mil
RU
ar
R.D.L
Ajeng, yang membuat makh
perti di cengkeram. Saat ia menoleh ke arah bawah, dari
t berkuku hitam dengan guratan nadi berwarna biru it
dalam lantai marmer, dingin begitu menus
t apa pun ia berusaha, hanya
hnya terjerembab ke dalam
samar melihat seseorang sedang duduk dengan melipat kakinya. Wanita dengan
um sempat memperhatikan secara detail, tubuh langsin
Ia hanya bisa pasrah, saat wajahnya menoleh ke ara
taring yang panjang dan beraroma ubi ba
udah jatuh cinta padamu sejak kamu masuk ke rumah tua ini. Terima kasih sudah memb
tika. Di sela tangisannya terdengar
nya meneleng ke kiri, m
n kondisi mengenaskan. Layaknya penjara makhluk
uh belatung, tangan hanya satu, kaki terpotong, usu
Bi Jum
tu penjara terduduk orang yang ia kena
jeruji saat melihat Ajeng berada di gendongan makhluk
Non
mbali pecah saat melihat wanita yang sudah setia menja
pula entah datang dari mana makhluk bertubuh tinggi seperti
s! c
i-kali hingga darah segar mene
an Bi Jumi seketika mengaung
maafin
ruangan menangis terisak. Sesak dalam dad
gh
i berkarat yang penuh dengan noda darah, bau anyir sek
-uhuk
g hanya ada sedikit sinar. Entar sinar apa, tapi Aj
akit. Ia menarik kakinya d
hat pada suatu sudut ruangan, dad
menatap ke arah lain, perlahan menggeser tubuhnya dan me
asing di hadapannya. Tanpa senyum dan tatapan koso
nyak bercak darah, wajah putih pucatnya meski juga penuh luka, masih menampakkan
n tubuhnya. Kembali duduk di depan kaca sembari melant
menyapa. Ia yakin wanita itu
r dan menyisir rambutnya. Lantunan nada lagu ter
nita itu dari cermin yan
elamaan menjadi sangat cepat, disertai t
ntok hingga menyebabkan k
a lebih erat. Tubuhnya gemetar hebat. Darah
ahnya sendiri dan membuat wajah
an mata itu ke dalam mulutnya, mengunya
pecah menghadapi pemandangan mengeri
angkah menuju pintu, sempat menghadap ke arah Ajeng dan memamerka
," selamat datang di alam ini, pendosa. Kau dan keluarg
ma! tolong
*
mar Ajeng, tapi sayang, tenaga mereka tak
tak lagi terdengar, kedua bocah
, Kak!" te
li memanggil Mama, tapi s
k. Kakak usaha buka p
tolong dulu kak Ajeng, nanti b
a Bi Jumi terdengar, membuat Ghandy dan Bagas te
dari mana, Bi Jumi kini
t wajahnya datar. Membawa
tar tubuhnya dan mulai m
ndy, mengikuti langkah B
agu dan perasaannya
ta Bi Jumik kita
andy dan Bagas pun menghentikan langkahnya. Jar
ari Bi Jumi yang membuat bulu kuduk
eratus delapan puluh derajat denga
gga lantai dengan tat
eketika gemetar hebat
*