulis atau perpisahan tetap terjadi?
Aku tidak percaya pada takdir. Takdir hanyalah omong kosong agar manusia takut membuat pilihannya sendiri. Ketika aku mencintai dan memilihnya, maka tidak ada apapun yang bisa mencegahku (Juan Keegan) Juan adalah milikku. Dialah napasku, detak jantungku, dan hidupku. Kami saling mencintai. Tidak akan ada apapun yang bisa memisahkan kami, bahkan meski kami tidak mendapat restu dari ibu dan adik perempuannya. Apalagi dia, wanita yang tiba-tiba muncul dan mengacaukan semua rencana masa depanku dan Juan (Kirana Wakely) Aku tidak merebut Juan dengan sengaja. Dia yang datang padaku, mengisi kekosongan hatiku, lalu membuatku jatuh hati padanya tanpa sadar. Kau atau siapapun tidak berhak menyalahkanku. Salahkan takdir yang lebih memilihku sebagai pendampingnya daripada dirimu (Dahlia Risma Duma Nainggolan) It's not just about triangle love... Bagian dari Trilogy of Love Chaser 1. Is This Love? (Farrel Aditama Effendi) 2. Since I Found You (Juan Keegan) 3. Accidentally Wedding (Fachmi Aditama Effendi)
Farrel Aditama Effendi. Muda, tampan, dan kaya yang hobinya bersenang-senang. Dia selalu tampak ramah karena senyum tidak pernah lepas dari bibir merahnya. Berbeda dengan Fachmi, saudara kembarnya yang tampak kaku, keras, dan sulit didekati. Namun siapa sangka, bahwa seorang Farrel memiliki perasaan memiliki yang kental pada kakak kembarnya. Dia tidak rela Fachmi menikah karena baginya, Fachmi adalah belahan jiwanya, miliknya. Alhasil, Farrel selalu mengupayakan segala cara untuk menggagalkan rencana pertunangan Fachmi. Seperti saat ini, seorang wanita yang tampak rapuh dan lembut berusaha merebut Fachminya. Farrel tidak akan membiarkan hal itu. Dia akan menendang wanita itu jauh-jauh dari kehidupan Fachmi. Tapi bagaimana jadinya jika dirinya sendiri yang terjebak? Dia malah jatuh cinta pada wanita itu padahal dirinya sedang berpura-pura menjadi Fachmi. Apa yang akan terjadi jika wanita itu tahu bahwa lelaki yang selama ini menemani hari dan err...malamnya, bukanlah tunangannya? Bagian dari Trilogy of Love Chaser 1. Is This Love? (Farrel Aditama Effendi) 2. Since I Found You (Juan Keegan) 3. Accidentally Wedding (Fachmi Aditama Effendi)
Fachmi tidak tahu apa yang menarik dari seorang Carissa Aldira Prayoga. Dia hanyalah gadis SMK dengan tubuh rata tak berlekuk. Sama sekali bukan tipe Fachmi dan dirinya yakin tidak merasakan hal konyol yang disebut ‘cinta’ terhadap gadis itu. Tapi selalu saja, mata Fachmi seperti ditempeli magnet saat gadis itu berada di sekitarnya. Dan dirinya semakin merasa terhibur karena Carissa seolah membencinya. Lalu suatu ketika, dengan asal Fachmi menawarkan pernikahan saat Papa Carissa—yang merupakan sahabat Papa Fachmi—mengeluh atas kelakuan gadis itu. Carissa tidak mengerti apa yang sebenarnya sang Papa pikirkan hingga dengan tega menikahkannya di usia semuda ini. Astaga, dirinya masih tujuh belas tahun! Usia di mana ia harusnya bersenang-senang. Dan yang lebih buruk lagi, calon suaminya adalah si tua Fachmi yang hobby main perempuan. Apa hidupnya bisa lebih mengerikan dari ini? Bagian dari Trilogy of Love Chaser 1. Is This Love? (Farrel Aditama Effendi) 2. Since I Found You (Juan Keegan) 3. Accidentally Wedding (Fachmi Aditama Effendi)
Ryan Sudono adalah seorang dosen muda yang menawan dan cerdas di sebuah kampus swasta ternama di salah satu kota besar di Jakarta. Ryan Anak tunggal dari keluarga yang sangat berada dan Papa Sudono dan mama Tyas pun juga seorang dosen. Papa dan mamanya Ryan ini sangat berpengaruh dalam kehidupan Ryan karena sejak kecil Ryan sering melihat kemesraan papa mamanya itu di rumah dan juga perhatian serta support papa mamanya itu di kehidupan Ryan sampai dengan saat Ryan sudah beranjak dewasa bahkan saat Ryan sudah menikah papa mamanya masih sangat perhatian apalagi kedua ortunya itu berharap sekali agar cepat dapat momongan dari Ryan dan istrinya. Ryan Sudah beristrikan Tania yang sangat cantik. Tania sesama Dosen yang baru beberapa hari ia nikahi, Namun ada kekecewaan dengan Tania sebagai istrinya di awal-awal pernikahan mereka. Disisi lainnya sang Istri Ryan yaitu Tania yang berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja meski tak sekaya keluarga Ryan namun Tania juga punya kecerdasan di akademiknya yang membawa bisa berprofesi sebagai Dosen bareng sang suami, Ryan. Namun demikian, Tania punya kisah tersendiri dengan lelaki yang dulu mengejar cintanya saat ia masih SMA yaitu Robi. Mereka dipertemukan kembali saat ada acara reuni SMA. Robi ini awalnya seperti yang Tania kenal semasa di SMA dulu namun dalam perkembangannya mungkin karena lingkungan yang salah seiring berjalannya waktu si Robi ini ternyata menyimpan hal buruk yaitu memiliki profesi sebagai pengusaha pinjol yang banyak menjerat nasabahnya sehingga para nasabahnya itu terlilit hutang yang banyak ke perusahaan aplikasi pinjol milik Robi. Dan salah satu korban dari pinjolnya Robi adalah Rani mahasiswinya Ryan yang nantinya seorang dokter muda bernama Bayu lah yang berhasil melepaskan Rani dari cengkeraman kejahatan Robi. Kehidupan rumah tangga Ryan dan Tania terganggu oleh kehadiran Maya yang sejak lama sebelum Ryan menikah dengan Tania, dimana Maya diam-diam juga jatuh hati pada Ryan. Maya yang juga sahabat dari Ryan dan Tania, bekerja sebagai dosen di kampus yang sama juga dengan Ryan dan Tania. Kehidupan rumah tangga Maya dengan sang suami yang tidak sesuai harapan ini karena perjodohan dari ortunya. Maya akhirnya terpaksa menikah dengan lelaki pilihan ortunya yaitu Joko yang berwatak keras sehingga Maya merasa tidak bahagia selama hidup dengan suaminya itu. Joko dipilih oleh para ortu merkea karena Joko adalah putra dari sahabat sang mamanya Maya yang berteman akrab dengan mamanya Joko. Dengan alasan agar Joko bisa meneruskan usaha ayahnya Maya yang memiliki perusahaan properti sebagai salah satu manajer disitu maka Joko suatu saat diharapkan bisa menggantikan peran ayah mertua di perusahaan properti itu. Sampe usia pernikahan yang ke-3 tahun mereka belum dikaruniai anak. Entah siapa yang mandul yang jelas mereka berdua saling cuek dan belum periksa ke dokter tentang siapa yang mandul. Padahal idealnya sepasang suami istri mengharapkan kehadiran keturunan di keluarga mereka untuk melengkapi kebahagiaan sebuah rumah tangga. Sementara itu salah satu mahasiswinya Ryan yaitu Rani yang mungil tapi cantik dan agresif juga sangat menggebu mendekati Ryan. Rani yang mengalami kesulitan dalam tugas-tugas kuliahnya ditambah lagi tidak bisa fokus karena sedang bolak bali ke Bandung mengurus ibunya yang sedang sakit, disinilah Ryan terkondisi untuk terus membantu Rani dalam hal pengobatan sang ibu namun sayangnya hal ini nampaknya benar-benar dimanfaatkan Rani untuk mendekati Ryan sekaligus mengambil keuntungan dari kekayaan Ryan yang berlimpah. Padahal ada pria lain yang begitu baik yang sangat menyukai Rani yang tinggal kota bandung bersama sang ibu, yaitu Bayu seorang Dokter muda yang selalu setia melayani ibunya Rani di Rumah Sakit selama menjalani perawatan. Hubungan Ryan dan Maya semakin dekat tanpa diketahui oleh Tania apalagi kondisi rumah tangga Maya yang tidak harmonis dengan Joko sang suami membuat Maya semakin melarikan dirinya ke pelukan Ryan yang menawan itu. Ditambah lagi gairah Tania dalam berhubungan dengan Ryan sebagai sepasang suami istri sangat berbeda dengan perlakuan manis Maya ke Ryan. Pun Tania sempat terpesona oleh Robi sang mantan sewaktu di SMA nya dulu. Namun demikian dari semua itu, pada akhirnya Ryan dan Tania tetap bersatu karena ada hal yang ternyata bisa membuat mereka tetap mempersatukan mereka. Satu per satu orang-orang mencoba mengganggu kehidupan rumah tangga mereka itu berguguran alias mundur dan kembali dengan kehidupannya masing-masing secara normal kembali. Untuk Maya pada akhirnya mendapatkan kebahagiaan dari lelaki yang cocok dengannya. Sedangkan tokoh antagonis seperti Robi dan Joko pada akhirnya akan kena getahnya di akhir cerita nantinya. Untuk Mahasiswinya Ryan yaitu si cantik Rani pada akhirnya jatuh ke pelukan pria yang mau secara tulus menjaga dan melindunginya sekaligus ikut merawat ibunya selama ibunya sakit yaitu Dokter Bayu.
Warning! Banyak adegan dewasa 21+++ Khusus untuk orang dewasa, bocil dilarang buka!
Setelah memutuskan hubungan dengan keluarganya yang terjerat kasus korupsi, Magnus bekerja pada keluarga Montgomery, sebuah perusahaan lokomotif terbesar di dunia. Dan dia harus menikah dengan Cressa, putri bungsu Montgomery yang pemarah. Bersama, Magnus dan Cressa punya tujuan masing-masing dalam pernikahan itu. Namun, perlahan-lahan Cressa mengungkap jati diri Magnus yang sebenarnya. Magnus bukan anak koruptor semata, lalu siapa sebenarnya dia?
Shella memiliki masalah serius ketika keluarganya mencoba memaksanya untuk menikah dengan pria tua yang mengerikan. Dalam kemarahan, dia menyewa gigolo untuk berakting sebagai suaminya. Dia kira gigolo itu membutuhkan uang dan melakukan ini untuk mencari nafkah. Sedikit yang dia tahu bahwa pria tersebut tidak seperti itu. Suatu hari, dia melepas topengnya dan mengungkapkan dirinya sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Ini menandai awal dari cinta mereka. Pria itu menghujaninya dengan semua yang dia inginkan. Mereka bahagia. Namun, keadaan tak terduga segera menjadi ancaman bagi cinta mereka. Akankah Shella dan suaminya berhasil melewati badai? Cari tahu!
Ketika Nadia mengumpulkan keberanian untuk memberi tahu Raul tentang kehamilannya, dia tiba-tiba mendapati pria itu dengan gagah membantu wanita lain dari mobilnya. Hatinya tenggelam ketika tiga tahun upaya untuk mengamankan cintanya hancur di depan matanya, memaksanya untuk meninggalkannya. Tiga tahun kemudian, kehidupan telah membawa Nadia ke jalan baru dengan orang lain, sementara Raul dibiarkan bergulat dengan penyesalan. Memanfaatkan momen kerentanan, dia memohon, "Nadia, mari kita menikah." Sambil menggelengkan kepalanya dengan senyum tipis, Nadia dengan lembut menjawab, "Maaf, aku sudah bertunangan."
Warning !! Cerita Dewasa 21+.. Akan banyak hal tak terduga yang membuatmu hanyut dalam suasana di dalam cerita cerita ini. Bersiaplah untuk mendapatkan fantasi yang luar biasa..