or
p
an begini akhirnya, melihat bagaimana borosnya mereka meng
menunggu ia s
dan tambang lagi ngadat."
k sampai terpikir
bank hampir milyaran, Dik ... belum lagi
. "Ya Allah sejak dulu aku menentang k
disita. Sebagian isinya diambil Ju
os sekali. Belum setahun sudah mandi
n. Lunasi semua, biarkan barang habis asal lepas dari pinjaman, apalagi yang berbunga
h itu juga suratnya di bank, paling-paling disit
anak tertua yang meminta jajan padaku. Kamu memang lemah atur keuangan, Mas. Ta
a menyusut, banyak yang berhenti cari kerja lain. Suratnya pun aku pakai buat nyari dana kemarin pas lagi sulit-sulitnya, jadi kurasa tida
ada orang mau membeli bangunan yang sedang berm
ngkat wa
u ki
nya untuk ngebulkan dapur, biaya anak sek
sa mulai usah
emerutuk gigi menahan geram, darah
a apa-apanya. Ayo kita mulai lagi. Aku sedan
memohon ke sini, tapi saat senang kau hamburkan dengan hujan
u meninggi. "Ini sudah tidak ada hubungan denganku. Obrolkan baik-baik dengan April, mulailah
ntar lalu memanda
? Tabungan asuransi masa tua
ertawa tanpa suara. Silakan Mas Danang buat keputusan sendiri, yang pasti aku gak sanggup berpikir ya
a. Doakan saja itu lancar. Mas harus bangga pada mereka. Kita akan punya dua calon dokter, keturunan Danang Wiratama,
unganku empat, Mas. Jadi tolong jangan tambah lagi. April kan belum punya anak, yang ia pikirkan cu
ya. Ah ternyata ia cepat menua saat jauh dariku.
tan RW sudah terlepas, apalagi kegiatan bersama karibnya berkurang, acara penting pun mulai tak diundang. Kura
rumah Danang disita? Ada tul
sung menanyai itu
rita," dustaku segera mengalihkan
sebagai pemasok bahan. Kita sama-sama perempuan yang aktif bisni
Apa beneran gak mau tahu? Aku juga pe
mending pikirin nyari
ereka ingin kulepas. Biarkan a
a je
pamit pada kawan ini m
puan berjalan kaki di trotoar sebera
ambat la
u ia segera naik ke boncengan, memeluk tubuh lelaki be
juga aku harus mengurusi? Kembali kulajuka
dibayar sama? Kasihan
teman, sebab ia tak cerita apa pun saat kami bertemu. Hanya wajah kusut yang makin kurus itu memberitakan secara tak
nyusul sang kakak masuk perguruan tinggi negeri juga di ibukota. Keinginan mereka sekolah jauh, dan aku han
ng empat kota. Mas Danang juga baru buka toko ponsel di pasar
pentingkan hutang tidak ada," ucapku saat ia ad
. Ia masih manja pada bapaknya. Sambil kami ngobrol Denok sesekali menyahut sam
terbuka kapan ia mau bicara dan datang ke rumah,
ah ikut?" Denok bertanya.
oleh aya
hlah, ya
gguk, tak
nda Apri
yuruh anak-anak memanggil istrinya Bunda. Aku pun geli kalau sampai putri-putriku memanggil April begi
mana kalau Ka
l Almira, kalau mau liburan sendiri silakan s
kan dibedakan begini. Urusan ekonomi aja kalian sudah
naik ke ubun-ubun. Sepertinya
a." Kupandangi tenang bungsuku itu. Meski mereka sudah besar
jadi sensitif, ia
sudah terl
an macam apa ini, Mas?
h lama kubiarkan keuangan kamu kuasai, Soraya. Kamu pikir aku
dalam pekerjaanku. Ke sini ku kira baik-baik saj
"Kita bicara
kan paham, biar tahu i
irrull
mbali
brik yang sekarang makin laku? Mana bagianku? Selama ini aku diam tanpa mau tanya, berharap kamu sadar ada hakku di sana.
i, semua isi hatinya seperti
ng apa? Bagus dong kalian bisa merintis usaha yang hebat. Masih bisa naik
gianku dari har
segera terdiam. Aku tertawa
upanya." Lagi tawa berusaha kutahan. "Itu milik anak-anak, Mas, bukan milik kita. Semua s
dam, tampak raha
nak putus sekolah gara-gara sikapmu. Menyes
eluarga yang haru
emariku ma, Mas, yang harusnya jadi tanggung jawabmu. Harus Mas tau kami tidak kekurangan, aku ga
ncang. Lalu tanpa salam ke luar pintu. Aku terhenyak di tempat
asih naik avanza, Mas. A
perasaanku