Aku tak akan pernah mencintaimu, tidak akan pernah! Secep
adi suaminya, berkata dengan kasar pada Stella, sea
tai oleh laki-laki yang telah hidup bersamanya selama tiga tahun belak
sih kurang bagi se
gantikan saudara angkatnya untuk menikah dengan Dominic, mungkin saat ini Stella masih mengh
erima pernikahan dengan Domin
senangannya dan menjadi istri p
dapatkan aroma parfum lain melekat di pakaian suami yang
berhak menyampaikan keberatan atas perbuatan Dominic di luar sana. Stella sendiri tak tahu, berapa
ri di depan cermin besar untuk mengenakan dasi. Stella mendekati Dominic, mengulu
akanmu pergi dari sisiku. Selamanya!" ketus Dominic dengan tatapan dingin dan
memiliki telinga dan ingatan yang kuat unt
inic memotong kalima
apikan dasi, Stella mengekor dari belakang sepe
apa yang ada di pikirannya. Apa mungkin Dominic memi
untuk terus melawan Dominic, tapi dia tak bisa terus menaha
sakah kau bersik
enjepit dagu dagu Stella
Dominic Anderson, harus bersika
u," jawab S
ya semakin lama semakin mengencang
Wahai Wanita! Apa kau berpikir, ke
inic tak perna
a tidur di ruang
-laki tampan di hadapannya sekarang. Tapi alih-alih menyentuhnya, justru D
ang dia
pakaian usang yang
bunyikan kesedihannya saat ini. Jika saja mati adalah pilihan yang
sudah tak layak," jawab Stella pelan d
arannya cukup tajam untuk men
lalu melirik Stella sesaat sebelum dia bena
sa
ki
rgai sebagai seorang istri. Mungkin ada yang sa
ki berhati dingin sepertimu," ucap Stella sekali la
nya untuk Stefani. Kau paham? Jadi, jangan menyalahkan aku dengan sikapku. Aku lebih baik bersama wanita
rongkongannya tercekat, lidahnya kelu, tak
gal dan jasadnya tak pernah ditemukan, orang
kat perempuannya-semasa mereka masih hidup
hanya di depan orang lain dia akan berpura-p
an, mengejek dirin
di atas lantai dingin mansion, me
u keluarga sebenarny
in dia pe
gan sepertinya tak
ngurus perceraian ini, seperti maumu," ucap Stella pelan, m
darinya? Pikir
Stella yang sedang memandangi dirinya
rambutnya, merasakan simpatik sejak pertama Dominic
ehidupan, begitu sunyi, terasa dingin, dan wanita cantik bertubuh
dalam etalase pajangan toko. Ketika dia berbicara, seketika semua terdiam merasa tenang, seperti
bisa mampu membenci w
ggil Kate, kepala pelayan
annya ke arah Kate. Kedua matanya sudah merah, tapi dia
a, Bibi
Muda masih sa
ya dia berbicara seperti itu. Bagaimana jika
sudah tak tahan, Bibi Ka
Apa Nyonya Muda akan menerima pe
an kalimat berikutnya, "Aku yang akan mengurus percer