h mati, Serafhine telah berubah. Setidaknya sekarang fisiknya sudah tidak sama seperti dulu, kulit dekil dan kusam telah berangsur cerah dan segar, berat badannya yang dulu 65 kilo s
ma hanya bekerja di klinik pijat tradisional. Namun karena sebuah in
rang klien. Dari klien ini Serafhine belajar untuk memberikan peraturan bagi siapa saja yang membutuhkan jasa pijatnya. Tapi sayang perat
penampilannya. Usaha keras, menyiksa tenggorokkannya setiap kali melihat makanan kesukaan. Ingin menangis setiap kali mel
ari pengalaman dia belajar memuaskan klien lewat pembicaraan memancing hasrat, suara
semakin bertambah, pelayanan jasa juga semakin terkenal, dia sangat bersemangat. Namun begitu beberapa kali orderan dari klien, dia mulai merasa tak nyaman sebab banyak klien yang menging
rkenal di media sosial. Namun masih saja ada hambatan dalam mencari uang. Saat itu dia masih membuka layanan untuk klien wanita, tapi tak menyangka setelah berkali-k
k wanita, dan hanya membuka untuk lelaki saja. Nomor ponsel
pun itu. Telinganya sangat menyukai pujian dari setiap lelaki. Desahan klien yang menikmati pijatannya menyenangkan untuk didengarkan. Apalagi dia b
erbeda provinsi. Mereka bahkan rela mengeluarkan uang untuk membayar transportasi Serafhine. Setiap jasa layanan dikenakan
n serta peraturan yang dia pakai sebelum klien membayarnya. Di awal banyak yang berpikir itu hanya candaan tapi saat berhadapan la
tak pernah ada niat untuk bertemu lagi, jadi dia sangat menikmati setiap tindakan yang diambil. Sangat menyenangkan ketika melihat waj
*
sekilas kerumunan orang di lantai disko. Di antara para perempuan dan lelak
kuk leher dan mengikat di pinggang kecilnya. Dipadukan dengan celana hitam lateks panjang, ya
dan keremangan. Sementara Serafhine yang sejak tadi menikmati dentuman musik yang menggetar
ka. Mengikuti alunan musik yang berdentum, Serafhine semakin menjadi, menggunakan tatapan memikat bersama gerak tubuh yang
ol yang diteguknya sebelum turun ke lantai disko. Kehangatan dari dalam kini kian memanas setiap kali t
at dekat. Lengan Serafhine mengalung ke leher lelaki yang berdi
linga Serafhine memberikan kesenangan. Ditambah lagi sentuhan da
anja ke hadapan lelaki yang bisa dibilang lumayan tampan. Tubuh
ping telah menarik tangan Serafhine. Tubuhnya berpindah cepa
enjadi tempat pelampiasan bagi para lelaki. Namun kali ini berbeda, ada kesenan
ini? Kenapa mereka hanya tertarik denganku? Apa karena ak
ng lelaki. Keduanya sangat dekat, jika bukan karena ada ujung hidung yang men
n alkohol. Bagaimana bisa bibirnya itu dinikmati oleh lelaki asing. Meski terpaksa setidaknya harus ada bayaran besar yang menguntungkan diri
cup bibirnya. Namun tangan Serafhine mendorong kuat. Senyuman kesenangan mulai memudar, sekarang sua
ncoba keluar dari kerumunan tiga orang itu sambil mengangguk dan tersenyum canggung, tapi salah s
ang diinginkan sang lelaki ketika dalam posisi seperti itu. Namun dekapan
ep
ramu saja sudah me
mengupayakan semua kekuatannya untuk melepaskan rangkulan dekapan lelaki itu dari pingg
sang lelaki
K!.