leh ke belakang, karena dia mengenal denga
g melihat satu tangan puteri kesaya
mengenal dengan betul siapa pria yan
pria yang saat ini masih belum melepaska
erhormat, buat apa kamu ber
ada di dalam toko, dan baru saja dia membantu Ste
ap di bahu kanan Dominic, sehingga pria
tung
i sini?" Stella mengulan
Kilatan cahaya di mata Dominic, membuat Stella bergidik ngeri. Dia sudah sering melihat Dominic marah dan mengacuhkannya berhari-hari. Tapi kilatan yan
gilan dariku. Rupanya kamu sedang b
ng terjadi de
um bercerai denganku, Stella Wilson, tapi kamu sudah berani berjalan
itu, dia tak pernah suka jika ada orang lain yang terlihat menyukai barang milikn
endiri, wajahnya terlihat pias menatap ke arah toko
ebentar lagi aku akan mengurus perceraian kita, jadi kamu tak perlu takut j
tolong," ucap Dominic
Ingat sebentar lagi, setelah malam ini aku menemanimu ke acara ulang tahun mendia
saja sifatnya yang selalu seperti iblis pada akhirnya membuat Stella
temen sempitmu itu! Kamu akan pulang denganku!" bentak Dominic Anderson dengan nada tinggi. Membua
ganku, aku ingin mengam
tella lalu berkata, "
gande
ini Dominic enggan disentuh oleh Stella, dan kali
an menuju mall, kepala p
pengunjung toko lainnya tak henti-hentinya mengagumi sosok Dominic ya
se tak semp
ik kartu Amex Black Card milik Dylan dari tangan kasir. Dilemparkan kartu itu pada Dyl
lan mendekati Dominic, dan mengusap bahu Dominic. Wajahnya tampak seperti penjilat sejati yang sama sekali tak t
ya, Tuan Mud
atap kedua anak beranak
a gunanya polisi?" jawab Dominic dengan ketus. Entah dariman
karena menahan rasa malu
menunjuk ke arah Ruby dan Dylan dengan dagunya. Dia memicingkan kedua matanya p
lan dan Ruby
ani berlaku kasar, hubungi aku, aku akan membuat perhitungan dengannya." Dylan menatap tajam pada D
aat itu juga, melihat kelakuan Dominic yang memperlakuka
ang pria dari golongan B berkata akan membuat perhitungan dengan seorang
inic merasa
sembilan nyawa, sehin
aku masih mampu melawanmu. Kamu pikir dengan kekayaanm
pasti sebentar lagi akan terjadi perang teluk di antara kedu
ani pria setengah waras itu, doakan saja, S
ul Ruby begitu mendengar kata-katanya barusan, ber
Ad
am, tingkah laku Dominic benar-benar sepe
kaplah dewasa. Sekarang bayar ga
pada mereka, langsuung melangkah keluar dari dalam toko tanpa membeli ap
lis berwajah tampan berkedok suami, yang selama tiga tahu
pun berkata, "Percuma aku memberimu banyak uang untuk me
erikan uang, aku akan meng
ng sudah kusedekahkan pada wani