irinya. Tapi entah kenapa, rasanya tidak sesakit seperti yang dia rasakan saat ini. Sudah cukup memalukan dia datang ke hadapan Adnan sebagai seora
dak dengar apa yang kuka
saat ini bukanlah Adnan yang dikenalnya dulu. Adnan yang tak p
lugu, sekarang telah berubah menjadi perempuan penjaja kehangatan yang sudah pernah tidur dengan banyak lelaki. Lagipula, saat mereka berpisah dulu, Renat
dari duduknya. Perempuan itu berlalu menuju kamar mandi yang ada di kamar hot
tubuhnya dengan air, lalu menggosoknya dengan sabun yang tersedia di sana. Sembari mandi
apat dia jelaskan jika dirinya mengingat senyuman lelaki itu. Namun, cepat-cepat Renata menghapus cairan bening
pada sebelumnya, perempuan itu pun keluar dari
saat melihat Renata sudah selesai membersihkan diri. Matanya tam
ya sudah bisa memulainya sekarang
lekat menatap Renata, hingga membuat peremp
nggan lain yang menunggumu malam ini setelah aku?" tanya
sahut Renata den
ah, namun mampu membuat Renata terkesiap dengan ra
tawanya. Lelaki itu menghenyakkan tubuhnya di pinggiran tempat tidur, kemudian mengamb
u puas," titah Adnan lagi sembari menjentikkan jari, mengisyaratkan agar
um. Dia melangkah mendekat, lalu duduk di pinggiran tempat tidur menghadap ke arah Adnan.
n pasanganku saja, tidak dengan perempuan panggilan." Sekali lagi Adna
ya. Tanpa sadar perempuan itu menggenggam jari-jarinya yang bergetar heba
imana. Jelas sekali jika Adnan menyewanya malam ini bukan benar-benar untuk mela
mu mahal, tapi kenapa kamu malah seperti terpaksa
Renata kembal
berang. Raut wajah lelaki itu terliha
embalikan waktu dan uangku yang terbuang sia-sia karena ketidakcakapanmu? Asal kamu tahu sa
ntarkan ucapannya barusan hanya karena marah pada sikapnya saat ini dan tak ada hu
sih dengan posisi menghadap ke arah Adnan. Terlihat perempuan itu menghela nafasnya sekali lagi,
. Tapi sejurus kemudian, dia kembali tersadar jika yang ada di hadapannya saat
mengambil posisi di atas tubuhnya apalagi saat Renata mulai memb
ng sia-sia. Lakukan pekerjaanmu dengan baik," gumam
bagian-bagian tubuhnya yang lain, persis seperti perlakuan seorang tuan kepada budaknya, sedangka
k melakukan apa saja padamu." Adnan kembali be
saha untuk menguatkan hatinya. Dia sudah pernah dilecehkan lebih parah daripada ini, bahkan sampai men
tu juga, tapi sekuat tenaga dia tahan agar hal itu tak sampai terjadi. Mau semenyakitkan apa rasa yang saat ini menghujam dadanya, di