ri - pukul 02
kelautan yang duduk di kursi nomor 12A dalam penerbangan XZ
an yang menggerayangi benaknya. Mata dia picingkan cukup lama, namun dia tak terlap jua dalam mimpinya, padahal sisa perjalanan menuju Biak masih lama. Waktu me
promi nih, padahal..... sisa perjalanan menuju Biak m
uar pesawat melalui kaca jendela. Tak disangka......, seketika dia men
arrrrr.....! .....b
....!" Rosma m
lat berliku-liku yang muncul tak jauh dari pesawat. Angkasa malam m
bola mata Rosma menangkap adanya sebuah bayangan putih yang berada tak jauh dari pesawat. Jidat Rosma berkerut-kerut meli
pun bahkan dia tekankan ke kaca jendela dengan kuat. Rosma membesarkan bola matanya, dia perhatikan dengan seksama, dan kini bayangan putih itu
ing pesawat mereka. Rosma terus mengamati, dia membuka matanya lebih lebar lagi, pesawat itu terlihat semakin jelas. Rosma memp
erlihat, begitu menyilaukan mata, menyerupai lampu mercu suar yang bersinar di malam buta. Rosma tercengang, dia semakin membelalakkan matanya. Terlihat la
.!" Ucap Rosma t
ya tuh, wajahnya mirip aku lagi.....!" Da
gosok dengan kedua tangannya karena saking tak percaya. Rosma lebih melotot lagi, lalu kembali gosok-gosok
muda mirip Rosma seperti tadi, tapi kali ini mirip nenek-nenek usia lebih dari 90 tahun. Kulit wajah wanita tua itu berkerut-kerut seperti
kaca jendela. Jaket yang dia pakai untuk menahan dinginnya malam langsung dia buka, kemudian diselimutkannya menutu
*
dem, kini Rosma dikejutkan lagi oleh suara 'kraaak...., kraak...., kraak......' Sepertinya terjadi retakan pada badan pesa
melongok...., penglihatan Rosma langsung tersendat. Kedua bola mata Rosma terbelalak membulat penuh m
omor 13......?" Pikiran Ros
emakin mencongakkan wajahnya lebih dekat lagi ke ar
gka itu ya.....?" Rosma
un, Rosma tahu benar itu. Di saat memasuki pesawat tadi Rosma juga sempat melihat
mpang mulai dari nomor 13A hingga 13F benar-benar ada muncul tepat di belakangnya. Di sepanjang deretan kursi itu dilihatnya ad
a juga sudah ada di sana....?" Lagi-lagi Rosma terperanjat melihat,
m ruangan pesawat itu, hingga matanya yang lelah kini tak bisa lagi dia picingkan. Rosma
i muncul di balik jendela kini tak lagi terlihat olehnya, yang tampak hanyalah lampu navigasi berwarna puti
lembut terlihat bergerak seiring lajunya pesawat. Entah mengapa, Rosma begitu tertarik melihatnya. Dia semakin mendekatkan wajahnya ke kaca je
ilustrasi gambar seekor ular naga yang keseluruhan tubuhnya berwarna putih. Atau juga kadang-kad
ri cerita mulut ke mulut, katanya di langit masalembo itu kerap sekali muncul penampakan-penampakan aneh seperti seekor ular naga berwarna putih. Terkadang mirip kuda kepang menyembu
berada di langit masalembo?" Pertanyaan itu
gkinlah...!" Desah hati Rosma menc
menyibak gundah di hatinya. Dan lagi-lagi, sesuatu yang mengejutkan menyengat penglihatan Rosma. Sebuah sambaran halilintar
t...!" Pantat Rosma
a yang disaksi
n menggelegar walau tidak tersambar. Laksana tembakan kanon roket ke udara, cahaya kilat itu berkejar-kejaran, t
s deh....!"
an listrik tegangan tinggi. Darah seakan terhenti mengalir sesaat. Cepat-cepat Rosma memaling
k jantungnya yang bergejolak menyentak-nyentak. Mengademkan kepala yang menggelegar panas w
*
perempuan usia antara 7 sampai 9 tahun yang duduk di sana, serta banyaknya lagi penampakan aneh lai
berangkatan tadi juga tersiar kabar bahwa dua buah pesawat hilang s
ke belakang sembari memanjakan punggungnya di sandaran kursi, namun pikiran Rosma tetap saja tak bisa tenang. Walaupun han
lalu dia jentik-jentikkan di jidat. Seperti orang kurang kerjaan, begitulah tingkah Rosma kini terlihat. Bahkan juga, jari telunjuknya itu kemudian dia jilat-jilat,
e arah penumpang, pramugari itu buru-buru melangkah menuju kabin pesawat bahagian belakang. Entah gerangan apa sebenarnya yang ada da
ari itu. Hingga pramugari itu menghilang di balik tirai kabin
n boneka dengan teman-temannya. Begitu kerasnya suara itu terdengar hingga menusuk-nusuk tajam gendang telinganya. Rosma tahu pasti arah datangnya suara itu, berasal dari ruangan kabin pesawat
emudian....., suara-suara misterius itu muncul lagi. Kali ini yang didengar oleh Rosma adalah suara-suara tangisan bayi. Suara itu tak henti-hentinya terd
swa ilmu kelautan yang duduk di kursi 12B, tepat di sampingnya. Danu memejamkan mata sedang tidur, tapi kaki dan tangan
gunkan. Danu masih memejamkan ma
anggil Rosma kesal. Headset yang a
.! kok kasak-kusuk begitu....!" Ger
yang aneh
angan usil
tuh ada se
h. Mahasiswa penakut itu langsung membuka bola ma
wajah kamu sampai p
t ini, soalnya dari tadi aku dengar ada suara bayi nangis, dan juga anak kecil t
.? yang benar saja kamu itu Ros..
swear deh, aku
g pada tidur." Pandangan Danu mengelilingi ruangan pesawat
benar dengar kok Dan.
, ngaco aja
u harus berpura-pura kalau aku memang
ja itu mungkin....!" S
i..., hih, terdengar bergema, lihat kulit aku jadi merinding begini." Rosma terli
Ros..? aku jadi bingung." Danu ikut-ikutan tegang. Ketakutan mulai m
ncul lagi....!" Rosma kini
uara apa maksud kamu.!" Kulit wajah
menangis....., nah sekarang mereka malaha
!" Danu meninggik
ruangan kabin pesawat. Namun Danu tak mendengarkan suara apa-apa di sana. Pan
uk jidat. Dia juga berdiri, kemudian ikut mencari-cari, walau dia sendiri tak tahu apa sebenarnya yang harus dia cari. Danu melongokkan kepala k
da suara bayi
an, aku men
ng-orang malah semakin nyenyak tidurnya, mana a
, aku nggak main-main lho, a
g kamu masih
sekarang." Rosma memasang telinganya tajam-tajam, ra
u atau anak kecil tertawa yang kamu denga
ngis dan ada juga yg ketaw
nggak den
amu nggak dengar...?"
ini aku dengar Ros."
ara apa
ra orang
yeeeeeeee
*