anik. Air matanya semakin deras. Lalu susah
lap lalu berusaha berteriak meminta tolong. Tapi tak ada suara yang terdengar. Apalagi hujan dan guntur masih mer
lalu berlari meninggalkan Aska hendak mencari seseorang yang bisa menolongnya. Dia beruntung hanya menem
k-nunjuk ke arah gubuk. Bibirnya berkali-kali menjelaskan apa yang dialaminya.
apa,
cara leb
hujan. Diabaikannya seruan bingung si Bapak. Tapi beruntung lelaki itu tak lantas memukulnya agar menjauh karena berpikir
dang sapi. Begitu tiba di sana, Nala langsung melepas tangan si B
orang yang tergeletak di dekat reruntuhan. Mereka lan
bil ada kon
ng bisa
asih n
kat Aska. Setelah memastikan mobil bisa dinyalakan, mereka bersama-sama mengangkat Aska ke mobil. Nala turut
u mengemudi dan satunya lagi duduk di samping sisi pengemudi. Lalu
*
e layar di hadapannya. Memorinya terus memutar ulang bayangan Nala yang memakan na
bren
ffi harus merasakan rasa pedih ini. Dia penyebab Nala begitu menderita. Entah sampai kapan Aska akan seperti
as sofa. Lalu dia mendesah seraya meraih
k istirahat. Akhirnya dia putuskan mengecek pesan masuk
ut menyadari ada banyak sekali panggilan tak terjawab. Penasaran Raffi mengecek siapa penele
nggiln langsung diterima. Tapi baru saja Raffi hendak bicara, sambungan telepon
apa
masuk seketika memacu jantungnya lebih cepat. Buru-buru Raffi b
Na
g kukenal di kon
e rumah sakit sekara
ini. Raffi tak sempat memikirkan hal lain. Yang memenuh
*
di sekitarnya. Dia memperhatikan sekeliling. Lalu berhenti lama pada so
an pelan lolos dari sela bibirnya merasakan sakit di bagian punggung. Namu
gan nada menggumam tanpa membuka mata. Seo
ucapan Raffi. "Ke
. Lalu dia turun dari sofa menuju kursi di sam
mengg
Untung bukan kepala lo yang kena. Orang semalem b
atanya melebar teringat detik-detik dia melihat
ja?" refleks Aska bertanya de
hu apa yang terjadi sebenarnya sementara Nala tak mengatakan apapun semalam. Hanya menyerahk
ya mengatakan tiba-tiba Nala datang meminta tolong. Setelahnya mereka menemu
okter mengatakan Aska baik-baik saja. Sedikit luka dalam akibat kerasnya hantaman benda tumpu
at Raffi berpikir bahwa ora
g membentuk senyum geli. "Gak ada maksud apa-apa gue tanya keadaan Nala. Gue cuma mau pastii
ja. Semalem dia yang hubungi gue pake hape lo. Anehnya
ngganti kode keamanan ponselnya. Dan dulu Nala tahu k
h ba
siapa sih yang nyaranin dia tinggal di tempat macam itu? T
la hancur. Ya udah, biarin dia sampe minum aja harus nunggu hujan gara-gara sekedar beli air dia gak sanggu
i di dadanya akibat membayangkan Nala
lo berhenti ganggu dia. Tinggal lanjutin hidup lo kayak dua t
n tajam mengarah pada Raffi. "Tapi nurani gue juga
am lo sama orang tuan
in waktu itu. Rasanya jantung gue kayak ditikam ngeliat Mama diperlakukan sekejam
ma Nala. Mereka tetep bahagia sementara Nala harus nanggung dosa mereka sendirian. Jadi obje
mulai memutar semua memori tentang Nala. Sejak mereka pertama kal
*
. Kebetulan anak Ibu lagi liburan
tempat Nala meminta tolong semalam. Dia dan warga daerah sini sangat baik. Mereka membantu menyelamatkan barang-barang Nala. Saat Nala k
rasa bersalah. Nala hanya menanggapi dengan senyum dan berulang kali berkata
terbaik yang bisa ditawarkan si pemilik kontrakan. Dirinya tak mau merepotkan lagi. Dia harus berusaha men
dia segera membereskan tempat tidur dan sedikit merapikan
dak? Dirinya sudah cukup merepotkan dengan menumpang bermalam di sini. Dan si pemilik warung masih memperlakukannya dengan begitu baik. Mengantar teh hangat dan pi
ta Aska memancar tajam saat dirinya menikmati nasi sisa yang ditemukannya. Lalu ingatan itu berubah. Tak ada lagi ama
nuh harapan mulai berpikir mungkinkah masih ada cinta di hati Aska
. Jadi mustahil masih ada cinta di hati lelaki itu untuknya. Tapi kalaupun ada, lalu kenapa? M
Ibu menyiapkan masakan untuk warungnya. Namun saat ia masih sibuk meniup-niup, pandangannya menangkap lembaran foto yang mencuat dari bagian depan tasnya. Foto yang d
sang goreng yang masih mengepul. Lalu diraihnya foto itu dengan mata berkaca
pekik Nala dalam hati me
lam. Dan semalam kau sudah melakukannya. Sekarang k
alik bantal. Sebuah kebiasaan yang sulit dihilangkan, membuat Nala mengutuki diri sendiri. Tapi begitu ingat dia a
---------
ya Emi